Anda di halaman 1dari 12

DASAR-DASAR METODE MONTESSORI

• Semua pendidikan ialah pendidikan diri sendiri.


• Dasar, tujuan, pedoman dalam pendidikan ialah diri anak, dengan
pembawaan serta kesanggupan dan kodratnya (pedosentris). Segala
usaha harus ditimbulkan dari dalam anak.
• Anak didik harus mendapatkan kebebasan dalam mengembangkan
diri.
• Semua panca indera anak harus mendapat kesempatan untuk
berkembang sebaik-baiknya.
• (Sumber: https://www.neliti.com/publications/117909/konsep-montessori-tentang-pendidikan-
anak-usia-dini-dalam-perspektif-Pendidikan)
DASAR-DASAR PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA
• Dalam prinsip pendidikan, Ki Hajar Dewantara sangat mengutamakan
kemerdekaan lahir dan batin, yang dimaksud dengan kemerdekaan lahir
dan batin adalah kemampuan untuk mengatur kehidupan sedemikian
rupa, sehingga dalam keaadaan apa pun kita dapat menaati secara suka
rela dan ikhlas, secara jujur dan konsekuen.
• Sistem pendidikan hendaklah didasarkan kepada hidup kemanusiaan,
yaitu keluhuran budi dan bersendi kepada segala sikap peradaban
bangsa.
• Dalam metodologi pendidikan, metode yang digunakan Ki Hajar
Dewantara tidak jauh berbeda dengan metode yang digunakan pada
masa sekarang, yaitu antara lain: metode latihan, metode bermain peran,
metode demonstrasi, metode pemberian tugas, metode tersebut
digunakan Ki Hajar dewantara untuk mencapai tujuan pendidikan.
• (Sumber: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/5767)
Ing ngarso sung tulodo
(Di depan memberi teladan)

Ing madyo mangun karso


(Di tengah membangun kekuatan jiwa)

Tut wuri handayani


(Di belakang memberi
dorongan/semangat/motivasi)
DASAR-DASAR PENDIDIKAN KAYU TANAM
• Pendidikan INS Kayu Tanam memiliki asas-asas sebagai berikut: (1)
berpikir dan rasional, (2) keaktifan dan kegiatan, (3) pendidikan
masyarakat, (4) memperhatikan pembawaan anak, dan (5)
menentang intelektualisme (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 2005:
218)
• Setelah kemerdekaan, asas-asas tersebut dikembangkan menjadi
dasar-dasar pendidikan yang mencakup sebagai berikut. (1)
Ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Kemanusiaan. (3) Kesusilaan. (4)
Kerakyatan. (5) Kebangsaan.
(6) Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan. (7) Percaya
diri sendiri juga pada Tuhan. (8) Berakhlak (bersusila) setinggi mungkin.
12 Setya Raharja, Penyelenggaraan Pendidikan Indonesia Nederlandche
School (INS) Kayu Tanam , No. 01/Th IV/April/2008 hal. 9-19). (9)
Bertanggung jawab atas keselamatan nusa dan bangsa. (10) Berjiwa
aktif positif dan aktif negatif. (11) Mempunyai daya cipta. (12) Cerdas,
logis, dan rasional. (13) Berperasaan tajam, halus, dan estetis. (14)
Gigih atau ulet yang sehat. (15) Correct atau tepat.
• 16. Emosional atau terharu. 17. Jasmani sehat dan kuat. 18. Cakap
berbahasa Indonesia, Inggris, dan Arab. 19. Sanggup hidup sederhana
dan bersusah payah. 20. Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan
dengan alat serba kurang.
21. Sebanyak mungkin memakai kebudayaan nasional waktu mendidik.
22. Waktu mengajar, para guru sebanyak mungkin menjadi objek, dan
murid-murid menjadi subjek. Bila hal ini tidak mungkin barulah para
guru menjadi subjek dan murid menjadi objek. 23. Sebanyak mungkin
para guru mencontohkan pelajaran-pelajarannya, tidak hanya pandai
menyuruh saja. 24. Diusahakan supaya pelajar mempunyai darah
ksatria; berani karena benar. 25. Mempunyai jiwa konsentrasi. 26.
Pemeliharaan (perawatan) sesuatu usaha. 27. Menepati janji. a.
Sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan menimbangnya dulu sebaik-
baiknya. b. Kewajiban harus dipenuhi. 28. Hemat.
TUJUAN PENDIDIKAN INS KAYU TANAM

• Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan.


• Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
• Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat.
• Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
• Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
(Sumber: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/02.Setya%20Raharja%20April%202008.pdf)
PENDIDIKAN NASIONAL
• Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
• Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

BERIMAN DAN BERTANGGUNG


BERTAKWA MANUSIA JAWAB
INDONESIA
BERAKHLAK (UU Sisdiknas
No.20 Th
DEMOKRATIS
MULIA
2003)

SEHAT MANDIRI

BERILMU KREATIF

CAKAP
• Dalam bukunya, Deschooling Society, Ivan Illich
menggambarkan sekolah dengan empat ciri utama “I
shall define school as age specific, teacher related
process, requiring full time attendance at an obligatory
curriculum.” (Sumber: https://kavling10.com/2020/09/kritik-kritik-ivan-illich-
kenapa-kita-tidak-butuh-sekolah/)
• Ivan Illich (1982: 36) mengartikan sekolah sebagai proses
yang dikhususkan untuk umur tertentu dan yang berkaitan
dengan guru, yang menuntut kehadiran purna
waktu dalam mengikuti suatu kurikulum wajib.
• We have all learned most of what we know outside
school.
TUGAS
• Bandingkanlah ketiga konsep dasar pendidikan (Montessori, Ki Hajar
Dewantara, dan Kayu Tanam) tersebut untuk menemukan persamaan
dan perbedaannya!
• Rumuskanlah persamaan dan perbedaan ketiga konsep pendidikan
tersebut!
• Carilah konsep belajar (pembelajaran) menurut
A. Skinner
B. Brunner
C. Ausubel
D. Vigotsky

Anda mungkin juga menyukai