4.1.Hasil penelitian
rekam hasil kultur bakteriologis dan uji resistensi antibiotik dari laboratorium
mikrobiologi RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2013).
Telah dilakukan penelitian analisis pola kuman dan pola resistensi antibiotik
dengan menggunakan data resistensi bakteri dan rekam medik. Penelitian diawali
dengan perolehan 1058 sampel dari ruang ICU dan ruang Perinatalogi RSUD Dr
H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Sampel terdiri dari 5, yaitu sampel darah,
pus, urin, sputum dan feses. Pada sampel didapatkan kuman-kuman suspek infeksi
dan Pseudomonas.
Darah (796
7,3% )
Urin (165
)
15,6% Sputum (77)
Pus (19)
Feses (2)
75%
bahwa dari 1059 sampel di ruang ICU dan Perinatalogi RSUD Dr H. Abdul
berbagai macam penyebab. Dari jumlah total 1059 sampel yang dikelompokkan
berdasarkan ruangan, yaitu pada ruang ICU dan ruang Perinatalogi yang
ditemukan suatu bakteri dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini.
48
Keterangan
: (439)
ICU
Peri (620)
(41,5)%
(58,5)%
Perinatalogi yaitu 620 sampel dengan presentase 58,5 %, dan diikuti dengan
Keterangan :
(649
Ada Pertumbuhan Bakteri )
(38,7 Tidak Ada Pertumbuhan (410
%) Bakteri )
(61,3
%)
sampel dengan presentase 61,3 % dan yang tidak terdapat pertumbuhan bakteri
didapatkan dari ruang ICU dan ruang Perinatalogi. Beberapa kuman patogen
Tabel 4.1 Distribusi jenis kuman yang temukan pada pasien di ruang ICU
Tabel 4.2 Distribusi jenis kuman yang ditemukan pada pasien di ruang
Perinatalogi
Sampel
No Jenis Kuman Jumlah %
Darah Pus Urin Sputum Feses
1 Staphylococcus 9 9 2,2
2 Pseudomonas 47 1 48 11,7
3 Alcaligenes 121 121 29,3
4 Klebsiella 58 2 1 61 14,8
5 Enterobacter 77 1 1 79 19,2
6 Proteus 87 2 89 21,6
7 Streptococcus 2 2 0,5
8 Candida 2 2 0,5
9 Escherichia coli - -
10 Lain-lain 1 1 0,2
Total 402 6 2 2 412 100
1059 sampel yang didapat dari ruang ICU dan Perinatalogi terdapat pertumbuhan
Klebsiella, Proteus dan Escherichia coli. Pada ruang ICU yaitu Staphylococcus
Dari hasil uji resistensi yang telah dilakukan di laboratorium Patologi Klinik
RSUD Dr H Abdul moeloek Bandar lampung pada Januari 2014 sampai dengan
Desember 2014, didapatkan data yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
No Antibiotik R % I % S % Jml
1 Amoksisilin As Klavulanat 4 100% 4
2 Penisilin 3 75% 1 25% 4
3 Tetracycline 2 50% 2 50% 4
4 Trimetoprim 4 100% 4
5 Kloramfenikol 3 75% 1 25% 4
6 Ceftazidime 2 50% 2 50% 4
7 Cefotaxime 3 75% 1 25% 4
8 Cefoperazone Sulbactam 4 100% 4
9 Cefepime 3 75% 1 25% 4
10 Cefpirome 3 75% 1 25% 4
11 Ceftriaxone 3 75% 1 25% 4
12 Sulbactam-cefpirome 2 50% 2 50% 4
13 Meropenem 1 25% 3 75% 4
Keterangan : - R = Resistant
- I = Intermediate
- S = Sensitive
No Antibiotik R % I % S % Jml
1 Amoksisilin As Klavulanat 11 68,75% 1 6,25% 4 25% 16
2 Penisilin 16 100% 16
3 Tetracycline 13 81,25% 3 18,75% 16
4 Trimetoprim 14 87,5% 2 12,5% 16
5 Kloramfenikol 9 56,25% 1 6,25% 6 37,5% 16
6 Ceftazidime 10 62,5% 1 6,25% 5 31,25% 16
7 Cefotaxime 14 87,5% 2 12,5% 16
8 Cefoperazone Sulbactam 14 87,5% 2 12,5% 16
9 Cefepime 8 50% 3 18,75% 5 31,25% 16
10 Cefpirome 13 81,25% 3 18,75% 16
11 Ceftriaxone 13 81,25% 1 6,25% 2 12,5% 16
12 Sulbactam-cefpirome 4 25% 12 75% 16
13 Meropenem 5 31,25% 11 68,75% 16
Keterangan : - R = Resistant
- I = Intermediate
- S = Sensitive
68,75%.
No Antibiotik R % I % S % Jml
1 Amoksisilin As Klavulanat 37 64,9% 5 8,8% 15 26,3% 57
2 Penisilin 57 100% 57
3 Tetracycline 52 91,2% 5 8,8% 57
4 Trimetoprim 52 91,2% 5 8,8% 57
5 Kloramfenikol 51 89,5% 1 1,8% 5 8,8% 57
6 Ceftazidime 39 68,4% 5 8,8% 13 22,8% 57
7 Cefotaxime 54 94,7% 1 1,8% 2 7,4% 57
8 Cefoperazone Sulbactam 49 86% 3 5,2% 5 8,8% 57
9 Cefepime 28 49,1% 9 15,8% 20 35,1% 57
10 Cefpirome 48 84,2% 2 3,5% 7 12,3% 57
11 Ceftriaxone 49 86% 3 5,3% 5 8,7% 57
12 Sulbactam-cefpirome 5 8,8% 52 91,2% 57
13 Meropenem 8 14% 49 86% 57
Keterangan : - R = Resistant
- I = Intermediate
- S = Sensitive
presentase 86%.
No Antibiotik R % I % S % Jml
1 Amoksisilin As Klavulanat 30 61,2% 1 2% 18 36,8% 49
2 Penisilin 48 98% 1 2% 49
3 Tetracycline 36 73,5% 1 2% 12 24,5% 49
4 Trimetoprim 47 95,9% 2 4,1% 49
5 Kloramfenikol 30 61,2% 19 38,8% 49
6 Ceftazidime 21 42,9% 2 4,1% 26 53% 49
7 Cefotaxime 41 83,6% 4 8,2% 4 8,2% 49
8 Cefoperazone Sulbactam 33 67,3% 6 12,2% 10 20,5% 49
9 Cefepime 22 44,9% 3 6,1% 24 49% 49
10 Cefpirome 36 73,5% 4 8,2% 9 18,3% 49
11 Ceftriaxone 39 79,6% 2 4,1% 8 16,3% 49
12 Sulbactam-cefpirome 13 26,5% 36 73,5% 49
13 Meropenem 18 36,7% 1 2,1% 30 61,2% 49
Keterangan : - R = Resistant
- I = Intermediate
- S = Sensitive
Tabel 4.7 Pola Resistensi Bakteri Escherichia coli pada ruang ICU
No Antibiotik R % I % S % Jml
1 19,2
Amoksisilin As Klavulanat 21 80,8% 5 % 26
2 15,4
Penisilin 22 84,6% 4 % 26
3 26,9
Tetracycline 19 73,1% 7 % 26
4 Trimetoprim 23,1
20 76,9% 6 % 26
5 Kloramfenikol 42,3
14 53,9% 1 3,8% 11 % 26
6 Ceftazidime 16 61,5% 3 11,5% 7 27% 26
7 23,1
Cefotaxime 20 76,9% 6 % 26
8 23,1
Cefoperazone Sulbactam 20 76,9% 6 % 26
9 30,8
Cefepime 16 61,5% 2 7,7% 8 % 26
10 23,1
Cefpirome 18 69,2% 2 7,7% 6 % 26
11 19,2
Ceftriaxone 19 73,1% 2 7,7% 5 % 26
12 57,7
Sulbactam-cefpirome 11 42,3% 15 % 26
13 84,6
Meropenem 2 7,7% 2 7,7% 22 % 26
56
Keterangan : - R = Resistant
- I = Intermediate
- S = Sensitive
presentase 84,6%.
No Antibiotik R % I % S % Jml
1 4 55,6
Amoksisilin As Klavulanat 44,4% 5 % 9
2 11,1
Penisilin 7 77,8% 1 11,1% 1 % 9
3 3 66,7
Tetracycline 33,3% 6 % 9
4 Trimetoprim 3 33,3% 6 66,75 9
5 Kloramfenikol 4 55,6
44,4% 5 % 9
6 44,4
Ceftazidime 5 55,6% 4 % 9
57
7 33,3
Cefotaxime 5 55,6% 1 11,1% 3 % 9
8 44,4
Cefoperazone Sulbactam 4 44,4% 1 11,1% 4 % 9
9 55,6
Cefepime 4 44,4% 5 % 9
10 55,6
Cefpirome 4 44,4% 5 % 9
11 44,4
Ceftriaxone 5 55,6% 4 % 9
12 77,8
Sulbactam-cefpirome 2 22,2% 7 % 9
13 88,8
Meropenem 1 11,1% 8 % 9
Keterangan : - R = Resistant
- I = Intermediate
- S = Sensitive
No Antibiotik R % I % S % Jml
1 Amoksisilin As Klavulanat 37 77 2 4,2 9 18,8 48
58
79,1%.
No Antibiotik R % I % S % Jml
1 26 8 13,1 27 44,2
42,6%
Amoksisilin As Klavulanat % % 61
2 Penisilin 59 96,8% 1 1,6% 1 1,6% 61
3 30 31 50,8
49,2%
Tetracycline % 61
4 Trimetoprim 14 23% 33 54% 14 23% 61
5 Kloramfenikol 31 2 28 45,9
50,8% 3,3%
% 61
6 36,1
55,7% 8,2%
Ceftazidime 34 5 22 % 61
7 31,1
60,7% 8,2%
Cefotaxime 37 5 19 % 61
8 11,5 42,6
45,9%
Cefoperazone Sulbactam 28 7 % 26 % 61
9 Cefepime 22 36,1% 3 4,9% 36 59% 61
10 14,8 52,6
32,8%
Cefpirome 20 9 % 32 % 61
11 44,3
47,5% 8,2%
Ceftriaxone 29 5 27 % 61
12 72,1
27,9%
Sulbactam-cefpirome 17 44 % 61
13 85,2
14,8%
Meropenem 9 52 % 61
Keterangan :- R = Resistant
- I = Intermediate
- S = Sensitive
Pada ruang Perinatalogi kuman Klebsiella memiliki resistensi terhadap
No Antibiotik R % I % S % Jml
1 Amoksisilin As Klavulanat 36 40,4% 9 10,1% 44 49,4% 89
2 Penisilin 84 94,4% 5 5,6% 89
3 Tetracycline 39 43,8% 4 4,5% 46 51,7% 89
4 Trimetoprim 76 85,4% 13 14,6% 89
5 Kloramfenikol 41 46,1% 1 1,1% 47 52,8% 89
6 Ceftazidime 57 64,1% 5 5,6% 27 30,3% 89
7 Cefotaxime 52 58,4% 7 7,9% 30 33,7% 89
8 Cefoperazone Sulbactam 49 55,1% 9 10,1% 31 34,8% 89
9 Cefepime 38 42,7% 6 6,7% 45 50,6% 89
10 Cefpirome 37 41,6% 2 2,2% 50 56,2% 89
11 Ceftriaxone 49 55,1% 6 6,7% 34 38,2% 89
12 Sulbactam-cefpirome 40 44,9% 49 55,1% 89
13 Meropenem 15 16,8% 1 1,1% 73 82,1% 89
Keterangan : - R = Resistant
- I = Intermediate
- S = Sensitive
4.6 Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan uji kultur bakteri di dua
ruangan, yaitu ruang ICU dan ruang Perinatalogi menggunakan beberapa jenis
sampel, yaitu sampel darah, pus, urin, sputum dan Feses. Dari penelitian tersebut
didapatkan sampel darah sebanyak 796 sampel (75,1%), pus 19 sampel (1,8%),
urin 165 sampel (15,6%), sputum 77 sampel (7,3%), dan feses 2 sampel (0,2%).
Jumlah sampel terbanyak yaitu pada sampel darah sebanyak 796 sampel. Dari
Escherichia coli, Proteus sp, Candida. Beberapa bakteri tersebut ada yang
ditemukan dalam jumlah kecil yaitu Staphylococcus dan Streptococcus. Hal ini
terbanyak pada masa sebelum penggunaan antibiotik tahun 1940, tetapi setelah
Ruang ICU dan ruang Perinatalogi banyak terkena infeksi disebabkan oleh
sumber penularan infeksi yang sering terjadi di kedua ruang ini antara lain adalah
melalui alat bantu pernapasan, kateter dan kadang-kadang alat terapi parenteral
Dari data yang didapatkan pada ruang Perinatalogi didapatkan 620 sampel
dengan presentase sebanyak 58,5 %, dan pada ruang ICU dengan presentase
63
41,5%, data didapat dari 5 jenis sampel yaitu sampel darah, pus, urin, sputum,
cairan.
dibandingkan dengan ruang yang lain karena bayi mempunyai pertahanan yang
lemah terhadap infeksi, sistem imun pada bayi masih immatur atau belum
Care Unit (ICU), karena terkontaminasi dengan sumber bakteri patogen yang
ICU yang mempunyai pertahanan tubuh yang rendah, monitoring keadaan secara
invasif, terpapar dengan berbagai jenis antibiotik dan terjadi kolonisasi oleh
Ada 2 faktor yang menyebabkan bakteri dapat menyerang pasien saat berada
di ruangan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti usia,
hygiene yang rendah dan perilaku personal yang buruk. Usia menjadi salah satu
faktor penyebab terutama pada bayi dan orang lanjut usia lebih rentan terkena
bakteri yang menyebabkan bakteri resisten atau kebal dengan antibiotik tersebut.
Sedangkan faktor eksternal, yaitu lingkungan yang buruk atau kotor, makanan
yang tidak steril, tidak dimasak dan diambil menggunakan tangan yang
64
dan jarum suntik dapat terkontaminasi dengan bakteri jika tidak steril, kelalaian
yang steril atau tidak ada pertumbuhan. Pada masing-masing ruangan terdapat
pertumbuhan bakteri sebanyak 649 sampel terdiri dari ruang Perinatalogi 412 dan
ruang ICU 237 dengan presentase 61,3 % dan yang tidak terdapat pertumbuhan
bakteri atau steril yaitu 410 terdiri dari Ruang Perinatalogi 208 dan ruang ICU
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Wibowo di
RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2009, dari 169 lembar kultur pasien ICU, 100
(68,63%) kasus yang menunjukkan hasil kultur kuman positif, 53 (31,36%) kasus
langsung dilakukan pengecatan. Dari 100 kasus yang menunjukkan hasil positif
Escherichia coli (15%), Pseudomonas aeruginosa (10%), Candida spp. (9%) dan
Staphylococcus sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput
lendir manusia. Beberapa jenis kuman ini dapat membuat enterotoksin yang
menyebabkan keracunan makanan. Setiap jaringan atau alat tubuh dapat diinfeksi
olehnya dan menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda- tanda yang khas,
furunkel yang ringan pada kulit sampai berupa piemia yang fatal.22
usus besar manusia sebagai flora normal tubuh. Sifatnya unik karena dapat
menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak dan trevelers
Sering diisolasi dari penderita dengan neoplastik, luka dan luka bakar yang berat.
Kuman ini juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan bagian
Dari pemeriksaan kultur bakteri patogen dari sampel darah, pus, urin,
sputum dan cairan yang didapat dari ruang ICU dan Perinatalogi terdapat
bakteri dengan presentase 55,4% dari keseluruhan 649 sampel bakteri yang
sebanyak 89 sampel dengan presentase 21,6%. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Muhamad Wibowo di ruang rawat intensif (ICU) RSUP Dr.
Kariadi tahun 2009 yang menunjukkan hasil positif bahwa kuman terbanyak
maupun di negara berkembang, baik yang terjadi di rumah sakit maupun didalam
mempengaruhi hasil terapi, biaya terapi, penyebaran penyakit, dan lama sakit.
penggunaan antibiotik yang terlalu sering, tidak rasional, tidak adekuat, dan tidak
didahului oleh uji sensitivitas, 2) terapi antibiotik yang lama, akan memudahkan
peningkatan resistensi karena resiko untuk terinfeksi strain bakteri resisten makin
tinggi.
kondisi komorbid, sistem kekebalan yang lemah, pasien yang memiliki riwayat
antibiotik broad spectrum atau kemoterapi kanker, dan juga yang memiliki
riwayat inap lama di rumah sakit. Tidak adekuatnya pemberian terapi inisiasi
golongan β-laktam. Hal ini dapat diakibatkan oleh resistensi yang diperantarai
berasal dari lingkungan rumah sakit. Sehingga Penicillin G tidak disarankan untuk
golongan β-Laktam dan juga dapat berpindah antar strain maupun antar spesies
Dari hasil uji resistensi yang diperoleh dari data resistensi antibiotik,
resisten dibandingkan yang lain pada masing-masing ruangan, yaitu ruang ICU
dengan presentase 96% dan pada ruang Perinatalogi dengan presentase 94,2%.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Wibowo di
RSUP Dr. Kariadi pada tahun 2009, yaitu didapatkan pola resistensi antibiotik