Anda di halaman 1dari 2

CARA MERAWAT PENYEBAB

PASIEN DENGAN
HALUSINASI HALUSINASI
Faktor Predisposisi
a. Biologis
1. Jangan biarkan pasien sendiri Gangguan perkembangan dan fungsi
2. Anjurkan pasien untuk terlibat
dalam kegiatan rumah (buat otak, susunan syaraf – syaraf pusat
jadwal) dapat menimbulkan gangguan realita.
3. Bantu pasien untuk berlatih cara Gejala yang mungkin timbul adalah :
menghentikan halusinasi hambatan dalam belajar, berbicara,
4. Memantau dan memenuhi obat daya ingat dan muncul perilaku
untuk pasien
5. Jika pasien terlihat bicara sendiri menarik diri.
atau tertawa sendiri maka segera b. Psikologis
disapa atau ajak bicara Keluarga pengasuh dan lingkungan
6. Kontrol keadaan klien klien sangat mempengaruhi respons
7. Segera bawa ke Rumah Sakit jika psikologis klien, sikap atau keadaan
halusinasi berlanjut dan beresiko
mencederai diri dan orang lain. yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas adalah : penolakan
atau tindakan kekerasan dalam
rentang hidup klien.
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi
gangguan orientasi realita seperti :

CARA
kemiskinan, konflik sosial budaya
(perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai
stress.
MERAWAT
PASIEN DENGAN
Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan
halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan,
tekanan, isolasi, perasaan tidak
HALUSINASI
berguna, putus asa dan tidak berdaya. Program Studi Keperawatan
Penilaian individu terhadap stressor Fakultas Kedokteran
dan masalah koping dapat Universitas Tanjungpura
mengindikasikan kemungkinan Pontianak
kekambuhan (Keliat, 2006). 2022
PENGERTIAN TANDA
HALUSINASI DAN GEJALA
Halusinasi adalah salah satu
gejala gangguan jiwa dimana
HALUSINASI
klien mengalami perubahan Menurut Budi Ana Keliat (2006) tanda
sensori persepsi, merasakan 2. Halusinasi Penglihatan (Visual, Optik) dan gejala halusinasi yaitu,
sensasi palsu berupa suara, Lebih sering terjadi pada keadaan 1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri
penglihatan, pengecapan, delirium (penyakit organik). Biasanya 2. Menarik diri dan menghindar dari
parabaan atau penghiduan. sering muncul bersamaan dengan orang lain
Klien merasakan stimulus yang penurunan kesadaran, menimbulkan 3. Tidak dapat membedakan antara
sebetul-betulnya tidak ada rasa takut akibat gambaran-gambaran keadaan nyata dan tidak nyata
(Damaiyanti, 2012). 4. Tidak dapat memusatkan perhatian
yang mengerikan.
5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri
3. Halusinasi Penciuman (Olfaktorik) sendiri, orang lain dan
JENIS Halusinasi ini biasanya berupa lingkungannya), takut
mencium sesuatu bau tertentu dan
HALUSINASI dirasakan tidak enak, melambangkan
6. Ekspresi muka tegang, mudah
tersinggung
rasa bersalah pada penderita. Bau
Halusinasi dibagi menjadi 5 jenis dilambangkan sebagai pengalaman
yaitu : yang dianggap penderita sebagai
1. Halusinasi Pendengaran (Auditif,
Akustik)
kombinasi moral
Paling sering dijumpai dapat berupa 4. Halusinasi Pengecapan (Gustatorik)
bunyi mendering atau suara bising Walaupun jarang terjadi, biasanya
yang tidak mempunyai arti, tetapi bersamaan dengan halusinasi
lebih sering terdengar sebagai penciuman. Penderita merasa
sebuah kata atau kalimat yang
bermakna. Biasanya suara tersebut
mengecap sesuatu.
ditujukan kepada penderita 5. Halusinasi Perabaan (Taktil)
sehingga tidak jarang penderita Merasa diraba, disentuh, ditiup atau
bertengkar atau berdebat dengan seperti ada ulat yang bergerak di
suara-suara tersebut. bawah kulit.

Anda mungkin juga menyukai