Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KOMUNITAS

TERAPI KOMPLEMENTER

“HERBAL ANTI ANSIETAS”

Dosen Pengampu:

Ns. Faisal Kholid S. Kep., Ners., M. Kep.

Nama Kelompok :

Injhar Tiar Nakavita I1031191002

Sukmawati I1031191008

Cici Cantika I1031191018

Nurjihan Dhiyaa Shidqii I1031191021

Zenita Indra Ramadhita I1031191027

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan kemudahan dalam berfikir sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Komunitas Terapi Komplementer yang berjudul “Herbal Anti Ansietas”
ini tepat pada waktunya. Makalah ini penulis susun sesuai dengan referensi yang
ada. Makalah ini berisi tentang definisi dan jenis herbal anti ansietas, kandungan
zat aktif dari herbal anti ansietas, mekanisme kerja herbal anti ansietas serta
pemanmacam-macam aroma terapi beserta penjelasannya, prosedur aromaterapi
dan mekanisme kerjanya, serta pemanfaatan herbal anti ansietas dalam dunia
keperawatan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah terapi
komplementer yaitu Ns. Faisal Kholid S. Kep., Ners., M. Kep.yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat makalah mengenai herbal
anti ansieras ini. Penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi penulis sendiri
dan para pembaca pada umumnya. Penulis juga mengharapkan kritik, saran dan
bimbingannya dari berbagai pihak demi menghasilkan makalah yang lebih baik
lagi.

Pontianak, 20 Mei 2022

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ansietas merupakan perasaan takut yang tidak jelas disertai perasaan
ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi, dan ketidakamanan. Seseorang
merasa bahwa dirinya sedang terancam (Stuart, 2016). Kecemasan
merupakan suatu hal yang biasa terjadi pada pasien yang akan menjalani
pembedahan maupun anestesi. Kecemasan yang terjadi pada pasien pre
operasi yang akan menjalani anestesi dapat dirasakan sejak pasien
dijadwalkan untuk menjalani operasi hingga waktu operasi tiba (Pefbrianti
dkk, 2018).
Berdasarkan data WHO (2007), Amerika Serikat menganalisis data dari
35.539 pasien bedah dirawat di unit perawatan intensif antara tanggal 1
Oktober 2003 sampai dengan tanggal 30 September 2006, diantaranya
terdapat 8.922 pasien (25,1%) mengalami masalah kejiwaan dan 2,473 pasien
(7%) mengalami kecemasan. Di Indonesia prevalensi kecemasan
diperkirakan antara 9%-21% di populasi umum. Sedangkan angka populasi
yang lebih besar bervariasi antara 17%-27%, terdapat di antara pasien-pasien
dalam dunia medis dan tergantung kriteria diagnostik yang digunakan
(Yustin, 2011).
Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir
disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan
dari Susunan Saraf Autonomic (SSA). Ansietas merupakan gejala yang
umum tetapi non-spesifik yang sering merupakan satu fungsi emosi, melihat
hal tersebut penggunaan komplementer seperti herbal anti ansietas sangat
diperlukan selain harga nya yang murah herbal anti ansietas ini tidak memiliki
efek samping yang signifikan. Perlu diingat bahwa jenis herbal yang dapat
digunakan untuk anti ansietas bermacam macam.Oleh karena itu dibuatnya
makalah ini untuk mengetahui herbal apa saja yang dapat digunakan sebagai
anti ansietas.

1
Kecemasan pada umumnya berhubungan dengan adanya situasi yang
mengancam atau membahayakan. Dengan berjalannya waktu, keadaan cemas
tersebut biasanya akan dapat teratasi sendiri. Namun, ada keadaan cemas
yang berkepanjangan, bahkan tidak jelas lagikaitannya dengan suatu factor
penyebab tau pencetus tertentu. Hal ini merupakan pertanda gangguan
kejiwaan yang dapat menyebabkan hambatan dalam berbagai segi
kemampuan dan funsi social bagi penderitanya. Tidaklah mudah untuk
membedakan cemas yang wajar dan sakit. Karena keduanya merupakan
respons yang umum dan normal dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat hal tersebut penggunaan komplementer seperti herbal anti
ansietas sangat diperlukan selain harga nya yang murah herbal anti ansietas
ini tidak memiliki efek samping yang signifikan. Perlu diingat bahwa jenis
herbal yang dapat digunakan untuk anti ansietas bermacam macam. Oleh
karena itu dibuatnya makalah ini untuk mengetahui herbal apa saja yang dapat
digunakan sebagai anti ansietas

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah herbal anti ansietas?
2. Apa saja jenis herbal yang dapat digunakan sebagai anti ansietas?
3. Apa saja kandungan zat aktif dari herbal anti ansietas tersebut?
4. Bagaimana mekanisme kerja herbal anti ansietas tersebut?
5. Bagaimana teknik pengolahan herbal?
6. Bagaimana pemanfaatannya dalam dunia keperawatan?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui secara umum terkait herbal anti ansietas serta
pemanfaatannya dalam dunia keperawatan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui sejarah herbal anti ansietas
2. Mengetahui jenis herbal yang dapat digunakan sebagai anti ansietas
3. Mengetahui kandungan zat aktif dari herbal anti ansietas tersebut

2
4. Mengetahui mekanisme kerja herbal anti ansietas tersebut
5. Mengetahui teknik pengolahan herbal
6. Mengetahui pemanfaatannya dalam dunia keperawatan

1.4 Manfaat
Diharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
oembaca agar mengetahui bagaimana terapi komplementer herbal anti
ansietas dan dapat digunakan sebagai bahan pengajaran di bidang pendidikan.

3
BAB II
HERBAL ANTI ANSIETAS

2.1 Sejarah Herbal Anti Ansietas


Obat tradisional, khususnya ramuan atau jamu merupakan bagian dari
budaya bangsa Indonesia dan banyak dimanfaatkan masyarakat sejak
berabad-abad yang lalu. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menyatakan
bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional pada masyarakat
Indonesia hingga saat ini masih cukup tinggi. Pemerintah telah melakukan
upaya untuk meningkatkan pemanfaatan obat tradisional di pelayanan
kesehatan, salah satunya melalui Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun
2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional. Peraturan tersebut
menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan tradisional yang integrasi, adalah
bentuk yankes yang mengombinasikan yankes konvensional dengan yankes
tradisional komplementer yang bersifat pelengkap atau pengganti.
Litbang Kesehatan telah melakukan Riset Tanaman Obat dan Jamu
(Ristoja) dari tahun 2021-2015 terkait studi etnomedisin yang berhasil
mengidentifikasi lebih dari 4000 spesies tumbuhan obat. Salah satu tumbuhan
obat yang terdata adalah tumbuhan untuk menangani kecemasan (stress) atau
gangguan jiwa. Selama tahun 1988 hingga 2008 penggunaan antidepresan di
Amerika Serikat meningkat hampir 400%,11 sementara data di Indonesia
belum diketahui. Efek samping dan risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh
obat tersebut tidaklah ringan, oleh sebab itu eksplorasi pengobatan berbasis
tanaman untuk mengatasi gannguan jiwa makin banyak dilakukan. Lalu
hingga saat ini herbal anti ansietas sendiri masih terus dilakukan uji
aktivitasanya yang diatur dalam Permenkes RI No.760/Menkes/Per/IX/1992
tanggal 4 September 1992.
2.2 Jenis Herbal Anti Ansietas
Ansietas dapat diartikan sebagai gangguan pada kejiwaan yang paling
umum dengan gejala kekhawatiran yang berlebihan, hiperarousal, serta

4
ketakutan yang kontraproduktif dan melemahkan. Meskipun kurang terlihat
seperti skizofrenia, depresi atau gangguan bipolar, ansietas bisa sama-sama
melumpuhkan. Ansietas sering dikaitkan dengan beban penyakit yang tinggi.
Penyakit ini juga sering kurang disadari dan ditangani dalam perawatan
primer. (Azzahra, 2020)
Secara umum, ansietas dapat diobati dengan obat- obatan, jenis
psikoterapi tertentu atau keduanya. Pilihan perawatan tergantung pada
masalah dan preferensi pasien. Pemberian atau penggunaan obat antiansietas
dapat menjadi pilihan dalam membantu meredekan kecemasan selain itu
salah satu cara menurunkan tingkat kecemasan adalah dengan penggunaan
herbal anti ansietas dimana pengobatan ini termasuk kedalam terapi
komplementer dengan menggunakan bahan-bahan alami dan tidak
menimbulkan efek samping yang berlebihan serta mudah didapatkan.
(Azzahra, 2020)
Dengan penggunaan obat herbal antiansietas ini maka akan banyak
sekali manfaat dan kemudahan yang dirasakan seperti:
a. Harga herbal tradisional lebih murah jika dibandingkan dengan obat
modern.
b. Bahan herbal tradisional mudah di peroleh disekitar lingkungan tempat
tinggal.
c. Pengolahanya tidak rumit, shingga dapat dibuat di dapur tanpa
memerlukan peralatan yang khusus dan biaya yang besar..
d. Dapat membantu menurunkan kecemasan tanpa efek samping.
Selain itu pemilihan penggunaan herbal anti ansietas dapat didasari oleh
pengobatan secara medis yang semakin mahal, adanya efek samping untuk
pemakain obat kimiawi jangka panjang, maupun kesembuhan melalui cara
medis yang tidak 100% khususnya untuk penyakit tertentu seperti ansietas
yang dimana pengobatan nya pada umumnya harus jangka panjang. (Azzahra,
2020).
Adapun beberapa jenis herbal yang dapat digunakan sebagai anti
ansietas adalah sebagai berikut:
1. Daun kayu putih (Eucalyptus) sebagai minyak kayu putih

5
Minyak kayu putih yang berasal dari daun kayu putih adalah salah
satu obat tradisional yang dapat digunakan untuk mengurangi
kecemasan. Minyak esensial kayuputih merupakan obat tradisional
yang sudah digunakan sejak lama. Di Indonesia, minyak kayuputih
umumnya digunakan sebagai obat topikal. (Sudradjat, 2020)

2. Pepper mint (mentha piperita)


Penggunaan pepper mint dapat digunakan untuk penurunan
tingkat kecemasan khusunya pada proses persalinan sehingga dapat
memberikan rasa nyaman dan rileks pada ibu pada saat akan
bersalin.(Katil & Aisya, 2019)

3. Bunga lavender (lavandula officinalis) yang diolah menjadi minyak


asiri
Penggunaan minyak lavender dipercaya dapat memberikan efek
relaksasi bagi saraf dan otot-otot yang mengalami ketegangan setelah
lelah beraktivitas. Lavender mempunyai efek relaksasi sekaligus
perangsang sehingga sangat baik digunakan sebagai penyejuk bagi

6
orang-orang yang cemas dan perangsang bagi orang yang mengalami
depresi. (Merdikawati, n.d.)
4. Daun kelor (moringa oleifera)
Penggunaan daun kelor dipercaya mampu menurunkan

kecemasan atau ansietas dikarenakan kelor digunakan sebagai penekan


susunan saraf pusat (cns depressant), relaksasi otot, ansiolitik, serta
bersifat antioksidan. (Kristiana et al., 2021)
5. Bunga turi (sesbania grandiflora (l.) Pers.)
Bunga turi dapat digunakan sebagai anti ansietas karena berperan
sebagai sebagai ansiolitik dan antikonvulsan.(Saputra, 2021)

2.3 Kandungan Zat Aktif dari Herbal Anti Ansietas


1. Minyak kayu putih (Eucalyptus)
Eucalyptol (nama lain 1,8-sineol) merupakan bahan aktif yang
diisolasi dari tanaman kayuputih dengan cara destilasi. Dimana

7
mekanisme kerjanya seperti benzodiazepin pada reseptor GABAA,
yang tidak mempengaruhi efek psikomotor. 1,8-Sineol, unsur utama
eucalyptus, efektif dalam mengurangi kecemasan sebelum operasi
secara selective nerve root block (SNRB). Temuan ini menunjukkan
bahwa inhalasi 1,8-sineol dapat digunakan untuk menghilangkan
kecemasan sebelum, selama, dan setelah berbagai operasi.(Sudradjat,
2020)
2. Pepper mint (mentha piperita)
Peppermint mengandung menthol yang berfungsi sebagai
anastesi ringan yang bersifat sementara dan efektif sebagai salah satu
mekanisme anti ansietas (Katil & Aisya, 2019)
3. Bunga lavender (lavandula officinalis) yang diolah menjadi minyak
asiri
Bunga lavender dikenal mampu menangani ansietas atau
berperan anti ansietas mengandung camphor, terpinen-4-ol, linalool,
linalyl acetate, beta ocimene dan 1, 8-cineole. Studi terhadap manfaat
aromaterapi lavender, telah menunjukan bahwa linalool dan linalyl
acetate yang terdapat pada lavender dapat menstimulasi sistem
parasimpatik. Tidak hanya itu sebagai tambahan, linalyl acetate
memiliki efek narkotik dan linalool berperan sebagai sedative.
(Merdikawati, n.d.)
4. Daun kelor (moringa oleifera)
Sebagai mana fungsinya yaitu untuk penekan susunan saraf pusat
(cns depressant), relaksasi otot, ansiolitik, serta bersifat antioksidan.
Kandungan aktif yang terdapat di daun kelor adalah flavonoid, saponin,
tannin, asam fenolat, glikosida, 4-[4’-o-acetyl-a-lrhamnosyloxy)benzyl]
isothiocyanate, niaziminin dan tryrosine. (Kristiana et al., 2021)
5. Bunga turi (sesbania grandiflora (l.) Pers.)
Pada bunga turi kandungan aktif yang berfungsi sebagai
antiansietas ialah triterpen yang ditemukan di fraksi benzene-ethyl
acetat, bekerja dengan cara meningkatkan gaba dan serotonin.
.(Saputra, 2021)

8
2.3 Mekanisme Kerja
1. Minyak kayu putih (Eucalyptus)
Minyak kayu putih memiliki kandungan 1,8-sineol, mekanisme
kerjanya yaitu Benzodiazepin pada reseptor GABAA, yang tidak
mempengaruhi efek psikomotor. 1,8-Sineol, unsur utama eucalyptus,
efektif dalam mengurangi kecemasan sebelum operasi secara selective
nerve root block (SNRB). Temuan ini menunjukkan bahwa inhalasi
1,8-sineol dapat digunakan untuk menghilangkan kecemasan sebelum,
selama, dan setelah berbagai operasi. (Sudradjat, 2020)
2. Pepper mint (mentha piperita)
Sistem limbik merupakan pusat rasa sakit, kesenangan,
kemarahan, ketakutan, depresi dan berbagai emosi lainnya termasuk
kecemasan. Molekul-molekul yang terdapat pada aromaterapi
peppermint ini dihirup dan merangsang saraf penciuman kemudian
menuju saraf pusat kemudian diubah menjadi tindakan berupa
pelepasan hormon melatonin dan serotonin yang menyebabkan euforia,
relaks atau sedatif. Peppermint (dengan kandungan minyak atsiri)
mengandung mentol sebanyak 7-48%, dengan manfaat aromaterapi
adalah menumbuhkan rasa tenang (rileks) pada tubuh, pikiran dan jiwa,
menciptakan suasana damai, serta dapat menjauhkan dari perasaan
cemas dan gelisah (Katili & Aisya, 2019). Dengan kandungan yang
dapat menenangkan, aromaterapi peppermint dapat menurunkan
tingkat kecemasan.
Didukung oleh penelitian Katili & Aisya (2019) bahwa
pemberian aromaterapi peppermint selama 10 menit secara inhalasi
dapat menurunkan level kecemasan secara signifikan. Peppermint
merangsang sel saraf penciuman dan mempengaruhi sistem kerja
limbik (Katili & Aisya, 2019).
3. Bunga lavender (lavandula officinalis) yang diolah menjadi minyak
asiri

9
Aroma dari tanaman lavender telah terbukti mampu
mempengaruhi emosi. Aroma yang dihirup akan membuat vibrasi di
hidung. Dari sini aroma lavender yang mempunyai manfaat tertentu itu
akan mempengaruhi sistem limbik, tempat pusat memori, suasana hati,
dan intelektualitas berada. Lavender (Lavandula officinalis) yang
merupakan keluarga Lamiaceae, merupakan tanaman yang sering
digunakan dalam aromaterpi. Aroma dari tanaman lavender mampu
meningkatkan keadaan fisik dan psikologis, aromaterapi dapat
memberikan efek relaksasi bagi saraf dan otot-otot yang tegang.
Lavender mengandung camphor, terpinene -4-ol, linalool, linalyl
acetate, beta-ocimene dan 1, 8-cineole. Kandungan linalool dan linalyl
acetate yang terdapat pada lavender dapat menstimulasi sistem
parasimpatik. Sebagai tambahan, linalyl acetate memiliki efek narkotik
dan linalool berperan sebagai sedative sebagai penenang. (Kesehatan et
al., 2020)
4. Daun kelor (moringa oleifera)
Daun Kelor sangat mudah untuk dijumpai dimanapun, tumbuhan
yang satu ini dapat menurunkan rasa cemas. Daun kelor dapat
mengurangi rasa cemas dikarenakan daun kelor mengandung GABA
(gamma-aminobutyric acid) yaitu salah satu jenis asam amino
nonesensial yang membantu menjaga fungsi otak sehingga tetap normal
dengan membantu untuk memblokir implus yang berhubungan dengan
stres dan mencapai reseptor pada sistem saraf pusat. Asam gamma
aminobutirat juga dapat mengurangi perasaan cemas, dan dapat
membantu mengatasi gangguan yang terkait dengan stres emosional.
GABA yang terdapat pada daun kelor dapat mengurangi stres pada ibu
hamil dimana diketahui bahwa proses kehamilan menimbulkan
perubahan psikologis yang berupa perasaan tertekan, gelisah, takut,
ketidaknyamanan dan sebagainya. Selain itu juga Daun kelor juga
mengandung Polyphenol tinggi. Polyphenol ini berfungsi sebagai
penenang. Menurut Trebatica dan Durackova, polyphenol dalam
makanan berpotensi untuk menjadi obat dalam bidang kesehatan

10
mental. Serbuk daun kelor mengandung banyak nutrisi dan senyawa
yang dibutuhkan oleh tubuh diantaranya Polyphenol. Sehingga daun
kelor dapat menjadi obat herbal atau obat alternatif untuk mengurangi
ansietas selama kehamilan selain dengan bantuan obat-obatan
farmakologis (Primigravida, 2022)
5. Bunga turi (sesbania grandiflora (l.) Pers.)
Turi digunakan sebagai ansiolitik dan antikonvulsan. Kandungan
yang diduga bertanggung jawab adalah triterpen yang ditemukan di
fraksi benzene-ethyl acetat, bekerja dengan cara meningkatkan GABA
dan serotonin. Meningkatnya GABA akan mengatur exitability neuron
melalui sistem saraf, sehingga saraf-saraf yang tadinya tegang akibat
kecemasan menjadi rileks dan mampu mengurangi kecemasan yang
dirasakan. (Kristiana et al., 2019)

2.4 Cara Pengolahan Herbal Antiasietas


1. Daun minyak kayu putih, lavender, dan pepper mint
Penggunaan daun minyak kayu putih, pepper mint dan lavender
yaitu digunakan sebagai aromaterapi. Adapun penggunaan sebagai
aromaterapi yaitu sebagai berikut:
• Menghirup uap aromaterapi
Menghirup uap aromaterapi, khususnya minyak aromaterapi,
dipercaya dapat meringankan kecemasan. Caranya, campurkan 3–
7 tetes minyak aromaterapi ke dalam sebaskom air hangat, lalu
tundukkan kepala ke atas baskom dan tutupi dengan handuk.
Hirup uap yang keluar dari air hangat tersebut selama 2 menit.
Atau jika tidak ingin repot, bisa menghirup cotton bud yang sudah
diberi 1 tetes minyak kayu putih.
• Menggunakan diffuser
Diffuser aromaterapi adalah alat yang digunakan untuk mengubah
minyak aromaterapi menjadi uap dan menyebarkannya ke seluruh
ruangan. Prosedurnya yaitu campurkan 2-3 tetes minyak
aromaterapi ke dalam diffuser. Dengan menghirup uap yang

11
dihasilkan oleh diffuser tersebut dipercaya dapat menurunkan atau
mengurangi rasa cemas.
• Untuk mandi
Prosedurnya yaitu dengan berendam di dalam air hangat yang
ditambahkan 3-7 tetes minyak aromaterapi, prosedur ini dipercaya
dapat mengurangi kecemasan.
• Untuk pijat
Penggunaan lainnya dapat digunakan sebagai pijat, bisa
mencampurkan minyak aromaterapi dengan minyak pijat. Selain
membuat tubuh menjadi relaks, campuran minyak ini juga dapat
mengurangi otot yang tegang atau nyeri, dan dapat mengurangi
rasa cemas.
2. Daun kelor (moringa oleifera)
Untuk mendapatkan manfaat daun kelor secara maksimal, cara
mengkonsumsinya haruslah benar. Untungnya daun kelor dapat dimakan
segar, dimasak atau kering. Pedoman umum merekomendasikan cara
makan daun kelor sama seperti sayuran lainnya yang dikonsumsi. Oleh
karena itu, daun kelor bisa dimakan dengan berbagai cara : sebagai salad,
ditambahkan ke nasi atau pasta atau dibuatkan minuman misalnya jus
daun kelor. Daun kelor juga tersedia dalam bentuk bubuk yang dapat
digunakan sebagai teh, ditambahkan ke minuman, ditaburkan di makanan
atau diambil dalam kapsul. Manfaat daun kelor akan tercapai ketika dosis
yang dikonsumsi mencukupi. Memang belum ada penelitian pasti berapa
banyak yang harus dikonsumsi. namun ada sumber yang mengatakan
bahwa 100 gram daun kelor segar per hari cukup aman.
3. Bunga turi (sesbania grandiflora (l.) Pers.)
Bunga turi dapat dikonsumsi dengan cara dimasak terlebih dahulu
maupun mentah, dalam salad, kari, tumis, dan sebagai sayuran kukus.
Kembang turi merupakan sumber nutrisi, vitamin, dan mineral yang baik.
Mengkonsumsi 20 gram kembang turi memiliki 14,6 mg vitamin C, 20
gram vitamin B9, 0,17 mg zat besi, 0,2 mg selenium, 0,017 mg vitamin
B1, dan 0,016 mg vitamin B2. Selain itu, 20 gram kembang turi juga

12
mengandung banyak asam amino, seperti 0,004 gram triptofan, 0,011
gram treonin, 0,014 gram isoleusin, 0,021 gram leusin, serta 0,013 gram
lisin.

2.5 Penggunaan dalam Dunia Keperawatan


Salah satu gangguan kesehatan yang belum ada dalam FROTI adalah
gangguan mental emosional. Riskesdas mencatat gangguan mental emosional
mengalami kenaikan dari 6% (2013) menjadi 9,8% (2018) (Badan Litbangkes
Kemenkes, 2013; Badan Litbangkes Kemkes, 2019). Apabila tidak ditangani
dengan baik, gangguan mental emosional berpotensi menjadi gangguan jiwa
yang perlu penanganan lebih kompleks. Kondisi gangguan mental yang
sering muncul meliputi depresi, kecemasan (ansietas), gangguan suasana hati
(mood disorder), sulit tidur (insomnia), hingga perilaku agresif yang
mengganggu.
Di pelayanan kesehatan primer, ketersediaan obat dasar untuk
gangguan mental masih terbatas dibanding obat untuk penyakit infeksi atau
penyakit tidak menular. Penggunaannya pun dibatasi karena kurangnya
petugas yang berwenang. Berbagai metode farmakologis dan non-
farmakologis tersedia untuk mengatasi efek merugikan dari stres.
Penggunaan beberapa antiansietas khususnya golongan benzodiazepin seperti
diazepam, menunjukkan aktivitas antistres yang signifikan terhadap berbagai
model stres. Tetapi adanya masalah toleransi dan ketergantungan fisik yang
ditunjukkan oleh benzodiazepin pada penggunaan jangka panjang,
membatasi kegunaannya (Ittiyavirah & Pullochal, 2014).
Obat-obatan herbal dalam dunia medis dijadikan sebagai obat alternatif
atau obat pengganti dari obat-obatan medis atau farmakologis, ini disebut
sebagai terapi komplementer. Banyak keuntungan yang didapatkan dari terapi
ini yaitu minimnya efek samping dalam penggunaannya, tanaman herbal yang
digunakan juga mudah ditemukan dan relatif dengan harga yang murah.
Untuk pengelolaan tanaman herbal ini, perawat selaku tenaga medis yang
bertindak langsung kepada pasien, berwenang dalam melakukan terapi
komplementer yaitu sebagai:

13
a. Edukator
Peran perawat dapat memberitahukan informasi tentang terapi
komplementer.
b. Konselor
Peran perawat sebagai konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya
untuk pasien. Konsultasi dan diskusi sebelum mengambil keputusan
tentang terapi komplementer yang akan dipilih.
c. Koordinator
Perawat dapat mendiskusikan terapi komplementer dengan dokter yang
merawat dan unit manajer terkait.
d. Advokat
Peran perawat berperan untuk memenuhi permintaan kebutuhan
perawatan komplementer yang akan diberikan dan perawat
memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien.
e. Konsultan
Peran perawat membantu dalam memecahkan masalah yang dialami
pasien.
f. Kolaborator
Peran perawat berkolaborasi dengan dokter atau tenaga medis lainnya
dalam memberikan terapi komplementer.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ansietas merupakan perasaan takut yang tidak jelas disertai perasaan
ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi, dan ketidakamanan. Berbagai
macam jenis herbal anti ansietas yang memberikan banyak manfaat dan
kemudahan yang dirasakan seperti daun kayu putih, peppermint, bunga
lavender, daun kelor, bunga turi, kedondong duri, putri malu, lampes, minyak
kelapa, jeruk nipis, pala, lemon balm, chamomile, selada, melati, valerian,
seledri dan bunga mawar yang mengandung banyak khasiat untuk
meringankan ansietas yang berguna dalam dunia keperawatan untuk
mengurangi kecemasan.

3.2 Saran
Dalam mengatasi ansietas tidak hanya terapi farmakologis dan non
farmakologis yang diberikan, akan tetapi efek terapeutik perawat sangat
membantu dalam proses kesembuhan klien dengan ansietas. Agar efek dari
ansietas dapat konstruktif, individu harus dapat menggunakan koping yang
efektif sehingga efek destruktif dapat dari ansietas dapat dihindari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Azzahra, F. (2020). Farmakoterapi gangguan ansietas dan pengaruh jenis kelamin


terhadap efikasi antiansietas. JIMKI, Vol 8(2), 96–103.

Desta, B. S., Utami, P. D. R., & Suparmanto, G. (2019). Pengaruh Pemberian


Aromaterapi Chamomile Terhadap Tingkat Kecemasan Lansia Di Desa
Wonokerso. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 66, 1–14.
Desta, B. S., Utami, P. D. R., & Suparmanto, G. (2019). Pengaruh Pemberian
Aromaterapi Chamomile Terhadap Tingkat Kecemasan Lansia Di Desa
Wonokerso. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 66, 1–14.

Farmasi, F., Padjadjaran, U., Farmasi, F., Padjadjaran, U., Farmasi, F., &
Padjadjaran, U. (2021). 27694-129737-1-Pb. 19, 15–28.

Hasanusi, I. N., Silalahi, P. Y., Bension, J. B., Huwae, L. B. S., Angkejaya, O. W.,
& Taihuttu, Y. M. J. (2020). EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI
PALA (Myristica fragrans Houtt) TERHADAP ANSIETAS MENCIT (Mus
musculus). PAMERI: Pattimura Medical Review, 2(1), 36–46.
https://doi.org/10.30598/pamerivol2issue1page36-46

Hasanusi, I. N., Silalahi, P. Y., Bension, J. B., Huwae, L. B. S., & Ony, W. (2020).
Hasil Penelitian EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA (
Myristica fragrans Houtt ) TERHADAP ANSIETAS MENCIT ( Mus musculus
) EFFECTS OF ETHANOL EXTRACT OF NUTMEG SEEDS ( Myristica
fragrans Houtt ) ON MICE ANXIETY. 2(April), 36–46.

Katil, D. N. O., & Aisya, M. W. (2019). Aplikasi Peran Variasi Aromaterapi Dalam
Penurunan Nyeri dan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin. Jurnal Ilmiah
Umum Dan Kesehatan, 4(2), 97–109.

Kesehatan, J. I., Husada, S., & Salsabilla, A. R. (2020). Annisa Ridha Salsabilla,
Lavender Aromatherapy for Reducing Anxiety Level of Labor Aromaterapi
Lavender sebagai Penurun Tingkat Kecemasan Persalinan Lavender
Aromatherapy for Reducing Anxiety Level of Labor. 761–766.

16
https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.407

Kholifah, N., Erna Marisa, D., Program Studi Keperawatan STIKes Mahardika, M.,
Program Studi Keperawatan STIKes Mahardika, D., & Program Studi
Kebidanan STIKes Mahardika, D. (n.d.). Pengaruh Pemberian Aromaterapi
Mawar Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Bedah
Mayor Di Rsud Waled Kabupaten Cirebon the Effect of Aromatherapy Rose
Toward Decrease of Anxiety in Patients Pre-Operative Major Surgery in
Waled Public Hospit. Jurnal.Stikesmahardika.Ac.Id, 59, 19–26.
http://jurnal.stikesmahardika.ac.id/index.php/JKM/article/view/76

Kristiana, L., Andarwati, P., & Agustina, Z. A. (2021). TELAAH SEMI-


SISTEMATIK POTENSI Mimosa pudica L . SEBAGAI ANTIDEPRESAN ,
ANTIANSIETAS , DAN GANGGUAN SUASANA HATI The Potential of
Mimosa pudica L . as Antidepressant , Anti-anxiety and Mood Disorder : A
Semi-Systematic Review. Pandangan Masyarakat Terhadap Overthinking
Dan Relasinya Dengan Teori Rational Emotive Brief Therapy, 14(1), 64–76.
https://doi.org/10.22435/jtoi.v14i1.4051

Kristiana, L., Nantabah, Z. K., & Maryani, H. (2019). Analysis Priority of Medical
Plants Potential for Emotional Mental Disorder Using Weighted Product (WP)
Method: Research of Medical Plants And Herbs 2012, 2015, and 2017. Media
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 29(3), 255–268.

Merdikawati, A. (n.d.). Aromaterapi bunga lavender dengan tingkat kecemasan


remaja putri saat. 3, 133–140.

Primigravida, I. (2022). Efektifitas Pemberian Kapsul Tepung Daun Kelor


Terhadap Stres Ibu Primigravida Prodi DIII Keperawatan Tolitoli , Poltekkes
Kemenkes Palu , Indonesia. 15(4), 419–425.

Ridha, A. (2020). Aromaterapi Lavender sebagai Penurun Tingkat Kecemasan


Persalinan Pendahuluan. 761–766. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.407

Saputra, B. (2021). Farmaka Farmaka. 19, 15–28.

17
Sudradjat, S. E. (2020). Minyak Kayu Putih, Obat Alami dengan Banyak Khasiat:
Tinjauan Sistematik. Jurnal Kedokteran Meditek, 26(2).
https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v26i2.1843

Wahyu, H., & Lina, L. F. (2019). Terapi Kompres Hangat dengan Aroma Jasmine
Essential Oil terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Sectio
Caesarea. Journal of Telenursing (JOTING), 1(2), 406–415.
https://doi.org/10.31539/joting.v1i2.860

18
SOAL DAN JAWABAN

Injhar Tiar Nakavita

1. Kandungan apa yang terdapat pada bunga lavender sehingga bisa


menyebabkan saraf simpatisan rileks dan menjadi tenang sehingga bisa
digunakan sebagai anti ansietas..........
a. Sineol
b. Flavonoid
c. linalool dan linalyl
d. fenolat
e. glikosida
Jawaban : C
2. Suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala somatik
yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari Susunan Saraf
Autonomic(SSA) disebut dengan
a. Depresi
b. Gangguan mental
c. Stress
d. Ansietas
e. Isolasi sosial
Jawaban : D
Nama : Sukmawati (I1031191008)
1. Satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala
somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari Susunan Saraf
Autonomic(SSA). Kondisi ini disebut sebagai.......
a. Fobia
b. Depresi
c. Ansietas
d. Agitasi
e. Alexythymia
Jawaban : C. Ansietas

19
2. Dalam mengurangi tingkat kecemasan, dapat digunakan tanaman herbal
sebagai obat alternatif selain menggunakan obat farmakologis salah satuny
adalah melissa officinalis. Tanaman herbal ini disebut juga sebagai
tanaman......
a. Minyak kayu putih
b. Seledri
c. Selada
d. Lemon balm
e. Lavender
Jawaban : D. Lemon Balm
Cici Cantika
1. Tanaman yang memiliki kandungan 1,8-sineol, mekanisme kerjanya yaitu
Benzodiazepin pada reseptor GABAA yaitu
a. Bunga mawar
b. Pisang
c. Lavender
d. Minyak kayu putih
e. Lampes
Jawaban : D. minyak kayu putih
2. Berdaasarkan penelitian berapa lamakah pemberian aromaterapi
peppermint secara inhalasi dapat menurunkan level kecemasan secara
signifikan
a. 1 menit
b. 3 menit
c. 5 menit
d. 10 menit
e. Lebih dari 30 menit
Jawab : D. 10 menit

20
Nurjihan Dhiyaa Shidqii
1. Penggunaan daun minyak kayu putih sebagai aromaterapi dapat diberikan
dengan cara inhalasi/uap, berapa banyak tetesan aromaterapi yang
digunakan…
a. 1-2 tetes
b. 2-3 tetes
c. 3-5 tetes
d. 10 tetes
e. 10-20 tetes
Jawaban : C. 3-5 tetes
2. Kandungan aktif yang terdapat di daun kelor adalah kecuali…
a. Flavonoid, saponin
b. tannin, asam fenolat
c. glikosida, 4-[4’-o-acetyl-a-lrhamnosyloxy)benzyl]
d. isothiocyanate, niaziminin dan tryrosine.
e. Menthol
Jawaban : e. Menthol

Zenita Indra Ramadhita


1. Alat yang dapat digunakan dalam penggunaan minyak aromaterapi yakni
mengubah minyak aromaterapi menjadi uap yaitu…
a. Inhalasi
b. Diffuser
c. Inhaler
d. Nebu
e. AC
Jawaban : b. Diffuser
2. Bunga turi dalam bahasa Latin yaitu…
a. Sesbania grandiflora (l.) Pers
b. Eucalyptus
c. Mentha piperita
d. Lavandula officinalis

21
e. Moringa oleifera
Jawaban : a. Sesbania grandiflora (l.) Pers

22

Anda mungkin juga menyukai