Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK

WAWANCARA MASYARAKAT DAERAH PESISIR (NELAYAN)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Kesehatan


Dosen Mata Ajar : Etik Pratiwi, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Kelas 2A Keperawatan
Aditya Dwi Rahayu 3220213705
Dessynta Khavitasari 3220213714
Destaniar Ika Aulia 3220213715
Fika Faiyun Anisa 3220213726
Wulandari 3220213753

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena izin-Nya kami
masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “WAWANCARA MASYARAKAT DAERAH PESISIR (NELAYAN)”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
terutama dosen pengajar yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami
berharap makalah ini dapat berguna dan menambah wawasan serta pengetahuan
kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu kami
berharap kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya, dan kami mengucapkan
terimakasih.

Yogyakarta, 09 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. Definisi......................................................................................................6
B. Jenis-Jenis Nelayan...................................................................................6
C. Karakteristik Nelayan................................................................................6
BAB III SITUASI DAN KONDISI TEMPAT PRAKTIK......................................8
A. Gambaran Umum Lokasi..............................................................................8
B. Hasil Wawancara..........................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................10
BAB V PENUTUP.................................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat pesisir merupakan kelompok orang yang tinggal di
daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung
secsara langsung pada pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir.
Golongan masyarakat pesisir yang dianggap paling memanfaatkan hasil
laut dan potensi lingkungan perairan dan pesisir untuk kelangsungan
hidupnya adalah nelayan (Kusnadi, 2006 : 26). Sebagai negara maritim
Sebagian besar penduduk pesisir di Indonesia menggantungkan hidupnya
dari bidang perikanan. Karena Indonesia merupakan negara maritim maka
Sebagian besar masyarakat Imdonesia bermatapencaharian sebagai
nelayan. Walaupun matapencaharian orang-orang pesisir itu beragam,
namun Sebagian besar adalah nelayan dan kegiatan nelayan menjadi
sumber penghasilan utama masyarakat pesisir.
Pesisir merupakan sebagian permukaan bumi yang terletak antara
pasang naik dan pasang surut. Pada waktu pasang naik, pesisir tertutup
oleh air laut dan pada waktu pasang surut nampak berupa daratan. Pantai
adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir dan terdapat daerah
pesisir laut atau bagian daratan yang tersekat dengan laut. Masyarakat
pesisir memanfaatkan ekosistem darat dan laut yang ada diwilayah pesisir
dan pantai. Pesisir dan pantai merupakan dua istilah yang berbeda akan
tetapi keduanya saling berkaitan tidak dapat dipisahkan karena sama-sama
berhubungan dengan laut dan mendukung untuk kebutuhan kehidupan
ekonomi masyarakat pesisir.

B. Tujuan
Tujuan Khusus

4
Mahasiswa mampu mengetahui kesehatan mengenai masyarakat wilayah
pesisir pantai yang meliputi karakteristik, sosial ekonomi masyarakat,
budaya dan structural masyarakat wilayah pesisir, serta dapat menambah
wawasan tentang kesehatan masyarakat pesisir pantai dan cara pandang
masyarakat mengenai tentang pola hidup sehat.

Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi nelayan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis nelayan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik nelayan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

C. Definisi
Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya
tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan
penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada umunya tinggal di pinggir
pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi
kegiatannya. Walaupun tidak ada data yang pasti, karena dalam sensur
pekerjaan nelayan dimasukkan dalam kategori petani, namun diakui
jumlah mereka cukup besar. Ini terkait dengan garis pantai Indonesia yang
tergolong nomer 2 terpanjang di dunia, yaitu sekitar 81.000 km (Apriliani,
1988 : 41). Dan sekitar 9.261 desa masuk dalam kategori desa pantai.

D. Jenis-Jenis Nelayan
Sebagaimana diketahui, nelayan bukanlah suatu entitas tunggal.
Mereka terdiri dari beberapa kelompok, yang dilihat dari segi pemilikan
alat tangkap dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik
orang lain.
2. Nelayan jurgan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang
dioperasikan oleh orang lain.
3. Nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap
sendiri, dan dalam pengoperasianya tidak melibatkan orang lain.
Dari ketiga jenis nelayan tersebut, pada umumnya nelayan juragan tidak
miskin. Kemiskinan cenderung dialami oleh nelayan perorangan dan
buruh nelayan.

E. Karakteristik Nelayan

6
Karakteristik masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis
sumberdaya yang digarapnya sehingga untuk mendapatkan hasil
tangkapan yang maksimal maka nelayan cenderung memiliki karakter
khas yakni keras tegas dan terbuka, sebagai suatu kesatuan sosial
masyarakat nelayan hidup tumbuh dan berkembang di wilayah pesisir atau
wilayah pantai.sifat dan karateristik sangat tergantung pada faktor dibawah
ini :
A. Sangat dipengaruhi oleh jenis kegiatan
B. Sangat di pengaruhi oleh faktor lingkungan, musim, dan juga pasar
C. Struktur masyarakat yang masih sederhana dan belum banyak di
masuki oleh pihak luar
D. Sebagian masyarakat peisir bekerja sebagai nelayan yang mengolah
hasil tangkapan menjadi hasil yang bernilai jual tinggi

7
BAB III
SITUASI DAN KONDISI TEMPAT PRAKTIK

A. Gambaran Umum Lokasi


Tempat : Pantai Depok
Alamat : Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jumlah pengunjung : Banyak

B. Hasil Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak R yang berusia 40
tahun. Yang sehari-harinya bekerja sebagai nelayan di Pantai Depok,
Bantul. Penghasilan beliau perharinya tidak menentu. Ikan hasil
tangkapan dijual sebagian di pelelangan dan sebagian dijual di pinggir
pantai. Saat mencari ikan Bapak R berangkat pukul 05.00 dan pulang
tidak tentu bisa jam 10.00 atau sore hari. Bapak R kadang mengalami
kendala seperti mesin mati saat berada ditengaah laut, untuk cara
penanganan biasanya diantarkan mesin cadangan oleh rekannya.
Keuntungan yang didapatkan saat mencari ikan tidak tentu, kadang
mendapat banyak dan kadang sedikit.
Bapak R jika sedang berlayar selalu bersama rekannya, dalam satu
kapal minimal 2 orang. Tidak pernah ada konflik antara satu nelayan
dengan yang lainnya. Bapak R tidak memiliki riwayat penyakit yang
berat. Bapak R menganggap kesehatan itu penting karena menurutnya
kesehatan adalah harta yang paling berharga, sebab itu beliau sudah
menerapkan pola hidup sehat dan teratur. Untuk makan saat berlayar
beliau biasanya membawa bekal seperti nasi, roti dan air mineral. Jika
masyarakat sekitar sedang sakit mereka dibawa ke puskesmas di dekat
TPR Parangtritis dan meminum obat yang diberikan dokter. Bapak R
dan masyarakat sudah mempunyai BPJS Ketenagakerjaan, mereka

8
sudah menggunakan fasilitas yang telah diberikan oleh Pemerintah.
Ada adat istiadat daerah setempat yang dilakukan 1 tahun sekali yaitu
sedekah laut seperti bagi-bagi nasi gratis, membuat gunungan yang
isinya sayur, buah, dan ikan yang kemudian dibagikan ke warga
setempat dan wisatawan yang datang ke pantai tersebut.

9
BAB IV
PEMBAHASAN

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi sehat
tidak serta merta terjadi, tetapi harus senantiasa diupayakan dari yang tidak sehat
menjadi hidup yang sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat. Data yang
kami peroleh melalui wawancara terhadap salah satu narasumber seorang nelayan
di pesisir pantai Depok, bertujuan untuk menjawab pertanyaan yaitu aktivitas
responden sehari-hari, pola interaksi dengan lingkungan, perilaku hidup bersih
dan sehat, stigma atau pandangan terhadap kesehatan, sistem tradisional pencarian
pengobatan, adat kebiasaan yang bertentangan dengan kebiasaan, pola makan
pokok sehari-hari (jenis, frekuensi, cara penyajian) dan pemanfaatan sarana
pelayanan kesehatan.
Hasil wawancara yang didapatkan adalah tidak ada perbedaan yang
signifan mengenai perilaku kehidupan sehari-hari seperti pola hidup sehat ataupun
pandangan terhadap kesehatan. Memungkinkan untuk setiap masyarakat terutama
pada masyarakat nelayan memiliki pemahaman kesehatan konsep sehat sakit,
banyak masyarakat berfikir bahwa pola hidup sehat adalah perilaku semua
kegiatan atau aktivitas baik yang diamati langsung maupun yang tidak diamati
oleh pihak luar. Sedangkan pengertian lain menyebutkan perilaku berasal dari
dorongan yang abadi dalam diri, dorongan tersebut merupakan usaha untuk
memenuhi kebutuhan yang ada di dalam diri (Purwanto, 2002). Jadi perilaku yang
muncul dari individu dapat dikatakan sebagai usaha indivu dikatakan usaha
individu untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi sehat dapat didefinisikan
kemampuan seseorang individu dalam mengerakan sumber daya baik fisik,
mental,maupun spiritual, untuk pemeliharaan dan keuntungan dirinya sendiri di
masyarakat maupun dimanapun ia berada, derajat kesehatan masyarakat yang
disebut sebagai psycho socio somatic health well being merupakan resultante dari
4 faktor : 1).lingkungan, 2).Perilaku, 3).keturunan, 4).program kesehatan yang
bersifat prefentif ,promotf, kuratif, dan rehabilitative. Dari 4 faktor tersebut di

10
atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya
terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.
Kesehatan itu mahal harganya sehingga tidak seorangpun inggin sakit.
Tetapi sering kali penyakit datang dengan tiba-tiba hanya karena manusia lalai
menjaga kesehatan. Tanpa disadari terkadang pola hidup sehari-hari dapat
menyebabkan seorang jatuh sakit , pola hidup sehat merupakan kebiasaan hidup
yang berpegang pada prinsip menjaga kesehatan. Menjalani pola hidup sehat
merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Orang yang memeilih jalan hidup yang
serba mudah dan tidak teratur dalam jangka panjang akan menjadikan orang
tersebut menjadi tidak sehat, pemalas, dan kehilangan jati diri karena hidupnya
tidak disiplin dan tidak mampu mengendalikan diri.
Wilayah pesisir merupakan satu areal dalam lingkungan hidup yang sangat
penting diperhatikan baik pengelolaan secara adminitrasi, pengelolaan habitat
hidup, pengelolaan sanitasi hidup yang ditujukan dalam rangka memperkuat
pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis
lingkungan, serta meningkatkan kemampuan masyarakat.

11
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hampir sebagian nelayan dan warga disekitar pesisir pantai sudah
menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari harinya.

B. Saran
Tenaga medis atau petugas puskesmas perlu membuat penyuluhan
pada masyarakat di daerah pesisir pantai untuk memenuhi peningkatan
status kesehatan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fitriyani, Dewi. (2013). Perubahan Orientasi Matapencaharian Nelayan di


Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka. Universitas Pendidikan Indonesia.

Imron, M. (2003). Kemiskinan dalam masyarakat nelayan. Jurnal Masyarakat dan


Budaya, 5 (1), 63-82.

Ida Muslikhah 1 Hariati Lestari2 Jusniar Rusli Afa3 2018 IDENTIFIKASI


MASALAHKESEHATAN BERBASIS LINGKUNGAN DI WILAYAH
PESISIR dalam Jurnal IlmiahKesehatan Masyarakat vol 2.

13
LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai