Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN

MANAJEMEN RESIKO KLINIS

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl :

PEMERINTAH MUSI BANYUASIN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN
PUSKESMAS NGULAK
Alamat : Jln Depati H.M sahit Rt.02 lk.1 kelurahan ngulak 1 kec.sanga desa

Halaman:1/7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi
Adalah upaya sistematis dalam rangka mengurangi risiko akibat pelaksanaan pelayanan medik.
Manajemen resiko klinis merupakan perilaku dan intervensi proaktif untuk mengurangi cidera dan
kehilangan.
Proaktif: melalui program-program yang dirancang untuk mencegah, mengendalikan, dan membuat
sedikit mungkin keterbukaan pasien terhadap resiko klinis.
Reaktif: proses sistematis melaukan identifikasi, evaluasi, dan penanganan resiko k linis jika sudah
terjadi.

B. Tujuan
1. Memberikan panduan sistem manajemen risiko yang baku dan berlaku di Puskesmas Babat
toman
2. Memastikan sistem manajemen resiko berjalan dengan baik agar proses identifikasi, analisa, dan
pengelolaan resiko ini dapat memberikan manfaat bagi keselamatan pasien dan peningkatan
mutu Puskesmas secara keseluruhan.

Halaman:2/7
BAB II
RUANG LINGKUP

Sasaran dari manajemen resiko klinis adalah:

1. Puskesmas
2. Puskesmas Pembantu
3. Poskesdes
4. Posyandu

Halaman:3/7
BAB III
TATA LAKSANA

A. Sumber Laporan Medik


Yang dapat menjadi sumber laporan medik yaitu:
1. Audit
2. Complain
3. Klaim
4. Insiden (Kejadian)
B. Laporan Insiden
1. Kejadian yang tidak di harapkan (KTD), yaitu cedera atau hasil yang tidak sesuai dengan
harapan, yang terjadi bukan karena kondisi pasien tetap karena oengangana klinis ( clinical
management)
2. Kejadian tidak cedera (KTC), penanganan klinis yang tidak sesuai kadang tidak
memimbulkan cedera
3. Kejadian nyaris cedera (KNC) terjadi jika hampir saja dilakukan kesalahan dalam
penanganan klinis, tapi kesalahan tersebut tidak jadi dilakukan
4. Kejadian potensial cedera(KPC) Keadaan keadaan tertentu dalam pelayanan klinis,
misalnya tempat tidur yang tidak dilengkapi dengan pengaman, lantai yang licin yang
beresiko terjadi pasien terjatuh, berpotensi menimbulkan cedera, kondisi tersebut
berpotensi menyebabkan cedera.
Tabel Identifikasi KTD, KNC, KPC, dan KTC Puskesmas Ngulak
NO IDENTIFIKASI KTD KTC KPC KNC
1 Peresepan irasional  
2 Kesalahan cara pemberian obat  
3 Kesalahan dosis obat  
4 Kesalahan pembacaan resep  
6 Insiden salah pemberian obat kepada pasien  
7 Tertusuk jarum 
8 Reaksi obat 
9 Syok anafilaktik 
10 Salah identitas pasien namun disadari sebelum dilakukan 
tindakan
11 Salah penulisan resep namun disadari sebelum diberikan 
kepasien

Halaman:4/7
12 Lantai licin 
13 Tersandung kayu penghalang di ruang pemeriksaan umum 
14 Kesalahan menyampaikan hasil pemeriksaan 
C. Tahapan Manajemen Resiko Klinis
1. Identifikasi resiko: keluhan pasien, klaim, laporan insiden, audit klinis
2. Analisis resiko dan evaluasi resiko:
a. Tentukan nilai resiko resiko : Pembahasan oleh tim PMKP Puskesmas Ngulak untuk
menentukan nilai resiko menggunakan matrik grading resiko

Tidaksignifikan Katastrofik(
Probabilitas /Dampak Minor (2) Moderat (3) Mayor (4)
(1) 5)
Sangat sering terjadi (tiap
minggu / bulan) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
5
Sering terjadi (beberapa
kali / th) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
4
Mungkin terjadi
(1 kali/1-2 thn) Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
3
Jarang terjadi
(1 kali/ 2-5thn) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
2
Sangat Jarang terjadi
( 1 kali/ > 5 tahun) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
1

Keteran

TINGKAT
DESKRIPSI DAMPAK
RESIKO
1 Minimal Tidakadacedera
• Cederaringan , misallukalecet
2 Minor
• Dapatdiatasidengan P3K

• Cederasedang, mis : lukarobek


• Berkurangnya fungsimotorik / sensorik / psikologis atau
3 Moderat
intelektual (reversibel) Tdk berhubungan dengan penyakit
• Setiap kasus yang meperpanjang perawatan

• Cederaluas / berat, misal : cacat, lumpuh


4 Mayor • Kehilangan fungsimotorik / sensorik / psikologis atau
intelektual (ireversibel), tdk berhubungan dengan penyakit

5 Ekstrem Kematian yg tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit

Halaman:5/7
Keterangan:

Rendah Resiko rendah, dilakukan investigasi sederhana paling lama 1 minggu diselesaikan
dengan prosedur rutin
Moderat Resiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu. Manajer
atau pimpinan klinis sebaiknya menilai dampak terhadap biaya dan kelola resiko
Tinggi Resiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari. Kaji dengan detil dan perlu
tindakan segera serta membutuhkan perhatian top management
Ekstrim Resiko ekstrim, dilakukan RCA paling lama 45 hari membutuhkan tindakan segera
b. Analisis dan Evaluasi Resiko : menggunakan Lembar investigasi sederhana/ SA ( severity
asnalysis) dan RCA (root cause analysis) jika nilai resiko telah di tentukan seperti gambar
dibawah ini.

3. Kesimpulan:
a. Pengisian lembar SA (Severity analysis) atau RCA ( root cause analysis)
b. Jika tidak ada kejadian, tetapi akan memperbaiki suatu sistem agar minimal resiko maka
dilakukan FMEA (failure mode an effect anlysis ) dengan melihat area prioritas mana yang
akan di kaji.
4. Tindak lanjut: dari semua langkah baik menggunakan SA, RCA dan FMEA akan didapatkan
apakah tindak lanjut berupa rekomendasi tatalaksana ataupun perbaikan prosedur, kebijakan,
peraturan.
5. Sosialisasi : Semua hasil yang diperoleh akan disosialisasikan pada rapat tinjauan manajemen
atau mini lokalkarya bulanan kepada semua staf Puskesmas.

Halaman:6/7
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi manajemen resiko klinis yaitu:

1. Lembar insiden keselamatan pasien


2. Lembar identifikasi resiko
3. Alat analisa resiko : Blangko SA, RCA, FMEA

Halaman:7/7

Anda mungkin juga menyukai