Anda di halaman 1dari 2

KASUS 2: TERLALU BAIK TERHADAP KARYAWAN

Doris baru saja menyelesaikan kuliahnya dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari
Departemen Manajemen FE UNP. Doris kemudian bergabung dengan perusahaan milik
keluarganya yang mempunyai 30 orang karyawan yang berketerampilan menengah (semi-
skilled). Minggu pertama pada jabatannya dia dipanggil oleh ayahnya yang mengatakan ‘ Doris,
saya telah berkesempatan untuk mengamati cara kerjamu dengan para karyawan selama dua
hari yang lalu dan, meskipun saya tidak senang, saya merasa harus mengatakan sesuatu hal.
Kamu terlalu baik terhadap karyawan. Saya tahu bahwa para dosenmu telah mengajarkan
tentang konsep hubungan manusiawi di Univesitas tetapi hal ini tdak bisa berjalan di sini. Saya
teringat waktu pertama kali Hawthorne studies diperkenalkan dan semua orang di Universitas
menjadi tertarik, tetapi saya percaya, ada hal yang lebih untuk pengelolaan karyawan daripada
hanya “baik” terhadap mereka.

Pertanyaan:
1. Bagaimana Saudara akan bereaksi atau menanggapi komentar ayah saudara bila
saudara Doris?
2. Menurut pendapat saudara, apakah ayah Doris memahami dan menginterpretasikan
Hawthorme studies secara benar?
3. Pada tahap perkembangan manajemen apa menurut saudara yang dilaksanakan ayah
Doris dalam bisnis keluarganya.

JAWABAN:

1. Karena berbuat baik kepada karyawan merupakan suatu bentuk motivasi, berbuat baik
kepada karyawan juga untuk mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan
perusahaan, karena karyawan merupakanaset yang penting bagi perusahaan jasa oleh
karena kemampuan elemen ini untuk menciptakan perbedaan yang dapat menciptakan
kepuasan dan loyalitas konsumen. Kinerja karyawan terutama karyawan lini depan sangat
menentukan bagaimana proses pertukaran atau penambahan nilai tersebut berlangsung.
Selain itu , saya akan menjelaskan bagaimana konsep hubungan manusiawi yang saya
pelajari di universitas dapat membantu dalam meningkatkan produktivitas dan
kesejahteraan karyawan.
2. Berdasarkan kutipan yang diberikan, sulit untuk menentukan apakah ayah Doris
memahami dan menginterpretasikan Hawthorne studies secara benar karena tidak ada
informasi spesifik yang disebutkan tentang pandangan ayah Doris tentang studi tersebut.

Namun, kutipan tersebut menunjukkan bahwa ayah Doris tidak sepenuhnya setuju dengan
pendekatan "terlalu baik" terhadap karyawan, yang mungkin bertentangan dengan gagasan
tentang hubungan manusiawi yang diajarkan di universitas. Oleh karena itu, sulit untuk
mengatakan dengan pasti apakah ayah Doris memiliki pemahaman yang tepat tentang
Hawthorne studies atau tidak. Karena Hawthorne studies adalah salah satu studi penting
dalam manajemen sumber daya manusia, penting untuk memahami dan menafsirkan
temuan studi dengan benar untuk memaksimalkan potensi pengelolaan karyawan yang
efektif.

3.Ayah doris mungkin sedang menjalankan manajemen dalam tahap yang lebih tradisional
atau klasik. Pada tahap ini, manajemen melihat karyawan hanya sebagai sumber daya yang
digunakan untuk mencapai tujuan bisnis. Dalam konteks ini, ayah doris mungkin
menganggap bahwa doris terlalu focus pada kebaikan karyawan dan tidak
mempertimbangkan kepentingan bisnis secara keseluruhan. Namun, pendekatan
manejemen yang lebih modern dan terbaru menggabungkan konsep hunungan manusiawi
dengan manajemen yang efektif untuk mencapai tujuan bisnis jangka Panjang dan
meningkatkan kesejahteraan karyawan.

KELOMPOK MANAJEMEN KLASIK:


1.AWAL MAULANA PUTRA
2.BISMI AKBAR
3.ORY FEBRIAN SAMTA
4.RAYHAN ANANDA IRAWAN
5.MUHAMMAD FADLI
6.NAHLA AHMAD SIREGAR

Anda mungkin juga menyukai