Anda di halaman 1dari 20

BAB I

GAMBARAN UMUM JEMAAT

Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan gambaran umum lokasi penelitian. Hal ini

menjadi penting karena dengan pengenalan gambaran umum lokasi penelitian para pembaca

dapat diarahkan kepada situasi dan kondisi kemasyarakatan dan kondisi jemaat yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

Gambaran umum lokasi penelitian meliputi gambaran umum GKS Jemaat Kahambi

Kalelangu, deskripsi PT. Muria Sumba Manis dan Perkebunan Tebu di wilayah Mburukullu.

1.1. Gambaran Umum GKS Kahambi Kalelangu

Di wilayah desa Mburukullu terdapat tiga Gereja diantaranya Gereja Katolik, Gereja

Reformasi dan GKS Kahambi Kalelangu. Tetapi penulis hanya akan berfokus pada satu

gereja yaitu GKS Kahambi Kalelangu yang sebagai lokus penelitian yang dimana sebagian

besar warga jemaatnya adalah sebagai pekerja di perusahan tebu. Oleh karena itu, ada

pembahasan khusus mengenai jemaat GKS Kahambi Kalelangu yang sebagai lokus

penelitian daripada penulis.


1.1.1. Letak Jemaat

Jemaat GKS Kahambi Kalelangu adalah satu jemaat dalam lingkup Gereja Kristen

Sumba, yang berada dalam wilayah pelayanan Klasis Pahunga Lodu. Anggota jemaatnya

berada pada empat desa yaitu, desa Mburukullu, desa Lambakara, desa Kabaru dan desa

Palanggay, Kecamatan Sumba Timur, Kabupaten Waingapu, Provinsi Nusa Tenggara

Timur. Dalam kaitannya dengan letak pemerintahan desa, maka Jemaat GKS Kahambi

Kalelangu berbatasan dengan :

Tabel. 2

Batas-batas GKS Kahambi Kalelangu

Batas Gereja Klasis


Sebelah Laut Samudera Pahunga
Timur Lodu
Sebelah GKS Jemaat Rindi
Utara Tanalingu Umalulu
Sebelah GKS Jemaat Rindi
Utara Tanalingu Umalulu
Sebelah GKS Jemaat Pahunga
Selatan Ngallu Lodu
Sebelah UPT Kabaru Rindi

Barat Amalulu1

1.1.2. Sejarah Gereja

1
Rambu Ana Maeri, Wawancara, Desa Mburukullu, 14 November 2022; Rambu T. I. Maramba,
Wawancara, Desa Mburukullu, 13 November 2022; Rambu Hara Aili, Wawancara, Desa Mburukullu, 13
November 2022.
Pada awalnya, GKS Jemaat Kahambi Kalelangu masih merupakan salah satu cabang

dari GKS Jemaat Mangili, tepatnya pada tahun 1957 dan berada dalam wilayah

pelayanan Klasis Sumba Timur Selatan. Di Latangu (sekarang desa Lambakara) wilayah

klasis Sumba Timur Selatan (STS) terdapat beberapa orang anggota sidi diantaranya

dapat disebut disini: Saudara Johanis Wadu Kitu dan Saudara Titus Lakaru Hawula alias

Umbu Nai Habuku. Saudara Titus Lakaru Hawula adalah salah seorang anggota sidi hasil

baptisan Ds.Colenbrander pada masa pergumulan Injil yang pertama di Sumba.

Sedangkan saudara J.W Kitu atau biasa dipanggil AmaNgguru Kali sebagai seorang

penolong Guru Injil di sekitar desa Mburukulu, Kabaru, dan Lambakara. Beliau dengan

giat dan tekun melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus pada ketiga desa tersebut di

atas, meskipun dengan berjalan kaki sesuai situasi dan kondisi pada saat itu.

Untuk melayani Umbu Lakaru Hawula dan beberapa anggota lainnya yang

berdomisili di Latangu dan sekitarnya, maka Majelis jemaat Mangili mengadakan

kebaktian resmi pada setiap hari Minggu dibawah pimpinan saudara J.W Kitu. Rupanya

di Latangu sambutan terhadap Injil kurang mendapat tempat, sehingga tidak nampak

perkembangan atau kemajuan yang signifikan. Meskipun disekitar tempat tersebut

terdapat banyak rumah tangga yang semuanya adalah keluarga bahkan saudara kandung

dari Umbu Lakaru Hawula namun tidak harus membuat mereka tertarik untuk menjadi

Kristen dan bergabung bersama Umbu Lakaru Hawula. Oleh karena tidak mengalami

perkembangan yang menjanjikan, maka pelayanan Pekabaran Injil dikembangkan ke arah

Watumbana (Desa Lambakara) olehkarena di tempat itu terdapat seorang Kristen yang

bernama Umbu Kalikit Meha Kota dan masih dibangun sebuah rumah beratap daun
lontar sebagai tempat ibadah tetapi tidak dipergunakan karena tidak ada perkembangan

atau pertumbuhan jemaat di tempat tersebut.

Pada akhirnya Pekabaran Injil diarahkan ke Desa Mburukullu oleh karena di Desa

Mburukullu telah terdapat beberapa orang yang sudah menjadi Kristen. Dapat disebutkan

nama Kahora Ndilu bersama istri dan anak-anaknya dan beliaulah satu-satunya orang

Kristen yang berada ditengah-tengah orang yang memiliki kepercayaanMarapu di Desa

Mburukullu. Beliau sering dipanggil dengan sebutan Ama Ndilu Harani

(Harani=Kristen). Kahora Ndilu merupakan anggota sidi dari Jemaat Payeti dan

menerima baptisan kudus pada tanggal 5 Juni 1936. Kemudian setelah menjadi Kristen

beliau kembali ke tempat kelahirannya di Mburukullu sejak tahun 1937. Keluarga ini

melakukan kebaktian Minggu di Ngallu oleh karena belum ada tempat kebaktian di desa

Mburukulu. Dalam perkembangan selanjutnya, oleh karena pekerjaan Roh Kudus, maka

pada tahun 1954, Umbu Lu Wohangara yang berdomisili di Katuda Bunggur dibaptis

menjadi Kristen. Dan semua saudaranyapun turut dibaptis bersama di Ngallu.Pelaksanaan

kebaktian Minggu masih diadakan di rumah Umbu Lu Wohangara oleh karena belum

adanya tempat kebaktian.

Oleh karena Umbu Lu Wohangara ingin membangun hidup bersama keluarganya

dengan memilih tempat yang dekat dengan sumber air, maka ia meminta izin kepada

marga Purung sebagai pemilik tanah ulayat di sekitar sungai Mburukullu dengan

membawa seekor kuda dan sebuah mamuli. Setelah mendapat tanah di sekitar sungai

Mburukulu, maka Umbu Lu Wohangara membangun rumah bersama dengan beberapa

saudaranya yang lain dan menamakan tempat tersebut dengan kampung (Kuatak)
Kahambi Kalelangu. Umbu Lu bersama keluarganya memiliki kerinduan untuk beribadah

dalam sebuah rumah gereja dan bukan dalam rumah tempat tinggal mereka.

Ketika perkembangan dan pertambahan jiwa dalam jemaat terus terjadi, maka atas

kesepakatan bersama Majelis Jemaat Mangili maka pada tahun 1957 dibangun sebuah

rumah ibadah berukuran 12 m x 5 m berlantai tanah dan beratapkan daun lontar.

Sedangkan untuk tempat duduk sebagai pengganti bangku, warga mengumpulkan batang

pinang yang dibelah dan dibuat seperti bale-bale. Pekerjaan itu dipimpin oleh saudara

J.W Kitu sebagai pelayan, juga beliau memiliki kemampuan bertukang. Kegiatan itu

dipantau terus oleh Majelis Jemaat Mangili dalam hal ini oleh Ds. Hiwa Radamuri.

Pendirian rumah ibadah itu adalah atas usaha dan kesadaran warga yang telah

menerima injil. Umbu Lu Wohangara bersedia mempersembahkan sebagian tanah yang

diperolehnya dari marga Purung untuk dijadikan lokasi gereja sebagai cikal bakal

lahirnya GKS Jemaat Kahambi Kalelangu.

Bangunan gereja yang dibangun di sekitar kampung Kahambi Kalelangu

berdampingan dengan tempat ibadah (±250 meter) orang Marapu marga Purung yang

mayoritas warganya bertempat tinggal di Wudi. Tempat ibadah orang Marapu itu ditandai

dengan tumbuhnya sebatang pohon Kesambi yang subur dan daunnya rindang dan masih

ada hingga sekarang ini. Pohon kesambi itu dianggap kudus dan lagi keramat, sehingga

tidak boleh dihampiri oleh siapapun kecuali wunang hamayangu (Ratu Sembahyang

Marapu). Wunang Hamayangu pun dapat menghampiri hanya dengan alasan untuk

menyampaikan persembahan. Hal itu berlaku sekali dalam setahun, biasanya pada saat

menjelang musim penghujan, karena saat itulah saat untuk memohon hujan serta berkat

bagi tanaman. Oleh karena begitu keramatnya tempat itu, sehingga hewan pun tidak ada
yang mendekat untuk bernaung dibawahnya. Terlebih lagi manusia, apabila ada yang

mendekat akan mengalami bahaya sakit dan ada yang hingga menemui ajal. Begitulah

keyakinan penganutnya.

Pada waktu tertentu dibawah naungan pohon itu diadakan upacara: “Kalelangu”

yakni semacam upacara ritual kepercayaan Marapu. Itulah sebabnya maka pohon itu

dinamakan Kahambi Kalelangu. Kahambi = pohon kesambi ; Kalelangu = salah satu

ritual/ upacara kepercayaan Marapu.

Setelah memenuhi syarat untuk menjadi sebuah cabang, maka cabang itu disebut

“Kahambi Kalelangu.” Dengan mengambil alih nama itu, gereja dalam hal ini Majelis

Jemaat Mangili bermaksud untuk memperlihatkan kepada sekitarnya bahwa kuasa

kegelapan yang ada disitu tidak akan dapat melebihi kuasa Tuhan.

Pada mulanya Jemaat GKS Kahambi Kalelangu juga menemui hambatan-hambatan

yakni; Para penganut kepercayaan Marapu menolak kehadiran agama Kristen dengan

cara tidak menerima kedatangan para penginjil untuk mendatangi rumah mereka. Terjadi

benturan budaya secara khusus kawin-mawin. Dimana penganut kepercayaan Marapu

mengakui adanya perkawinan poligini sedangkan ajaran gereja tidak mengakuinya.

Sehingga seringkali terjadi perbedaan pendapat yang mengakibatkan banyak anggota

jemaat kembali menganut kepercaayaan Marapu. Pada umumnya hal tersebut juga di

pengaruhi jemaat memiliki pekerjaan sebagi petani pekebun dengan tingkat pendidikan

masih buta huruf dan hanya segelintir anggota jemaat yang memiliki pendidikan pada

tingkat Sekolah Dasar. Mayoritas anggota jemaat merupakan suku Sumba. Masyarakat

Sumba juga dikenal dengan stratifikasi sosial yakni pembagian menurut golongan raja

(Maramba) orang merdeka (Kabihu) dan hamba (Ata). Namun, dalam jemaat stratifikasi
tidak harus menjadi perhatian utama tetapi tetap diakui bahwa stratifikasi tersebut

mengatur tatanan hidup orang Sumba di tempat itu.2

Di wilayah pelayanan GKS Kahambi Kalelangu khususnya di Pusat berdasarkan data

statistic pada tahun 2019 terdiri dari 925 jiwa. Yang sebagian besar adalah warga

masyarakat desa Mburukullu. Sebagian besar warga jemaat bekerja sebagai petani baik

sawah maupun kebun. Desa Mburukullu memiliki sumber daya alam yang cukup bagus.

Oleh karena di wilayah ini adalah daerah agraris. Dan sebagian besar warga jemaat

adalah sebagai petani yang mengusahakan ladang mereka untuk memenuhi kebutuhan

hidup. Desa Mburukullu memiliki kekayaan alam yakni hutan dan padang yang sangat

luas. Hewan-hewan dapat hidup bebas di padang. Warga masyarakat pun mengusahakan

ladang persawahan dan perkebunan kemudian memperoleh hasil yang memuaskan dan

mencukupi kebutuhan mereka dalam jangka waktu yang lama, sisanya mereka jual.

Pada tahun 2018, pada masa kepemimpinan Pendeta Rambu Ana Maeri dan Pendeta

Rambu Tamu Ina Maramba hadirlah satu perusahan besar yang bertempat di wilayah

desa Mburukullu. Pihak perusahan bersama pemerintah sudah melakukan survey

lapangan dalam mempersiapkan lahan untuk dijadikan perkebunan tebu.3

Perkebunan tebu Muria Sumba Manis adalah satu-satunya perkebunan yang ada di

wilayah Mburukullu, sebelumnya belum pernah ada perusahan yang masuk yang

kemudian perkebunannya ada di wialayah Mburukullu. Perusahan tebu adalah perusahan

yang cukup besar. dan perkebunannya ada dibeberapa tempat di kabupaten sumba timur.

Dan kehadirannyapun membawa dampak positif dan negative yang sangat besar bagi

2
Profil Jemaat GKS Kahambi Kalelangu
3
Rambu Ana Maeri, Wawancara, Desa Mburukullu, 30 Oktober 2022; Rambu T. I. Maramba, Wawancara,
Desa Mburukullu, 30 Oktober 2022; Dominggus Turu Marambandima, Wawancara, Desa Mburukullu, 30 Oktober
2022.
warga masyarakat saat ini dan pada masa yang akan mendatang. Hal inilah yang menjadi

sebab daripada jemaat setempat tidak menerima keberadaan perkebunan tebu.

Namun beberapa sebab, sehingga sampai dengan saat ini dari pihak gereja belum

melakukan pendataan berapa banyak jumlah warga masyarakat yang bekerja di perusahan

tebu sebagai karyawan dan berapa banyak warga jemaat penerima diakonia yang juga

turut bekerja di perusahan tebu. Tetapi berdasarkan hasil wawancara yang penulis

lakukan sebagian besar warga masyarakat di pusat adalah karyawan di perusahan tebu,

sekaligus juga sebagai petani yang mengusahakan lahan persawahan dan perkebunan.4

1.1.3. Tingkat Pendidikan

Tabel. 3

Tingkat pendidikan

Jenis Kelamin Jumlah


Wilayah Pusat
Laki-laki Perempuan

Buta huruf 13 13 26

TK/PAUD 13 17 30

SD 164 155 319

SMP 33 30 63

SMA 74 76 150

Sarjana 32 34 66

Jumlah 329 325 654

Dari proporsi warga jemaat maka memiliki tingkat pendidikan sebanyak 628 jiwa

(tidak termasuk yang buta huruf). Jika memakai angka partisipasi sekolah sebagai salah

4
Rambu Ana Maeri, Wawancara, Desa Mburukullu, 11 November 2022.
satu indikator keberhasilan pembangunan terhadap akses layanan pendidikan dalam suatu

wilayah yang merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan terhadap penduduk usia

sekolah maka apabila dibuat dalam bentuk persentase, kami tidak menggunakan

berdasarkan kelompok usia warga jemaat melainkan berdasarkan jenjang

pendidikannyadan dapat digambarkan sebagai berikut: PAUD / TK 4,5 %, SD 48,7%,

SMP 9,6%, SMA 22,9%, Sarjana 10,9%. Sedangkan kelompok buta huruf yang

berjumlah 26 jiwa dalam mencari persentasenya digunakan cara penjumlahan secara

menyeluruh sehingga jumlah anggota jemaat yangmenempuh pendidikan ditambah

dengan kelompok buta huruf sebanyak 654 jiwamaka didapati 3,9 % anggota jemaat

yang buta huruf.

Dari persentase tiap tingkat pendidikan didapati bahwa kelompok buta huruf masih

tergolong dalam jumlah yang besar,gereja perlu untuk mendorong jemaat yang belum

mendapat pendidikan dengan cara bekerjasama dengan dinas Pendidikan demi

memberantas buta huruf dalam jemaat.

Pada tingkat TK/PAUD didapati bahwa masih terlalu rendahnya minat jemaat untuk

menyekolahkan anak-anak usia dini agar mereka dibiasakan untuk menempuh pendidikan

secara formal. Oleh karena itu, GKS Kahambi Kalelangu masih terus berusaha untuk

meningkatkan kualitas PAUD DOVE yang didirikan oleh gereja pada tahun 2010 yang

lalu. Selanjutnya, apabila dilihat dari jumlah jemaat yang menempuh tingkat pendidikan

Sekolah Dasar baik yang aktif maupun yang tidak aktif lagi, maka dapat dikatakan cukup

tinggi persentasenya sehingga paling tidak, gereja mampu menjadi motivator bagi orang

tua dalam jemaat yang anak- anaknya sudah memasuki usia sekolah untuk dapat

menempuh pendidikan pada tingkat sekolah dasar.


Hal yang menarik adalah bahwa dari sisi jumlah jemaat yang telah menempuh

pendidikan pada tingkat perguruan tinggi dengan gelar sarjana strata 1 cukup besar.

Meskipun rasio antara yang memiliki gelar sarjana strata 1 dengan jumlah jemaat yang

menempuh pendidikan masih sangat rendah. Semoga ke depan, banyak orang tua dalam

jemaat yang terus mendorong dan merasa terdorong untuk dapat menyekolahkan anak-

anak mereka pada jenjang yang lebih tinggi.5

5
Profil Jemaat GKS Kahambi Kalelangu
1.1.4. Mata Pencaharian / Pekerjaan

Wilayah Jenis Kelamin


Pusat
Laki-laki Perempuan Jumlah

Tani 196 178 374


Nelayan - - -
ASN 12 8 20
W. 13 2 15
Swasta
TNI 1 - 1
POLRI 1 - 1
Pensiunan 1 2 3
Jumlah 224 190 414

Dari bagan mata pencaharian diatas, dapat dihitung secara menyeluruh dengan

jumlah 414 jiwa yang bermata pencaharian. Berangkat dari jumlah keseluruhan, kami

membuat dalam bentuk persentase dan dapat dikatakan sebagai berikut :

1. Mata pencaharian jemaat sebagai Petani sebanyak: 90,3%

2. Mata pencaharian jemaat sebagai nelayan sebanyak: 0%

3. Mata pencaharian jemaat sebagai ASN sebanyak: 4,8%

4. Mata pencaharian jemaat sebagai Wiraswasta sebanyak: 3,6%

5. Mata pencaharian jemaat sebagai TNI sebanyak: 0,2%

6. Mata pencaharian jemaat sebagai Polri sebanyak: 0,2%

7. Mata pencaharian jemaat sebagai Pensiunan sebanyak: 0,7%

Berdasarkan gambaran persentase diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anggota

jemaat GKS Kahambi Kalelangu yang bermata pencaharian sebagai petani atau pekebun
mendapat persentasi tertinggi. Hal ini dilatarbelakangi oleh karena wilayah pelayanan

GKS Kahambi Kalelangu masih merupakan daerah pertanian dan peternakan.6

1.1.5. Bentuk-bentuk Pelayanan

GKS mempunyai Tri Tugas Pelayanan yaitu Koinonia (Persekutuan), Diakonia

(Pelayanan) dan Marturia (Kesaksian). Setiap aspek yang dipahami serta dilaksanakan

sebagai karya Allah dalam memelihara dan menjaga umat ciptaan-Nya. Berikut di bawah

Ini adalah program pelayanan yang dilakukan jemaat berdasarkan Tri Tugas Pelayanan

GKS di jemaat GKS Kahambi Kalelangu-Klasis Pahunga Lodu.

1.1.5.1. Koinonia (Persekutuan)

Pelayanan koinonia memiliki tujuan untuk memeliharaan persekutuan di dalam

suatu jemaat, program pelayanan yang dilaksanakan yaitu: kebaktian utama, ibadah

rumah tangga, komisi perempuan dan komisi kaum bapa, dan komosi anak remaja.

Ibadah rumah tangga biasanya dilaksanakan hari Senin dan Kamis pukul 19.00.

Dan apabila penerima PART dan pelayan berhalangan pada hari H, maka biasanya

ibadah PART akan dilakukan setiap hari Minggu pukul 15.00.

Kebaktian Umum dilaksanakan pada setiap hari Minggu, Kebaktian pertama di

lakukan pada pukul 06.00-07.00 WITA, kebaktian kedua pukul 08.00-09.00 WITA.

Kebaktian Umum dipimpin oleh pendeta, vikaris dan GI berdasarkan jadwal

pelayanan yang sudah diatur secara seksama.

Pelayanan ibadah Pemuda berlangsung setiap hari jumat pukul 16.00 yang telah

disepakati bersama guna memperlancar keberlangsungan ibadah yang ada dengan

6
Profil Jemaat GKS Kahambi Kalelangu
baik dan adanya pertisipasi oleh seluruh pemuda. Pelayanan ini dilakukan di gedung

kebaktian dan pada waktu-waktu tertentu dilakukan ibadah padang. Oleh karena

tingkat kepercayaan diri yang masih minim, pelayanan biasanya dipimpin oleh

pendeta, vikaris dan GI. Tetapi dalam perjalanannya pelayanan kebaktian pemuda

pun tidak lagi berjalan dengan baik bahkan sampai dengan saat ini sama sekali tidak

berjalan. Hal ini terjadi oleh karena kurangnya partisipasi dari setiap pemuda.

Adanya pemahaman yang keliru. Orientasinya karena mereka berpikir ibadah

pemuda hanya sebatas untuk berkumpul dan senang-senang, namun akan ikut

berpartisipasi apabila ada kegiatan luar. Tetapi ketika ibadah di gedung kebaktian

hampir bahkan tidak ada pemuda yang datang beribadah. Kebanyakan pemuda sudah

bekerja di perusahan tebu sebagai karyawan sehingga waktu mereka tersita dan

tenaga mereka terkuras sehingga ketika waktunya untuk ibadah mereka tidak lagi

mengambil bagian. Adapun rencana daripada para pelayanan untuk kembali

menjalankan pelayanan kebaktian pemuda pada awal januari 2023 mendatang.

Bidang komisi Perempuan dan Komisi Bapa dilakukan pada hari senin pukul

19.00. Kedua bidang komisi inipun tidak berjalan dengan baik bahkan sampai dengan

saat ini dikarenakan alasan pekerjaan. Banyak jemaat yang bekerja sebagai petani

yang mengelolah sawah, kebuh bahkan yang bekerja di perusahan tebu sehingga

sangat sulit bagi mereka untuk mengatur waktu dalam mengikuti pelayanan.

Kurangnya partisipasi daripada setiap komisi yang ada.

Komisi Anak Remaja. Dilaksanakan Minggu pukul 15.00, oleh karena

pertimbangan sebagian besar anak-anak bertempat tinggal jauh dari tempat ibadah

sehingga waktunya lebih tempo. Setiap Komisi ada Majelis yang bertanggungjawab,
namun Komisi Anak dan Remaja memang Majelisnya terpanggil untuk mengajar,

sehingga Komisi Anak Ramaja tetap hidup dan anak-anak berpartisipasi dengan

sangat baik dalam mengikuti setiap ibadah yang ada. Dan komisi Anak Remaja terus

hidup sampai dengan saat ini. 7

1.1.5.2. Diakonia (Pelayanan)

Pelayanan di bidang diakonia bertujuan untuk menolong anggota jemaat yang

membutuhkan uluran tangan Tuhan melalui hamba-hambaNya. Program diakonia

antara lain: memberikan bantuan pada keluarga yang mengalami kedukaan, para

janda, duda, anak yatim piatu, dan orang-orang yang sakit. Diakonia yang dilakukan

berjenis karitatif. Melayani setiap mereka yang membutuhkan uluran tangan

merupakan tanggung jawab yang harus lakukan, oleh karena melalui pelayanan itu

dapat membantu menyatakan cinta kasih dan ada campur tangan Tuhan untuk

segenap ciptaanNya. Adapun sebagian para janda, duda anak yatim piatu dan

mereka yang menerima diakonia juga mengambil bagian dalam perusahan tebu untuk

menambah pemasukan yang ada guna memenuhi setiap kebutuhan lainnya yang

masih kurang. Dan sebagian dari mereka juga bekerja sebagai penganyam.8

1.1.5.3. Marturia (Kesaksian)

Dalam pelayanan marturia jemaat menyaksikan kemurahan Allah sebagai karya

keselamatan. Sebagai karya tangan Tuhan yang diperlengkapi dengan hikmat.

Pelayanan marturia bertujuan untuk memperlengkapi jemaat dalam menyampaikan

kehendak Tuhan. Pelayanan ini yaitu melalui, puji-pujian baik VG/Paduan

7
Vebyati Lende, Wawancara, Desa Mburukullu, 22 Oktober 2022
8
Rambu Ana Maeri, Wawancara, Desa Mburukullu, 23 Oktober 2022; Vebyati Lende, Wawancara, Desa
Mburukullu, 23 Oktober 2022.
Suara/Solo, khotbah mimbar, dan ibadah rumah tangga. Dalam melakukan pelayanan

marturia inilah gereja juga berperan penting untuk menyampaikan kepada jemaat

bahwa dampak-dampak dari pada kerusakan alam sangat berbahaya. Untuk saat ini

dampaknya belum begitu terasa tetapi dalam jangka waktu kedepannya dampaknya

akan dirasakan oleh anak cucu. Dalam hal ini kita sebagai orang tua sudah

meninggalkan dan mewariskan sesuatu yang menjadi jurang bagi keturunan kita

kedepannya. Dalam melakukan pelayanan marturia gereja menyuarakan isi hati Allah

kepada jemaat bahwa jika manusia serakah terhadap ciptaan lain (alam)

sesungguhnya manusia merusak dirinya sendiri secara halus. 9

1.1.6. Masalah yang dihadapi

GKS Jemaat Kahambi Kalelangu tidak terlepas dari pergumulan pelayanan. Berikut

adalah beberapa pergumulan yang dihadapi dalam jemaat.

1.1.6.1. Minuman Keras

Yang menjadi pergumulan ialah beberapa anggota jemaat secara khusus yang

muda-mudi baik yang sudah berkeluarga maupun yang belum berkeluarga masih

sering mabuk-mabukan dan bahkan dilakukan di lingkungan gereja. Hal ini tentunya

mengganggu waktu istirahat para pelayanan yang dimana rumah pastori 1 dan 2

berada persis di samping gereja dan juga orang-orang sekitar yang rumahnya

9
Rambu Ana Maeri, Wawancara, Desa Mburukullu, 02 September 2022; Rambu T. I. Maramba,
Wawancara, Desa Mburukullu, 02 September 2022.
berdekatan dengan gereja. Para pelayan sudah menegur mereka secara langsung

bahkan hal ini juga disampaikan melalui mimbar tetapi tidak ada perubahan.

1.1.6.2. Kurangnya Partisipasi

Dalam setiap pekerjaan pembangunan ada begitu banyak kesulitan yang dialami

terutama kurangnya keterlibatan daripada semua jemaat oleh karena kesibukan

pekerjaan bagi mereka yang bekerja sebagai petani dan juga pekerja buruh. Setiap kali

ada kegiatan pembangunan di gereja yang hadir hanyalah para pendeta, beberapa

majelis, vikaris dan Gi.

Para petani sawah dan pekerja buruh, mereka sangat terbatas dalam hal waktu

secara khusus yang bekerja di perusahan tebu sebelum jam 7 mereka sudah harus tiba

di tempat kerja dan apabila mereka terlambat maka gaji mereka yang dipotong. Jika

mereka absen secara otomatis mereka tidak menerima gaji, oleh karena mereka digaji

perhari sekalipun penerimaan setiap awal bulan.

1.1.6.3. Dampak negatif dari keberadaan perkebunan tebu

Untuk saat ini dampak dari keberadaan perkebunan tebu sudah terasa sekalipun

belum begitu besar seperti kekurangan air, yang dahulu sebelum adanya perkebunan

tebu masyarakat tidak pernah mempersoalkan air tetapi kehadiran perkebunan tebu

yang menutup aliran air yang mengalir kearah persawahan sehingga saat ini

masyarakat mengalami kekeringan diarea persawahan.

Beberapa bulan terakhir terserang hama belalang dan burung yang sebelumnya

tidak pernah terjadi. Hal tersebut adalah akibat dari tempat mereka hidup “lahan”

sudah dialih fungsikan menjadi perkebunan tebu sehingga mereka kehilangan tempat
untuk melangsungkan hidup. Belalang serta burung-burung kemudian menyerang

lahan masyarakat. Hal ini tentunya menjadi pergumulan gereja.10

1.1.7. Deskripsi Tentang Pabrik dan Perkebunan Tebu

Pabrik tebu bertempat di Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur. Pabrik

adalah tempat untuk mengelolah hasil kebun yang sudah dipanen di perkebunan tebu

yang tersebar dibeberapa kecamatan. Sedangkan Perkebunan tebu terletak dibeberapa

kecamatan di kabupaten sumba timur. Tetapi penulis hanya akan fokus pada perkebunan

tebu yang ada di wilayah pelayanan GKS Jemaat Kahambi Kalelangu.

Kehadiran perkebunan tebu di wilayah tersebut adalah hasil dari pemanfaatan lahan

tidur dan melewati proses yang cukup panjang oleh karena terjadi pro dan kontra dengan

jemaat setempat. Perkebunan tebu bertempat di wilayah pelayanan GKS Jemaat Kahambi

Kalelangu dan berada di tengah-tengah antara perumahan jemaat dan laut. Berdasarkan

wawancara dengan mandor Jhonbar Taraandung, luas perkebunan tebu yang dijadikan

perkebunan tebu adalah 596 ha, yang sudah dikelola seluas 353 ha dan yang belum

dikelola 243 ha. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan lahan perkebunan tebu

yang terdiri dari beberapa blok dan masing-masing blok terdiri dari 10 ha dan ada yang di

bawa dari 10 ha.11 Penggunaan lahan tidak hanya dijadikan lahan perkebunan tetapi juga

digunakan untuk bangunan perumahan karyawan, perkantoran, jalan, sumur bor,

bendungan dan pembangun listrik.12

10
Rambu Ana Maeri, Wawancara, 02 September 2022; Rambu T. Ina Maramba, Wawancara, 02 September
2022.
11
Jhonbar Taraandung, Wawancara, Desa Mburukullu, 18 Januari 2023.
12
Obednego Bangngu, Wawancara, Desa Mburukullu, 10 Juni 2022
Perkebunan tebu menjadi solusi bagi jemaat setempat untuk memperoleh pekerjaan.

Karena perkebunan ada dibeberapa tempat di wilayah kabupaten sumba timur sehingga

memudahkan jemaat setempat dalam menempuh lokasi tempat kerja tanpa harus

menempuh perjalanan yang jauh. Sebagian besar jemaat bekerja di perkebunan tebu

sebagai pekerja buruh, dan sebagian besar bekerja di bagian pabrik yang ada di Wanga.

Pengolahan perkabunan tebu adalah hasil dari alih fungsi lahan yang awalnya adalah

hutan dan dialih fungsikan menjadi perkebunan tebu yang hasil dapat dimanfaatkan

dengan tujuan pertumbuhan perekonomian dan membuka lapangan pekerjan bagi jemaat

setempat untuk menunjang kebutuhan hidup. Peralihan fungsi hutan sudah berlangsung

selama 6 tahun. Tetapi dalam proses awal tidak dapat berjalan dengan baik dikarenakan

terjadi pro dan kontra dengan jemaat melihat pada dampak yang terjadi dari hadirnya

pabrik dan perkebunan tebu yang dialami oleh jemaat setempat cukup terasa, dan

sebagian besar jemaat setempat memperhitungkan kehidupan keturunan pada masa yang

akan datang. Pemahaman jemaat terhadap keberadaan pabrik dan perkebunan tebu

bertolak belakang dengan tujuan hadirnya perkebunan tebu di wilayah tersebut, tidak

hanya pada dampak-dampak negatif yang dialami jemaat, tetapi jemaat juga memiliki

solidaritas terhadap ciptaan yang lain sebagai bentuk pertanggungjawaban atas mandat

Allah kepada manusia atas ciptaan lain. Namun, dalam perjalannya pabrik dan

perkebunan tebu berhasil masuk di wilayah Kabupaten Sumba Timur dan perkebunannya

tersebar di beberapa kecamatan.13

13
Dominggus Turu Marambandima, Wawancara, Desa Mburukullu, 15 September 2022; Andreas K. Rihi,
Wawancara, Desa Mburukullu, 15 September 2022.
Rangkuman

GKS Jemaat Kahambi Kalelangu bertempat di wilayah desa Mburukullu, Kecamatan Pahunga

Lodu, Kabupaten Sumba Timur. Jemat wilayah pelayan GKS Jemaat Kahambi Kalelangu

termasuk dalam wilayah pelayan GKS, Klasis Pahunga Lodu. GKS Jemaat Kahambi Kalelangu

terdiri dari gereja pusat, cabang, ranting dan POS PI.

Di wilayah pelayanan GKS Kahambi Kalelangu terdapat lahan yang luas terdiri dari

perkebunan milik masyarakat yang belum dikelola dan tanah ulayat. Oleh karena keterbatasan

dana dalam mengola lahan yang luas menjadi sebab jemaat setempat belum mengfungsikan

lahan yang ada. Sedangkan tanah ulayat sebagai tempat sembhayang orang berkepercayaan

marapu pada zaman dulu kini tidak lagi menjadi tempat sembhayang oleh karena keturunan

daripada pihak pemilik tanah ulayat sudah memutuskan untuk menganut kepercayaan Kristen

Protestan, namun tanah ulayat sebagai warisan dari nenek moyang tetap mereka jaga. Namun,

dalam perjalanannya, terjadi pengalihan fungsi lahan untuk dijadikan perkebunan tebu guna

menunjang pertumbuhan perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi jemaat

setempat.

Kehadiran pabrik Wanga dan perkebunan tebu di wilayah pelayanan GKS Kahambi

Kalelangu dengan tujuan merekrut banyak tenaga dari jemaat setempat baik yang pengangguran,

yang sudah sarjana dan bahkan yang memiliki lahan persawahan dan perkebunan pun mengambil

bagian sebagai karyawan dan pekerja buruh di pabrik gula dan perkebunan tebu, menunjang

pertumbuhan perekonomian. Tetapi dalam proses awal tidak dapat berjalan dengan baik karena

terjadi pro dan kontra dengan jemaat melihat dampak dari hadirnya pabrik dan perkebunan tebu

yang dialami oleh jemaat setempat cukup terasa dan sebagian besar jemaat setempat

memperhitungkan kehidupan keturunan pada masa yang akan datang. Namun, dalam perjalannya
pabrik dan perkebunan tebu berhasil masuk di wilayah Kabupaten Sumba Timur dan

perkebunannya tersebar di beberapa kecamatan.

Anda mungkin juga menyukai