Anda di halaman 1dari 6

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Analisis eksplorasi


Hasil eksplorasi penyebab masalah
. diidentifikasi penyebab masalah
1 - Rendahnya Hasil Kajian Literatur : Setelah dilakukan
kompetensi Syarif Yunus, (2019) analisis terhadap hasil
pedagogik guru DI Faktor penyebab rendahnya kompetensi guru: kajian literatur dan hasil
SMPN 1 Halmahera 1. ketidaksesuaian disiplin ilmu dengan bidang wawancara, serta
Barat ajar (miss-match). Masih banyak guru di dikonfirmasi melalui
sekolah yang mengajar mata pelajaran yang obeservasi/pengamatan
bukan bidang studi yang dipelajarinya. Hal ini dapat diketahui bahwa
terjadi karena persoalan kurangnya guru pada penyebab masalah
bidang studi tertentu. Rendahnya
kompetensi pedagogik
2. Kualifikasi guru yang belum setara guru DI SMPN 1
sarjana. Konsekuensinya, standar keilmuan Halmahera Barat :
yang dimiliki guru menjadi tidak memadai 1. Peningkatan
untuk mengajarkan bidang studi yang menjadi kompetensi guru
tugasnya. Bahkan tidak sedikit guru yang yang rendah
sarjana, namun tidak berlatar belakang sarjana 2. Belum adanya
pendidikan sehingga “bermasalah” dalam aspek kesadaran/kemauan
pedagogik. dari guru untuk
meningkatkan
3. Program peningkatan keprofesian berkelanjutan kompetensinya.
(PKB) guru yang rendah. Masih banyak guru
yang “tidak mau” mengembangkkan diri untuk
menambah pengetahuan dan kompetensinya
dalam mengajar. Guru tidak mau menulis, tidak
membuat publikasi ilmiah, atau tidak inovatif
dalam kegiatan belajar. Guru merasa hanya
cukup mengajar.

4. Rekrutmen guru yang tidak efektif. Karena


masih banyak calon guru yang direkrut tidak
melalui mekanisme yang professional, tidak
mengikuti sistem rekrutmen yang
dipersyarakatkan. Kondisi ini makin menjadikan
kompetensi guru semakin rendah.

https://www.indonesiana.id/read/119880/empat-
sebab-rendahnya-kompetensi-guru

Hasil wawancara bersama kepala sekolah :


Faktor penyebab Rendahnya kompetensi pedagogik
guru :
1. Belum adanya kesadaran dari guru yang
bersangkutan untuk merubah diri dan
meningkatkan kompetensinya terutama
kompetensi profesional.

2. Budaya malas masih ada dalam diri guru,


padahal fasilitas yang disediakan sekolah sudah
lengkap dan saya sebagai kepala sekolah
- Siswa mengalami
mendukung penuh.
kesulitan membaca di
kelas IXE SMPN 1 Setelah dilakukan
3. Tidak aktif/pasif mengikuti kegiatan MGMP
Halmahera Barat analisis terhadap hasil
maupun workshop
kajian literatur dan hasil
Hasil Kajian Literatur: wawancara, serta
Hendri, 2019. dikonfirmasi melalui
Ada beberapa penyebab kesulitan membaca: obeservasi/pengamatan
Faktor Eksternal dapat diketahui bahwa
1. Keadaan Keluarga bahwa “Keluarga adalah lembaga penyebab masalah
pendidikan pertama dan utama”. Keluarga yang sehat Siswa mengalami
besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat kesulitan membaca di
menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan kelas IXE SMPN 1
bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam Halmahera Barat
keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang
adalah :
dalam belajar.
1. Kondisi keluarga
2. Keadaan Sekolah “Peranan guru itulah yang dalam mendidik
memegang peranan yang terpenting, dalam arti bahwa siswa yang belum
perhatian guru pribadi terhadap peserta didiknya lebih sesuai
memajukan perkembangan anak daripada organisasi 2. Metode mengajar
sekolah, dimana seorang guru lebih sering guru yang belum
menghadapi anak-anak dari kelas itu”. tepat.

Faktor Internal :
1. Kurang Mengenal Huruf
Kesulitan tidakmampuan peserta didik mengenali
huruf-huruf seringkali dijumpai guru.
Ketidakmampuan peserta didik membedakan huruf
besar dan kecil termasuk dalam kategori kesulitan.
2. Menghilangkan Huruf
Penghilangan huruf sering dilakukan oleh peserta
didik berkesulitan membaca karena adanya
kekurangan dalam mengenal huruf, bunyi bahasa dan
bentuk kalimat.
3. Membaca Kata Demi Kata
Peserta didik yang mengalami kesulitan jenis ini
biasanya berhenti setelah membaca sebuah kata,
tidak segera diikuti dengan kata berikutnya.
Membaca kata demi kata seringkali disebabkan oleh
Gagal memahami makna kata, atau kurang lancar
membaca.

Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2019, Volume 14


Nomor 2, (56-57)
https://core.ac.uk/download/pdf/235301902.pdf

Hasil Wawancara dengan wali kelas-Guru BK


Faktor Eksternal
1. Metode pengajaran belum tepat
2. Kerjasama antara orang tua kurang bersinergi
orang tua sibuk bekerja
3. Masalah muncul sejak di SD yang tidak
terselesaikan

Faktor Internal :
1. Siswa kurang bersungguh-sungguh berlatih
membaca
2. Kurang rasa percaya diri
3. Tidak ada motivasi dalam diri

2 - Rendahnya hasil Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan


belajar siswa di kelas Ayu ardila, 2017 analisis terhadap hasil
VIII D SMPN 1 4 faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. kajian literatur dan hasil
Halmahera Barat 1. kurangnya minat siswa terhadap pelajaran wawancara, serta
2. kurangnya konsentrasi siswa selama proses dikonfirmasi melalui
pembelajaran obeservasi/pengamatan
3. Rendahnya pemahaman konsep siswa dapat diketahui bahwa
4. kurangnya kedisiplinan siswa penyebab masalah
Rendahnya hasil
https://www.Journal.unrika.ac.id belajar siswa di kelas
Hasil wawancara bersama guru mapel VIII D SMPN 1
1. Siswa tidak mempersiapkan diri ketika ada Halmahera Barat
penilaian adalah :
2. Siswa lebih sering bermain Hp/ Game dari pada 1. Sikap siswa yang
belajar kurang disiplin
3. Rendahnya minat dan pemahaman siswa 2. Minat dan
terhadap pelajaran pemahaman belajar
4. Lembar jawaban tidak diisi dengan baik dan siswa rendah
- Beberapa siswa kelas benar
VIII SMPN 1 5. Presentasi kehadiran siswa di kelas kurang
Halmahera Barat
belum memahami Hasil Kajian Literatur:
gaya belajar Anjar, 2017
Gaya belajar yang digunakan merupakan kunci untuk
mengembangkan kinerja dalam belajar. Perlu disadari
bagaimana orang yang satu dengan yang lain menyerap
dan menggali informasi, dan dapat menjadikan belajar
dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya sendiri.
Jika siswa diajar dengan metode standar kemungkinan
kecil mereka dapat memahami apa yang diberikan

https://www.wawasanpendidikan.com/2014/09/
Faktor-faktor-yang-Mempengaruhi-Gaya-
Belajar.html

Hasil Wawancara bersama Waka kurikulum


1. Siswa masih terbiasa dengan gaya belajar yang
biasa
2. Guru kurang memahami gaya belajar siswa
3. Siswa belum mendapatkan informasi atau
pengetahuan terkait berbagai macam gaya
belajar

3 - Siswa bersikap tidak Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan


sopan terhadap orang Fina Pricilia 2019 analisis terhadap hasil
tuanya saat ada Faktor penyebab anak bersikap tidak sopan kajian literatur dan hasil
masalah di sekolah. 1. kebiasaan orang tua dalam mendidik anak wawancara, serta
2. pengaruh negatif dari tontonan TV atau youtube dikonfirmasi melalui
3. ketidak mampuan mengelola emosi dengan baik obeservasi/pengamatan
4. jenuh atau bosan sehingga mencari perhatian dapat diketahui bahwa
penyebab masalah
https://kumparan.com/kumparanmom/7-hal-yang- Siswa bersikap tidak
sebabkan-anak-bersikap-tidak-sopan- sopan terhadap orang
1rSWEZ9CthF tuanya saat ada
masalah di sekolah
Hasil wawancara dari orang tua adalah :
1. Tidak ada mata pelajaran tentang etika dan 1. Pola asuh orang tua
sopan santun di sekolah yang belum tepat
2. Pengaruh gadget dan televisi 2. Pengaruh medsos
3. Karakter anak yang tempramental dan ketidak
4. Mencari perhatian lebih sehingga bersikap tidak mampuan
sopan mengendalikan diri
4 - Kompetensi Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan
profesional guru Rika Ariyani (2021 analisis terhadap hasil
rendah Faktor penyebab rendahnya profesionalitas guru kajian literatur dan hasil
1. Ketidak sesuaian latar belakang keilmuan dengan wawancara, serta
bidang yang diajar dikonfirmasi melalui
2. Masih ada guru yang bukan sarjana pendidikan obeservasi/pengamatan
3. Rendahnya minat guru untuk mengembangkan dan dapat diketahui bahwa
meningkatkan kualitas diri penyebab masalah
4. Memiliki pekerjaan lain selain profesi guru Kompetensi profesional
5. Organisasi profesi guru belum berfungsi dengan guru rendah adalah :
baik 1. Memiliki pekerjaan
lain selain profesi
https://www.rikaariyani.com/2021/03/penyebab- guru
rendahnya-profesionalisme-guru 2. Pasif/tidak aktif
mengikuti kegiatan
Hasil Wawancara dengan kepala sekolah :
peningkatan
1. faktor internal pribadi guru yang tidak ada
kompetensi
keinginan untuk berubah dan mau meningkatkan
profesional guru
profesionalitasnya dalam pembelajaran.
2. Tidak mau mengikuti kegiatan-kegiatan
peningkatan kompetensi yang ada
3. Belum adanya kesadaran dari guru yang
bersangkutan untuk merubah diri dan
meningkatkan kompetensinya terutama
kompetensi profesional.
4. Budaya malas masih ada dalam diri guru,
padahal fasilitas yang disediakan sekolah sudah
lengkap dan saya sebagai kepala sekolah
mendukung penuh.
5. Tidak aktif/ pasif mengikuti kegiatan MGMP
maupun workshop

5 -Miskonsepsi siswa Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan


terkait kecerdasan di Tiyas Arifin, 2021 analisis terhadap hasil
kelas VIIIE SMPN 1 Faktor penyebab miskonsepsi terkait kecerdasan kajian literatur dan hasil
Halmahera Barat adalah wawancara, serta
Pandangan masyarakat tentang kecerdasan adalah dikonfirmasi melalui
suatu kepintaran atau kemampuan untuk obeservasi/pengamatan
memecahkan suatu masalah. Gambaran anak yang dapat diketahui bahwa
cerdas adalah anak yang pandai, pintar, selalu naik penyebab masalah
kelas, dan mendapatkan nilai bagus di kelasnya. Miskonsepsi siswa terkait
Bahkan bisa meluas tentang penampilan anak kecerdasan di kelas
seperti berbaju bersih, rapi, dan berkacamata. VIIIE SMPN 1
Sebaliknya, gambaran anak yang kurang cerdas Halmahera Barat
adalah anak yang mendapat nilai buruk di kelas, adalah :
tinggal kelas, lambat berpikir, dan berpenampilan 1. Siswa belum
buruk. mengetahui
Penilaian terhadap kecerdasan anak biasanya dilihat informasi tentang
dari nilai-nilai yang dia dapatkan di sekolah seperti multiple intelegence
matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan 2. Konsep pikiran
sebagainya. Semakin tinggi nilai yang di dapatkan siswa tentang
anak, berarti anak tersebut semakin tinggi tingkat kecerdasan belum
kecerdasannya. tepat.

https://www.kompasiana.com/
arifin7272/61567b6f2887570dd264822/multiple-
intelligences-teori-belajar-yang-memanusiakan-
manusia

Hasil Wawancara dengan kepala sekolah


1. Beberapa guru dan siswa masih belum
mengetahui berbagai macam kecerdasan
2. Belum adanya informasi atau sosialisasi tentang
kecerdasan majemuk/ multiple intelegence
3. Mindset yang masih salah, menganggap bahwa
siswa yang cerdas adalah yang menjadi juara
kelas, padahal menjadi juara kelas hanya
mencakup kecerdasan akademik saja

6 - Beberapa siswa di Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan


kelas VIIIA SMPN 1 faktor-faktor penyebab siswa kecanduan handphone analisis terhadap hasil
Halmahera Barat : kajian literatur dan hasil
mengalami kecanduan 1. Faktor internal wawancara, serta
handphone faktor tingkat sensation seeking yang rendah dikonfirmasi melalui
dan kontrol diri yang rendah. asenation seeking obeservasi/pengamatan
ini artinya adalah kebosanan, sedangkan kontrol dapat diketahui bahwa
diri berarti seseorang yang tidak bisa penyebab masalah
mengontrol diri untuk suatu hal yang berkaitan Beberapa siswa di
dengan kesenangan. kelas VIIIA SMPN 1
2. Faktor Eksternal Halmahera Barat
faktor media. Faktor ini terkait dengan tingginya mengalami kecanduan
paparan media tentang telepon genggam dan handphone adalah :
berbagai fasilitasnya. Semakin tinggi paparan 1. Self control saat
media tentang iklan telepon genggam maka menggunakan Hp
makin besar kemungkinan menyebabkan mobile masih rendah
phone addict. 2. Merasa jenuh dan
3. Faktor Situasional bosan dengan
Faktor situasional yang menjadi penyebab aktifitas sehari-hari.
utama siswa kecanduan handphone adalah
faktor kejenuhan belajar. Artinya, saat mereka
merasa jenuh dalam belajar, mereka akan
bermain handphone. Jika hal ini terus-terusan
terjadi, maka akhirnya akan membuat anak
kecanduan bermain handphone.
4. Faktor sosial
Faktor sosial yang menjadi penyebab utama
siswa kecanduan adalah handphone adalah
faktor connected presence. Connected presence
sendiri diartikan sebagai keinginan untuk
berinteraksi dengan sosial yang berasal dari
dalam diri sendiri. Hasrat atau keinginan untuk
menjalin interaksi sosial tanpa ada paksaan dan
kharusan dari manapun. Aplikasi yang paling
banyak di akses oleh siswa yang menyebabkan
mereka terus-menerus bermain handphone
adalah aplikasi facebook dan game online.

Hasil Wawancara dengan siswa :


1. Mengikuti trend, karena tidak mau dikatakan
ketinggalan zaman
2. Hiburan/ menghilangkan rasa bosan
3. Terlalu asyik bermain medos, Fb, tiktok, IG

Anda mungkin juga menyukai