LAPORAN PENDAHULUAN PROGRAM BERMAIN

TENTANG PUZZLE HURUF

DISUSUN OLEH
NAMA : MARIA DOLOROSA ARI KIGO
NIM : 202217029

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS
JAKARTA
2023
A. PENGKAJIAN
a) Identitas
1. Nama : Ank. A
2. Umur : 4 Tahun 5 Bulan
3. Tingkat pendidikan : belum TK
b) Deskripsi klien
1. Diagnosa klien : tidak ada
2. Kondisi klinis :
3. Reaksi hospitalisasi anak dan peran pendukung : tidak ada
c) Kemampuan klien:
1. Motorik kasar
Motorik kasar adalah keterampilan yang melibatkan gerakan otot besar
seperti otot lengan, kaki, atau otot di seluruh tubuhnya. Berjalan sambil
berjinjit,melompat ke depan dan ke belakang dengan dua
kaki,melempar dan menangkap bola,menari mengikuti irama naik-
turun tangga atau tempat yang lebih tinggi/rendah dengan
berpegangan, (Fitriani,2018). Berdasarkan uraian dari motorik kasar,
pada klien juga memiliki kemampuan tersebut sesuai dengan usia saat
ini.
2. Motorik halus
Motorik halus adalah kemampuan melakukan gerakan dengan
memanfaatkan otot-otot kecil yang menuntut kerjasama antara mata
dan tangan. Beberapa contoh kemampuan motorik halus anak adalah
memegang sendok untuk makan, memegang pensil untuk menulis,
menyusun puzzle, menggambar, menyikat gigi, mencuci tangan,
membuka dan menutup pintu, sampai memainkan instrumen musik.
Kemampuan ini perlu diasah dengan cara yang tepat, dan di usia yang
tepat, (Fitriani,2018).Kemampaun motorik halus yang terjadi pada
klien saat ini sesuai dengan usianya.
3. Bahasa
Bermain merupakan alat yang paling kuat untuk membelajarkan
kemampuan berbahasa anak. Melalui komunikasi inilah anak dapat
memperluas kosa kata dan mengembangkan daya penerimaan serta
pengekpresian kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi dengan
 anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain spontan,
(Husana,2016). Di rumah klien sering berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan jelas baik terhadap
orang tua maupun dengan teman bermainya.
4. Hubungan sosial
Membangun sosialisasi Bermain memberikan jalan bagi perkembangan
sosial anak ketika berbagi dengan anak lain. Bermain adalah sarana
yang paling utama bagi pengembangan kemampuan bersosialisasi dan
memperluas empati terhadap orang lain serta mengurangi sikap
egosentrisme. Bermain dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa
sosialisasi anak. Melalui bermain anak dapat belajar perilaku prososial
seperti: menunggu giliran, kerja sama, saling membantu dan berbagi,
(Husana,2016). Dilingkungan rumah klien banyak anak-anak yang
seusianya dan sering mengajak bermain bersama.

B. RENCANA TINDAKAN
a) Tujuan permainan
1. Tujuan umum
Untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan tahapan pertumbuhan
dan perkembangan, dalam mengembangkan kreativitas dan bersosialisasi
2. Tujuan khusus
- Anak mampu meningkatkan kemampuan kreatifitas dalam
menentukan huruf
- Diharapkan anak untuk melatih kemampaun konsentrasi dalam
menyusun puzzel huruf

b) Alat-alat permainan
 Potongan kertas origami di tulis dengan huruf A sampai Z. 1 huruf 3
kertas origami
 Meja
c) Rencana permainan
1. Tahap pra interaksi
 Perawat memperkanalkan diri kepada orang tua dan klien
  Perawat menjelaskan tujuan dari terapi bermain dilakukan
 Perawat melakukan kontrak waktu dengan klien
 Perawat menyiapakan peralatan yang akan dibutuhkan selama
terapi bermain berlangsung
2. Tahap interaksi
 Perawat memperkenalakan diri dengan menanyakan kabar klien untuk
membina hubungan saling percaya
 Perawat menjelaskan peraturan dan cara bermain puzzel huruf dengan
memberikan contoh terlebih dahulu
 Perawat menyiapkan puzzel huruf sesuai abjad di atas meja
 Perawat mengacak semua puzzel huruf
 Perawat memberikan instruksi kepada klien untuk mulai menyusun
pada tempat puzzel huruf
 Permainan ini dapat lakukan berulang kali jika anak bersedia
3. Tahap terminasi
 Setelah permainan selesai perawat menanyakan perasaan kepada klien
 Perawat memberikan apresiasi kepada klien karena sudah bermain
dengan baik
 Perawat mengucapkan terima kasih kepada klien dan orang tua yang
usdah mendampingi selama kegiatan terapi bermain berlangsung