PENDAHULUAN
Ameloblastoma merupakan tumor jinak odontogenik yang berasal dari sisa-sisa epitel
pada masa pembentukan gigi. Ameloblastoma dapat tumbuh dari berbagai macam epitel
odontogenik yang tersisa di antara jaringan lunak alveolar dan tulang. Tumor ini
tumbuhnya lambat, agresif secara lokal dan dapat menyebabkan deformitas wajah yang
besar. Ameloblastoma memiliki angka kejadian rekurensi yang tinggi bila tumor ini tidak
Dari semua pembengkakan yang terjadi pada rongga mulut, 9% merupakan tumor
Ameloblastoma terjadi pada maksila sekitar 20% kasus, paling sering terjadi pada regio
kaninus. Ameloblastoma terjadi pada mandibula sekitar 80% kasus, yakni 70% terjadi di
regio molar atau pada ramus asendens, 20% pada regio premolar dan 10% di regio
Secara etimologi, ameloblastoma berasal dari perkataan Perancis lama amel yang
bermaksud enamel dan perkataan Greek blastos yang bermaksud kuman. Dari masa ke
masa tumor ini telah disebut dengan banyak nama yang berbeda termasuk cystosarcoma,
akantomatosa, tipe granular, dan tipe basaloid. Jenis histopatologi ameloblastoma yang
paling banyak terjadi adalah tipe folikular, tipe pleksiform, dan tipe akantomatosa
(McClary 2005).
Ameloblastoma biasanya didiagnosa pada pasien yang umurnya antara dekade empat
dan lima, kecuali pada kasus tipe unikistik yang biasanya terjadi pada pasien yang berusia
20 sampai 30 tahun dengan tidak ada prediksi jenis kelamin. Sekitar 10% hingga 15%
tumor ini terjadi berhubungan dengan gigi yang tidak erupsi ( Lagares 2005).
Gigi impaksi adalah gigi yang tidak keluar ke dalam lengkung gigi dalam jangkauan
waktu yang diharapkan. Gigi impaksi terjadi disebabkan oleh adanya gigi lain yang
berdekatan, tulang padat diatasnya, jaringan lunak yang berlebihan, atau kelainan genetik
yang mencegah erupsi gigi. Gigi impaksi selalu terjadi akibat panjang lengkung gigi tidak
adekuat untuk erupsi gigi. Gigi yang sering mengalami impaksi adalah gigi molar ketiga
mandibula dan maksila, diikuti oleh kaninus maksila dan premolar mandibula. Gigi molar
ketiga merupakan gigi yang paling sering mengalami impaksi karena merupakan gigi
Umumnya gigi molar ketiga ditemukan erupsi antara usia 17 dan 21 tahun, tetapi
dapat juga erupsi hingga usia 25 tahun. Ada juga penelitian- penelitian yang melaporkan
variasi berdasarkan ras. Erupsi gigi molar ketiga dan perubahan posisinya yang terus
menerus setelah erupsi tidak hanya berhubungan dengan ras tetapi juga dengan sifat dari
pola makanan, kebiasaan mengunyah dan juga keturunan genetic (Tajrin 2010).
Menurut literatur sebelumnya melaporkan bahwa kista dan tumor yang tumbuh
penelitian prevalensi kasus kista dan tumor pada gigi molar tiga berkisar dari 2% hingga
6,2%. Terdapat beberapa penelitian menyatakan bahwa prevalensi pembentukan kista dan
tumor paling tinggi pada kelompok usia 46,5 tahun (13,3%) manakala prevalensi
pembentukan kista dan tumor paling rendah pada kelompok usia 20 tahun (1,5%). Belum
ada penelitian yang memastikan bahwa prevalensi pembentukan kista dan tumor berubah
Antara kista dan tumor, ameloblastoma merupakan temuan patologis yang sering
berkisar dari 0,14% hingga 2%. Secara umumnya, diyakini bahwa prevalensi
ameloblastoma disebabkan gigi impaksi menurun pada pasien melebihi usia 30 tahun. Ini
disebabkan oleh perubahan pada enamel organ epithelium menjadi squamous epithelium
(Tajrin 2010).
the literatur and presentation of six cases. J Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2005; 10: 231-
238.
McClary CA. West RB. McClary CA. Ameloblastoma : A clinical review and trends in