Anda di halaman 1dari 26

ASET

ORGANISASI NIRLABA

WAKA
WAKAF
F
KELOMPOK 4
meet the team.

Nabila Zeta Rafif Razaan Devita Purnomo


pendahuluan
pendahuluan
Deskripsi aset pada entitas nirlaba tidak berbeda dengan

ketentuan di PSAK 45

Aset adalah semua hak yang dapat digunakan untuk

menunjang kegiatan operasional suatu entitas

Dalam Aset pada organisasi nirlaba dibagikan jenis

pembatasan dan perbedaan jenis sumbangan


Jenis Pembatasan? Jenis Sumbangan?
Jenis pembatasan
Pembatasan Permanen adalah Pembatasan penggunaan

sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang agar sumber

daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi

organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua

penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari

sumber daya tersebut.

Pembatasan Temporer adalah pembatasan penggunaan

sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber

daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu

atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.


Jenis SUMBANGAN
Sumbangan terikat adalah sumber daya yang

penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh

penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen

atau temporer.

Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang

penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh

penyumbang.
Topik
Bahasan
Pengertian Rukun
Manfaat Harta Wakaf
Pelaksanaan
PENGERTIAN
WAKAF
wakaf
Wakaf adalah menyerahkan suatu benda yang kekal zatnya

untuk diambil manfaatnya, baik untuk umum (masyarakat)

ataupun oleh perorangan


Waqf atau wakaf secara bahasa berarti berhenti, menahan

atau diam.
Dari sudut pandang syariah, wakaf sering diartikan sebagai

asset yang dialokasikan untuk kemanfaatan ummat dimana

substansi pokoknya ditahan, sementara manfaatnya boleh

dinikmati untuk kepentingan umum.


HADIS NABI TERKAIT WAKAF
"Dari Ibnu Umar ra. Berkata bahwa sahabat Umar ra. Memperoleh sebidang tanah di

Khaibar, kemudian menghadap kepada Rasullah SAW. untuk memohon petunjuk.

Umar berkata: Ya Rasulullah, saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya

belum pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang engkau

perintahkan kepadaku? Rasulullah menjawab: Bila kamu suka, kamu tahan

pokoknya tanah itu dan kamu sedekahkan hasilnya. Kemudian Umar melakukan

sedekah, tidak dijual, tidak hibahkan dan tidak juga diwariskan. Berkata Ibnu Umar:

Umar menyedekahkannya kepada orang-orang fakir, kaum kerabat, budak belian,

sabilillah, ibnu sabil dan tamu. Dan tidak mengapa atau tidak dilarang bagi yang

menguasai tanah wakaf itu (pengurusnya) makan dari hasilnya dengan cara baik

(sepantasnya) atau makan dengan maksud menumpuk harta"


rukun wakaf
rukun wakaf
1.Wakif : Orang yang berwakaf
Orang yang berwakaf harus memiliki syarat muslim, baligh,
berakal dan memiliki kemampuan

2. Mauquf bih : Benda yang diwakafkan


Benda yang diwakafkan harus milik sendiri bukan benda
pinjaman atau hutang
3. Nazhir : pengelola wakaf
Pengelola wakaf bertanggung jawab dalam memelihara, menjaga,
dan mengembangkan wakaf serta menyerahkan hasil atau manfaat
dari wakaf kepada sasaran wakaf. Dibutuhkan profesionalisme.
Syaratnya antara lain; muslim, mukallaf, baligh, berakal dan
memiliki kemampuan dalam mengelola wakaf serta memiliki sifat
amanah, jujur dan adil. Kemampuan dalam mengelola wakaf ini
juga termasuk kemampuan dalam hal manajemen keuangan dan
dana wakaf.
4. Mauquf álaihi : penerima wakaf / tempat wakaf

5. Lafal Wakaf

“Saya wakafkan tanah milik saya seluas 2 hektar


agar dibangun masjid diatasnya”
Manfaat wakaf
1. Dapat dijadikan kebaikan bagi penerima pemaanfaat (Masyarakat)

2. Dapat menghilangkan kebodohan

3. Dapat mengurangi kemiskinan

4. Dapat mengurangi kesenjangan sosial

5. Dapat mensejahterakan umat


harta wakaf
Harta benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki

dan dikuasai oleh Wakif secara sah. Syarat atas harta yang

dapat diwakafkan yaitu kekal zatnya, walaupun manfaatnya

diambil dan kepunyaan yang berwakaf dan hak miliknya dapat

berpindah-pindah. Harta benda wakaf terdiri dari :

a. benda tidak bergerak; dan

b. benda bergerak

Menurut Undang-Undang No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf


Benda Tidak Bergerak
Benda tidak bergerak meliputi :

1. hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;

2. bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah

3. tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;

4. hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

5. benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Benda Bergerak
Benda bergerak adalah harta benda yang tidak bisa habis karena dikonsumsi,

meliputi :

1. uang;

2. logam mulia;

3. surat berharga;

4. kendaraan;

5. hak atas kekayaan intelektual;

6. hak sewa; dan

7. benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.


PERUBAHAN STATUS HARTA
BENDA WAKAF
Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang :

a. dijadikan jaminan;

b. disita;

c. dihibahkan;

d. dijual;

e. diwariskan;

f. ditukar; atau

g. dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.


Pelaksanaan Wakaf
Peraturan Undang-Undang tentang wakaf mencakup :
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 6 Tahun
1997
Peraturan Menteri Agama No 1 Tahun 1978
Undang-Undang No 41 Tahun 2004
Pelaksanaan wakaf
Perkembangan wakaf di Indonesia dimulai sebelum abad ke-19 hingga abad

ke-20 ditandai dengan berkembangnya organisasi keagamaan, sekolah dan

madrasah, serta masjid yang semuanya merupakan swadaya. Kegiatan wakaf

dilakukan terbatas pada kegiatan keagamaan, seperti pembangunan masjid,

mushola, langgar, madrasah, pengkuburan yang membuat kegiatan wakaf di

Indonesia kurang bermanfaat secara ekonomis bagi banyak masyarakat.


Perkembangan wakaf yang lamban ini mengindikasikan adanya kendala dalam

usaha pengembangan wakaf di Indonesia. Beberapa hal yang setidaknya

menjadi kendala dalam usaha pengembangan wakaf di Indonesia antara lain:

Profesionalitas pengelolaan terkait dengan SDM wakaf yang masih rendah

Transparansi dan Akuntabilitas dalam pengelolaan wakaf

Kebiasaan masyarakat yang berwakaf hanya berdasarkan kebiasaan dan

kurang pahamnya masyarakat mengenai makna wakaf sesungguhnya


Optimalisasi wakaf
Wakaf untuk Usaha Pengentasan Kemiskinan. Bisa dilakukan dengan 2

pendekatan yaitu:

1. Menggunakan wakaf uang, dimana uang tersebut diinvestasikan di

sektor riil secara langsung ataupun melalui perbankan atau pasar modal

syariah dan hasilnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur

2. Pendekatan wakaf produktif dimana alokasi dana memang diperuntukkan

untuk pembangunan infrastruktur yang dapat menghasilkan uang.


hank you.
t

Anda mungkin juga menyukai