Anda di halaman 1dari 25

CERVICAL SYNDROME

Oleh:
Anggia Putri Male Kasuma G1A217110
Mutia Ramadhani Sakti Lubis G1A217119

Pembimbing: dr. Frans Ferdinansyah, Sp.KFR


KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN REHABILITASI MEDIK RSJD JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI
2019
Anatomi
Struktural servikal terdiri dari 7 vertebra servikal, diskus intervertebralis, 8 pasang saraf spinal,
otot-otot, ligamentum, dan vaskuler. Struktur vertebra terdiri dari korpus, pedikel, lamina, foramen
vertebralis, prosesus spinosus, prosesus articularis superior dan inferior, prosesus transversus,
serta tuberkulum anterior dan posterior.

Terdapat 8 pasang saraf servikal yang menginervasi, disebut juga rami communicantes, yang terdiri
dari tiga ganglion; yaitu C1-C4 ganglion superior, C5-C7 ganglion media, C8-T2 ganglion inferior.
Servikal divaskularisasi oleh arteri karotis interna dan arteri vertebralis, serta vena jugularis dan
vena vertebralis
Radiks anterior dan posterior bergabung di foramen intervertebral dan
disebut saraf spinal. Berkas serabut sensorik dari radiks posterior disebut
dermatom.
Segala sesuatunya yang bisa merangsang serabut sensorik pada
tingkat radiks dan foramen intervertebral dapat menyebabkan nyeri
radikuler, yaitu nyeri yang berpangkal pada tulang belakang tingkat
tertentu dan menjalar sepanjang kawasan dermatom radiks posterior
yang bersangkutan.
Definisi
Cervical Root Syndrome atau syndroma akar saraf leher : suatu
keadaan yang disebabkan oleh iritasi atau penekanan akar saraf di
leher oleh penonjolan bantalan tulang belakang, gejalanya adalah
nyeri leher yang menyebar ke bahu, lengan atas atau lengan bawah,
kesemutan, dan kelemahan atau kekakuan otot.

Standar pelayanan medis Neurologi tahun 2006 mendefinisikan


servikal sindrom : sekumpulan gejala berupa nyeri tengkuk, nyeri
menjalar, rasa kesemutan yang menjalar, spasme otot yang
disebabkan karena perubahan struktural kolumna vertebra servikalis
akibat perubahan degeneratif pada diskus intervertebralis,
ligamentum flavum dan facet joints
Etiologi
Terbentuknya osteofit atau

FORAMEN INTRVERTEBRALIS
FORAMEN INTRVERTEBRALIS

Peradangan dari sarafnya


01 sendiri misalnya radikulitis.
eksostosis yang masuk ke dalam 01
foramen intervertebralis

Dorongan dari tumor, abses atau

MENYEMPIT
TETAP UTUH

Penipisan dari diskus


02 perdarahan oleh karena trauma
intervertebralis 02
tumor

Radiks mengalami tarikan


03

04 HNP servikalis
FAKTOR PREDISPOSISI

Umur Trauma

Pekerjaan
Patogenesis

Leher mempunyai bangunan peka nyeri dalam


daerah relatif kecil dan padat. Bangunan peka nyeri
tersebut mencakup : ligamentum longitudinale
posterior, sendi faset, radiks saraf, kapsul faset,
ligamentum longitudinale anterior, otot,
ligamentum interspinosum, kapsul artikularis dan
duramater. Nyeri leher dapat dihasilkan oleh
berbagai patologi terhadap bangunan peka nyeri
tersebut, baik primer maupun rujukan dari bagian
lain tubuh (sekunder) misalnya : iritasi, cedera atau
trauma, inflamasi, infeksi dan destruksi
Manifestasi Klinik

01 Dijumpai nyeri alih (nyeri 02


rasa nyeri pada leher
yg menjalar) di bahu yang
yang dapat dijalarkan ke
samar, dimana “nyeri
bahu dan lengan, nyeri
bahu” yg dirasakan
suboksipital, nyeri kepala
menetap di daerah
dan gangguan seperti
deltoideus bagian lateral
baal dan parestesia.
dan infrascapula atas.

kelemahan pada Berkurangnya reflex


biceps atau triceps biceps

03 04
Manifestasi Klinik
Gejala dan tanda dari terganggunya masing-masing radiks Gejala dan tanda dari gangguan masing-masing radiks
yang berperan dalam timbulnya servikal sindrom: spinalis seperti terlihat pada skema dan gambar:
Tabel 1.
Nyeri dijalarkan Kelemahan Gangguan
Radiks Refleks tendon
dari leher ke otot-otot sensibilitas

C5 Bahu bagian bawah Supraspinatus Permukaan Refleks biseps


dan lengan atas Deltoideus ventral lengan tidak terganggu/ Gambar 2. Nervus
bagian lateral Infraspinatus atas dan bawah menurun
Biseps

C6 Bagian lateral Bisep Permukaan ibu Refleks biseps


(radial) lengan brakhioradialis jari dan tepi menurun/
bawah radial dari menghilang
lengan

C7 Bagian dorsal Triseps Permukaan jari Refleks triseps


lengan bawah telunjuk, jari menurun/ Gambar 1. Dermatom
tengah dan menghilang C3-T1
dorsum manus

C8 Bagian medial Otot-otot Jari kelingking Refleks biseps


lengan bawah tangan dan jari manis dan triseps tidak
interosei terganggu
Gambar 3. Dermatom tubuh
DIAGNOSIS

Anamnesis
1

Pemeriksaan Fisik

2
Pemeriksaan/Tes
Khusus

Penunjang
4
PEM. FISIK
Pada pemeriksaan tulang leher diteliti kekuatan otot-otot leher, didapatkan pemeriksaan ROM leher terbatas
dan nyeri terutama pada gerakan lateral bending dan rotasi.

Inspeksi Bahu yang terlihat lebih tinggi, cenderung memutar seluruh tubuh untuk menengok, dan postur leher
miring, Leher tampak agak kyphotic,postur terlihat kepala jatuh ke depan, Leher lordosis

Palpasi Ketegangan otot bahu dan leher, serta nyeri pada penekanan prosesus transversus
dan prosesus spinosus, spasme pada otot leher

Pem. lainnya Status mental, fungsi motorik, fungsi sensorik dan koordinasi.

Pem. Refleks menentukan tingkat radiks yang terkena


tendon

Pada extremitas atas menunjukkan defisit sensoris dan hiporeflexia. Parese dan atrofi otot merupakan kondisi lanjutan
yang jarang ditemukan.
TES KHUSUS
a. Test Kompresi
Pada pasien yang duduk dilakukan kompresi pada kepalanya dalam berbagai posisi: miring kanan, kiri,
tengadah, menunduk. Bila terdapat kompresi di foramen intervertebrale bagian servikal, maka kompresi pada
kepala pasien akan menimbulkan nyeri yang sesuai dengan tingkat kompresi atau memperhebat nyeri radikuler.
Hasil test ini dinyatakan positif bila pada penekanan tersebut terdapat nyeri radikuler. Test ini disebut juga
sebagai test Lhermitte atau test Spurling.
TES KHUSUS
b. Test Distraksi
Penderita dengan nyeri radikuler diberi traksi aksial servikal dengan beban 10-15 kg pada posisi
supinasi, kepala penderita ditarik ke atas.Tes positif bila nyeri berkurang atau menghilang.

Test Valsava.
Dengan test ini tekanan intratekal ditinggikan. Bilamana terdapat proses desak ruang di kanalis vertebralis bagian
servikal, maka dengan ditingkatkannya tekanan intratekal akan bangkit nyeri radikular. Nyeri saraf ini sesuai dengan
tingkat proses patologis di kanalis vertebralis bagian servikal. Cara test ini adalah pasien disusruh mengejan sewaktu
menahan napasnya. Test ini positif apabila timbul nyeri radikuler yang berpangkal di tingkat leher dan menjalar ke
lengan.
TES KHUSUS

c. Test Valsava
Dengan test ini tekanan intratekal ditinggikan. Jika terdapat
proses desak ruang di kanalis vertebralis bagian servikal, maka
dengan ditingkatkannya tekanan intratekal akan membangkitkan
nyeri radikular. Nyeri saraf ini sesuai dengan tingkat proses
patologis di kanalis vertebralis bagian servikal.
Cara test ini adalah pasien diminta mengejan sewaktu
menahan napasnya. Test ini positif apabila timbul nyeri
radikuler yang berpangkal di tingkat leher dan menjalar ke
lengan.
TES KHUSUS

c. Test Naffziger
Pada test ini tekanan intratekal ditinggikan dengan menyuruh pasien mengejan pada waktu
kedua vena jugularis ditekan oleh kedua tangan pemeriksa. Dengan demikian tekanan intrakranial
ini diteruskan sepanjang rongga arakhnoidal medula spinalis. Kalau terdapat proses desak ruang di
kanalis vertebralis (misal: HNP), maka radiks yang terbentang atau teregang mendapat
perangsangan pada waktu test ini dilakukan. Karena itu akan timbul nyeri radikuler yang melintasi
kawasan dermatomalnya. Test ini dilakukan pada waktu pasien berdiri atau baring.
PENUNJANG
X-foto vertebra
X- foto servikal anteroposterior, lateral dan oblik
kanan dan kiri (untuk melihat dari foramen
intervertebralis), X- foto posisi fleksi dan ekstensi
bila ada kecurigaan instabilitas.

MRI
X-RAY MRI Terbaik untuk memperlihatkan patologi diskus
serta menyingkirkan keadaan patologis yang
lain. Gambaran dari posisi aksial dan sagital
dapat memperlihatkan kelainan pada diskus.
CT Myelografi
Mendeteksi adanya HNP dan memperlihatkan
kompresi radiks. Juga memperlihatkan adanya
hipertrofi sendi faset dan diameter kanalis
50% sentralis.
80%
EMG
Mengetahui saraf yang terlibat, mampu
membedakan antara kompresi radiks dengan
neuropati perifer.
TATALAKSANA LOGO
公司名称

Terapi Invasif Non Bedah


Prinsip terapi: -Injeksi IM dengan obat anestesi lokal
Dilakukan berdasarkan mis.: lidokain kombinasi dengan steroid.
etiologi -Blokade saraf spinal dgn anestesi lokal
dikombinasikan steroid
Farmakologi
Nyeri akut : NSAID
Nyeri kronik: Pembedahan
-ringan : NSAID + analgetik ajuvant -Laminektomi dekompresi
-sedang : NSAID + analgetik ajuvant -Laminotomi
+ codein
-berat : NSAID + analgetik ajuvant +
morfin
Edukasi
Rehabilitasi Medik
Traksi, Cervical collar,
Khemoterapi, Latihan
Terapi Rehabilitasi Medik

Tujuan utama: reduksi dan resolusi nyeri, perbaikan atau resolusi defisit neurologis dan mencegah
komplikasi atau keterlibatan medulla spinalis lebih lanjut.

1 Traksi
Tindakan ini diclakukan apabila dengan istirahat keluhan nyeri tidak berkurang atau
pada pasien dengan gejala yang berat dan mencerminkan adanya kompresi radiks saraf.
Traksi dapat dilakukan secara terus-menerus atau intermiten.
Terapi Rehabilitasi Medik

2 Cervical Collar
Tujuan: untuk proses imobilisasi (bersifat sementara) serta mengurangi
kompresi pada radiks saraf. Salah satu jenis collar yang banyak digunakan adalah
SOMI Brace (Sternal Occipital Mandibular Immobilizer).
Collar digunakan selama 1 minggu secara terus-menerus siang dan malam
dan diubah secara intermiten pada minggu II atau bila mengendarai kendaraan.
Akibat penggunan collar berupa atrofi otot serta kontraktur. Untuk mengatasi
nyeri non spesifik: 1-2 minggu, Jika disertai dengan iritasi radiks saraf, kadang
diperlukan waktu 2-3 bulan.
Indikasi pelepasan cervical collar: Hilangnya nyeri, hilangnya tanda spurling dan
perbaikan defisit motoril.
.
Terapi Rehabilitasi Medik

3 Thermoterapi
Thermoterapi dapat juga digunakan untuk membantu menghilangkan nyeri. Modalitas
terapi ini dapat digunakan sebelum atau pada saat traksi servikal untuk relaksasi otot.
Kompres dingin dapat diberikan sebanyak 1-4 kali sehari selama 15-30 menit, atau kompres
panas/pemanasan selama 30 menit 2-3 kali sehari jika dengan kompres dingin tidak dicapai
hasil yang memuaskan. Pilihan antara modalitas panas atau dingin sangatlah pragmatik
tergantung persepsi pasien terhadap pengurangan nyeri.
Terapi Rehabilitasi Medik

4 Latihan
Berbagai modalitas dapat diberikan pada penanganan nyeri leher. Latihan
bisa dimulai pada akhir minggu I. Latihan berupa: latihan penguatan otot leher
(fleksi, lateral bending, ekstensi aksial, rotasi), latihan fleksibilitas/stretching,
latihan postur, terapi modalitas (SWD, TENS).
Pengurangan nyeri dapat diakibatkan oleh spasme otot dapat ditanggulangi
dengan melakukan pijatan.
Edukasi

01
02
Menghindari bekerja
03
dengan kepala terlalu Sikap tubuh yang baik
turun atau satu posisi
04
dimana tubuh tegak,
Tidur dengan bantal atau
dalam waktu yang lama, dada terangkat, bahu
bantal Urethane. Pencegahan nyeri cervical ulangan
pegangan dan posisi santai, dagu masuk,
yaitu dengan memperhatikan posisi
yang sering berulang leher merasa kuat,
saat duduk, mengendarai
longgar dan santai.
kendaraan, dan posisi leher yang
berkaitan dengan berbagai
pekerjaan atau aktivitas sehari-hari.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai