Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BILANGAN RASIONAL DAN BILANGAN IRASIONAL

SERTA CARA MENGAJARKANNYA

PENDIDIKAN MATEMATIKA I

Dosen : USEP SUWANJAL, M.Pd

Di Susun Oleh:
Avita Nur Seha
Dewi Nur Anggraini
Dian Trianasari
Lailatul Khusnita

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
BANDAR LAMPUNG
2021

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Bilangan Rasional...............................................................................................2
B. Bilangan Irasional...............................................................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................16
A. Kesimpulan.....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................17
LAMPIRAN...........................................................................................................18

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ BILANGAN RASIONAL DAN
BILANGAN IRASIONAL DAN CARA MENGAJARKANNYA dengan tepat waktu. Adapun tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah PENDIDIKAN
MATEMATIKA I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca dan penulis. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak
USEP SUWANJAL, M.Pd selaku dosen pembmbing pada Mata Kuliah ini yang telah
memeberikan tugas kepada kami sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang mebangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Terimakasih

Tulang Bawang, 11 November 2021

Kelompok 7

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar  Belakang
Bilangan rasional dan irasional adalah bagian dari bilangan real. Bilangan rasional
adalah bilangan yang dinyatakan sebagai perbandingan dua bilangan bulat a dan b, ditulis
a/b dengan syarat b ≠ 0. Contoh: Bilangan-bilangan rasional 1/5, 1/3, 3/2, 22/7, 56/10, …,
a/b… disebut bilangan-bilangan rasional pecahan biasa atau sering disebut pecahan biasa.
Bilangan-bilangan rasional 2 1/2, 4 2/3, 7 5/6, 15 1/9, …. C a/b disebut bilangan-bilangan
rasional pecahan sempurna atau sering disebut pecahan campuran. Operasi bilangan
rasional meliputi pengurangan, perkalian, dan pembagian yang memiliki sifatnya masing-
masing.
Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak rasional. Bilangan irasional bukan merupakan
bilangan bulat dan juga bukan merupakan bilangan pecahan. Contoh bilangan irasional √3 =
1,732050807 yang ternyata tidak mempunyai pola berulang secara teratur, dan tidak akan
berakhir bilangan √3 merupakan salah satu contoh bilangan irasional.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di berbagai tingkat mulai
dari    SD,SMP,SMA,bahkan di Perguruan Tinggi sekalipun ada mata kuliah
Matematika,terutama di prodi PGSD mata kuliah ini menjadi mata kuliah yang harus di
kuasai oleh mahasiswa/i,karena nantinya akan memberikan pelajaran ini kepada siswa SD.
Matematika merupakan bilangan yang sangat beragam,mulai dari bilangan bulat,bilangan
rasional,bilangan irasional,sampai bilangan imajiner.Yang akan dibahas pada materi ini
adalah bilangan rasional dan irasional.Matematika juga dapat dijadikan sebagai alat
pemecah masalah sehari-hari.
Pecahan merupakan salah satu bilangan yang dipelajari oleh siswa SD,dan pecahan juga
dapat diterapkandi kehidupan sehari-hari untuk memecahkan masalah,pecahan juga
merupakan bilangan yang nantinya akan terus dipelajari di materi lainnya dalam pelajaran
matematika.jadi siswa SD perlu penanaman dan pengenalan pecahan sejak dini.Agar
nantinya tidak menemukan kesulitan di materi lainnya yang berhubungan dengan pecahan

                                                                                                                     
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah kumpulan beberapa pokok bahasan dalam sebuah makalah.
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :
1 Bilangan rasional dan sifat-sifatnya
2 Bilangan irasional dan sifat-sifatnya
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1 Menjelaskan pengertian bilangan rasional
2 Menjelaskan pengertian bilangan irasional
3 Membedakan bilangan rasional dan bilangan irasional
4 Mengurutkan bilangan rasional dan bilangan irasional
5 Menjelaskan penerapan operasi yang telah didefinisikan dalam suatu himpunan
6 Menjelaskan adanya lambang operasi dan maknanya selain operasi x, +, : dan -;
7 Menjelaskan prinsip-prinsip mengembangkan kegiatan belajar- mengajar bilangan
rasional dan bilangan irasional yang interaktif di Sekolah Dasar
8 Menerapkan aneka cara mengajarkan bilangan rasional dan irasional dengan bahan-
bahan manipulatif yang sesuai.

BAB II

PEMBAHASAN

BILANGAN RASIONAL DAN BILANGAN ORASIONAL SERTA CARA MENGAJARKANNYA

A. PENGERTIAN BILANGAN RASIONAL

Lambang-lambang bilangan pecahan mengandung sepasang lambang bilangan bulat. Pecahan yang
lambangnya 3/5 mengandung sepasang lambang bilangan bulat, yaitu 3 dan 5. Sesungguhnya,
pasangan bilangan bulat dapat mempunyai tiga arti yaitu sebagai berikut:
Beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama

3/5 mempunyai makna 3 bagian dari 5 bagian yang sama, yang diarsir menyatakan tiga bagian dari
5bagian yang sama l, ditulis 3/5.

///////////////// ///////////////// ////////////////


Suatu pembagian
3/5 mempunyai arti 3 dibagi 5 yaitu mencari bilangan x sehingga 3 = 5x

Suatu elemen yang mewakili suatu sistem matematika


Di dalam sistem bilangan bulat, persamaan 3 = 5x tidak mempunyai penyelesaian. Ini berarti kita
perlu memperluas sistem bilangan bulat menjadi sistem bagian yang lain sehingga persamaan 3 = 5x
mempunyai penyelesaian. Dari keadaan 3 = 5x diperlukan adanya definisi bilangan yang baru yang
dinyatakan dengan 3/5 sedemikian hingga 3 = 5 . 3/5.

Definisi bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dengan perbandingan (rasio) a/b,
yang mana a adalah bilangan bulat, b adalah bilangan bulat dan b bulan sama dengan 0.
Contoh:
12 : 3 mempunyai hasil bagi bilangan rasional 12/3
12=3.4 maka 12/3=4
Dengan jalan yang sama dapat ditentukan bahwa
10/5=2 sebab 10=5.2

Bilangan-bilangan rasional 1/2 , 3/3 , 5/6 , dan 7/12 merupakan bilangan-bilangan rasional
sehingga disebut yang tidak dapat dinyatakan sebagai bilangan-bilangan bulat sehingga
disebut bilangan-bilangan rasional pecahan, dan dikatakan sebagai bilangan pecahan biasa.
Bilangan-bilangan rasional
16/3 dapat dinyatakan sebagai 5 1/3= 5+ 1/3.

KESAMAAN BILANGAN RASIONAL

Bilangan -bilangan rasional a/b dan c/d adalah sama, ditulis a/b = c/d jika dan hanya jika ad= bc.
Contoh:

A 3/4= 9/12 sebab 3.12 = 4.9= 36

B c/d = -60/-20 sebab 15 -20 = 5 -60 = -300


C 4/7 tidak sama dengan 6/10 sebab 4 10 tidak sama dengan 7 6 atau 40 tidak sama dengan 42

Dalil: relasi sama dengan (=) pada himpunan bilangan rasional adalah bersifat refleksif, simetris, dan
transitif
Bukti:
Untuk membuktikan relasi sama dengan bersifat refleksif, harus dibuktikan bahwa untuk
sebarang a/b €Q berlaku a/b = a/b. a dan b adalah bilangan-bilangan bulat maka berlaku
sifat komutatif perkalian yaitu ab=ba.
Untuk membuktikan relasi sama dengan bersifat simetris dibuktikan bahwa untuk
sembarang a/b, c/d €Q jika a/b = c/d maka c/d =a/b
Untuk membuktikan relasi sama dengan bersifat transitif, harus di buktikan bahwa untuk
sembarang a/b, c/d, e/f, €Q, jika a/b= c/d dan c/d = e/f maka a/b = e /f
a/b= c/d ad = bc
c/d = e/f cf= de
contoh:
Himpunan atau kelas ekuivalen dari 1/2 adalah:
...... -4/-8, -3/-6, -2/-4, -1/-2, ½, 2/4, 3/6, 4/8......
Himpunan nama dari -2/3 adalah:
....... 6/-9, 4/-6, 2/-3.....

Dari dua contoh di atas tampak bahwa konsep bilangan rasional adalah konsep abstrak
matematika, seperti halnya konsep absyrak bilangan asli, bilangan cacah, dan bilangan bulat.

SIFAT-SIFAT BILANGAN RASIONAL

Hubungan antara unsur-unsur yang ada di dalam suatu kelas ekuivalen. Secara nyata akan di
tunjukkan bahwa jika c ₩ 0 maka a/b = ac/bc artinya a/b dan ac/bc ada di dalam satu kelas
ekuivalen bilangan rasional yang lambangnya a/b.
Dalil: jika a, b, c € I, b₩0 maka a/b = ac/bc.
Contoh:
Bilangan rasional ¾ dan bilangan bulat 5 maka dapat di tentukan bahwa :
3/4= 3.5/4.5 3/4=15/20 perhatikan bahwa 3.20 = 4.15 =60
Bilangan rasional 2/5 dan bilangan -bilangan bulat 2,3,4, dan 5 dapat ditentukan bahwa:
2/5= 2.2/5.2=2.3/5.3=2.4/5.4=2.5/5.5
Dari contoh diatas tampak bagaimana hubungan bilangan-bilangan rasional dalam satu kelas
ekuivalen. Hubungan yang dimaksud adalah mengalikan pembilang dan penyebut bilangan rasional
yang diketahui dengan bilangan bulat yang tidak nol.

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN RASIONAL


Penjumlahan bilangan rasional perlu memperhatikan berbagai keadaan penyebutnya masing-
masing, yaitu penyebutnya sama atau kah berbeda.
Contoh : penyebut sama
Penyebut berbeda :

Definisi: jika p,q,r,s£I,q≠0,dan s≠0,maka:

Dari contoh-contoh di atas dapat di ketahui bahwa penjumlahan bilangan rasional dilakukan dengan
jalan menyamakan penyebut.

Definisi pengurangan :

PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN RASIONAL


Memahami prinsip dasar yang digunakan dalam erkalian
Perlkalian:
Perkalian:

Definisi: jika p,q,r,sI,q≠0,dan s≠0 maka

Cntoh pembagian:

SIFAT-SIFAT OPERASI BILANGAN RASIONAL


Sifat ketertutupan
Jika dan adalah sebarang unsur Q maka
Sifat komutatif
Jika

Sifat asosiatif
Jika
Sifat identitas
Untuk sebarang yang masing-masing aadalah tunggal sehingga:
0 disebut elemen atau unsur penjumlahan
1 diebut elemen atau unsur perkalian
Sifat inferse
Untuk sebarang yang masing-masing adalah tunggal sehingga:
X disebut inverse penjumlahan (lawan) dari, ditulis dengan x=-
Y disebut inverse perkalian (kebalikan) dari, ditulis dengan y=
Sifat distributif
Jika adalah sebarang unsur Q maka

BILANGAN DESIMAL RASIONAL


Cara simon stevin untuk menuliskan bilangan rasional pecahan dinamakan notasi desimal yang
diperluas.
Contoh:
Bilangan bilangan rasional persepuluhan mempunyai satu angka desimal setelah koma. = 0,3
=2,8
Bilangan-bilangan rasional perseratusan mempunyai dua angka desimal setelah koma
Untuk bilangan-bilangan rasional yang mempunyai penyebut bukan berpangkat dari 10 ()
ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut:
Jika penyebut dapat diubah menjadi 10,100..... maka pecahan rasional diubah menjadi
persepuluh dst
Jika penyebut tidak dapat diubah menjadi 10,100..... maka pembilang dibagi penyebut
dengan cara biasa.
B. BILANGAN IRASIONAL DAN SIFAT-SIFAT NYA

Salah satu penemuan kelompok pythagoras yang terkenal adalah sifat bilangan kuadrat yang mana
keadaannya dapat ditunjukkan dengan hubungan luas daerah bujur sangkar yang sisinya adalah
segitiga siku-siku. Dalil pythagoras =

Perhatikan peragaaan dari temuan pythagoras:

Meskipun pythsgoras sangat sederhana namun membawa ide-ide baru dalam matematika seperti;

1+1 =
2 =c
Jika suatu bilangan yang kuadratnya adalah 2 ditunjukkan dengan maka dapat ditentukan bahwa c=.
Dari keadaan ini kemudian ditentukan bahwa nilai c yang mana jika dikalikan dengan dirinya sndiri
menghasilkan 2.
C=c.c =
=
= 1.196
Definisi:
Suatu bilangan yang tidak rasional disebut bilangan irasional. Bilangan irasional tidak dapat
dinyatakan sebagai desimal berakhir atau desimal berulang.
Contoh:
Kuadrat suatu bilangan genap adalah genap
Kuadrat suatu bilangan ganjil adalah ganjil
Jika a adalah genap maka a adalah genap.
d. √2 adalah bilangan irasional
e. √3 adalah bilangan irasional

Ada istilah yang salah dan sering dipakai yaitu bilangan irasional yang disebut bilangan tak terukur.
Sesungguhnya jika bilangan irasional ini diperoleh dari suatu hasil pengukuran, misalnya mengukur
panjang sesuatu maka ukuran yang dicari dapat diwujudkan sebagai panjang suatu ruas garis..

Selanjutnya, dengan menggunakan penggaris atau jangka, kombinasi dari penjumlahan ukuran
panjang dapat dilakukan.

Untuk mendapatkan atau menunjukkan nilai bilangan irasional dilakukan dengan cara metode rata-
rata sehingga menghasilkan nilai pendekatan. Berikut langkah-langkah untuk mencari nilai
pendekatan bilangan irasional dengan bentuk akar :
a. Menentukan hampiran dari nilai pendekatan, biasanya dipilih yang nilainya lebih kecil dari
bilangannya.
b. Mencari hasil bagi bilangan yang di akar dengan bilangan hampiran, dengan angka desimal sesuai
dengan keinginan.
c. Mencari nilai rata-rata bilangan hampiran dengan bilangan hasil bagi, sebutlah dengan bilangan
pendekatan pertama.
d. Mengulang langkah b dan langkah c untuk memperoleh nilai pendekatan yang lebih baik.
KB 3
Mengajarkan Bilangan Rasional dan Irasional di SD
A. Memperkenalkan Pecahan
1. Perkenalkan pecahan-pecahan 1/2, 1/4, 1/8, dengan menggunakan daerah-daerah bangun
geometri yang bisa dilipat-lipat atau dipotong-potong. Cara lain yang dapat digunakan yaitu
memanfaatkan butir-butir, benda, atau bangun-bangun yang lain.
2. Perkenalkan pecahan-pecahan yang penyebutnya 2, 4, atau 8, yang pembilangnya bukan 1 (tetapi
kurang dari penyebut). Cara lain yang dapat digunakan yaitu memanfaatkan butir-butir, benda,
bangun-bangun, atau pernak-pernik yang sama.
3. Kenalkan pecahan-pecahan yang pembilangnya 1 dan penyebutnya selain 2, 4, dan 8.
4. Perkenalkan pecahan-pecahan yang pembilangnya bukan 1, tetapi pembilangnya kurang dari
penyebut, dan penyebutnya selain 2, 4, dan 8.

B. Pecahan Campuran
Pecahan campuran dapat ditunjukkan dengan cara memilih atau menetapkan salah satu potongan
sebagai satuan. Cara ini dapat memantapkan pemahaman siswa bahan ukuran satuan dapat
ditentukan atau dipilih sendiri.

C. Pecahan Sama
Nama lain dari 1/2, adalah 2/4, 3/6, 4/8, 5/10, 6/10, ..., merupakan pecahan-pecahan yang nilainya
sama dan disebut dengan pecahan-pecahan ekuivalen.

D. Menjumlahkan Dan Mengurangkan Pecahan


Untuk menjelaskan jumlah yang melibatkan per duaan, per tigaan, per empatan, per enaman, per
duabelasan maka gunakan ukuran a, b, c, e, k dan jangan lupa u.
Sekiranya dapat disederhanakan, usahakan hasil yang diperoleh diubah menjadi pecahan sederhana.
Cara lain yang dapat ditempuh yaitu menggabungkan ukuran-ukuran yang digunakan dalam satu
keadaan.

E. Mengalikan Dan Membagi Pecahan


Pada tahap awal, untuk mengalikan dua pecahan, misal perkalian 3/4 dengan 2/3, dapat
menggunakan benda-benda manipulatif yang tersedia, yaitu dengan langkah-langkah berikut.
1. Menentukan Perkalian Pembilang
a. Ambil ukuran b, letakkan mendatar.
b. Ambil ukuran a, letakkan tegas diatas b.
c. Lengkaplah dengan ukuran b yang lain sehingga terbentuk bangun persegi panjang.
d. Ambil semua ukuran b dan letakkan bersisian memanjang sehingga dapat ditentukan ukuran
panjangnya dengan menggunakan u.
2. Menentukan Perkalian Penyebut
a. Ambil ukuran c, letakkan mendatar.
b. Ambil ukuran b, letakkan tegas di atas c.
c. Lengkapilah dengan ukuran c yang lain sehingga terbentuk bangun persegi panjang.
d. Ambil semua ukuran c dan letakkan bersisian memanjang sehingga dapat ditentukan ukuran
panjangnya dengan menggunakan u.
3. Membandingkan Perkalian Pembilang dan Perkalian Penyebut
4. Menentukan Hasil Perkalian

F. Mengajarkan Bilangan Irasional


Bilang irasional √2 dinyatakan sebagai bilangan r sehingga r x r = 2.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai pecahan dengan p dan q adalah
bilangan-bilangan bulat dan q≠0. Sedangkan bilangan irasional bukan merupakan bilangan bulat dan
juga bukan bilangan pecahan. operasi-operasi yang terjadi pada bilangan rasional adalah
penjumlahan,pengurangan,perkalian,pembagian.

B. Saran

Diakhir pembuatan makalah ini penulis menyarankan kepada pembaca khususnya dan kepada
semua pada umumnya untuk mempelajari matematika dengan baik, agar tidak terjadi kesalahan
penanaman konsep matematika yang diberikan kepada siswa SD. Penulis juga menyarankan kepada
semua agar tidak menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit karena matematika
merupakan salah satu ilmu yang dibutuhkan dan digunakan untuk pemecahan masalah sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai