Anda di halaman 1dari 35

“Kharaktristik Perjuangan HMI Dalam Upaya Pembangun SDM”

(TEMA J)

INTERMEDIATE TRAINING (LATIHAN KADER II)

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) CABANG TAKENGON

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD RIDHO PRATAMA OKTAVIANSYAH

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

CABANG MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Saya sampaikan Puja dan Puji syukur tercurahkan kepada


Allah SWT, atas limpahan dan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. sebagai tauladan yang harus
diteladani. Sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Kharaktristik Perjuangan HMI Dalam Upaya Pembangun SDM”

Banyak kesulitan dan hambatan yang saya hadapi dalam mengerjakan


makalah ini, tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan dan bimbingan dari
berbagai pihak sehingga Saya mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik, oleh
karena itu, Saya mengucapkan terima kasih kepada Allah Swt, karena berkat dan
rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya tau bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu Saya
menerima saran dan kritik guna kesempurnaan makalah ini agar bermanfaat bagi saya
dan pembaca pada umumnya.

Medan, 13 Agustus 2017

Penyusun

Muhammad Ridho Pratama Oktaviansyah

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
C. Tujuan Makalah............................................................................................................. 4
BABII PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5
A. Pengertian Ideopolstratak .............................................................................................. 5
B. Pengertian Ideologi ....................................................................................................... 6
a. Jenis – Jenis Ideologi................................................................................................. 7
b. Fungsi Ideologi Sebagai Pembangunan ................................................................... 9
C. Politik Organisasi Dalam Pembangunan ..................................................................... 11
a. Pengertian Politik .................................................................................................... 11
b. Politik Organisasi .................................................................................................... 12
c. Politik Dalam Pembangunan ................................................................................... 15
D. Hubungan Ideopolstratak Dengan Azas HMI ............................................................. 17
E. Kharakter Perjuangan HMI ......................................................................................... 19
1. Kekuatan (Strength) ................................................................................................ 19
2. Kelemahan (Weakness) ........................................................................................... 20
3. Peluang (Opportunities) .......................................................................................... 20
4. Ancaman (Threats) .................................................................................................. 21
F. SDM dan Ciri – Ciri SDM Yang Berkualitas.............................................................. 21
a. Sumber Daya Manusia ............................................................................................ 21
b. Ciri – Ciri SDM Berkualitas.................................................................................... 23
G. Strategi dan Taktik Dalam Pembangunan SDM ........................................................ 24
a. Strategi .................................................................................................................... 24
b. Taktik ...................................................................................................................... 25
H. Langkah – langkah Strategi dan Taktik HMI Dalam pembanguanan SDM................ 26
BAB III PENUTUP................................................................................................................. 29
A. Keimpulan ................................................................................................................... 29
B. Saran............................................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara Ideopolstratak tidak lepas dari kata perjuangan atau
wewenang kekuasaan. Karena, Ideopolstratak terdiri dari Ideologi, Politik,
Strategi, dan Taktik sebagai sarana guna untuk memenangkan dan
mendapatkan suatu tujuan yang dibentuk dalam perjuangan secara sistematis
mulai dari konsep dasar sampai ke tujuan akhir yang telah direncanakan oleh
suatu kelompok atau organisasi.
Perjuangan ideologi tidak berhenti pada ide – ide belaka, melainkan
harus disertai oleh stratak. Rasulullah bersabda dalam hadist Asy - Syathibi
Rahimahullah “Ilmu tanpa amal adalah dosa, begitu juga sebaliknya amal
tanpa ilmu” keduanya dibarengi dengan ilmu dan stratak guna mencapai suatu
kemenangan. Secara sempit kata ideologi sering disandarkan pada dua
ideologi besar antara ideologi kapitalisme dan ideologi sosialisme, antara
ideologi kanan dan ideologi kiri. Dalam konteks ke HMI an dan perkaderan
yang ada di dalamnya, Nilai – Nilai Dasar Perjuangan (NDP) sebagai
landasan ideologi.
Sebab di dalamnya mengajarkan, selain hubungan manusia dengan
Sang Pencipta, hubungan manusia dengan sesama, dengan alam dan dengan
kehidupan secara menyuluruh. Jelas bahwa ideologi HMI mencakup pada
ideologi islam yang mana pada Anggaran Dasar HMI pada pasal ke 3
berbunyi “HMI Berasazkan Islam”. Menurut manhaj salaf, Islam bukan hanya
agama pribadi tetapi juga sebuah arus dan ideologi yang harus diperjuangkan
agar nilai-nilainya dapat bermanfaat dan dirasakan manusia di muka
bumi.dimana kita ketahui bersama bahwa islam adalah rahmat bagi seluruh
alam, dam islam itu selain ideologi dan juga sebagai cara pandang umat
muslim dalam pendekatan manusia kepada sang penciptanya.
Ideologi sebagai sistem berpikir universal manusia untuk menjelaskan
kondisi mereka yang berkaitan dengan proses dan dinamika sejarah dalam
rangka menuju masa depan yang lebih baik. Sebagaimana Allah berfirman
dalam Alquran yang artinya : “Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan
1
umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.1
Ideologi pada era sekarang menjadi sangat penting bagi setiap
organisasi, bahkan suatu negara. Oleh karena itu terbukti bahwa ideologi
sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi.2 Dimana HMI sendiri
organisasi yang menjunjung tinggi Independensi dan perkaderannya, HMI
bukanlah suatu partai politik atau organisasi yang terikat dan terpengaruh
pada partai politik guna mencapai tujuan kekuasaan. Bagi HMI, kekuasaan
atau politik bukanlah wilayah yang haram, politik justru mulia, apabila
dijalankan di atas etika dan bertujuan untuk menegakkan nilai – nilai
kebenaran dan keadilan.3
Kajian Ideologi harus dipahami dan bagaimana kekuatan tersebut
dapat diaplikasikan oleh suatu organisasi dengan menggunakan strategi dan
taktik yang tertata rapi dan terstruktur sehingga tujuan dari organisasi itu
sendiri dapat tercapai. Ideologi pada suatu negara berpotensi sebagai alat
perjuangan guna meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten yang
bertujuan sebagai pembangunan suatu negara. Begitu juga ideologi sebagai
alat perjuangan HMI guna meningkatkan Intelektual kadernya untuk
memajukan organisasi HMI dan juga memajukan Indonesia.
SDM yang unggul merupakan tugas bersama dalam menciptakan
bangsa yang kuat dan Negara yang makmur. Melalui SDM yang unggul,
tangguh dan berkualitas baik secara fisik dan mental akan berdampak positif
tidak hanya terhadap peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa, namun
juga dalam mendukung pembangunan nasional. Dalam kaitan ini, terdapat
beberapa hal yang harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan kualitas
SDM antara lain, pertama adalah sistem pendidikan yang baik dan bermutu.
Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan penataan terhadap
sistem pendidikan secara menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas
pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.

1
QS al Imran: 104
2
Prof. Dr. Wibowo, S.E, M. Phil Perilaku Dalam Organisasi Edisi Kedua, (PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2016), hlm v
3
HMI Cabang Ciputat, Basic Training: Panduan untuk Kader Himpunan Mahasiswa Islam, (
Bidang PA HMI Cabang Ciputat, 2015), hlm 23
2
Kedua adalah penguatan peran agama dalam kehidupan sosial bermasyarakat
dalam rangka memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa (character
building). Ketiga adalah peningkatan kapasitas SDM melalui berbagai diklat,
kompetensi, pembinaan dan lain-lain. Indonesia menetapkan pancasila sebagai
dasar bermasyarakat dan bernegara, masyarakat dan negara Indonesia. Sebab,
berdasarkan berbagai pengalaman dalam sejarah bangsa sendiri dan
membandingkannya dengan pengalaman dari bangsa lain, bahwa lima prinsip
yang terkandung dalam Mukadimah Undang – Undang Dasar 1945, adalah
prinsip – prinsip yang amat luhur.
Prinsip – prinsip itu tidak saja mampu melandasi persatuan bangsa dari
Sabang sampai Merauke, tetapi juga lebih penting lagi, prinsip- prinsip itu
dapat menjadi pangkal tolak pengembangan pemikiran kenegaraan Indonesia
modern.4 Melalui pemaparan diatas maka pembahasan makalah ini haruslah
lebih rinci melalui persoalan – persoalan yang terdapat makalah ini.

4
Nurcholish Madjid, Islam Kemodernan dan KeIndonesiaan, (PT Mizan Pustaka, 2008), hlm
18
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut :
 Bagaimana Ideopolstratak HMI dalam mengembangkan Intelektual
kader ?
 Apakah Ideopolstratak HMI dalam koridor azasnya dapat menunjang
kadernya sebagai pemimpin yang di butuhkan bangsa ?
 Bagaimana karakter perjuangan HMI untuk pembangunan SDM yang
berkualitas dizaman sekarang ?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini dibuat sebagai berikut :
 Memperkenalkan peran Ideopolstratak HMI sebagai kanca dunia
perubahan positif terhadap pembangunan SDM
 Menjalankan roda organisasi HMI kembali kepada khittah perjuangan
HMI yang berazaskan Islam
 Menjadi pedoman kader – kader HMI dalam mengemban mission
HMI untuk pembangunan dunia intelektual muda yang berkualitas

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ideopolstratak
Ideopolstratak terdiri beberapa kata, Ideologi, Politik, Strategi, dan
Taktik. Ideopolstratak sangat identik dengan kata perjuangan dalam
memerangkan suatu hal dalam organisasi maupun negara. Ideopolstratak
berfungsi sebagai penyusunan rencana dalam menghadapi perang. Dengan
menggunakan Ideologi sebagai ide peperangan agar dapat memenangkan
perang secara cepat tanpa memakan waktu yang berlarut - larut, politik
diamana sebuah upaya tahapan untuk membentuk atau membangun posisi-
posisi kekuasaan, akan tetapi untuk mencapai itu semua dibutuhkan strategi
dan taktik dalam peperangan dan menyelesaikan perang dengan secepat –
cepatnya dan sesingkat – singkatnya.
Seorang yang ber – ideologi yang mempunyai ide – ide dapat
menyelesaikan perang dengan cepat, bahkan dalam buku Sun – Zi, ia
mengatakan “Orang yang pandai berperang akan mengalahkan musuh tanpa
perang”5, jelas Sun – Zi beranggapan seorang yang mampu menguasai
Ideopolstratak juga akan dapat memimpin perang dengan baik. Sun – Zi
mengatakan bahwa perang adalah persoalan besar negara yang erat sekali
terkait dengan hidup matinya prajurit dan rakyat, serta bangkit atau runtuhnya
suatu negara.6 Rencana perang harus diperhatikan, perbandingan antara
kekuatan kita dan musuh, kemudian perlu dilakukan penelitian dan analisis
lima faktor: Politik, Iklim, Situasi, Mutu, dan Doktrin.
Perang sama dengan politik, begitu juga sebaliknya politik sama
dengan perang, keduanya tidak dapat dipisahkan karena berperang juga
menimbulkan konflik – konflik dan politik antar negara atau daerah,
sedangkan politik juga berarti perang sama – sama menyerang dan
menjatuhkan lawan juga merebut kekuasaan. Akan tetapi perang adalah suatu
perebutan kekuasaan dengan saling menyerang satu sama lain dan

5
Andi Wang, The Art of War Menelusuri Strategi Berperang ala Sun Zi, (PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2016), hlm vi
6
Id. at hlm 01
5
menimbulkan kematian pada prajurit atau terlibat perang, dengan kata lain,
perang adalah politik dengan pertumpahan darah, sedangkan politik adalah
perang tanpa pertumpahan darah. “Dalam perang Anda hanya bisa dibunuh
sekali, tetapi dalam politik, berkali – kali” begitulah kata Winston Churchill,
tokoh politik asal Inggris.7
Politik bisa dikaitkan dan diaplikasikan dalam permasalahan –
permasalahan sosial. Straegi yang diterapkan bisa diaplikasikan dalam setiap
tingkatan, baik itu dalam kehidupan berorganisasi, bisnis, politik, bahkan
hubungan antarpersonal. Hampir semua keahlian strategis dibutuhkan pada
semua level kehidupan. Ada ide – ide fundamental yang perlu dikuasai, yaitu
apa yang dikatakan orang tentang diri mereka sendiri adalah tidak penting.

B. Pengertian Ideologi
Pada dasarnya ideologi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari dua
kata: ideos artinya pemikiran, dan logis artinya logika, ilmu, pengetahuan.
Dapatlah didefinisikan ideologi merupakan ilmu mengenai keyakinan dan
cita-cita.8 Ideologi merupakan kata ajaib yang menciptakan pemikiran dan
semangat hidup diantara manusia terutama kaum muda, khususnya diatara
cendekiawan atau intelektual dalam suatu masyarakat.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ideologi merupakan
rumusan alam pikiran yang terdapat diberbagai subyek atau kelompok
masyarakat yang ada, dijadikan dasar untuk direalisasikannya. Ide atau
gagasan,dimana memaksa manusia untuk berpikir, seperti kata Rene
Descartes “Saya berpikir, karena itu Saya ada”,9 begitu kokoh dan
meyakinkan. Ideologi juga dianggap sebagai visi yang komprehensif sebagai
cara memandang segala sesuatu secara umum dan beberapa arah filosofis atau
sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota
masyarakat.
Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan
melalui proses pemikiran normatif. Ideologi dapat dirumuskan sebagai

7
M. Alfan Alfian, Mengapa Politik Menarik, (PT Penjuru Ilmu Sejati, Jakarta 2016), hlm 34
8
Ali Syariati, Tugas Cendekiawan Muslim (Salahuddin Press, Yogyakarta, 1982) hlm 7
9
Ahmad Faridl Ma’ruf, Rene Descartes, Diskursus dan Metode, (IRCiSoD, Maret 2012), hlm
74
6
kompleks pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan
bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya, bumi, dan
seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Menurut Karl
Max, Ideologi adalah ajaran yang menjelaskan suatu keadaan, terutama
struktur kekuasaan, sedemikian rupa sehingga orang menganggapnya sah,
padahal jelas tidak sah.
Ideologi juga diartikan sebagai cita – cita, cita-cita yang dimaksud
adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham. Ideologi
mencakup pengertian tentang ide-ide, pemikiran, pengertian dasar, gagasan
dan cita-cita. Pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang
diterapkan pada masalah publik sehingga pembuat konsep ini menjadi intisari
politik. Studi tentang ideologi politik secara umum dapat dilihat dari segi
objektivitas dan subjektivitas yang mempertanyakan peranan ideologi,
prasangka, atau praduga dalam usaha mencari kebenaran.
Masalah peranan ideologi dalam proses politik yang sesungguhnya
terjadi dalam masyarakat. Kedua hal tersebut membedakan antara ideologi
ilmu dan ideologi dalam politik. Menurut Sartori, membahas ideologi dari
sudut polaritas antara masalah teori intelektual dan masalah praktis. Menurut
Clifford Geertz, tidak melihat perbedaan pemakaian ideologi dalam kegiatan
teori maupun praktek. Ia menekankan perbedaan antara pemikiran yang
bersifat ideologi dan pemikiran yang bersifat ilmiah.10

a. Jenis – Jenis Ideologi

1. Ideologi Liberalisme
Liberalisme tumbuh di eropa pada abad pertengahan, diciptakan
kalangan intelektual yang disambut oleh kaum pedagang dan industri yang
membenarkan tuntunan politik membatasi kekuasan kaum bangsawan dan
gereja.11 Pada hakekatnya, cirinya ialah demokrasi, bentuk pemerintahan

10
Drs. Syahrial Syarbaini, M.A, Drs. A. Rahman, M.M, dan Drs. Monang Djihado, Sosiologi
dan Politik, (Ghalia Indonesia, Jakarta, Maret 2002), hlm 106
11
Id. At 107
7
yang paling baik, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual
penuh, bebas bicara, agama.

2. Ideologi Konservatif
Ideologi Konservatif, yaitu ideologi yang memelihara keadaan yang
ada, setidak – tidaknya secara umum, walaupun membuka kemungkinan
perbaikan dalam hal – hil teknis.12 Ketika Liberalisme menggoncang
kaum feodal, golongan feodal mencari ideologi tandingan. Konservatif
ditandai dengan masyarakat yang tertata yang stabil, bagaimana dia
berhubungan dengan masyarakat lain, pemerintah berkuasa dengan
mengikat dan bertanggung jawab, menekankan tanggung jawab kepada
penguasa, khususnya pada masyarakat yang lemah.

3. Ideologi Sosialisme dan Komunisme


Sosialisme adalah reaksi terhadap industri dan akibatnya. Sosialisme
Merupakan ideologi yang berpandangan adanya persamaan dan kesamaan
dalam menjalani hidup.13 Dalam sosialisme persamaan merupakan
konsekuensi logis dari keprihatinan terhadap suatu kemiskinan. Paham ini
berkeyakinan kemajuan manusia terhalang dengan lembaga hak dan
sarana produksi. Perbedaan utama antara sosialisme dengan komunisme
terletak pada sarana yang digunakan untuk merubah kapitalis menjadi
sosialis. Komunisme cenderung meniadakan arti "Tuhan" karena ini
menindas kebebasan dalam beragama dan kebebasan individual.

4. Ideologi Fasisme
Fasisme adalah nasionalisme yang romantis dengan simbol – simbol
kebesaran negara. Hai ini tercipta apabila seorang pemimpin yang
kharismatik sebagai simbol kebesaran negara yang didukung oleh massa
rakyat, dukungan massa rakyat yang fanatik ini berkat indoktrinasi dan
slogan yang dimunculkan oleh pemimpin besar.14

12
Ibid
13
Ibid
14
Id. At 108
8
b. Fungsi Ideologi Sebagai Pembangunan
Ideologi berfungsi sebagai dasar negara an sumber dari segala sumber
hukum, komitmen bangsa dalam perjuangannya dan cita – cita suatu
perjuangan bangsa, serta pandangan hidup, bahkan jiwa dan kepribadian
bangsa. Ideologi adalah sebagai sikap tentang apa yang seharusnya dikandung
oleh suatu ideologi.
Ada dua ideologi yang disusun berdasarkan kandungannya, yaitu teori
kepentingan, dimana ideologi disusun berdasarkan nilai dan kepentingan kelas
sebagai struktur masyarakat. Ideologi disusun berdasarkan nilai dan
kepentingan seluruh masyarakat, bukan sebagainya. Pemahaman ideologi
adalah sebagai petunjuk identitas, sebagai alat penumbuh solidaritas, dan
sebagai sarana menjembatani perbedaan dalam masyarakat. Ideologi memiliki
fungsi mempolakan, mengkonsolidasikan dan menciptakan arti dalam
tindakan masyarakat.
Menurut Antonio Gramsci, ideologi lebih dari sekedar sistem ide. Bagi
Gramsci, ideologi secara historis memiliki keabsahan yang bersifat psikologis.
Artinya ideologi ‘mengatur’ manusia dan memberikan tempat bagi manusia
untuk bergerak, mendapatkan kesadaran akan posisi mereka, perjuangan
mereka dan sebagainya.15 Ideologi yang dianutlah yang pada akhirnya akan
sangat menentukan bagaimana seseorang atau sekelompok orang memandang
sebuah persoalan dan harus berbuat apa untuk mensikapi persoalan tersebut.
Dalam konteks inilah kajian ideologi menjadi sangat penting, namun
seringkali diabaikan.
Istilah ideologi adalah istilah yang seringkali dipergunakan terutama
dalam ilmu-ilmu sosial, akan tetapi juga istilah yang sangat tidak jelas.16
Pembangunan menekankan peran pemerintah dalam membuat perencanaan
ekonomi yang terkoodinir, yang didasarkan pada dukungan yang luas, baik
dari dalam negeri maupun luar negeri. Semua itu merupakan unsur – unsur
dari pembangunan. Negara Indonesia menjadikan ideologi sebagai alat
pembangunan. Para pendiri bangsa sebenarnya telah sepakat bahwa Pancasila

15
Nur Sayyid Santoso Kristeva, S.Pdi, M.A, Sejarah Ideologi Dunia, (Komunitas Santri
Progresif (KSP), Cilacap, 2012) hlm 6
16
Id. at 11
9
adalah ideologi terbaik bagi bangsa Indonesia yang memiliki beragam suku
dan agama serta sumber daya berlimpah dalam upaya menuju sebuah
masyarakat yang adil dan makmur.
Sesuai dengan pancasila dalam pembangunan maka sistem dan
pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral dari pada pancasila. Secara
khusus, sistem ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan
(sila I Pancasila) dan kemanusiaan ( sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang
menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk
pribadi maupun makhluk tuhan. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila
berbeda dengan sistem ekonomi liberal yang hanya menguntungkan individu
– individu tanpa perhatian pada manusia lain. Sistem ekonomi demikian juga
berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis yang tidak mengakui
kepemilikan individu.
Sistem ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi
kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan. Sistem ekonomi Indonesia juga
tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral kemanusiaan. Pembangunan
ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk persaingan
bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan
penindasan, ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraan warga negara.
Dalam pengembangan Pancasila sebagai ideologi harus memandang sebagai
ideologi yang dinamis yang dapat menangkap tanda-tanda perkembangan dan
perubahan zaman.
Untuk itu kita harus memperhatikan peranan dan kedudukan Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ideologi negara pancasila, sebagai
bentuk konvergensi nasional dalam peringkat formal konstitusional, setelah
menunjukkan ke efektifannya sebagai penopang Republik (sehingga ada
persepsi yang terdengar agak magis kepadanya, seperti ungkapan” kesakitan
Pancasila”).17 Terdapat nilai – nilai dasar dalam ideologi pancasila dalam
UUD 1945 untuk memperjelas suatu tatanan kehidupan beragama, hukum,
politik, ekonomi, sosial budaya. Nilai dasar tersebut tidak gampang untuk

17
Nurcholish Madjid, Islam Kemodernan dan KeIndonesiaan, (PT Mizan Pustaka, 2008), hlm
16
10
berubah, sedangkan penjabaran nilai dasar kepada nilai operasional dapat
berkembang secara kesepakatan bersama di MPR yang disebut dengan
amandemen dan GBHN.
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat
indonesia. Dan pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah
seperti : pangan, sandang, perumahan, kesehatan, atau juga tidak hanya ingin
mengejar kepuasan batiniah seperti : pendidikan, rasa aman, bebas
mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab, rasa keadilan melainkan
menginginkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan lahir batin.
Pembangunan harus mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia
secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai
bidang yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
Pembangunan, meliputi bidang pendidikan, ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, pertahanan keamanan, hukum, kehidupan beragama, dan iptek.
Pancasila menjadi paradigma dalam pembangunan berbagai bidang tersebut.

C. Politik Organisasi Dalam Pembangunan

a. Pengertian Politik
Politik berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu
Polis yang artinya Negara, sedangkan Tetra yang artinya Urusan. Jadi
dapat di artikan secara keseluruhan bahwasanya, Politik adalah urusan –
urusan suatu negara untuk mencapai tujuan negara. Politik tidak hanya
terjadi pada sistem pemerintahan, namun politik juga terjadi pada
organisasi formal, badan usaha, organisasi keagamaan, kelompok, bahkan
pada unit keluarga.
Politik adalah sesuatu yang ada dan dialami dalam kehidupan setiap
organisasi tetapi agak sulit untuk mengukurnya, akan tetapi penting untuk
dipelajari dalam perilaku keorganisasian, karena keberadaannya dapat
mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada dalam organisasi. Banyak
yang beranggapan bahwa politik itu sangatlah kotor atau tidak mulia,
pikiran – pikiran negatif tersebut tidak semuanya benar, memang kalau

11
dilihat, politik sama hal nya dengan peperangan yang menghabiskan
lawan dengan cara terus menyerang hingga lawan kalah dan tidak dapat
memperoleh kekuasaan yang diperangi. Padahal menurut Richard Nixon
ia berkata, “Saya menolak pandangan sinis, bahwa politik itu urusan
kotor”.18
Dan juga seperti yang dikatakan Ketua Umum PB HMI 1995 – 1997,
Taufik Hidayat, ia menegaskan bahwasanya bagi HMI, kekuasaan atau
politik bukanlah wilayah yang haram, politik justru mulia, apabila
dijalankan diatas etika dan bertujuan untuk menegaskan nilai – nilai
kebenaran dan keadilan. Bahkan seorang tokoh filsafat beranggapan
bahwa, “Politik adalah usaha yang ditempuh oleh warga negara untuk
mewujudkan kebaikan bersama”. Jadi sebenarnya politik itu tidak lah
kotor, yang salah itu adalah bagaimana seseorang memainkan politik
tersebut, apakah ia menggunakan politik sebagai senjata menjatuhkan
kekuasaan orang lain ataupun menjatuhkan seseorang sejatuh – jatuhnya.
Akan tetapi walaupun begitu, hal itulah yang menyebabkan seseorang
selalu saja berperang dalam politik meskipun ia dibunuh (dikalahkan)
berkali – kali. Seperti kata Richmond Valentine, bahwasanya politik itu
candu, apabila seseorang telah memenangkan suatu kekuasaan ia akan
kembali berpolitik untuk merebut suatu kekuasaan yang lebih tinggi.
Banyak orang yang mendefinisikan politik, namun pada dasarnya berbagai
definisi tersebut berfokus pada penggunaan kekuasaan untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam organisasi atau pada
perilaku anggota – anggotanya yang bersifat mementingkan diri sendiri
dan tidak melayani kebutuhan organisasi. Itulah yang terkadang salah
dalam politik yang hanya mementingkan individu atau beberapa orang
tanpa mementingkan organisasi atau orang banyak.

b. Politik Organisasi
Politik merupakan kegiatan yang tidak dipandang sebagai bagian dari
peran formal seseorang didalam organisasi, tetapi yang memengaruhi, atau
berusaha memengaruhi, distribusi keuntungan dan kerugian di dalam

18
M. Alfan Alfian, Mengapa Politik Menarik, (PT Penjuru Ilmu Sejati, Jakarta 2016), hlm 38
12
organisasi. Ketika kita menyatakan bahwa politik terkait dengan
“distribusi keuntungan dan kerugian di dalam organisasi”. Definisi ini
cukup luas untuk mencakup beragam perilaku politik seperti menahan
informasi kunci dari pengambilan keputusan, bergabung dalam koalisi,
mencari – cari kesalahan, menyebarkan rumor, membocorkan informasi
rahasia tentang kegiatan organisasi kepada media, saling menyenangkan
dengan orang lain di dalam organisasi untuk memperoleh manfaat
bersama, dan melobi atas nama atau melawan seseorang atau alternative
keputusan bersama. Menurut Colquitt, "Politik organisasi dapat dipandang
sebagai tindakan – tindakan oleh individu, yang diarahkan pada tujuan
memperjuangan kepentingan diri sendiri." Miles, mendefinisikan politik
organisasi sebagai proses yaitu aktor atau kelompok organisasi
membangun “kekuasaan” untuk mempengaruhi penetapan tujuan, kriteria
atau proses pengambilan keputusan operasional dalam rangka memenuhi
kepentingannya.
Nelson & Quick, mengartikan politik organisasi sebagai penggunaan
power dan pengaruh dalam organisasi. Politik organisasi dalam hal ini
menunjuk pada kebutuhan untuk berkuasa dan mempengaruhi seseorang.19
Oleh karena itu, organisasi harus menggunakan politik organisasi dalam
mengelola dan meningkatkan faktor produktivitas kerja. Seorang
pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk mendesakkan gagasan dan
mempengaruhi pihak lain lewat penggunaan politik organisasi. Riset
mendukung anggapan bahwa agar bisa efektif, seorang pemimpin dalam
derajat tertentu wajib memiliki keterampilan politik. Keterampilan politik
yang mampu untuk secara efektif memahami pihak lain di tempat kerja,
dan menggunakan pengetahuan itu untuk mempengaruhgi pihak lain
dengan cara-cara yang mengembangkan tujuan-tujuan pribadi dan / atau
organisasi.
Politik organisasi merujuk ke pendekatan – pendekatan informal untuk
memperoleh kekuasaan, melalui cara-cara di luar prestasi kerja dan

19
Hendra Gunawan, Politik Organisasi Dan Dampaknya Terhadap Komitmen Organisasi,
Kepuasan Kerja, Kinerja Dan Organizational Citizenship Behavior (OCB), November, 2012,
hlm 13
13
keberuntungan. Politik dimainkan untuk mencapai kekuasaan, baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Politik organisasi juga berpicara pada
perihal kekuasaan dan pengaruh.
1. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan membuat orang lain melakukan apa
yang diinginkan seseorang untuk mereka lakukan, apabila
dipergunakan untuk kebaikan organisasi, kekuasaan merupakan
kekuatan positif untuk mencapai efekivitas organisasi tingkat tinggi.
Kekuasaan dimana, kemampuan memengaruhi perilaku orang lain dan
sebaliknya menolak pengaruh yang tidak diinginkan.20 Kebanyakan
pemimpin menyadari hanya sekedar memiliki visi tidaklah cukup
untuk mencapai gagasan revolusioner dan berskala besar yang mereka
impikan.
Aspek paling penting dari kekuasaan adalah ketergantungan.
Apabila kita memiliki sesuatu yang dapat kita kontrol sendiri dan
dibutuhkan orang lain, kita akan membuat mereka tergantung dan
dalam bidang tersebut kita mendapatkan kekuasaan atas mereka.
Ketergantungan meningkat ketika sumber daya yang kita kontrol
penting, jarang, dan tidak tergantikan. Dasar kekuasaan atau sumber
kekuasaan dikelompokkan dalam kategori Formal Power dan Personal
Power. Formal Power didasarkan pada posisi individu dalam
organisasi yang dapat berasal dari kemampuan memaksa atau
menghargai dari kemenangan formal. Sedangkan Personal Power
bersumber pada krakteristik unik individu berupa keahlian,
penghormatan, dan kekaguman orang lain
2. Pengaruh
Pengaruh adalah penggunaan perilaku akutal yang menyebabkan
perubahan perilaku atau sikap orang lain. Terdapat dua aspek, yaitu
pengaruh dilihat sebagai direksional. Seperti downward, manejer
mempengaruhi pekerja, lateral, pekerja memepengaruhi rekan kerja,

20
Prof. Dr. Wibowo, S.E, M.Phil, Perilaku Dalam Organisasi, (PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta 2016), hlm 239
14
dan upward pekerja mempengaruhi manejemen. Dengan demikian
Pengaruh tidak hanya perubahan aktual pada orang lain saja, akan
tetapi juga kelompok atau organisasi. Menurut Norman Barry,
Pengaruh suatu tipe kekuasaan yang jika seorang dipengaruhi agar
bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk
bertindak demikian.
Orang dengan kekuasaan yang dimiliki berusaha mempengaruhi
orang lain. Namun, usaha mempengaruhi bisa berhasil atau tidak
berhasil. Kemungkinan hasil yang dapat diperoleh dari pengaruh
tersebut seperti, orang akan secara antusias menyetujui dam akan
menunjukkan inisiatif dan ketekunan sambil menyelesaikan
penungasa., orang dengan segan menuruti dan akan perlu mendorong
untuk memuaskan kebutuhan minimum, dan orang akan mengatakan
tidak, membuat alasan pemaaf, memperlambat, atau menahan
argumen.

c. Politik Dalam Pembangunan


Berbicara mengenai pembangunan kata yang tepat adalah
pengembangan guna meningkatkan pertumbuhan dan mensejahterahkan
masyarakat dalam sebuah negara. Pembangunan secara tidak langsung
menyatakan kemajuan, pertumbuhan dan perubahan. Menurut Siagian,
pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan
dan perubahan yang berencana dan dilakukan oleh suatu bangsa, negara
dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa”.
Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya
pemikiran yang mengidentikan pembangunan dengan perkembangan,
pembangunan dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan
pembangunan dengan westernisasi. Di Indonesia, Tanggung jawab
pembangunan menjadi sangat berat dan itu merupakan tantangan
tersendiri. Ditengah rendahnya kemampuan ekonomi negara saat ini,
pembangunan harusnya menjadi prioritas untuk dikembangkan, sudah
banyak bukti dinegara lain yang sudah maju dimana pengembangan

15
sumber daya manusia yang diprioritaskan tersebut dapat mendukung
keberhasilan pembangunan secara keseluruhan.
Sistem politik yang berlaku dalam suatu negara senantiasa terkait
dengan kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh negara. Dari segala
persoalan yang lahir dari tantangan globalisasi, maka sangat mungkin
sekali apabila pembangunan di Indonesia sangat bergantung sekali
terhadap kondisi dan situasi negara yang terefleksi oleh proyeksi masa
depan sistem politik Indonesia dengan menggunakan pendekatan
komparasi dengan negara – negara yang memiliki persamaan karakter
dengan Indonesia.
Negara sebagai kesatuan poliik dalam hukum internasional harus
memiliki unsur – unsur tertentu. Hal itu ditentukan dalam Konperensi Pan
– Amerika dan menghasilkan “Konverensi mengenai hak – hak dan
kewajiban negara”.21 Dalam usaha untuk menyusun proyeksi masa depan
sistem politik Indonesia dengan pembangunan ekonominya maka sangat
penting untuk terlebih dahulu menganalisa keunggulan yang potensial dan
kendala kelemahan Indonesia. Faktor-faktor riil pendukung keunggulan
tersebut dapat dirangkum dalam berbagai sektor antara lain :
1. Sektor perkembangan permodalan (kapital dan investasi) di
Indonesia yang tercermin dalam indeks bursa saham gabungan
Indonesia (IHSG).
2. Sumber daya manusia Indonesia sebagai faktor potensial
pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa datang.
3. Bentuk-bentuk dukungan politik terhadap kebijakan pembangunan
ekonomi Indonesia.
4. Bentuk – bentuk kebijakan publik yang mendukung pembangunan
ekonomi Indonesia di masa datang.
5. Ideologi sistem politik Indonesia yang mempengaruhi arah
pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

21
F. Isjwara. S.H. LL.M, Pengantar Ilmu Politik, (Binacipta, Bandung, Juli 1980), hlm 95
16
D. Hubungan Ideopolstratak Dengan Azas HMI
Seperti yang kita tau dalam Anggaran Dasar HMI pasal tiga berbunyi
bahwasanya Organisasi HMI berazaskan Islam. Pemikiran Lafran Pane dalam
mendirikan organisasi tidak lepas dari pandangannya terhadap islam pada
masa itu, terutama di Indonesia, yaitu negara yang berpenduduk mayoritas
beragama Islam, dengan segala realitas dan totalitasnya.
Dalam acara Dieas Natalis ke – 22 HMI Cabang Yogyakarta, Lafran Pane
menyampaikan bahwasanya HMI tidak perlu ada, karena apa yang dilakukan
HMI dapat dilakukan oleh organisasi mahasiswa lainnya, seperti PPMI dan
KAMI, akan tetapi buktinya HMI ada sampai sekarang ini, akan tetapi ada
beberapa hal yang tidak dapat dilakukan oleh organisasi lain kecuali HMI
yaitu perkaderannya yang menghasilkan wawasan keislaman, keIndonesian,
dan kemahasiswaaan. Dua ciri yang membedakan latihan kader HMI dengan
organisasi lain. Dua ciri yang dimaksud adalah ditinjau dari materi latihan
kader HMI, yaitu Nilai – Nilai Dasar Perjuangan (NDP) dan Sejarah HMI.
Seperti juga pada tujuan HMI, “Terbinanya insan akademis, pencipta,
pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Swt”.
Dari tujuan tersebut maka didapatlah lima kualitas insan cita yang menjadi
alat HMI dalam melakukan fungsi organisasi yaitu sebagai organisasi
perjuangan yang dengan kesungguhan berjuang melakukan perubahan tehadap
tatanan yang tidak sesuati dengan tuntunan kontemporer. Lima insan cita
tersebut yaitu, insan cita akademis, insan cita pencipta, insan cita pengabdi,
insan cita yag bernafaskan islam, dan insan cita bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Swt. Lima insan
cita HMI sebagai kelompok intelegensia atau intelektual kader HMI, dapat
digambarkan dengan tipe koseptor, tipe solidaritas, tipe penyelesaian masalah,
tipe administrator, dan tipe negarawan.
Pada pokoknya insan cita merupakan insan pelopor yaitu insan yang
berpikir luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka, terampil atau ahli
dalam bidangnya. Tugas HMI adalah melakukan perombakan, perubahan,
perbaikan, penyempurnaan terhadap segala sesuatu yang memenuhi

17
kebutuhan masyarakat dan masih dalam koridor islam nya ke arah yang lebih
baik dan sempurna dalam kehidupan beragama. HMI adalah organisasi kader
dan sifat kadernya HMI dapat dipahami dari status HMI sebagai organisasi
mahasiswa, yang dipertegas dalam tujuan HMI. Kader itu adalah orang inti.
Kader merupakan benteng serangan dari luar serta penyelewengan dari
dalam.22 Status HMI sebagai organisasi mahasiswa yang dipertgaskan dalam
tujuan HMI. Terikat fungsi HMI sebagai organisasi kader dan dengan
rumusan tujuan HMI, HMI bukanlah organisasi massa, tapi sebaliknya
sebagai lembaga pendidikan guna menciptakan kader – kader yang intelektual
sebagai sumber daya manusia dalam pembangunan negara.
Intelektual secara bahasa, berarti cendekiawan atau orang yang cerdas,
berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan, memilik daya
akal budi serta totalitas pengertian atau kesadaran, terutama yang menyangkut
pemikiran atau kesadaran, terutama yang menyangkut pemikiran atau
pemahaman. Sedangkan Inteleligensia adalah bentuk jamak dari intelektual
yang berarti kaum terelajar, kaum cerdik pandai, para cendekiawan. 23 Tidak
ada organisasi tanpa intelektual, tanpa pengorganisasian dan pemimpin.
Intelektual sebagai ideologi pemikiran suatu organisasi dalam
menggunakan strategi dan taktik dalam aspek politik atau dalam mencapai
tujuan organisasi. Akan tetapi, istilah intelektual sering juga diciptrakan
negatif. Memang, kejahatan intelektual jauh lebih berbahaya ketimbang
kejahatan non intelektual. Maka, istilah penghianatan, durhaka, dan munafik
intelektual muncul sebagai peringatan terhadap penyalahgunaan ilmu
pengetahuan.
Perjuangan HMI sangat jelas apabila membalik lembaran buku sejarah,
dari awal mulanya persiapan berdirinya HMI pada tahun 1946 sampai
berdirinya HMI pada tanggal 5 Februari 1947 di Yogyakarta, sebagai bukti
perjuangan HMI dan kontribusi HMI kepada negara Indonesia. Dengan
menggunaka berbagai straegi dan taktik, HMI mampu membantu rakya

22
Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI, (CV Misaka Galiza, Juni
2008), hlm 9
23
Dr. Akbar Tandjung, Prof. Dr. H. Agussalim Situmpul, Drs. Chumaidy Syarif Romas, M.Si,
Lafran Pane Jejak Hayat dan Pemikirannya, (Penerbit Lingkar, Februari, 2011), hlm 17
18
Indonesia dalam memerangi penjajahan belanda dan memusnaka PKI yang
mana sangat tidak senang dengan HMI pada masa itu. Karena gagal
membubarkan HMI, maka PKI siap main kayu, main kekerasa guna merebut
kekuasaan dan pemerintahan yang sah. Maka meletuslah Pemberontakan
G30SPKI. Akan tetapi menghadapi hal tersebut, HMI tidak terpancing dalam
menggunaka kekerasan, HMI menggunakan intelektualnya sebagai alat
perang menumpas PKI. Alhasil, pada 10 Januari 1966, munculah Tritura (Tri
Tuntutan Rakyat), yaitu : Bubarkan PKI, reator kabinet, dan turunkan harga.
Dan pada 12 Maret 1966 dibubarkan dan dilarangnya PKI.

E. Kharakter Perjuangan HMI


Letak kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki dan
dihadapi HMI dalam konstelasi nasional dan perubahan sosial yang terjadi
dapat dianalisis dari berbagai ospek. Sebagai analisis SWOT, yang lazim
digunakan dipergunakan untuk melihat empat faktor, berdasarkan pengalaman
dapat dianalisis melalui pandangan berikut :

1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan HMI pada prinsipnya nampak pada tiga wawasannya, yaitu
wawasan keIslaman, KeIndonesiaan, dan KeMahasiswaan yang
berorientasi pada KeIlmuan. Selain ketiga faktor tersebut, kekuatan HMI
sebagai organisasi perjuangan juga meliputi delapan faktor :
 Berlandaskan dan bernafaskan Islam yang bersumber Al Quran
dan Sunnah.
 Berwawasan Intelektual KeIndonesiaan dan Kewarganegaraan.
 Memiliki tujuan yaitu 5 kualitas insan cita dengan 17 indikator.
 Bersifat independen tanpa terikat dan menjadi underbow partai
manapun.
 Mempunyai status sebagai organisasi Mahasiswa yang memiliki
ilmu pengetahuan luas.
 Berfungsi sebagai organisasi kader yang memiliki kesadaran
sebagai pelopor dan kader bangsa.

19
 Berperan sebagai organisasi perjuangan yang berusaha melakukan
perubahan dan perbaikan.
 Memiliki tugas sebagai sumber insani pembangunan bangsa.

Hal – hal tersebutlah yang menjadi kekuatan atau (Strengh) HMI sampai
sekarang.

2. Kelemahan (Weakness)
Dari berbagai faktor kelemahan yang dialami HMI, terdapat 10
faktor yang dominan.
 Terlalu berpikir umum dan global sehingga kurang berpikir kritis
dan mendetil.
 Pandai membuat keputusan akan tetapi lemah dalam pelaksanaan.
 Kurangnya cekatan dalam mengambil ide dan inisiatif.
 Kurang cepat dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan.
 Lemah dalam disiplin organisasi.
 Manajemen organisasi yang lemah.
 Kurang mampu menindak lanjuti keberhasilan yang diperoleh.
 Berbagai kegiatan HMI terlalu beraroma politik yang sangat
tinggi.
 Kurang mengetahui, memahami, menghayati organisasi HMI.
 Juga kurang mengetahui, memahami, dan meleakkan ajaran utuh
dan benar serta pengalaman ketentuan organisasi.

Akan tetapi anehnya walauun kelemahan itu sudah dirasakan, namun


seolah kelemahan itu dianggap tidak ada. Nampaknya saat ini HMI kebal
dari hall tersebut.

3. Peluang (Opportunities)
Peluang yang dimiliki HMI sesuai dengan peran dan kekuatan yang
dimiliki, bisa dikatakan cukup besar dan mempunyai peluang yang luas
dalam kehidupan.

20
 HMI dapat menempatkan diri sebagai kader yang berbangsa dan
bernegara yang plural sehingga dapat menjadi perekat bangsa.
 HI dapat menjalankan perannya untuk melakukan berbagai
perubahan dalam masyarakat.
 HMI dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki anggota –
anggotanya dari berbagai disiplin ilmu untuk kepentingan bangsa
dan kemanusiaan.
 HMI dapat mengembangkan islam sebagai rahmatan nil alamin.
 HMI juga dapat berpeluang besar untuk mengembangkan organisasi,
serta memiliki anggota yang relatif banyak dan memiliki alumni –
alumni yang sudah merata di seluruh kehidupan bangsa.

4. Ancaman (Threats)
Ancaman yang dihadapi HMI datang dari dua arah, yaitu dari dalam
dan luar. HMI setiap saat dihadapkan kepada berbagai tantangan yang
datang. Tantangan itu akan selalu muncul apalagi dimasa depan yang akan
datang dan lebih besar.

Analisis SWOT di atas dapat disimpulkan, kuatnya kelemahan maupun


ancaman dan tantangan yang dihadapkan HMI.24

F. SDM dan Ciri – Ciri SDM Yang Berkualitas

a. Sumber Daya Manusia


SDM merupakan elemen terpenting dan merupakan aset terpenting
dari organisasi dibandingkan dengan elemen – elemen lainnya.
Sehubungan dengan itu, maka penyediaan Sumber Daya Manusia disebut
human resourcing, sedangkan pengaturan Sumber Daya Manusia non
manusia disebut sebagai nonhuman resourcing.25
Manusia dalam organisasi memiliki peran dan fungsi penting bagi
terwujudnya tujuan organisasi. Dalam hal penyediaan Sumber Daya

24
Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI, (CV Misaka Galiza, Juni
2008), hlm 117 – 120
25
Dr. Ubel Silalahi, M.A, Asas – Asas Manajemen, (PT Refika Aditama, Bandung, 2011), hlm
237
21
Manusia baik manusia maupun non manusia, berperan sebagai resource
allocator. SDM juga dinamakan sebagai tenaga kerja (workforce),
personalia (personnell), adalah orang yang bekerja untuk mencapai tujuan
organisasional. Ada dua tipe utama SDM dalam organisasi yaitu manajer
dan karyawan. Baik manajer bukan manajer atau keryawan, keduanya
adalah “people who work in organization”. Manusia yang membuat
sumber – sumber lain dari suatu organisasi bekerja dan membuat
organisasi bergerak.
Manusia menjadi motor penggerak aktivitas manajerial. Oleh karena
itu organisasi tergantung pada orang dan tanpa orang organisasi akan
hilang. Orang yang bertanggung jawab tersebut dinamakan manajer dan
orang yang menjalankan aktivitas atau melalui siapa tujuan tercapai yang
disebut kelompok bukan manajer atau karyawan. Staffing merupakan
fungsi manajemen untuk menyediakan SDM. Dalam organisasi HMI,
Sumber Daya Manusia sangat berpotensi besar bagi pembangunan
terutama kepada HMI.
HMI menyadari bahwasanya di masa mendaang, disamping anggota
HMI pasti akan bertambah banyak, juga HMI harus mempunyai anggota
terdidik, sehingga merupakan SDM yang handal. Dengan mengikuti
berbagai Latihan Kader di HMI, para Sumber Daya Manusia tersebut
diharapkan dapat menjadi kader – kader yang memiliki pengetahuan luas
dan berjiwa kepemimpinan. Pada tanggal 23 – 28 Desember 1962,
dirumuskan metode Training HMI. Acuan tersebut memuat pengertian
kader, sistem latihan atau metode latihan dan memiliki tingkatan –
tingkatan latihan, seperti Basic Training, Intermediate Training dan
Advanced Training, yang mana Training – Training tersebut disertai
kurikulum masing – masing jenjang.
Kontrekstualisasi dari misi ini adalah menciptakan Sumber Daya
Manusia. Jika konsep Sumber Daya yang ingin dihasilkan HMI,
konsepnya sudah sangat jelas sekali. Sebagaimana yang tertuang dalam
tafsir tujuan, yaitu Lima Kualitas Insan Cita.

22
b. Ciri – Ciri SDM Berkualitas
Setiap perusahaan ataupun organisasi, dari kecil hingga besar, pasti
tidak lepas dari yang namanya Sumber Daya Manusia (SDM). Namun
tidak semua SDM itu berkualitas, ada beberapa yang kurang baik, dan
memberikan efek buruk pada perusahaan. Yang menjadi pertanyaan
sekarang, seperti apakah ciri-ciri dari SDM berkualitas tersebut. Seseorang
yang berkualitas itu merupakan seseorang yang senantiasa mengantisipasi
tuntutan pada masa depan, mempunyai sikap positif, berwawasan,
berperilaku terpuji, dan mempunyai ketrampilan, kemampuan, serta
keahlian yang memang sesuai kebutuhan pada berbagai bidang dan sektor.
Atau paling tidak pada bidang di mana SDM tersebut ditempatkan.
Pada hakekatnya seseorang yang berkualitas dipandang dari segi
akhlaknya, akhlak yang baik dapat mendasari segala tingkah laku manusia
untuk senantiasa melakukan yang terbaik. Sumber daya manusia yang
seperti ini punya daya kerja yang baik karena ia jujur, adil, dan selalu
berusaha untuk nggak merugikan orang lain.
Karena akan percuma bahwasanya orang yang memiliki ilmu dan
keahlian tinggi akan tetapi tidak berakhlak, maka seseorang tersebut sama
saja tidak memiliki kemampuan dalam menempatkan diri pada orang lain.
Apabila telah berakhlak, makan seorang tersebut sadar akan keutamaan
ilmu, maka seseorang yang berakhlak sudah pasti berilmu karena ia tau
akau apa arti jati diri tanpa ilmu. Selanjunya diiringi dengan keahlian atau
kemampuan khusus, Manusia yang punya keahlian yang baik, akan bisa
bermanfaat dengan baik di bidangnya. Misalnya seseorang yang jago
arsitektur, akan bisa menguntungkan negara jika membuat bangunan-
bangunan yang menarik wisatawan dari seluruh dunia.
Nelayan yang handal, akan bisa mengoptimalkan pencarian ikan di
perairan Indonesia dan bahkan bisa juga menjaga alam dengan
mengembang biakkan ikan. Apabila akhlak dan keahlian telah terpenuhi,
selanjutnya adalah kesehatan fisik, karena percuma kedua hal tersebut
apabila kemampuan fisik tidak mengimbangi, Jika diarahkan untuk hal-hal
yang positif, kekuatan fisik bisa banyak berguna. Ini nggak hanya tentang

23
mengangkat barang aja. Kekuatan fisik juga berarti, seseorang nggak
gampang sakit karena daya tahan tubuhnya baik.
Manusia dengan kekuatan fisik akan bisa bekerja dan berkarya dengan
baik tanpa bolak – balik harus ke rumah sakit. Pada hakekatnya SDM
berkualias ialah yang berjiwa kepemimpinan yang dapat memimpin suatu
organisasi dengan baik, hingga tercapai tujuan organisasi. Menurut
Drucker, “Seorang pemimpin hendaknya jangan dilihat tampak dari
luarnya, tetapi apa yang dialakukannya”. Tanggung jawab pemimpin
selalu dianggap lebih tinggi ketimbang yang dipimpin. Pemimpin dengan
kebijakan – kebijakannya adalah sosok yang menentukan, sementara yang
dipimpin lebih banyak ditentukan.26 Seorang pemimpin dituntut harus
mampu dalam mengambil kebijakan yang terbaik, terbaik untuk dirinya
dan terbaik untuk kelompok atau organisasi.

G. Strategi dan Taktik Dalam Pembangunan SDM


a. Strategi
Strategi adalah Bagaimana menggunakan peristiwa-peristiwa politik
dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai rencana perjuangan. Setiap
organisasi memerlukan strategi, yang dimaksud dengan strategi adalah
suatu rencana yang bersifat menyeluruh atau komprehensif yang
mengandung arahan tentang tindakan – tindakan utama yang apabila
terlaksana dengan baik akan berakibat pada tercapainya berbagai sasaran
jangka panjang dalam lingkungan eksternal yang bergerak dinamis.27
Strategi memiliki dua definisi, defenisi umum, strategi adalah proses
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Sedangkan definisi khusus,
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan

26
M. Alfan Alfian, Mengapa Politik Menarik, (PT Penjuru Ilmu Sejati, Jakarta 2016), hlm 28
27
Prof. Dr. Sondang P, Siagian, MPA, Manajemen Stratejik, (Bumi Angkasa, Jakarta 1998),
hlm 36
24
demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan
bukan dimulai dari apa yang terjadi.
Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan
perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Strategi
memiliki dua tingkatan: 1. Strategi pada tingkat korporasi dan 2. Strategi
yang sifatnya fungsional.
Strategi pada tingkat korporasi merupakan tanggung jawab sekolompok
orang yang menduduki posisi manajerial puncak, sedangkan perumusan
dan penentuan strategi fungsional diserahkan kepada para pemimpin yang
bertanggung jawab. Lain halnya dengan organisasi yang terlibat dalam
bidang kegiatan bisnis. Korporasi demikian dikenal dengan berbagai nama
seperti grup. Pada korporasi, terdapat tiga tingkatan : 1. Strategi tingkat
korporasi, 2. Strategi tingkat bidang satuan bisnis, dan 3. Strategi tingkat
fungsional. Strategi pada tingkat korporasi dirumuskan dan ditetapkan
oleh kelompok orang yang menduduki jabatan manajemen puncak.
Strategi yang dirumuskan mencakup semua kegiatan organisasi, termasuk
beraneka bidang bersifat bisnis.28

b. Taktik
Taktik adalah tahap-tahap atau langkah-langkah tertentu yang dipakai
untuk melaksanakan strategi. Jika seorang pemimpin sudah merumuskan
tujuan dan strateginya, maka ia berada dalam posisi untuk menentukan
taktik. taktik bukanlah sebuah strategi, namun taktik ada di dalam strategi.
Taktik ini memiliki ruang lingkup yang lebih kecil dengan waktu yang
lebih singkat.
Taktik bagi HMI adalah diibaratkat sebuah Peta dalam medan
Pertempuran. sehebat apapun kekuatan kita tanpa pengetahuan tentang
medan dimana kita akan bertempur adalah akan menjadi sia-sia. Maka
untuk memahami secara jelas tentang Konsep Ideologi Polotik Strategi
dan Taktik HMI mari kita mengulasnya dari pengertian tentang Ideologi

28
Prof. Dr. Sondang P, Siagian, MPA, Manajemen Stratejik, (Bumi Angkasa, Jakarta 1998),
hlm 21
25
Politik Strategi dan Taktik. taktik adalah penggunaan kekuatan untuk
memenangkan suatu pertempuran.
Taktik harus tunduk dan mengabdi kepada strategi, rencana
perjuangan (strategi) meliputi perjuangan secara menyeluruh baik dalam
hubungan nasional, internasional, dan daerah/local maupun mengenai
semua segi kehidupan masyarakat/ Negara, ekonomi, hamkam,
pendidikan, agama dan lain-lain. Jika semua langkah – langkah taktik
dalam seluruh strategi berhasil, pastilah srateginya berhasil. Jika semua
langkah – langkah taktik dalam strategi gagal, maka pastilah stateginya
sendiri gagal. Jika seluruh langkah – langkah strategi gagal, strategi masih
dapat berhasiil jika kemudian disusul dengan langkah-langkah taktik yang
berhasil serta yang bernilai strategis.

H. Langkah – langkah Strategi dan Taktik HMI Dalam pembanguanan


SDM
Sebenarnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam suatu
organisasi atau perusahaan dapat dilihat dengan kasat mata. Dalam hal ini,
yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur yang dapat menjadi patokan adalah
seberapa besar/kecil sumber daya manusia (SDM) tersebut memiliki atau
berdaya manfaat bagi suatu perusahaan. Oleh sebab itu, mengingat besarnya
peran SDM terhadap kemajuan organisasi, tanggung jawab dalam upaya
pengembangan kualitas SDM tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab
masing – masing karyawan, pekerja, atau staff terkait, melainkan juga menjadi
tanggung jawab organisasi, pimpinan, maupun manajer perusahaan, sehingga
organisasi atau perusahaan tersebut dapat survive bahkan semakin
berkembang.
Strategi dan taktik jitu menjadi kunci utama dalam upaya
mengembangkan potensi dan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Dalam
hal ini Strategi dan taktik dalam pembangunan SDM merupakan perencanan
mengenai cara bagaimana kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki
mampu berkembang ke arah yang lebih baik, meningkat kemampuan kerja,
skill dan memiliki loyalitas yang baik terhadap organisasi atau perusahaan.
Dengan strategi dan taktik pengembangan Sumber Daya Manusia yang baik,
26
dapat menciptakan pekerja yang memiliki etos kerja, mental, manajemen, dan
loyalitas yang baik terhadap perusahaan.
Langkah – langkah strategi dan taktik tersebut dapat dilakukan berupa
ideologi yang berupa ide atau gagasan, Kajian Ideologi harus dipahami dan
bagaimana kekuatan tersebut dapat diaplikasikan oleh suatu organisasi dengan
menggunakan strategi dan taktik yang tertata rapi dan terstruktur sehingga
tujuan dari organisasi itu sendiri dapat tercapai. Ideologi pada suatu negara
berpotensi sebagai alat perjuangan guna meningkatkan sumber daya manusia
yang berkompeten yang bertujuan sebagai pembangunan suatu negara. Dalam
HMI ideologi menjadi hal yang sangat penting, dengan keintelektual dan
wawasan kader HMI, diharapkan mampu menjadi seorang pemimpin yang
berkompeten dalam memeajukan suatu organisasi atau kelompok.
Untuk membangun suatu ideologi perlulah sistem – sistem yang
penting dalam melatih ideologi, yang pertama adalah sistem pendidikan yang
bermutu, dengan sistem pendidikan yang bermutu tersebut sebagai penunjang
ideologi bagi seseorang terutama kader HMI, hal tersebut terdapat dalam lima
kualitas insan cita, yang pertama adalah kualitas insan cita akademis, yaiut
berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, mampu berfikir rasional, objektif
dan kritis. Dan juga sanggup berdiri sendiri secara independen dengan ilmu
yang dimiliki sesuai dengan jurusan ilmu yang dipilih, baik secara teoritis
maupun teknis, dan juga dapat mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsp –
prinsip perkembangan.
Kualitas insan cita pencipta, yaitu sanggup melihat kemungkinan lain
yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah bisar dalam menciptakan suatu
bentuk ideologi maupun hal lain yang lebih baik dan bermanfaat. Dengan
ditopang kemampuan akademis, yang mampu melaksanakan kerja
kemanusiaan yang disemangati ajaran islam. Kualitas insan cita pengabdi,
yaitu ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang banyak atau
sesama umat manusia. Kualitas insan cita bernafasakan islam, ajaran islam
akan membentuk unity of personality dalam diri seorang kader. Kualitas insan
cita yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang

27
diridhoi Allah Swt, dengan bertakwa, sanggup memikul akibat – akibat dari
perbuatannya dan sadar bahwa menurut arah jalan yang benar.
Selain ideologi, strategi dan taktik HMI dalam pembangunan SDM
berupa latihan – latihan lembaga kekaryaan, yang dimaksud lembaga
kekaryaan adalah badan khusus HMI diluar KOHATI, LPL yang bertugas
melaksanakan kewajiabn – kewajiban HMI sesuai dengan fungsi dan bidang
keahliannya masing – masing, latihan kerja berupa dharma bhakti
kemasyarakatan dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Adanya
lembaga kekaryaan dimaksudkan untuk mempertajam kemampuan –
kemampuan kader dalam bidangnya masing – masing yang mana dapat
berguna bagi individu, kelompok, dan juga negara.

28
BABIII
PENUTUP

A. Keimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwasanya Ideopolstratak terdari dari Ideologi, Politik, Strategi, dan Taktik
yang mana masing – masing sangat penting dalam suatu organisasi dan juga
kepemimpinan. Ideologi sebagai ide – ide gagasan pemikiran dalam
merencanakan suatu strategi dan taktik pada organisasi guna mencapai tujuan
organisasi tersebut. Ideologi memiliki empat jenis, yaitu Ideologi Lebiralisme,
Ideologi Konservatif, Ideologi Sosialisme dan Komunisme, lalu Ideologi
Fasisme.
Politik adalah urusan – urusan suatu negara untuk mencapai tujuan
negara. Politik tidak hanya terjadi pada sistem pemerintahan, namun politik
juga terjadi pada organisasi formal, badan usaha, organisasi keagamaan,
kelompok, bahkan pada unit keluarga. Pengertian lain dari politik adalah
sesuatu yang ada dan dialami dalam kehidupan setiap organisasi tetapi agak
sulit untuk mengukurnya, akan tetapi penting untuk dipelajari dalam perilaku
keorganisasian, karena keberadaannya dapat mempengaruhi perilaku orang-
orang yang ada dalam organisasi.
Strategi adalah Bagaimana menggunakan peristiwa-peristiwa politik
dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai rencana perjuangan. Setiap
organisasi memerlukan strategi, yang dimaksud dengan strategi adalah suatu
rencana yang bersifat menyeluruh atau komprehensif yang mengandung
arahan tentang tindakan – tindakan utama yang apabila terlaksana dengan baik
akan berakibat pada tercapainya berbagai sasaran jangka panjang dalam
lingkungan eksternal yang bergerak dinamis.
Taktik adalah tahap-tahap atau langkah-langkah tertentu yang dipakai
untuk melaksanakan strategi. Jika seorang pemimpin sudah merumuskan
tujuan dan strateginya, maka ia berada dalam posisi untuk menentukan taktik.
taktik bukanlah sebuah strategi, namun taktik ada di dalam strategi. Taktik ini
memiliki ruang lingkup yang lebih kecil dengan waktu yang lebih singkat.

29
Di HMI, Ideopolstratak sangat penting dalam pembangunan Sumber
Daya Manusia yang berkualitas, Sumber Daya Manusia tersebut diharapkan
dapat memimpin suatu organisasi dengan kepemimpinan yang baik. Strategi
dan Taktik HMI dari masa lalu selalu menggunakan ideologi intelektual
dalam mencapai sesuatu, yang mana kader – kader HMI yang telah dibina di
HMI dengan training – training di HMI.

B. Saran
Melihat situasi HMI pada masa sekarang dibandingkan HMI pada
masa lampau, HMI telah kehilangan kader – kader yang kritis akan keadaan
Negara sekarang. Kesadaran – kesadaran akan fungsi HMI sebagai
oraganisasi perjuangan kian semakin memudar. Diharapkan kader – kader
HMI semakin sadar akan jati dirinya sebagai organisasi perjuangan, ideologi,
strategi, dan taktik HMI guna membentuk Sumber Daya Manusia atau kader –
kader berkualitas lima insan cita juga semakin memudar, kader – kader HMI
kebanyakan telah hilang jati dirinya sebagai kader dan sebagai mahasiswa
yang berperan aktif dan kritis sebagai generasi perubahan dan generasi sosial
kontrol yang kirits melihat situasi Negara sekarang dan sebagai regenerasi
calon – calon pemimpin berkualitas insan cita.

30
DAFTAR PUSTAKA

1. Al – Quran terjemahan. 2009. Depok: Penerbit Sabiq.


2. Prof. Dr. Wibowo, S.E, M. Phil. 2016. Perilaku Dalam Organisasi Edisi Kedua. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
3. HMI Cabang Ciputat. 2015. Basic Training: Panduan untuk Kader Himpunan
Mahasiswa Islam. Ciputa: Bidang PA HMI Cabang Ciputat.
4. Nurcholish Madjid. 2008. Islam Kemodernan dan KeIndonesiaan. Cisarante Wetan:
PT. Mizan Pustaka.
5. Andi Wang. 2016. The Art of War Menelusuri Strategi Berperang ala Sun Zi. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
6. M. Alfan Alfian. 2016. Mengapa Politik Menarik. Jakarta: PT. Penjuru Ilmu Sejati.
7. Ali Syariati. 1982. Tugas Cendekiawan Muslim. Yogyakarta: Salahuddin Press.
8. Ahmad Faridl Ma’ruf. 2012. Rene Descartes, Diskursus dan Metode. Yogyakarta:
RciSoD.
9. Drs. Syahrial Syarbaini, M.A, Drs. A. Rahman, M.M, dan Drs. Monang Djihado. 2002.
Sosiologi dan Politik. Jakarta: Ghalia Indonesia.
10. Nur Sayyid Santoso Kristeva, S.Pdi, M.A. 2012. Sejarah Ideologi Dunia. Cilacap:
Komunitas Santri Progresif (KSP).
11. F. Isjwara. S.H. LL.M. 1980. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Binacipta.
12. Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul. 2008. 44 Indikator Kemunduran HMI. Jakarta: CV
Misaka Galiza.
13. Dr. Akbar Tandjung, Prof. Dr. H. Agussalim Situmpul, Drs. Chumaidy Syarif Romas,
M.Si. 2011. Lafran Pane Jejak Hayat dan Pemikirannya. Jakarta: Penerbit Lingkar.
14. Dr. Ubel Silalahi, M.A. 2011. Asas – Asas Manajemen. Bandung: PT Refika Aditama.
15. Prof. Dr. Sondang P, Siagian, MPA. 1998. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi
Angkasa.

31
Biodata Pribadi

Nama : Muhammad Ridho Pratama Oktaviansyah


TTL : Jambi, 04 Oktober 1998
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
Cabang : Medan
Komisariat : Ekonomi UISU
Alamat Email : Ridhobegh@gmail.com
No. Pribadi : 0812-6461-8202

Anda mungkin juga menyukai