Anda di halaman 1dari 13

Hukum Perburuhan / Ketenagakerjaan

1. Keberadaan Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia


A. Pengertian Hukum Ketenagakerjaan
B. Asas, Tujuan, dan Sifat Hukum Ketenagakerjaan
C. Objek Hukum Ketenagakerjaan
D. Sejarah Hukum Ketenagakerjaan
E. Sumber-sumber Hukum Ketenagakerjaan
2. Hubungan Kerja
A. Perjanjian Kerja
B. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
C. Peraturan Perusahaan (PP)
D. Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
E. Outsourcing (Perjanjian Penyerahan Pekerjaan)
3. Perlindungan Tenaga Kerja
A. Jenis-Jenis Perlindungan Kerja
B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
C. Perlindungan Upah
D. Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI)
4. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
A. Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja
B. Jenis-Jenis Pemutusan Hubungan Kerja
C. Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja
D. Penetapan Hak Pemutusan Hubungan Kerja
5. Jaminan Sosial Tenaga Kerja
A. Pengertian Jaminan Sosial Tenaga Kerja
B. Program-Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
C. Program BPJS Ketenagakerjaan Pada Perusahaan Jasa Konstruksi
D. Penyelenggaraan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan,
dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
6. Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
A. Pengertian dan Jenis-Jenis Perselisihan Hubungan Industrial
B. Tata Cara Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial di Luar Pengadilan
C. Tata Cara Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Pengadilan Hubungan
Industrial (PHI)
D. Pemeriksaan Tingkat Kasasi
7. Tenaga Kerja Asing
A. Pengertian Tenaga Kerja Asing
B. Penempatan Tenaga Kerja Asing di Indonesia
C. Tujuan Penempatan Tenaga Kerja Asing di Indonesia
D. Prosedur dan Syarat-Syarat Penempatan Tenaga Kerja Asing
E. Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Asing

1. Materi Belajar Sesi 1

A. Fungsi Industrial Relation



B. Peran Manajer dalam Industrial Relation

C. Latar Belakang Keberadaan Serikat Pekerja

D. Tantangan dibalik Keberadaan Serikat Pekerja

E. Fungsi Perjanjian Kerja Bersama (Collective Labor Agreement)

F. Pengelolaan Hubungan Industrial dengan tujuan memperoleh Win-Win Solution

2. Materi Belajar Sesi 2

A. Stake holders perusahaan

1.) Definisi : Pihak yang memiliki kepentingan atau pemangku kepentingan suatu perusahaan
atau organisasi (KBBI)

2.) Pembagian Stake holder berdasarkan cakupannya

a.) Internal Stakeholder, adalah orang-orang yang kepentingannya pada suatu


perusahaan datang melalui hubungan langsung, seperti pekerjaan, kepemilikan
atau investasi. Pihak ini meliputi:

 Pemegang saham
 Manajemen
 Karyawan/Staff
 Keluarga Karyawan/Pegawai Staff
b.) Eksternal Stakeholder, adalah orang-orang yang tidak bekerja secara langsung
dengan perusahaan tetapi dipengaruhi oleh tindakan dan hasil bisnis tersebut.
Pihak ini meliputi:
 Konsumen
 Distributor
 Supplier (Pemasok)
 Lembaga Keuangan / Kreditor (Bank)
 Kompetitor (Pesaing)
 Pers
 Komunitas Masyarakat
 Pemerintah (Pusat, Daerah, ataupun Internasional)

3.) Peran Stake holder


a.) Pemegang Saham/Pemilik, adalah pihak yang berperan sebagai pemilik modal yang
menjalankan dan mengelola perusahaan. Terkadang perannya sebagai pemegang saham
juga akan menjadikannya sebagai pengawas daripada kebijakan
b.) Karyawan/Pegawai, adalah individu atau sekelompok orang yang menjalankan tugas
yang diberikan oleh atasan untuk mencapai tujuan perusahaan
c.) Konsumen, adalah individu atau kelompok yang membeli, menggunakan atau
mengonsumsi produk yang dijual perusahaan
d.) Supplier/Pemasok, adalah individu atau kelompok yang menyediakan bahan baku atau
keperluan produksi lainnya dari perusahaan
e.) Pemerintah, adalah lembaga yang memiliki wewenang memberikan aturan, batasan dan
perizinan bisnis yang dilakukan perusahaan
f.) Bank, adalah lembaga keuangan yang berperan sebagai pemberi modal kepada
perusahaan
g.) Kompetitor/Pesaing, adalah individu atau kelompok yang memiliki produk yang sama
atau serupa dalam satu bidang industri
4.) ..
5.) ..

B. Peran dan fungsi Personnel /HR: Support, Service, Advice, dan Control

C. Tipe-tipe Industri

D. Management cycle dan HR

E. Strategic Planning untuk Industrial Relations/ Hubungan Industrial

3. Materi Belajar Sesi 3

A. Alat dari Hubungan Industrial (Pasal 103 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003)
Hubungan Industrial dilaksanakan melalui sarana:
1.) Serikat Pekerja / Serikat Buruh (Pasal 104)
2.) Organisasi Pengusaha (Pasal 105)
3.) Lembaga Kerjasama Bipatrit (Pasal 106)
4.) Lembaga Kerjasama Tripatrit (Pasal 107)
5.) Peraturan Perusahaan (PP) (Pasal 108 - 115)
6.) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) (Pasal 116 – 135)
7.) Peraturan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan
8.) Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

B. Undang-undang yang memiliki keterkaitan dengan Hubungan Industri (Industrial


Relation)

1.) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja


a.) …
b.) …

2.) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh
a.) …
b.) …

3.) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (sudah diubah sebagian
dengan UU Ciptaker)

a.) Sistematika Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003


1.) Bab IX Hubungan Kerja (Pasal 50 – Pasal 66)
2.) Bab XI Hubungan Industrial (Pasal 102 – Pasal 149)
 Bagian Ke – 2 Serikat Pekerja / Serikat Buruh (Pasal 104)
 Bagian Ke – 3 Organisasi Pengusaha (Pasal 105)
 Bagian Ke – 4 Lembaga Kerjasama Bipatrit (Pasal 106)
 Bagian Ke – 5 Kerjasama Tripatrit (Pasal 107)
 Bagian Ke – 6 Peraturan perusahaan (Pasal 108 – 115)
 Bagian Ke – 7 Perjanjian Kerja Bersama (Pasal 116 – 135)
 Bagian Ke – 8 Lembaga PPHI (Pasal 136 – 149)
3.) Bab XII Pemutus Hubungan Kerja / PHK (Pasal 150 - 172)

b.) Model Persyaratan Kerja

 Peraturan Perusahaan (PP)

 Definisi (Pasal 1 angka 20)


Peraturan Perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh
pengusaha yang memuat syarat syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
 …
 …

 Perjanjian Kerja (PK)

 Definisi (Pasal 1 angka 14)


perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja
yang memuat syarat syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.

 Jenis-Jenis Perjanjian Kerja


1.) Perjanjian Kerja Waktu Tertentu / Kontrak (PKWT)
2.) Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
 …
 …

 Kesepakatan / Perjanjian Kerja Bersama / Perjanjian Perburuhan (PKB / KKB)


 Definisi (Pasal 1 angka 21)
perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat
pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang
tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau
perkumpulan pengusaha yang memuat syarat syarat kerja, hak dan
kewajiban kedua belah pihak.

 Jenis-Jenis

1.) Perjanjian Perburuhan Unit Kerja


2.) Perjanjian Perburuhan Perusahaan


a.) Perjanjian Perburuhan Nasional
b.) Perjanjian Perburuhan Regional
c.) Perjanjian Perburuhan Sub Regional

3.) Perjanjian Perburuhan Jenis Industri


a.) Perjanjian Perburuhan Jenis Industri Tingkat Nasional
b.) Perjanjian Perburuhan Jenis Industri Tingkat Regional
c.) Perjanjian Perburuhan Jenis Industri Tingkat Sub Regional
 …
 …
c.) Ds
d.) ds

4.) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan


Industrial (PPHI)
a.) …
b.) …
5.) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (sebagian diubah dengan UU
Ciptaker)
a.) ….
b.) …

6.) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa
a.) ….
b.) …

7.) …
a.) …
b.) …

C. Hubungan Kerja

1.) Definisi (Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003)


Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh
berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan
perintah.
2.) Bentuk-Bentuk Hubungan Kerja
3.) …
4.) …

D. Outsourcing (Perjanjian Penyerahan Pekerjaan)  Dasar Hukum : Pasal 64 dan Pasal 65


ayat (1) – ayat (9)  hubungan yang terlibat adalah antara perusahaan dengan
perusahaan lain dan pekerja/buruh (3 pihak)

1.) Definisi : dada

2.) Dasar hukum pelaksanaan Outsourcing (Pasal 64 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003)
“Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan
lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa
pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis”.
3.) Syarat penyerahan pekerjaan kepada perusahaan lain (Pasal 65 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003)

a.) Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama


b.) Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi
pekerjaan
c.) Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan
d.) Tidak menghambat proses produksi secara langsung

4.) Ketentuan lain yang berlaku terhadap penerapan outsourcing

a.) Perusahaan tempat diserahkannya pekerjaan tersebut harus berbentuk badan hukum
(Pasal 65 ayat (3))
b.) Hubungan kerja dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja tertulis yang dibuat oleh
pekerja/buruh dengan perusahaan penerima pekerjaan (Pasal 65 ayat (6))
c.) Hubungan kerja tersebut dapat didasarkan pada PKWT ataupun PKWTT jika telah
memenuhi persyaratan pasal 59 (Pasal 65 ayat (7))
d.) Status hubungan pekerja dengan perusahaan penerima pekerjaan berubah menjadi
hubungan kerja (dari yang sebelumnya adalah outsourcing) pekerja dengan perusahaan
jika ketentuan ayat 2 dan 3 tidak terpenuhi (Pasal 65 ayat (8))

E. Prosedur menangani keluh kesah

1.) Definisi Keluh Kesah


Adalah masalah yang timbul dalam proses hubungan kerja yang tidak sesuai dengan PP,
PKB dan Norma Ketenagakerjaan, atau setiap perlakuan rekan kerja dan/atau pimpinan
terhadap pekerja yang bertentangan dengan norma kerja dan HAM baik di rasakan oleh
pekerja perseorangan (Keluhan Perseorangan) maupun sekelompok pekerja (Keluhan
Kelompok)

2.) Macam-Macam Keluhan


a.) Keluhan Perseorangan, dapat terjadi akibat:
 Perlakuan tidak layak
 Kurang perlengkapan/alat kerja/tidak sesuai
 Dihambat untuk ijin meninggalkan pekerjaan meskipun telah memenuhi
persyaratan
 Perlakuan tidak menyenangkan dari rekan kerja

b.) Keluhan Kelompok, dapat terjadi akibat:


 Dipaksa melakukan lembur tanpa memberikan fasilitas
 Perlakuan kasar atasan terhadap setiap bawahannya
 Tidak memberikan cuti haid pada setiap perempuan bawahannya
 Masalah terkait upah
 Kepesertaan Jamsostek

3.) Alur & Tahapan Penyelesaian Keluh Kesah


Pekerja membicarakan dengan atasan langsung secara tertulis dan jelas, supaya dapat di
upayakan penyelesaiannya di internal bagian tersebut
Dengan persetujuan atau sepengetahuan atasannya Pekerja dapat meneruskannya
ketingkat atasan yang lebih tinggi, atau melalui Serikat Pekerja
Serikat Pekerja dapat melanjutkan kepada bersangkutan, dalam hal tidak diperoleh
penyelesaian maka dimusyawarahkan dengan Pihak Perusahaan.
Dalam hal tidak diperoleh penyelesaian maka dapat ditempuh Upaya penyelesaian
sebagaimana ketentuan UU No.2 Tahun 2004 (Bipatrit, Media Penengah (Mediasi,
Arbitrase, Konsilasi

4.) Pendekatan Sistematis

4. Materi Belajar Sesi 4

A. Tindakan disiplin dan manfaatnya



B. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan jenis perselisihan
1.) PHK (Pasal 150-172 UU Ketenagakerjaan)
2.) Jenis Perselisihan (Dasar Hukum : Pasal 2 UU PPHI)
a.) Perselisihan Hak
b.) Perselisihan Kepentingan
c.) Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
d.) Perselisihan Antar Serikat Pekerja / Serikat Buruh
C. Pengaruh kompensasi terhadap Hubungan Industrial

D. Badan kerjasama bipatrit
1.) Lembaga Kerjasama Bipatrit (LKS Bipatrit)
2.) Lembaga Kerjasama Tripatrit (LKS Tripatrit)
E. Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama

5. Materi Belajar Sesi 5

A. Employee Communication (Komunikasi Karyawan)



B. Serikat Buruh/Pekerja: bermanfaat atau merepotkan

C. Perusahaan? Bagaimana Apindo dan Peran Depnaker/Disnaker?

D. Menyusun sarana untuk membangun Hubungan Industrial yang baik

E. Keranjang issues dan concerns dalam hubungan Industrial

6. Materi Belajar Sesi 6 (Tambahan / Buat Sendiri)


A. Penyelesaian Hubungan Industrial
1.) Litigasi
2.) Alternatif Penyelesaian Sengketa Non-Litigasi (APS) / Alternative Dispute Resolution
(ADR)
A) Bipatrit (Perundingan)
B) Konsilasi
C) Mediasi
D) Arbitrase
B. Ds
C. Ds

7. Deskripsi Pekerjaan Industrial Relation Officer


a. Merencanakan dan mengusulkan rencana kerja tahunan yang sesuai dengan sasaran kerja
Departemen
b. Merencanakan, mengontrol, memeriksa serta menyusun seluruh kegiatan terkait dengan terciptanya
hubungan rekanan yang baik dan saling membangun dengan Serikat Pekerja
c. Merencanakan, mengontrol, memeriksa serta menyusun seluruh kegiatan terkait dengan strategi
Hubungan Industrial (penyusunan kebijakan & standar, penyusunan program kerja dan hasil analisa
data Hubungan Industrial, administrasi serta pengkinian praktek HI di industri)
d. Mengkoordinasikan dan memastikan pelaksanaan kebijakan Hubungan Industrial yang disertai
dengan komunikasi sesuai dengan standar dan kebijakan serta peraturan perundangan-undangan
yang berlaku
e. Merencanakan, mengontrol, memeriksa serta menyusun seluruh kegiatan terkait dengan expatriasi
apabila diperlukan tenaga kerja asing dalam ruang lingkup SIG – Mengimplementasikan proses
bisnis dan teknologi sesuai dengan pengelolaan Tata Kelola, Risiko dan Kepatuhan terhadap
regulasi yang berlaku
f. Mengimplementasikan cara kerja sesuai dengan kebijakan K3 dan lingkungan yang berlaku untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman
g. Memonitor dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana kerja sesuai kewenangan agar
sesuai dengan sasaran kerja yang ditetapkan

Anda mungkin juga menyukai