Laprak Kelompok 3-PC 5
Laprak Kelompok 3-PC 5
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
ANGGOTA:
AKMAL FAIZ SUWANDI (01)
KEISHA ANINDYA NURDHAFINA (05)
NI KOMANG DHARMESWARI SAVITRI (14)
ZIDDANE KURNIA GOFUR (17)
KELAS: PC 5
GURU PEMBIMBING:
IBU ADE SRI RAHAYU, S.Pd, M.Pd
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
ANGGOTA:
AKMAL FAIZ SUWANDI (01)
KEISHA ANINDYA NURDHAFINA (05)
NI KOMANG DHARMESWARI SAVITRI (14)
ZIDDANE KURNIA GOFUR (17)
KELAS: PC 5
GURU PEMBIMBING:
IBU ADE SRI RAHAYU, S.Pd, M.Pd
B. Tujuan Percobaan
1. Menguji dan mengelompokkan sifat asam atau basa dari suatu zat
alami menggunakan indikator warna.
2. Menguji berbagai jenis bahan alami yang dapat digunakan sebagai
indikator asam atau basa.
3. Menentukan sifat asam dan basa berdasarkan perubahan warna pada
indikator alami.
C. Dasar Teori
Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya
memiliki rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau
biasa disebut korosif. Kata asam berasal dari kata latin yakni acetum yang
berarti cuka.
Terdapat banyak zat-zat bersifat asam sperti asam klorida dalam geteh
pencernaan dilambung, asam asetat sebagai asam penyusun dalam cuka, asam
karbonat yang memberikan rasa segar dalam minuman berkarbonat, dan asam
sitrat yang dikandung dalam berbagai jeruk.
Kata basa (alkali) berasal dari bahasa arab alqali yang berarti abu karena
memiliki sifat yang sama dengan abu. Basa merupakan zat yang memiliki
sifat – sifat yang spesifik, seperti lilin. Banyak orang mengenali bau rangsang
yang kuat (dari) basa amonia, lazim digunakan dalam bentuk larutan air dan
berbagai cairan pembersih sebagai pemati hama
Contoh :
Contoh :
Teori asam basa yang lebih umum dikemukakan oleh GN. Lewis pada tahun
1923. Teori ini timbul dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry masih
kurang luas jangkauannya. Sebab pada kenyataannya ada beberapa reaksi asam
basa yang tidak melibatkan proton.
Menurut konsep yang diajukan oleh Lewis, asam didefinisikan sebagai spesi
apa saja yang dapat menerima pasangan elektron. Sedangkan basa merupakan
spesi yang dapat memberikan pasang elektron.
Contoh :
Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan
mencicipi rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu.
Senyawa-senyawa asam-basa dapat diidentifikasi secara aman dengan
menggunakan indikator.
Indikator merupakan zat warna yang warnanya berbeda jika berada dalam
kondisi asam dan basa. Indikator yang dapat digunakan adalah kertas lakmus,
indikator asam-basa dan indikator alami.
Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah
warna dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu
larutan bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang
berbeda pada larutan asam dan basa (Fessenden & Fessenden, 1999).
Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di
sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan
perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu
hanya beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu yang
memberikan perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana
basa (Nuryanti, dkk., 2010).
Asam
Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air
menghasilkan ion H+. Sifat-sifat asam diantaranya adalah sebagai
berikut.
- Terasa masam.
- Terionisasi menghasilkan ion H+.
- Memiliki rentang pH 0-6,9.
- Memerahkan lakmus biru.
Basa
Basa adalah senyawa yang bila dilarutkan ke dalam air
menghasilkan ion OH-. Sifat-sifat basa diantaranya adalah sebagai
berikut.
- Terasa pahit dan licin.
- Terionisasi menghasilkan ion OH.
- Memiliki rentang pH 7,1-14.
- Membirukan lakmus merah.
D. Alat dan Bahan
Bahan :
- Ekstrak kol ungu
- Ekstrak bunga telang
- Ekstrak buah bit
- Larutan 1
- Larutan 2
- Larutan 3
- Larutan 4
- Larutan 5
- Larutan 6
Alat :
- Pipet
- Gelas beaker
- Plat tetes
- Alu
- Mortar
- Batang pengaduk
E. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Buat ekstrak bahan alami menggunakan alu dan mortar. Tambahkan
sedikit air pada mortar.
3. Masukkan ekstrak indikator alami yang telah dibuat (Kol ungu, buah
bit, dan bunga telang) ke dalam plat tetes menggunakan pipet.
4. Isi 6 lubang pada plat tetes, isi secara merata dan lakukan satu – satu
apabila kol ungu maka selesaikan terlebih dahulu kol ungu hingga
selesai.
5. Campurkan larutan 1 sampai 6 ke dalam plat tetes yang berisi ekstrak
indikator alami menggunakan pipet (Kol ungu, buah bit, dan bunga
telang).
6. Amati perubahan warna pada larutan 1 sampai 6. Lalu bandingkan
apakah larutan tersebut termasuk ke dalam larutan asam atau basa.
7. Catat data hasil pengamatan di kertas yang telah disiapkan.
8. Ulangi langkah nomor 3 sampai 7 untuk indikator buah bit dan bunga
telang.
F. HASIL PENGAMATAN
Indikator Asam Basa Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
Bahan 1 2 3 4 5 6
Alami
Kol ungu Pink Hijau Hijau Biru Pink Pink tua Hijau Ungu
muda (basa) muda (asam) (asam) muda (asam)
(netral) (basa)
Bunga Ungu Hijau Hijau Biru Ungu Ungu Hijau Ungu tua
telang tua tua muda (asam) tua tua mendekati
(basa) (netral) (asam) (basa) biru
(asam)
Buah bit Merah Cokelat Ungu Ungu Merah Merah Cokelat Ungu
ceri gelap (netral) seperti seperti tua kemerah-
(basa) ceri ceri (basa) merahan
(asam) (asam) (asam)
G. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil data yang kita dapatkan. Pada percobaan indikator
alami asam basa yang pertama yaitu kol ungu, diperoleh data sebagai
berikut.
Pada saat meneteskan kol ungu dengan larutan 1 yang awalnya berwarna
biru, setelah ditetesi larutan 1 terjadi perubahan warna menjadi hijau
dan masuk ke dalam blangko basa.
Jika kol ungu ditetesi larutan 2 yang awalnya berwarna biru muda,
kemudian setelah ditetesi larutan 2 warnanya tidak berubah dan masuk
ke dalam larutan netral.
Pada saat kol ungu ditetesi oleh larutan 3 yang mulanya berwarna biru,
setelah ditetesi larutan 3 terjadi perubahan warna menjadi merah muda
(pink) dan masuk ke dalam blangko asam.
Ketika kol ungu ditetesi larutan yang awalnya berwarna biru, setelah
ditetesi larutan warnanya berubah menjadi merah muda (Pink tua) dan
masuk ke dalam blangko asam
Pada saat kol ungu ditetesi oleh larutan 5 yang mulanya berwarna biru,
setelah ditetesi larutan 5 terjadi perubahan warna menjadi hijau muda
dan masuk ke dalam blangko basa.
Pada saat kol ungu ditetesi oleh larutan 6 yang awalnya berwarna biru,
setelah ditetesi larutan 6 terjadi perubahan warna menjadi ungu dan
masuk ke dalam blangko asam.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan data percobaan mengenai indikator alami asam basa.
Maka, di dapat kesimpulan sebagai berikut.
Dalam praktikum ini menunjukkan sifat asam-basa suatu zat dengan
menggunakan beberapa indikator alami. Salah satu sifat asam yang dapat
disimpulkan di praktikum ini adalah larutan asam dapat mencerahkan
warna suatu indikator, seperti kol ungu, yang berubah warna dengan
sangat jelas. Sedangkan, larutan basa mengubah warna indicator menjadi
lebih gelap. Namun, tidak semua bahan alam yang digunakan dipraktikum
kali ini menunjukkan perubahan warna yang signifikan.
Bahan alami seperti bunga telang, kol ungu, dan buah bit cocok
digunakan sebagai indikator asam basa karena perubahan warna yang
dapat dibedakan saat dilarutkan ke dalam larutan asam dan larutan
basa.
DOKUMENTASI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
ANGGOTA:
AKMAL FAIZ SUWANDI (01)
KEISHA ANINDYA NURDHAFINA (05)
NI KOMANG DHARMESWARI SAVITRI (14)
ZIDDANE KURNIA GOFUR (17)
KELAS: PC 5
GURU PEMBIMBING:
IBU ADE SRI RAHAYU, S.Pd, M.Pd
A. Judul Percobaan
Menguji Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
B. Latar Belakang
Pengetahuan mengenai larutan sangat penting, karena sebagian besar
kimia dan biologis terjadi dalam bentuk cairan, terutama dalam bentuk
larutan dengan pelarut air. Larutan dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem homogen yang terdiri dari dua komponen atau lebih. Terdapat
banyak tipe larutan yang berlainan. Salah satunya dapat dibedakan
berdasarkan kemampuannya menghantarkan arus listrik. Larutan yang
dapat menghantar arus listrik disebut larutan elektrolit, sedangkan larutan
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non elektrolit.
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari larutan dan hal yang berkaitan dengan
larutan?
2. Apa yang dimaksud dengan larutan non elektrolit dan
elektrolit serta apa saja yang termasuk didalamnya?
3. Bagaimana cara larutan elektrolit menghantarkan arus listrik?
4. Bagaimana sifat daya hantar listrik dalam larutan?
5. Apakah manfaat dari larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit
D. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari larutan dan hal yang
berkaitan dengan larutan
b. Mengetahui maksud dari larutan non elektrolit dan elektrolit
yang termasuk didalamnya
c. Untuk mengetahui cara larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik
d. Untuk mengetahui sifat daya hantar listrik dalam larutan
e. Mengetahui manfaat dari larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
a. Pengertian larutan
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang
saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat
dibedakan secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan
dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat
terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan.
b. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantar arus
listrik dengan memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada
alat uji atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Larutan yang
menunjukkan gejala-gejala tersebut pada pengujian tergolong ke
dalam larutan elektrolit.
Setelah semua alat (kabel, larutan elektrolit, elektroda, lampu
holder dan bola lampu) disusun, dan kemudian dihubungkan ke
sumber listrik, terlihat lampu menyala. Ini membuktikan bahwa
listrik mengalir melalui larutan elektrolit. Beberapa macam larutan
elektrolit yaitu berupa asam, basa kuat dan garam.
ALAT BAHAN
Gelas beaker 200 ml (2 buah) Larutan 1
D. Hasil Pengamatan
E. Pembahasan
● Larutan 1
Dalam larutan 1, terdapat gelembung namun tidak dalam jumlah yang
cukup banyak dan lampu tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa
larutan 1 merupakan larutan elektrolit namun termasuk elektrolit lemah.
● Larutan 2
Dalam larutan 2, terdapat gelembung dalam jumlah yang cukup banyak
dan lampu tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa larutan 2
merupakan larutan elektrolit namun termasuk elektrolit lemah.
● Larutan 3
Dalam larutan 3, hanya ada sedikit gelembung dan lampu tidak menyala.
Hal ini membuktikan bahwa larutan 3 merupakan larutan elektrolit namun
termasuk elektrolit lemah.
● Larutan 4
Dalam larutan 4, terdapat gelembung di satu sisi elektroda negatif namun
lampunya tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa larutan 4
merupakan larutan elektrolit namun termasuk elektrolit lemah.
● Larutan 5
Dalam larutan 5, terdapat gelembung dalam jumlah yang banyak dan
lampu tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa larutan 5 merupakan
larutan elektrolit namun termasuk elektrolit lemah.
● Larutan 6
Dalam larutan 6, terdapat gelembung dalam jumlah yang banyak di sisi
positif dan lampu menyala. Hal ini membuktikan bahwa larutan 6
merupakan larutan elektrolit yang kuat.
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Larutan elektrolit adalah larutan yang zatnya mampu
menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan dalam air, sedangkan
larutan non-elektrolit adalah larutan yang zatnya tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
B. Saran
➔ Periksa alat uji elektrolit secara teliti, karena alat uji yang tidak
benar akan mempengaruhi hasil percobaan
➔ Bersihkan alat uji terlebih dahulu sebelum digunakan agar
kotoran yang menempel bisa hilang
➔ Bersihkan alat uji elektrolit supaya larutan yang telah diujikan
tidak lagi menempel pada elektroda
DOKUMENTASI
LAPORAN UJIAN PRAKTEK KIMIA
LARUTAN ELEKTROLISIS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
ANGGOTA:
AKMAL FAIZ SUWANDI (01)
KEISHA ANINDYA NURDHAFINA (05)
NI KOMANG DHARMESWARI SAVITRI (14)
ZIDDANE KURNIA GOFUR (17)
KELAS: PC 5
GURU PEMBIMBING:
IBU ADE SRI RAHAYU, S.Pd, M.Pd
A. Judul Percobaan
Laporan Praktikum Kimia Reaksi Elektrolisis.
B. Tujuan Percoban
Tujuan daripada percobaan ini adalah untuk mempelajari perubahan-
perubahan yang terjadi pada elektrolisis larutan tembaga II sulfat (CuSO4).
C. Dasar Teori
Sel elektrolisis adalah penggunaan energi listrik untuk menjalankan
reaksi kimia. Secara teoritis, sel elektrolisis merupakan bagian dari sel
elektrokimia, di mana energi listrik digunakan untuk menjalankan reaksi
redoks tidak spontan. Secara umum, sel elektrolisis tersusun dari:
- Elektrolit, yaitu zat yang dapat menghantarkan listrik.
- Sumber listrik yang menyuplai arus searah (Direct Current = DC), misalnya
baterai.
- Anode, yaitu elektrode tempat terjadinya reaksi oksidasi (kutub positif).
- Katode, yaitu elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi (kutub negatif).
2. Bahan elektrode
- Jika bahan elektrode terbuat dari grafit (C) atau logam inert (misalnya Pt
atau Au), elektrode tidak mengalami oksidasi atau reduksi. Jadi yang
mengalami oksidasi dan reduksi adalah spesi-spesi yang ada di sekitar
elektrode.
- Jika elektrode (terutama anode) berasal dari logam aktif, anode tersebut
yang akan mengalami oksidasi.
B. Metode Percobaan
Dilakukan percobaan sel elektrolisis untuk mengetahui perubahan yang
terjadi pada elektrolisis larutan CuSO4. Percobaan dilangsungkan dengan
mengamati elektrode pada larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4).
D. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Rangkai baterai, kabel, penjepit buaya, dan elektroda karbon menjadi
susunan yang benar.
3. Tuang larutan tembaga II sulfat ke dalam gelas ukur.
4. Masukkan susunan elektroda karbon yang sudah dirangkai tadi ke dalam
larutan.
5. Diamkan elektroda karbon sembari dipegang.
6. Amati perubahan apa yang terjadi pada elektroda karbon.
7. Catat hasil pengamatan di kertas selembar.
E. Hasil Pengamatan
Larutan dalam Ruang Perubahan yang Terjadi
F. Analisis Data
Setelah dilakukannya pengamatan pada elektroda karbon, dihasilkan
endapan Cu pada katoda serta perubahan warna menjadi kuning kecokelatan.
Hal ini dikarena 𝐶𝑢2+ tereduksi menjadi Cu.
Sementara, Pada anoda terjadi reaksi oksidasi H2O karena H2O lebih
mudah teroksidasi daripada asam oksi yang ada pada larutan yaitu 𝑆𝑂42−.
Hal inilah yang menyebabkan banyaknya gelembung pada anoda.
Sehingga diperoleh persamaan setengah reaksi sebagai berikut.
a. Katoda: 2𝐶𝑢2+ + 4𝑒 − → 2𝐶𝑢
b. Anoda: 2𝐻2𝑂 → 𝑂2 + 4𝐻 ++4𝑒 −
Keterangan:
Cu dihasilkan di katoda.
𝑂2 dan 4𝐻 + dihasilkan di anoda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data yang sudah dikumpulkan tadi, diperoleh
kesimpulan bahwa uji coba reaksi elektrolisis terhadap larutan tembaga II
sulfat (CuSO4) menghasilkan beberapa perubahan pada elektroda,
diantaranya:
1. Terdapat endapan Cu pada katoda serta perubahan warna menjadi kuning
kecokelatan. Hal ini dikarenakan Cu2+ tereduksi menjadi Cu.
2. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi H2O karena H2O lebih mudah
teroksidasi daripada asam oksi yang ada pada larutan yaitu SO42-. Hal
inilah yang menyebabkan banyaknya gelembung pada anoda.
B. Saran
Adapun saran daripada penulis untuk percobaan kedepannya adalah.
1. Diharapkan para siswa sudah menyiapkan segala alat dan bahan yang
diperlukan untuk keperluan praktikum.
2. Diharapkan para siswa sudah memepelajari dan memahami materi yang
akan diujikan agar pada saat praktikum tidak ada kendala dan berjalan
dengan efektif.
3. Diharapkan pula para siswa mematuhi dan menjalankan peraturan-
peraturan yang berlaku di laboratium supaya tidak terjadi hal-hal yang
dapat membahayakan diri sendiri.
LAMPIRAN