Anda di halaman 1dari 7

RUMUSAN PEMBAHASAN ANGKA TETAP SPH-SBS

TAHUN 2021

Secara nasional absensi SPH -SBS per tanggal 28 Maret 2022 sebesar 99.48% clean. Secara
umum komoditas yang mengalami kenaikan produksi dibandingkan dengan angka tetap
hortikultura tahun 2020 sebanyak 20 komoditas yaitu bawang daun, bawang merah, bayam,
buncis, cabai besar, jamur tiram, jamur merang, jamur lainnya, kacang panjang, kangkung,
kentang, kubis, labu siam, mentimun, sawi, stroberi, tomat dan wortel. Sedangkan komoditas
yang mengalami penurunan produksi sebanyak 6 komoditas yaitu bawang putih, cabai rawit,
kembang kol, melon, paprika, semangka.

BAWANG MERAH
 Produksi Bawang Merah di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 20.045.904 kuintal, secara
umum mengalami kenaikan sebesar 1.891.450 kuintal (10,42%) dibandingkan produksi
pada tahun 2020 sebesar 18.154.453 kuintal.
 Luas panen Bawang Merah di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 194.575 hektar, secara
umum mengalami kenaikan sebesar 7.674 hektar (4,11%) dibandingkan luas panen pada
tahun 2020 sebesar 186.900 hektar.
 Terdapat 19 wilayah yang mengalami kenaikan produksi Bawang Merah di Indonesia
pada tahun 2021 yaitu Sulawesi Selatan 588.283 kuintal (47,30%), Sumatera Barat
465.954 kuintal (30,30%), Jawa Timur 464.085 kuintal (10,21%), Nusa Tenggara Barat
338.793 kuintal (17,95%), Sumatera Utara 247.399 kuintal (84,66%), Di Yogyakarta
109.982 kuintal (58,47%), dan wilayah lainnya sebesar 2.284.524 kuintal (7,63%).
 Wilayah yang mengalami penurunan produksi Bawang Merah di Indonesia pada tahun
2021 adalah Jawa Tengah -469.104 kuintal (-7,68%).
Jawa Tengah:
Produksi bawang merah Jawa Tengah menurun, mayoritas disebabkan oleh penurunan luas
tanam, harga jual relatif rendah, curah hujan yang tinggi, dan adanya serangan OPT. Penurunan
produksi bawang merah terbesar adalah dari Brebes Karena harga relatif rendah, alih komoditas,
adanya serangan OPT. Demak: disebabkan luas tanam berkurang karena harga relatif rendah
sehingga minat petani berkurang, dan gagal panen akibat bencana banjir. Pati: Harga jatuh,
sehingga petani alih komoditas padi dan kacang tanah, ada serangan jamur busuk akar, vusarium,
ulat gerandong. Tegal: Penurunan produksi disebabkan oleh berkurangnya luas tanam di Kec.
Dukuhturi karena petani kekurangan modal, juga adanya serangan OPT yang menyebabkan
gagal panen. Sedangkan Kec. Tarub penurunan produksi disebabkan menurunnya luas panen
sebesar 17Ha karena alih komoditas ke Jagung. Kota Tegal: adanya alih komoditas lain karena
biaya produksi tinggi, ada interusi air asin dan alih fungsi lahan. Sedangkan yang mengalami
peningkatan adalah: Grobogan: minat petani yang meningkat sehingga luas tanam bertambah,
dianggap sangat menguntungkan. Kendal: cuaca mendukung, harga jual relatif stabil,
ketersediaan air cukup, bertambahnya penyewa lahan penanam bawang merah. Temanggung:
luas tanam meningkat karena harga benih bawang merah lebih murah.
BAWANG PUTIH
 Produksi Bawang Putih di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 450.916 kuintal, secara
umum mengalami penurunan sebesar -367.130 kuintal (-44,88%) dibandingkan produksi
pada tahun 2020 sebesar 818.046 kuintal.
 Luas panen Bawang Putih di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 6.868 hektar, secara
umum mengalami penurunan sebesar -5.933 hektar (-46,35%) dibandingkan luas panen
pada tahun 2020 sebesar 12.801 hektar.
 Wilayah yang mengalami kenaikan produksi Bawang Putih di Indonesia pada tahun 2021
adalah Papua 2 kuintal (baru).
 Terdapat 18 wilayah yang mengalami penurunan produksi Bawang Putih di Indonesia
pada tahun 2021 yaitu Nusa Tenggara Barat -153.853 kuintal (-62,52%), Jawa Tengah -
77.590 kuintal (-23,30%), Sumatera Barat -30.675 kuintal (-62,52%), Jawa Barat -22.898
kuintal (-70,39%), Jawa Timur -16.784 kuintal (-28,46%), Sulawesi Utara -8.638 kuintal
(-98,72%), Sulawesi Barat -8.496 kuintal (-95,94%), Aceh -7.656 kuintal (-96,23%),
Sulawesi Tengah -7.234 kuintal (-77,42%), dan wilaya
Nusa Tenggara Barat:
Penurunan produksi bawang putih baik di kab. Lombok Timur terutama terjadi keterlambatan
tanam sehingga umur benih melebihi 1 tahun yang mengakibatkan benih yang digunakan tidak
memenuhi standar dimana benih yang digunakan sudah lama disimpan lebih dari 1 tahun karena
keterlambatan penanaman sehingga kurang produktif. Selain itu rendahnya harga jual petani
(rata-rata 6.945/kg) sehingga banyak yang beralih ke komoditas lain seperti kubis dll...Selain itu
ada serangan OPT seluas 92,30 Ha (phtoptora 5 ha, bercak ungu 19 ha, ulat bawang 54,55 ha,
embung tepung 13 ha dll).
Jawa Tengah:
Produksi menurun karena berkurangnya luas tanam. Berkurangnya bantuan APBN di wilayah
sentra, kerjasama importir sudah tidak ada lagi, dan biaya produksi yang tinggi. Penurunan
produksi terbesar dari: Temanggung: produksi menurun karena berkurangnya luas tanam. Di
tahun 2021 tidak mendapat bantuan APBN dan minat petani berkurang karena biaya produksi
tinggi akan tetapi tidak ada jaminan pasca panen baik dari pemasaran dan harga. Wonosobo:
turun di beberapa kecamatan disebabkan karena alih komoditas ke tanaman sayuran yang lain.
Batang: produksi menurun karena luas tanam menurun, alokasi bantuan APBN berkurang dan
penanaman dari importir tidak ada lagi. Magelang: menurun di Kec.Kajoran dan windusari
karena alih komoditas. Pekalongan: luas tanam berkurang karena tidak mendapatkan alokasi
bantuan benih APBN. Sedangkan yang meningkat adalah dari Kendal: di tahun 2021 ada
kerjasama/kemitraan petani dengan perusahaan sehingga menambah luas tanam.
Sumatera Barat:
Pada Tahun 2021 komoditas bawang putih baik luas tanam . panen dan produksi mengalami
penurunan. Luas tanam turun 69% (285 ha) ha luas panen turun 71% (458 ha) produksi turun
63% (30.674 kuintal). Penurunan produksi terbesar terjadi di daerah sentra kab Solok karena
sulitnya mendapatkan bibit bawang putih, di Kab Tanah Datar bantuan pengembangan sebesar12
Ha (APBN) di Kecamatan Tanjung Baru dan Sungai Tarab. Penurunan produksi di Kec. Tanjung
Baru Gagal Panen dikarenakan terlambat tanam (bibit datang lebih dulu 4 bulan dibanding
saprodi sehingga gagal panen. Kabupaten Agam , Pasaman dan Solok Selatan pada tahun 2020
terdapat tanaman bawang putih pada tahun ini tidak membudidayakan lagi karena tidak cocok
dengan Agroklimat daerahnya budidaya bawang putih kurang berhasil umbi yang di hasilkan
kecil harga jual rendah jauh dibanding dengan umbi bawang putih eksport

KENTANG
 Produksi Kentang di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 13.610.640 kuintal, secara umum
mengalami kenaikan sebesar 782.962 kuintal (6,10%) dibandingkan produksi pada tahun
2020 sebesar 12.827.678 kuintal.
 Luas panen Kentang di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 71.786 hektar, secara umum
mengalami kenaikan sebesar 6.165 hektar (9,39%) dibandingkan luas panen pada tahun
2020 sebesar 65.621 hektar.
 Terdapat 13 wilayah yang mengalami kenaikan produksi Kentang di Indonesia pada
tahun 2021 yaitu Sulawesi Utara 468.108 kuintal (63,80%), Jawa Barat 436.254 kuintal
(22,16%), Sumatera Utara 346.880 kuintal (27,90%), Sulawesi Selatan 141.282 kuintal
(24,81%), dan wilayah lainnya sebesar 1.480.032 kuintal (5,93%).
 Wilayah yang mengalami penurunan produksi Kentang di Indonesia pada tahun 2021
adalah Jawa Tengah -299.458,00 kuintal ( -9.73%) dan Jawa Timur 298.586 kuintal
(-8.43%)
Jawa Tenagh:
Penurunan produksi kentang disebabkan oleh pengaruh harga baik benih maupun harga jual,
musim hujan yang cukup panjang, adanya serangan OPT dan beralih ke komoditas lain yang
umur panen lebih pendek. Penurunan produksi terbesar adalah Banjarnegara disebabkan oleh
menurunnya luas tanam, petani kekurangan modal karena harga benih yang tinggi dan biaya
produksi tinggi, sehingga petani memilih menanam komoditas lain dengan modal kecil.
Wonosobo karena petani enggan menanam kembali karena merugi, harga jual rendah. Brebes
karena lahan pertanaman berkurang, harga anjlok sehingga petani alih komoditas karena biaya
produksi tinggi. Batang Sentra di Kec. Bawang dan Blado. penurunan produksi disebabkan
berkurangnya luas tanam karena sebelumnya banyak ditanam pada lahan perhutani akan tetapi
terjadi sengketa sehingga lahan berkurang. Semarang: revisi.
Jawa Timur:
Pasuruan dan ota Batu mengalami penurunan disebabkan kerana alih komoditas lain dan kualitas
benih yangdigunakan renda serta kondisi iklim sehingga tanaman mudah terkena penyakit.

WORTEL
 Produksi Wortel di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 7.200.900 kuintal, secara umum
mengalami kenaikan sebesar 692.317 kuintal (10,64%) dibandingkan produksi pada
tahun 2020 sebesar 6.508.583 kuintal.
 Luas panen Wortel di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 37.106 hektar, secara umum
mengalami penurunan sebesar -2.396 hektar (-6,06%) dibandingkan luas panen pada
tahun 2020 sebesar 39.501 hektar.
 Terdapat 19 wilayah yang mengalami kenaikan produksi Wortel di Indonesia pada tahun
2021 yaitu Sumatera Utara 421.395 kuintal (42,43%), Sulawesi Utara 243.555 kuintal
(79,47%), Jawa Timur 112.687 kuintal (14,02%), Sulawesi Selatan 82.272 kuintal
(22,86%), dan wilayah lainnya sebesar 2.143.937 kuintal (9,05%).
 Wilayah yang mengalami penurunan produksi Wortel di Indonesia pada tahun 2021
adalah Jawa Barat -168.833 (-11,11%).
Jawa Barat:
Perlu Justifikasi

CABAI BESAR/ TW/ Teropong


 Produksi Cabai Besar/ TW / Teropong di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 5.003.861
kuintal.
 Luas panen Cabai Besar/ TW / Teropong di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 59.814
hektar.
 Terdapat 33 wilayah yang mengalami kenaikan produksi Cabai Besar/ TW / Teropong di
Indonesia pada tahun 2021 yaitu Jawa Barat 1.738.926 kuintal, Jawa Timur 976.848
kuintal, Jawa Tengah 669.143 kuintal, Bengkulu 345.483 kuintal, Jambi 161.216 kuintal,
Sulawesi Selatan 159.314 kuintal, Lampung 130.177 kuintal, Bali 117.468 kuintal, Nusa
Tenggara Barat 107.134 kuintal, Kalimantan Selatan 78.011 kuintal, Sumatera Selatan
77.343 kuintal, dan wilayah lainnya sebesar 442.797 kuintal (8,85%).
 Tidak ada wilayah yang mengalami penurunan produksi Cabai Besar/ TW / Teropong di
Indonesia pada tahun 2021.
CABAI KERITING
 Produksi Cabai Keriting di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 8.601.851 kuintal.
 Luas panen Cabai Keriting di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 82.804 hektar.
 Terdapat 32 wilayah yang mengalami kenaikan produksi Cabai Keriting di Indonesia
pada tahun 2021 yaitu Sumatera Utara 2.027.558 kuintal, Jawa Barat 1.691.741 kuintal,
Sumatera Barat 1.157.264 kuintal, Jawa Tengah 1.023.681 kuintal, Aceh 540.712 kuintal,
Jambi 437.333 kuintal, Di Yogyakarta 358.402 kuintal, Jawa Timur 297.442 kuintal,
Lampung 215.319 kuintal, dan wilayah lainnya sebesar 852.399 kuintal (9,91%).
 Tidak ada wilayah yang mengalami penurunan produksi Cabai Keriting di Indonesia pada
tahun 2021.
Jawa Barat:
Karena jamur merupakan tanaman yang prospeknya bagus sehingga banyak petani yang
melakukan budidaya jamur namun

CABAI RAWIT
 Produksi Cabai Rawit di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 13.864.469 kuintal, secara
umum mengalami penurunan sebesar -1.219.573 kuintal (-8,09%) dibandingkan produksi
pada tahun 2020 sebesar 15.084.042 kuintal.
 Luas panen Cabai Rawit di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 179.306 hektar, secara
umum mengalami penurunan sebesar -1.737 hektar (-0,96%) dibandingkan luas panen
pada tahun 2020 sebesar 181.043 hektar.
 Terdapat 17 wilayah yang mengalami kenaikan produksi Cabai Rawit di Indonesia pada
tahun 2021 yaitu Jawa Tengah 201.880 kuintal (12,69%), Sumatera Utara 175.029
kuintal (28,62%), Jawa Barat 66.178 kuintal (5,06%), Bengkulu 48.024 kuintal (41,85%),
Kalimantan Utara 24.885 kuintal (74,72%), Sulawesi Selatan 23.717 kuintal (9,86%),
Sulawesi Barat 19.371 kuintal (138,50%), Sumatera Barat 17.620 kuintal (5,28%), Papua
16.176 kuintal (47,07%), dan wilayah lainnya sebesar 521.967 kuintal (7,48%).
 Terdapat 17 wilayah yang mengalami penurunan produksi Cabai Rawit di Indonesia pada
tahun 2021 yaitu Jawa Timur -1.060.599 kuintal (-15,48%), Nusa Tenggara Barat -
364.025 kuintal (-36,79%), Aceh -130.953 kuintal (-20,21%), Bali -61.564 kuintal (-
17,42%), Sulawesi Utara -50.439 kuintal (-22,50%), Kalimantan Selatan -38.581 kuintal
(-24,71%), dan wilayah lainnya sebesar 954.048 kuintal (8,29%).
Jawa Timur:
Nusa Tenggara Barat:
Produksi Cabai Rawit di Nusa Tenggara Barat pada tahun 2021 sebesar 626.911 Kuintal, secara
umum mengalami penurunan sebesar -362.503 Kuintal (-36,64%) dibandingkan produksi pada
tahun 2020 sebesar 989.414 Kuintal. . Dimana penurunan terbesar terjadi di Kab. Lombok timur
363.971 ku hal ini dikarenakan. fluktuasi harga cabai rawit di ditingkat petani,dimana dari mei
2021 terus mengalami penurunan sampai dengan nov dan naik lagi di bulan desember,bahkan
harga cabai anjlok sampai dnegan Rp. 7.385/Kg pada bulan oktober,,sedangkan harga rata-rata
mencapai Rp. 25.526/kg hal inilah yang menyebabkan minat petani untuk menanam cabe
berkurang dan petani tidak melakukan perawatan terhadap tanaman cabenya,,,disamping itu
tingginya harga pupuk (Phonska, urea dll) yang menyebabkan meningkatnya biaya usaha tani
dan yang paling berpengaruh yaitu adanya serangan OPT (Spodoptera exigua, ulat grayak,
bercak ungu) pada tanaman cabe. Di Kab. Lombok Timur saja yang merupakan sentra cabai luas
serangan mencapai 338,24 Ha (tungau 110,79 ha, antracnosa 93,96ha dll).
Aceh:
1. Penanaman dominan bersifat swadaya, benih digunakan masih banyak yang varietas
lokal dan perawatan tanaman tidak intensif tidak seperti cabe keriting
2. Sebagian kabupaten sistem penanamannya bersifat tanaman sela terkadang persaingan
makanan dan cahaya matahari namaun ada juga dalam bentuk hamparan.
3. Kenaikan dan penurunan produksi sangat berpengaruh pada harga(harga jual tinggi
tanaman dirawat), waktu panen(musim hujan cenderung rendah kualitas karena banyak
terserang hama dan penyakit)

TOMAT
 Produksi Tomat di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 11.143.995 kuintal, secara umum
mengalami kenaikan sebesar 294.061 kuintal (2,71%) dibandingkan produksi pada tahun
2020 sebesar 10.849.934 kuintal.
 Luas panen Tomat di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 59.401 hektar, secara umum
mengalami kenaikan sebesar 2.097 hektar (3,66%) dibandingkan luas panen pada tahun
2020 sebesar 57.304 hektar.
 Terdapat 17 wilayah yang mengalami kenaikan produksi Tomat di Indonesia pada tahun
2021 yaitu Sumatera Utara 404.177 kuintal (24,84%), Sulawesi Utara 93.801 kuintal
(16,36%), Jawa Timur 92.011 kuintal (10,96%), Bengkulu 78.345 kuintal (34,01%),
Jambi 42.379 kuintal (21,56%), Kalimantan Utara 36.412 kuintal (153,82%), Sulawesi
Selatan 29.382 kuintal (4,86%), dan wilayah lainnya sebesar 452.596 kuintal (9,55%).
 Terdapat 16 wilayah yang mengalami penurunan produksi Tomat di Indonesia pada tahun
2021 yaitu Sumatera Barat -162.203 kuintal (-14,29%), Aceh -90.755 kuintal (-43,67%),
Sulawesi Tengah -90.727 kuintal (-33,97%), Jawa Barat -69.587 kuintal (-2,33%),
Lampung -31.619 kuintal (-16,56%), Jawa Tengah -25.353 kuintal (-3,18%), Kalimantan
Selatan -23.420 kuintal (-31,61%), Sumatera Selatan -17.839 kuintal (-16,80%), dan
wilayah lainnya sebesar 559.543 kuintal (9,38%).

JAMUR TIRAM
 Produksi Jamur Tiram di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 692.428 kuintal.
 Luas panen Jamur Tiram di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 2.399.625 m2.
 Terdapat 28 wilayah penghasil Jamur Tiram di Indonesia pada tahun 2021 yaitu Jawa
Timur 312.977 kuintal (45,20%), Jawa Barat 151.521 kuintal (21,88%), Jawa Tengah
115.965 kuintal (16,75%), Lampung 34.047 kuintal (4,92%), Bengkulu 27.366 kuintal
(3,95%), dan wilayah lainnya sebesar 50.552 kuintal (7,30%).
JAMUR MERANG
 Produksi Jamur Merang di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 112.837 kuintal.
 Luas panen Jamur Merang di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 1.244.784 m2.
 Terdapat 15 wilayah penghasil Jamur Merang di Indonesia pada tahun 2021 yaitu Jawa
Timur 52.377 kuintal (46,42%), Jawa Barat 49.605 kuintal (43,96%), dan wilayah
lainnya sebesar 10.855 kuintal (9,62%).
JAMUR LAINNYA
 Produksi Jamur Lainnya di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 98.937 kuintal.
 Luas panen Jamur Lainnya di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 485.523 m2.
 Terdapat 20 wilayah penghasil Jamur Lainnya di Indonesia pada tahun 2021 yaitu Jawa
Timur 50.472 kuintal (51,01%), Jawa Barat 33.049 kuintal (33,40%), Lampung 9.312
kuintal (9,41%), dan wilayah lainnya sebesar 6.104 kuintal (6,17%).

Sementara untuk komoditas lainnya sebagai berikut:


No Nama Jumlah (kuintal) Selisih Naik
2021 2020 (kuintal) (%)
1 Bawang Daun 6.278.531 5.797.478 481.053 8,3
2 Bayam 1.717.057 1.570.242 146.815 9,35
3 Buncis 3.207.737 3.059.230 148.507 4,85
4 Kacang Panjang 3.836.853 3.591.578 245.276 6,83
5 Kangkung 3.411.963 3.123.362 288.600 9,24
6 Kembang Kol 2.033.847 2.042.377 -8.529 -0,42
7 Kubis 14.346.705 14.069.846 276.859 1,97
8 Labu Siam 5.169.537 5.110.145 59.393 1,16
9 Melon 1.291.471 1.381.770 -90.300 -6,54
10 Mentimun 4.719.409 4.412.858 306.550 6,95
11 Paprika 126.647 178.222 -51.575 -28,94
12 Petsai/Sawi 7.274.670 6.674.730 599.940 8,99
13 Semangka 4.142.424 5.603.172 -1.460.748 -26,07
14 Stroberi 98.596 83.504 15.092 18,07
15 Terung 6.763.392 6.182.016 581.376 9,4

Anda mungkin juga menyukai