(LANJUTAN)
PENGANTAR EKONOMI INTERNASIONAL
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan berkat-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Neraca Pembayaran ( Lanjutan ) ”
dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini kami tulis dengan harapan besar agar dapat memiliki
manfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan mengenai Mata Kuliah Pengantar Ekonomi
Internasional. Kami ingin mengucapkan berterima kasih secara khusus kepada yang terhormat I
Made Putra Yasa, S.E., M.Si. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengantar Ekonomi
Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan hingga penyelesaian makalah ini, masih
terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan serta wawasan kami. Berkat
dukungan, bantuan serta saran dari berbagai pihak, makalah ini pada akhirnya dapat terselesaikan
dalam bentuk maupun isinya. Kami telah berupaya dengan segala kemampuan untuk mencari
referensi dari beberapa sumber terkait dan menambah pengetahuan yang dimiliki sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran serta usul guna penyempurnaan kajian ilmiah ini.
Kelompok 12
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1… ............................................................................................................................... 10
Tabel 2… .............................................................................................................................. 11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme pembukuan dalam neraca pembayaran internasional ?
2. Bagaimana klasifikasi pos-pos dalam neraca pembayaran internasional ?
3. Studi kasus
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pembukuan dalam neraca pembayaran
internasional
2. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi pos-pos dalam neraca pembayaran
internasional
3. Menganalisis studi kasus
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mekanisme Pembukuan
Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi
ekonomoi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk negara lain dalam
jangka waktu tertentu. (Nopirin, 2018).
Sistem pencatatan pada neraca pembayaran, yaitu:
1. Transaksi Debit (-) Bertambahnya kewajiban atau utang penduduk suatu negara untuk
melakukan pembayaran terhadap penduduk negara lain.
Contoh: barang/jasa yang diterima dari luar negeri (impor), pembayaran bunga dan
denda, pemberian hadiah dan uang kepada penduduk negara lain, penduduk
yang menabung uang di luar negeri, pembelian valuta asing, investasi jangka
panjang/pendek yang ditanamkan di negara lain.
2. Transaksi Kredit (+) Bertambahnya hak penduduk suatu negara untuk menerima
pembayaran dari penduduk negara lain.
Contoh: barang/jasa yang disalurkan ke luar negeri (ekspor), penerimaan jasa dari
negara lain, penerimaan bunga dan deviden, penerimaan hadiah dan uang dari
negara lain, penduduk negara lain yang menabung uang di dalam negeri,
penjualan valuta asing, investasi jangka panjang/pendek yang ditanamkan
penduduk dari negara lain.
1. Sistematis adalah suatu dokumen yang pencatatannya runtut, teratur, dan berurutan.
2. Transaksi Ekonomi merupakan suatu pertukaran barang dan jasa atau aktiva (yang
biasanya memerlukan adanya pembayaran) anata penduduk satu negara dengan
penduduk negara lain.
3. Penduduk
3
a. Individu
b. Badan usaha
c. Pemerintah
Dalam teori neraca pembayaran, neraca pembayaran selain seimbang secara tata
buku berpasangan, artinya menimbulkan hutang piutang ( clain or counter claim for
payment). Transaksi kredit adalah suatu transaksi yang mengakibatkan timbulnya atau
bertambahnya hak bagi penduduk negara asing ( Payment obligation ) bagi penduduk
negara asing.
1. Pos pengimbang, bentuk pos pengimbang yang dibuat bergantung pada
transaksi yang terjadi.
2. Pembedaan transaksi transaksi dalam neraca pembayaran, selama debet dan
kredit itu seimbang berbagai transaksi yang panjang dibawah debet dan kredit
dalam neraca pembayaran suatu negara tidak memberikan arti penting kepada
kita tentang aspek ekonomi internasional negara yang bersangkutan.
3. Visible dan invisible, suatu cara untuk membedakan transaksi transaksi dalam
neraca pembayaran.
4. Current account dan capital account, cara lain untuk membedakan transaksi
dalam neraca pembayaran.
Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca pembayaran
internasional, yaitu sebagai berikut ini.
1. Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga (price
effects).
2. Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme
pendapatan (income effects).
3. Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real
4
balance effects).
2.2 Klasifikasi Pos-Pos dalam Neraca Pembayaran
Klasifikasi Pos pos Dalam Neraca Pembayaran Bila secara mendatar neraca
pembayaran (BP) dibagi dalam kredit dan debet maka secara vertikal BP dibagi dalam berbagai
kategori, yaitu sebagai berikut :
Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan impor barang dan jasa. Impor
barang dan jasa dicatat di sebelah debet, sedangkan ekspor barang dan jasa dicatat di sebelah
kredit.
Yang tergolong dalam Pos Penanaman Modal Langsung (Direct Investment), ialah
seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham atau perusahaan antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain, termasuk dalam hal ini adalah
penanaman modal langsung oleh penduduk suatu negara seperti mendirikan perusahan baru
di negara lain.
Pos Hutang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan), meliputi kredit yang
jangkanya lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya jual beli surat obligasi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain.
5
6. Pos Hutang Piutang Jangka Pendek
Hutang Piutang Jangka Pendek (Short Term Loan) merupakan kredit yang jangka
waktunya tidak lebih dari satu tahun. Umumnya terdiri dari penarikan dan pembayaran
surat-surat wesel.
Pos Sektor Moneter (Monetary Sector) atau biasa disebut lalu-lintas moneter
(Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi-transaksi pembayaran.
Pos ini merupakan pos penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak
sama dengan nilai transaksi-transaksi debet. Dengan adanya pos selisih perhitungan ini,
maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debet dalam neraca pembayaran internasional
akan selalu sama (balance).
Penyusunan itu yang penting adalah mengetahui posisi devisa kita sendiri. Keadaan
posisi devisa tersebut menunjukkan kemajuan dan kemunduran finansial kita dalam
hubungannya dengan lalu lintas perdagangan dan pembayaran internasional.
6
BAB III
STUDI KASUS
“PERANAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL DALAM
PEREKONOMIAN INDONESIA”
7
perekonomian Indonesia yang didekati dengan model Thirlwall and Hussain (1994) dan
menganalisis determinan neraca pembayaran Indonesia yang didekati dengan model
empiris Duasa (2004).
Neraca pembayaran (balance of payment) suatu negara adalah catatan yang
sistematis tentang transaksi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk
negara lain dalam jangka waktu tertentu (Nopirin, 1988). Transaksi ekonomi yang
tercakup dalam neraca pembayaran Indonesia terbagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1)
Transaksi berjalan (current accounts) yang terdiri dari ekspor dan impor barang (goods)
dan jasa (service), pendapatan (income) dan transfer berjalan (current transfers); (2)
Transaksi modal dan finansial (capital and financial accounts) yang terdiri dari modal dan
finansial (Bank indonesia, 2013).
Transaksi ekonomi yang dicatat dalam neraca pembayaran terutama diakibatkan
oleh terjadinya pertukaran atau transfer nilai ekonomi antara penduduk dan bukan
penduduk Indonesia. Dalam suatu pertukaran, penduduk Indonesia memperoleh/
melepaskan kepemilikan atas suatu nilai ekonomi dengan menyerahkan/ mendapatkan
kepemilikan atas nilai ekonomi lainnya dari bukan penduduk. Sementara untuk transaksi
yang diakibatkan oleh transfer, suatu nilai ekonomi diberikan atau diterima oleh penduduk
Indonesia tanpa ada balasan nilai ekonomi lainnya.
Suatu transaksi ekonomi, meskipun tanpa terjadinya pertukaran atau transfer, tetap
dapat dicatat dalam neraca pembayaran. Cara pencatatan transaksi ini lebih umum dikenal
dengan sebutan ”transaksi yang diimputasi (imputed transaction)”. Sebagai contoh adalah
pencatatan atas laba (tidak termasuk dividen) perusahaan penanaman modal asing (PMA)
pada komponen laba ditanam kembali (reinvested earnings) di neraca pembayaran.
Secara umum, transaksi ekonomi yang tercakup dalam neraca pembayaran dapat
dibagi menjadi dua kelompok (Krugman dan Obstfeld, 2000): 1) barang (goods), jasa
(services), pendapatan (income), dan transfer berjalan (current transfer) dan 2)
modal/finansial (capital/financial).
Transaksi dalam kelompok (1) merupakan bagian dari transaksi berjalan (current
account), sementara transaksi dalam kelompok (2) merupakan bagian dari transaksi modal
dan finansial (capital and financial account). Dua kelompok tersebut secara garis besar
yang merupakan faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran. Dengan kata lain, neraca
pembayaran di satu sisi dipengaruhi oleh neraca transaksi barang melalui variabel ekspor
dan impor, dan disi sisi lain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi neraca
modal melalui aliran modal masuk dan aliran modal keluar. Pada akhirnya faktor-faktor
8
tersebut dapat menyebabkan terjadinya dinamika dalam neraca pembayaran secara terus
menerus.
Dinamika tersebut terlihat dalam situasi bahwa suatu saat neraca pembayaran bisa
mengalami defisit atau surplus (disequilibrium) dan di saat yang lain neraca pembayaran
bisa mengalami posisi seimbang ( balance atau equilibrium) (Halwani, 2005,; Hady,
2009,).
Persamaan Neraca Pembayaran Internasional merupakan penjumlahan dari NTB
(surplus Neraca Transaksi Berjalan) dengan NTMF (surplus Neraca Transaksi Modal dan
Finansial). Dengan menggunakan proses substitusi matematis Dornbusch, et al. (2004)
menulis persamaan neraca pembayaran sebagai berikut : Kurva NPI NPI = NTB + NTMF
(3) Dimana NTB (Neraca Transaksi Berjalan) tergantung pada pendapatan domestik dan
luar negeri. NTMF (Neraca Transaksi Modal dan Finansial) tergantung pada suku bunga
riil. Kenaikan pendapatan nasional akan memperburuk NTB. Sedangkan Kenaikan suku
bunga di atas tingkat dunia akan menarik modal dari luar dan akan memperbaiki NTMF.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 1987-2014 yaitu cadangan devisa,
ekspor, penanaman modal asing, nilai tukar dan Pendapatan nasional bruto rill. Replikasi
model Thirlwall and Hussain (1994) merupakan penelitian yang bersifat penjelasan
(explanatory research). Analisis difokuskan pada penjelaskan hubungan antar variabel
independen terhadap pertumbuhan ekonomi dari tahun 1987 sampai 2014. Hipotesis yang
akan diuji dalam penelitian ini adalah: ekspor akan berpengaruh positif terhadap
pendapatan nasional; modal masuk berpengaruh positif terhadap pendapatan nasional dan
harga relatif berpengaruh positif terhadap pendapatan nasional. Persamaannya adalah
sebagai berikut : Yt = α + βXt + γ(c-p)t +δ(p - pf)t + μt Dimana : Yt adalah pendapatan riil
; Xt adalah ekspor riil; (c-p)t adalah modal masuk; (p - pf)t adalah harga relatifμt adalah
error term dan α, β, γ, δ adalah Konstanta.
3.3 Pembahasan
Hasil penelitian regresi model empiris Thirlwall and Hussain ditampilkan dalam
tabel 1 di bawah ini.
9
Nilai R-square sebesar 0,9838 hal ini berarti secara empiris menunjukkan bahwa
pendapatan nasional riil Indonesia dapat dijelaskan oleh variable ekspor, penanaman
modal asing dan nilai tukar perdagangan sebesar 98,38 persen dan sisanya sebesar 1,72
persen dijelaskan oleh variable di luar model. Variabel ekspor berpengaruh positif
signifikan pada α 5% terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien sebesar 0,4592.
Hal ini berarti kenaikan ekspor sebesar 1 persen akan meningkatkan pendapatan nasional
riil sebesar 0,45 persen. Dua variabel bebas lainnya yaitu penanaman modal asing (FDI)
dan purchasing power parity yang menunjukkan nilai tukar perdagangan secara apriori
sesuai dengan hipotesis (sesuai teori) namun tidak berpengaruh secara signifikan baik pada
α 5% maupun α 10% terhadap pendapatan nasional riil Indonesia.
Model empiris kedua ini mengadopsi model penelitian Duasa (2007) mengenai
neraca perdagangan Malaysia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Duasa adalah
terletak pada variabel terikat dan pendekatan dasarnya. Pada penelitian Duasa variabel
terikatnya adalah nila itukar dan dilakukan dengan pendekatan elastisitas dengan
menggunakan variabel nilai tukar sebagai variabel utamanya. Selain itu juga
menambahkan variabel PDB dan jumlah uang beredar(JUB) untuk menguji relevansi
pendekatan absorpsi dan monetaris terhadap neraca perdagangan. Sementara pada model
empiris penelitian ini variabel terikat dalam penelitian ini adalah cadangan devisa (CD)
sebagai reprentasi darineraca pembayaran Indonesia dan menggunakan pendekatan
monetaris sebagai pendekatan dasarnya sehingga menjadikan penawaran dan permintaan
uang sebagai model dasarnya. Namun,penelitian ini juga ingin menguji relevansi
pendekatan elastisitas dan absorpsi terhadap neraca pembayaran sehingga menambahkan
variabel nilai tukar dan variabel PDB sebagai variable bebas.
10
Setelah melihat penjelasan mengenai ketiga pendekatan mengenai neraca
pembayaran di atas. Maka model empiris ini akan menganalisis determinan neraca
pembayaran dengan variabel bebas nilai tukar, PDB riil, suku bunga, dan inflasi
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran (CD). Berikut ini adalah
hasil regresi dengan 28 observasi data seris antara tahun 1986 – 2013.
Hasil penelitian ini menunjukkan Nilai R-square sebesar 0.974510 hal ini berarti
secara empiris menunjukkan bahwa neraca pembayaran Indonesia dapat dijelaskan oleh
pendapatan nasional riil (GDPR), inflasi (INF), Kurs, dan Suku bunga (SB) sebesar 97,45
persen dan sisanya sebesar 2,55 persen dijelaskan oleh variable di luar model. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa nilai tukar di Indonesia berpengaruh positif dan
signifikan terhadap neraca berjalan, karena devaluasi nilai tukar akan dapat mendorong
ekspor. Nilai tukar memperbaiki neraca pembayaran melalui neraca berjalan. Hal ini
karena devaluasi nilai tukar di Indonesia berarti harga barang luarnegeri akan naik dan
impor akan turun dan menyebabkan penggunaan devisa berkurang. Sebaliknya, harga
barang dalam negeri akan turun dan akan meningkatkan ekspor yang akan menambah
devisa atau menambah neraca pembayaran. Hal ini ditunjukkan dengan tanda negatif pada
variabel inflasi. Namun demikian inflasi pada model empiris ini tidak signifikan baik pada
derajat α 5% maupun 10%. Secara teori dinyatakan bahwa jika inflasi naik maka akan
mengurangi neraca pembayaran. Namun inflasi juga bisa berpengaruh positif karena
kenaikan inflasi di Indonesia relatif rendah dan selanjutnya bisa sebagai pelumas dalam
perekonomian dan selanjutnya bisa meningkatkan pendapatan nasional. Saat pendapatan
nasional naik maka neraca pembayaran akan naik. Sayangnya kenaikan pendapatan
nasional karena inflasi tidaklah terlalu besar sehingga tidak signifikan meningkatkan
11
neraca pembayaran. Penelitian empiris Indonesia ini PDB riil signifikan berpengaruh pada
α 5% dengan koefisien 1.743270 yang berarti peningkatan PDB riil sebesar 1 persen akan
mampu menaikkan cadangan devisa pada neraca pembayaran sebesar 1,74 persen. Suku
bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia, namun
memiliki tanda yang negatif. Sehingga jika suku bunga naik maka akan memperburuk
neraca pembayaran. Hal ini berbeda dengan teori bahwa peningkatan suku bunga akan
mendorong modal asing masuk ke Indonesia sehingga akan meningkatkan neraca
pembayaran. Hal ini bisa terjadi karena tingkat suku bunga yang tinggi akan menarik “hot
money” masuk ke Indonesia dan akan membuat nilai tukar mengalami apresiasi.
Selanjutnya akan membuat ekspor lebih mahal daripada impor yang kemudian akan
memperburuk neraca pembayaran, begitu pula sebaliknya. Kemungkinan yang
menyebabkan suku bunga tidak signifikan dan negative adalah bahwa “hot money” yang
masuk ataupun keluar tidak berpengaruh banyak terhadap fluktuasi nilai tukar. ekspor
yang akan menambah devisa atau menambah neraca pembayaran.
3.4 Simpulan
Analisis neraca pembayaran dengan Model Empiris Thirlwall and Hussain
menunjukkan hasil bahwa variabel ekspor berpengaruh positif signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dua variabel bebas lainnya yaitu penanaman modal
asing (FDI) dan purchasing power parity yang menunjukkan kesesuaian terhadap hipotesis
namun tidak berpengaruh secara terhadap pendapatan nasional riil Indonesia.
Analisis neraca pembayaran internasional dengan menggunakan model duasa
menujukkan hasil yang sesuai dengan hasil penelitian Sugema (2005) dan Sahminan, dkk
(2009) yang menyatakan bahwa nilai tukar di Indonesia berpengaruh positif dan signifikan
terhadap neraca berjalan, karena devaluasi nilai tukar akan dapat mendorong ekspor. Nilai
tukar memperbaiki neraca pembayaran melalui neraca berjalan. Hal ini karena devaluasi
nilai tukar di Indonesia berarti harga barang luar negeri akan naik dan impor akan turun
dan menyebabkan penggunaan devisa berkurang.Sebaliknya, harga barang dalam negeri
akan turun dan akan meningkatkan ekspor yang akan menambah devisa atau menambah
neraca pembayaran.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi
ekonomoi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk negara lain dalam
jangka waktu tertentu. Pembukuan dalam neraca pembayaran internasional merupakan
dokumen (catatan) sistematis dari semua transaksi ekonomi antara penduduk satu negara
dengan penduduk negara lain dalam periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Dalam
teori neraca pembayaran, neraca pembayaran selain seimbang secara tata buku
berpasangan, artinya menimbulkan hutang piutang (clain or counter claim for payment).
Transaksi kredit adalah suatu transaksi yang mengakibatkan timbulnya atau bertambahnya
hak bagi penduduk negara asing (Payment obligation) bagi penduduk negara asing.
4.2 Saran
Saran kami sebagai penulis, yaitu kami berharap dengan adanya materi mengenai
Neraca Pembayaran Internasional (Lanjutan) ini bisa membuat teman-teman sekalian
semakin memahami serta mendapatkan pengetahuan lebih terkait materi tersebut.
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran serta
komentar yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi
untuk kedepannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ismadiyanti P Astuti, Shanty Oktavilia , Agus Rubianto Rahman, 2015, ‘Peranan Neraca
https://www.academia.edu/8302454/Neraca_pembayaran_internasional
14