PEMBAHASAN
penerimaan diri pada ODHA di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan,
dengan tingkat depresi pada ODHA di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu
Bangkalan.
terendah pada pertanyaan nomor 14 yaitu ”saya merasa kesal ketika orang
melarang saya begadang”. Pola hidup pada ODHA selain olahraga dan makan
ODHA dianjurkan untuk tidak merokok dan bergadang dan tidur yang
(Simarmata, 2017).
akan dapat menghadapi kondisi yang di alami. Hal ini sesuai dengan teori
55
56
mampu bangkit dari kondisi down yang di alami sebelumnya. Individu mulai
efektif terkait status HIV positif yang di miliki (Germer, 2009). Penerimaan
berguna, serta menerima apapun aspek negatif sebagai bagian dari kepribadian
Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan diri pada ODHA yaitu
yang dialami.
Hal ini sesuai dengan teori Germer (2009) mengatakan bahwa penerimaan
dengan status HIV postif melalui sikap pasrah. Sikap pasrah di pilih sebagai
solusi karena tidak ada anggapan bahwa tidak terdapat pilihan selain
57
merupakan permasalahan yang pasti dihadapi oleh individu dengan HIV. Hal
ini juga di alami oleh perempuan yang berstatus HIV positif, perempuan yang
5.2 Gambaran tingkat depresi pada ODHA di RSUD Syarifah Ambami Rato
Ebu Bangkalan
tingkat depresi dengan nilai terendah pada nomor 9 yaitu “saya tidak
sesuai dengan teori Cichocki (2009) menyatakan bahwa keadaan depresi dapat
berharga, cenderung mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang lain.
Menurut Hawari (2011) depresi adalah suatu kesedihan atau perasaan duka
dengan penyakit terminal atau kronik (Mello, 2010). Seorang yang mengalami
depresi ditandai dengan hilangnya rasa senang atau ketertarikan terhadap hal-
hal yang biasanya di sukai. Depresi bisa disebabkan oleh faktor biologik seperti
gamma amino butyric acid), gangguan regulasi hormon, faktor genetik yang
Bila gangguan psikologis ini tidak ditatalaksanakan dengan baik, maka besar
Salah satu faktor yang mempengaruhi depresi pada ODHA yaitu usia.
golongan usia >30 tahun merupakan ketegangan secara emosional yang dapat
Hal ini sesuai dengan Data laporan perkembang HIV/AIDS & PMS di
indonesi dirjen P2P, Kemenekes RI, dimana jumlah kasus HIV terbanyak
terjadi pada usia Produktif yaitu usia 25-49 tahun (InfoDATIN, 2016). Kasus
sebanyak 50% terjadi pada rentang usia 20-50 tahun dengan usia awitan rata-
59
pada kasus depresi pada sesorang dimana dapat disebabkan karena adanyya
Sebanyak satu dari empat penderita HIV dan AIDS berusia lebih dari 45
tahun pasti memiliki pikiran untuk bunuh diri karena sakit yang dideritanya.
Pikiran bunuh diri ini disebabkan oleh depresi yang mereka alami. Di samping
itu, adanya ketidak pastian akan nasib penderita HIV dan potensi untuk
surah terkena HIV dan AIDS akan menghinggapi perasaan menjelang maut,
rasa bersalah akan perilaku yang membuatnya terkena infeksi, dan rasa
diasingkan oleh orang lain. Stres ini akan turut melemahkan sistem imun yang
sudah dilumpuhkan oleh HIV sebelumnya. Benyak orang yang tertular HIV
dan AIDS juga ditinggalkan oleh teman atau pasangan mereka . depresi
(Yosua, 2014).
Hal ini sesuai dengan teori Swanta (2009) bahwa individu yang
segera dari tenaga ahli. Sedangkan menurut DSM IV-TR, depresi berat atau
disebut dengan major depression ditandai dengan adanya lima tau lebih dari
5.3 Hubungan penerimaan diri dengan tingkat depresi pada ODHA di RSUD
(44,1), dan penerimaan diri dengan tingkat depresi ringan 8 (23,5%) dan
responden.
dan Ha diterima hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan penerimaan diri
dengan tingkat depresi pada pasien ODHA. Nilai r = 0,298 dimana tingkat
hubungannya rendah.
upaya atau cara agar depresi yang di alami dapat berkurang. Hal ini sesuai
dengan teori Hurlock (2010) penerimaan diri merupakan suatu kondisi saat
menerima dirinya apa adanya akan bebas dari ras bersalah, rasa malu dan
rendah diri karena keterbatasan diri. Individu tersebut juga tidak akan khawatir
dengan orang lain. Mereka juga percaya bahwa mereka juga akan mampu
orientasi keluar diri yang lebih, dan memiliki pendirian. Selain itu mereka juga
2016).
menjaga dirinya dari dampak stigma dan penolakan dari lingkungan. Hal ini
tidak jarang menyebabkan individu terisolisir, merasa tidak bernilai malu dan
Salah satu dari komponen dari sikap penerimaan diri penderita terhadap
HIV dan AIDS adalah dengan bersikap positif dengan melakukan aktifitas,
kegiatan, perilaku atau tindakan nyata yang bermakna dan bermanfaat bagi diri
dilakukan tersebut merupakan salah satu upaya atau cara yang ditempuh oleh
medis dan dapat pula dengan teknik non medis. Salah satu teknikk non medis
yang populer dan dapat dilakukan oleh penderita HIV dan AIDS secara aktif