“Fintech bertumbuh, perbankan juga bisa bertumbuh. Ini mematahkan mitos selama ini
kalau fintech akan mematikan perbankan karena ada kerja sama antara bank-bank besar
dan kecil," ujarnya.
"Jadi mungkin ada satu jenis pekerjaan baru, yaitu banker digital dan milenial tidak
memandang dari sisi perbankan yang lama. Tapi, jangan sampai digital banker ini
melupakan prinsip-prinsip perbankan seperti trust, dan sebagainya," kata Kartika.
Agar perbankan bisa bersaing melawan fintech, Menteri Sri menjabarkan tiga kunci
utama. Pertama, perbankanperbankan harus berani membangun infrastruktur digital yang
kuat. Infrastruktur ini penting untuk memperluas konektivitas hingga ke daerah-daerah
yang selama ini belum terjangkau.
Kedua, perbankan harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar tidak
gagap teknologi. Misalnya dengan rutin memberikan pelatihan-pelatihan dan edukasi
terkait teknologi digital. Saat ini ketersediaan SDM yang memiliki kemampuan teknologi
digital masih terbatas.
Ketiga, mendorong OJK dan Bank Indonesia (BI) supaya lebih luwes terhadap perbankan,
tapi tetap memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan konsumen. "Regulasi harus
mampu mendukung. Sikap pemerintah yang akomodatif dan bagaimana industri
perbankan bisa tumbuh," ujarnya.