RINGKASAN MATERI
MAKALAH
SUMATERA BARAT
2022 M / 1444 H
i
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PEMBAHASAN...............................................................................................1
A. Ilmu Ma’ani al-Hadits......................................................................................1
1. Pengertian Ilmu Ma’ani al-Hadits..............................................................1
2. Tujuan Ilmu Ma’ani al-Hadits....................................................................1
3. Metode Ilmu Ma’ani al-Hadits....................................................................2
B. Ilmu Asbab Wurud al-Hadits............................................................................2
1. Pengertian Asbab Wurud al-Hadits..............................................................2
2. Pembagian Asbab Wurud al-Hadits.............................................................3
3. Fungsi Asbab Wurud al-Hadits.....................................................................4
C. Ilmu Mukhtalif Hadits......................................................................................5
1. Pengertian Hadits Mukhtalif........................................................................5
2. Metode Penyelesaian Hadits Mukhtalif.......................................................5
D. Ilmu Mukhtalif Hadits (al-Jam’u Wa at-Taufiq)............................................6
1. Pengertian al-Jam’u Wa at-Taufiq...............................................................6
2. Metode al-Jam’u Wa at-Taufiq....................................................................6
E. Ilmu Nasikh al-Hadits Wa Mansukh................................................................9
1. Pengertian Nasikh dan Mansukh.................................................................9
2. Syarat Nasikh dan Mansukh........................................................................9
3. Contoh Nasikh dan Mansukh.....................................................................10
F. Pandangan Orientalis Terhadap Hadits.......................................................10
1. Pengertian Orientalis..................................................................................10
2. Tokoh-Tokoh Orientalis.............................................................................11
3. Pandangan Orientalis Terhadap Hadits...................................................11
4. Bantahan Ulama Terhadap Orientalis......................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12
ii
1
BAB I
PEMBAHASAN
1
2
2
3
3
4
4
5
1
Mahmud Thahan, Ilmu Hadits Praktis, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2010), Hal: 64.
2
Ibid.
3
Ibid, Hal: 67.
4
Ibid.
5
6
b) Jika kita tidak mengetahui mana yang nasikh dan mana yang mansukh, maka
kita harus mentarjih salah satu diantara kedua hadits tersebut dengan
memperhatikan berbagai (prinsip) tarjih yang mencakup lima puluh jenis
atau lebih. Kemudian kita mengamalkan hadits yang rajih (terkuat). At-
Tarjih.5
c) Dan jika terhadap kedua hadits itu tidak bisa dilakukan proses tarjih -dan hal
ini merupakan kebuntuan- maka kita tawaqufkan (bekukan) kedua hadits
tersebut, hingga tampak bagi kita mana hadits yang lebih rajih.6
5
Ibid.
6
Ibid.
6
7
7
8
8
9
Dan dari Hadis dari Ibn Umar, bahwa sanya Rasulullah SAW, bersabdda,
"jangan ada di antara kamu yang berkeinginan melakukan salat pada waktu
terbit dan tenggelamnya matahari. Hadis riwayat al-Syafi'iy.
Dan pada Hadis dari Ibn Musayyab, bahwasanya Rasulullah SAW,
bersabda, "barang siapa yang lupa mengerjakan salat, maka hendaklah segera
la laksanakan pada saat ia ingat, karena Allah SWT berfirman, dirikanlah
salat untuk mengingatku." Hadis riwayat al-Syafi'iy,
Dan dari Hadis dari Jubair ibn Muth'im, bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, "wahai bani Abdi Manaf barang siapa di antara kalian yang menjadi
pemimpin, maka sekali-kali janganlah melarang seseorang melakukan tawaf di
Baitullah dan melakukan salat kapan pun dia mau, baik siang atau pun malam
hari, Hadis riwayat al- Syafi’iy.
Bila diperhatikan makna lahiriah hadis-hadis di atas, jelas tampak bahwa
hadis-hadis tersebut saling bertentangan. Dalam dua hadis pertama, Rasulullah
melarang melakukan salat pada waktu-waktu: 1) setelah selesal salat Asar
sampai matahari terbenam, dan; 2) setelah selesai salat Subuh sampai matahari
terbit. Sedangkan dalam dua hadis yang terakhir, Rasulullah menyatakan boleh
bagi seseorang melaksanakan salat kapan saja, baik siang maupun malam,
dengan sendirinya termasuklah dua Batasan waktu yang disebut dalam dua
hadits pertama.
9
10
ارة$$ $ كنت هنيتكم عن زي: لم$$ $ه وس$$ $لى اهلل علي$$ $ول اهلل ص$$ $ال رس$$ $ ق:ال$$ $دة ق$$ $عن بري
)القبور أال فزوروها (رواه مسلم
Dari Buraidah, ia berkata, "Rasulullah SAW berdoa, "dulu, Aku pernah
melarang kamu menziarahi kuburan, sekarang ziarahilah" (H.R. Muslim).
Rasulullah SAW pernah melarang untuk berziarah kubur pada awal hingga
pertengahan islam di masa beliau. Hal itu dikarenakan iman para sahabat masih
kurang kuat, di mana adat dan budaya jahiliyyah masih melekat di kalangan
sahabat, jadi dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang menyimpang dari syariat saat
berziarah.
10
11
11
12
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Thahhan, Dr. Mahmud. 2010. Ilmu Hadits Praktis Terj. Abu Fuad. Bogor: Pustaka
Thariqul Izzah.
13