Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN PENATALAKSANAAN ANESTESI

PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HEPATOBILIER


(KOLELITIASIS DAN KOLESISTITIS)
No. Dokumen Tanggal Halaman
016/ Revisi 1/5
SPOANDALUCIA/
RS ANDALUCIA
2022

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh:


PROSEDUR
20 OKTOBER 2022 Direktur RS ANDALUCIA
TETAP:
PELAYANAN
BAGIAN
ANESTESIOLOGI
DAN TERAPI
INTENSIF
Dr. Eling Andyani
Pengertian Penyakit hepatobilier biasanya ditandai dengan adanya
kolestasis yang menimbulkan gangguan aliran empedu.
Penyebab tersering adalah obstruksi ekstrahepatik pada
saluran empedu (obstructive jaundice) akibat dari adanya
batu empedu, striktur, atau tumor. Pasien dengan
obstruksi yang komplit atau hampir komplit menunjukkan
gejala jaundice yang progresif, urin yang berwarna gelap,
feses berwarna pucat, dan pruritus.
Tujuan Sabagai acuan dalam pelaksanaan tindakan anestesi
pada pasien dengan penyakit Hepatobilier yang akan
menjalani tindakan pembedahan.
Kebijakan Hidrasi preoperatif harus adekuat untuk mencegah
kegagalan renal pascaoperasi akibat kadar bilirubin yang
tinggi.
PENANGANAN PENATALAKSANAAN ANESTESI
PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HEPATOBILIER
(KOLELITIASIS DAN KOLESISTITIS)
No. Dokumen Tanggal Halaman
016/ Revisi 1/5
SPOANDALUCIA/
RS ANDALUCIA
2022

2/5

Prosedur Diagnosis Banding Tes Fungsi Hati


Disfungs Bilirubin Enzim Alkaline Penyebab
i Hepatik Aminotran Phosph
sferase atase
Prehepati Unconju Normal Normal Hemolisis,
k gated resorbsi
meningk hematom,
at transfusi
WB
Intrahepa Conjugat Sangat Normal - Virus,obat,
tik ed meningkat sedikit sepsis,
meningk meningk hipoksemia,
at at sirosis
Posthepa Conjugat Normal – Sangat Batu,
tik ed sedikit meningk sepsis
(kolestati meningk meningkat at
k) at

Manifestasi Klinis
 Pasien dengan batu empedu biasanya tidak
menunjukkan gejala. Diagnosa biasanya dibuat
PENANGANAN PENATALAKSANAAN ANESTESI
PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HEPATOBILIER
(KOLELITIASIS DAN KOLESISTITIS)
No. Dokumen Tanggal Halaman
016/ Revisi 1/5
SPOANDALUCIA/
RS ANDALUCIA
2022

berdasarkan pemeriksaan USG.


3/5
 Gejala yang timbul biasanya merupakan akibat
sekunder dari obstruksi duktus sistikus yang
menyebabkan terjadinya kolik.
 Kolesistitis memberikan gejala berupa triad:
Abdomen kanan atas tegang secara tiba-tiba,
demam, dan leukositosis.
 Demam yang tinggi menunjukkan telah terjadi infeksi
bakteri yang menjalar ascending ke system bilier
(cholangitis).
 Biasanya kolesistitis akut akan mengalami resolusi
dalam 2-7 hari setelah pengobatan.
 5-10% dari kolesistitis akut merupakan kolesistitis
akalkulus yang biasanya berhubungan dengan
trauma yang serius, luka bakar, persalinan lama,
operasi besar, atau penyakit kritis.

Manajemen Preoperatif
 Pasien dengan tanda-tanda kolesistitis akut harus
distabilkan terlebih dahulu dengan medikamentosa
sebelum dilakukan tindakan kolesistektomi.
 Terapi yang diberikan berupa: nasogastic suction,
pemberian cairan intravena, antibiotik, dan analgetik.
 Apabila terjadi komplikasi: empyema, perforasi,
PENANGANAN PENATALAKSANAAN ANESTESI
PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HEPATOBILIER
(KOLELITIASIS DAN KOLESISTITIS)
No. Dokumen Tanggal Halaman
016/ Revisi 1/5
SPOANDALUCIA/
RS ANDALUCIA
2022

gangrene, hidrops, fistula, atau gallstone ileus, maka


4/5
dilakukan operasi emergensi.
 Kolesistitis akalkulus biasanya terjadi pada pasien
dengan penyakit kritis dan beresiko tinggi untuk
terjadinya gangrene dan perforasi. Pada pasien
seperti ini merupakan indikasi untuk dilakukan
operasi emergensi.
 Pasien dengan obstruksi ekstrahepatik oleh sebab
apapun akan mengalami defisiensi vitamin K, oleh
karena itu harus diberikan vitamin K parenteral yang
membutuhkan waktu 24 jam untuk memberikan
respon penuh.
 Pemberian FFP bila PT belum bias dikoreksi
sebelum pembedahan.
 Hidrasi preoperatif harus adekuat untuk mencegah
kegagalan renal pascaoperasi akibat kadar bilirubin
yang tinggi.
Manajemen Intraoperatif
 Kolesistektomi per laparoskopi dapat mempercepat
penyembuhan pasien tetapi dengan berbagai
kekurangan yang terjadi (lihat panduan anestesi
pada prosedur laparoskopi).
 Pemberian opioid biasanya ditunda apabila akan
dilakukan tindakan kolangiogram karena dapat
PENANGANAN PENATALAKSANAAN ANESTESI
PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HEPATOBILIER
(KOLELITIASIS DAN KOLESISTITIS)
No. Dokumen Tanggal Halaman
016/ Revisi 1/5
SPOANDALUCIA/
RS ANDALUCIA
2022

menimbulkan spasme sehingga didapatkan hasil


positif palsu. 5/5
 Pemberian obat yang diekskresikan lewat saluran
empedu akan menyebabkan efeknya memanjang,
oleh karenanya sebaiknya memilih obat-obatan yang
diekskresikan melalui ginjal.
 Diuresis harus dimonitoring ketat dengan kateter.
 Pasien dengan kolesistitis akalkulus dan kolangitis
berat adalah pasien dengan penyakit kritis dengan
mortalitas perioperatif yang tinggi, oleh karena itu
sebaiknya dipasang monitoring hemodinamik invasif.
Unit Terkait Kamar Bedah
Dokumen Terkait Catatan Rekam Medic

Anda mungkin juga menyukai