Anda di halaman 1dari 13

PENANGANAN PENATALAKSANAAN

ANESTESI PADA GERIATRI


No. Dokumen Tanggal Halaman
003/SPOANDALUCIA/2022 Revisi

RS ANDALUCIA
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh:
20 OKTOBER 2022 Direktur RS
ANDALUCIA
PROSEDUR TETAP:
PELAYANAN BAGIAN
ANESTESIOLOGI
DAN TERAPI INTENSIF

Dr. Eling Andyani


Pengertian Geriatri merupakan populasi dengan batasan umur
≥ 65 tahun. Proses penuaan akan menyebabkan
perubahan terhadap fungsi sistem organ berupa
penurunan functional reserve dan ketidakmampuan
untuk memberikan respon terhadap stress,
sehingga meningkatkan resiko terjadinya
morbiditas dan mortalitas apabila dilakukan proses
pembedahan.
Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan
anestesi pada pasien geriatri yang akan menjalani
tindakan pembedahan.
Kebijakan 1. Perubahan fisiologis pada geriatrik, coexisting
disease, konsiderasi anestesi
2. Pemilihan teknik anestesi dan obat anestesi
yang akan diberikan harus mempertimbangkan
PENANGANAN PENATALAKSANAAN
ANESTESI PADA GERIATRI
No. Dokumen Tanggal Halaman
003/SPOANDALUCIA/2022 Revisi

perubahan fungsi system organ dan perubahan


2/13
respon obat akibat perubahan farmakokinetik
dan farmakodinamik.

Prosedur Perubahan Fisiologi


Sistem Kardiovaskuler
 Penurunan elastisitas arteri yang akan
menyebabkan terjadinya peningkatan
afterload, peningkatan tekanan darah sistolik,
dan hipertrofi ventrikel kiri.
 Penurunan aktivitas β-adrenergik sehingga
terjadi penurunan laju jantung saat istirahat,
penurunan laju jantung maksimal, dan
penurunan reflek baroresptor.

Sistem Respirasi
 Penurunan elastisitas jaringan paru akan
menyebabkan; penurunan alveolar surface
area sehingga efisiensi pertukaran gas
menurun, kolaps small airways meningkatkan
volume residual dan closing capacity
sehingga terjadi ventilation/ perfusion
mismatching.
 Ruang rugi anatomis dan fisiologis meningkat
PENANGANAN PENATALAKSANAAN
ANESTESI PADA GERIATRI
No. Dokumen Tanggal Halaman
003/SPOANDALUCIA/2022 Revisi

 Rigiditas dinding dada meningkat


 Penurunan kekuatan otot pernafasan diikuti
dengan penurunan kemampuan untuk3/13 batuk
dan penurunan kapasitas dari pernafasan.
 Respon terhadap hiperkapnia dan hipoksia
menjadi tumpul.
 Ventilasi akan menjadi sulit pada pasien-
pasien dengan pipi yang cekung, sedangkan
adanya arthritis pada sendi
temporomandibular atau vertebrae servikal,
tidak adanya gigi-geligi bagian rahang atas
juga akan mempersulit untuk dilakukannya
laringoskopi-intubasi.
 Pencegahan hipoksia perioperatif dilakukan
dengan memberikan preoksigenisasi yang
lebih lama sebelum induksi, meningkatkan
konsentrasi oksigen yang lebih tinggi selama
anestesi, dan sedikit meningkatkan PEEP.
 Aspirasi pneumonia merupakan komplikasi
yang sering terjadi pada geriatri akibat
penurunan progresif sejalan bertambahnya
umur terhadap reflek-reflek perlindungan jalan
nafas/ laring.
 Pasien geriatri dengan penyakit paru berat
yang menjalani prosedur operasi mayor pada
abdomen sebaiknya tetap terintubasi pada
saat pascaoperasi karena sering terjadi
PENANGANAN PENATALAKSANAAN
ANESTESI PADA GERIATRI
No. Dokumen Tanggal Halaman
003/SPOANDALUCIA/2022 Revisi

gangguan pernafasan saat di ruang


pemulihan.
 Penanganan terhadap nyeri yang dapat
mengganggu fungsi paru pascaoperasi harus
4/13
benar-benar dapat mengatasi nyeri tersebut
(misal dengan anestesi lokal dan opioid
melalui epidural, blok saraf interkosta).

Sistem Metabolik dan Endokrin


 Konsumsi oksigen maksimal maupun basal
akan menurun seiring bertambahnya usia.
 Produksi panas menurun, resiko hilangnya
panas akan meningkat, dan kemampuan
pusat pengatur suhu di hipotalamus juga
menurun.
 Resitensi terhadap insulin yang meningkat
akan menurunkan kemampuan untuk
meregulasi glukosa dalam tubuh.
 Respon terhadap agen-agen β-adrenergik
akan menurun.
 Penurunan aliran darah hati

Sistem Ginjal
 Jumlah dan ukuran glomerulus akan
menurun.
 Aliran darah ginjal menurun.
PENANGANAN PENATALAKSANAAN
ANESTESI PADA GERIATRI
No. Dokumen Tanggal Halaman
003/SPOANDALUCIA/2022 Revisi

 GFR dan klirens kreatinin berkurang.


 Kadar kreatinin serum tidak berubah karena
terjadi penurunan massa otot dan produksi
kreatinin, sedangkan blood urea nitrogen
secara gradual akan meningkat 0,2 mg/ dL
pertahun.
 Penurunan fungsi tubular akan berakibat pada
gangguan regulasi sodium, 5/13
penurunan
kemampuan untuk mengkonsentrasi urin,
penurunan kapasitas dilusi terhadap dehidrasi
atau kelebihan cairan, dan penurunan
ekskresi obat-obatan.
 Penurunan responsivitas sistem renin-
aldosteron sehingga ekskresi potassium
terganggu.
 Penurunan respon terhadap ADH.
 Kemampuan reabsorbsi glukosa menurun.
 Kombinasi penurunan aliran darah ginjal
dengan berkurangnya massa nefron akan
meningkatkan resiko terjadinya kegagalan
ginjal akut pada periode pascaoperatif.
 Menurunnya kemampuan ginjal untuk
meregulasi cairan dan elektrolit menyebabkan
hipokalemia dan hiperkalemia lebih mudah
terjadi. Untuk itu monitoring terhadap elektrolit
serum, cardiac filling pressure, dan dieresis
PENANGANAN PENATALAKSANAAN
ANESTESI PADA GERIATRI
No. Dokumen Tanggal Halaman
003/SPOANDALUCIA/2022 Revisi

harus dimonitor lebih sering lagi.

Sistem Gastrointestinal
 Massa hepar akan menurun sehingga aliran
darah hepar dan fungsi hepar juga akan
menurun yang berakibat pada menurunnya
biotransformasi dan produksi albumin.
 Kolinesterase plasma menurun.
6/13
 pH lambung cenderung untuk meningkat,
sedangkan kemampuan pengosongan
lambung akan menurun.

Sistem Saraf
 Aliran darah serebral menurun sekitar 10-20%
 Keperluan dosis anestesi lokal dan umum
menurun.
 Pemberian bolus epidural anestesi
bertendensi untuk penyebaran yang lebih
ekstensif kearah sefalad, tetapi durasi
analgesi dan blok motorik menjadi lebih
singkat. Sebaliknya durasi dari anestesi spinal
akan lebih panjang.
 Waktu pemulihan secara komplit efek obat
anestesi umum yang diberikan terhadap
susunan saraf pusat akan menjadi lebih lama,
terutama pada pasien dengan keadaan
disorientasi atau confused pada saat
PENANGANAN PENATALAKSANAAN
ANESTESI PADA GERIATRI
No. Dokumen Tanggal Halaman
003/SPOANDALUCIA/2022 Revisi

preoperatif.
 Geriatri mempunyai resiko yang lebih besar
untuk terjadinya keadaan konfusional akut,
delirium, dan disfungsi kognitif pascaoperatif.
 Penyebab disfungsi kognitif pascaoperasi
adalah multifaktorial, antara lain adalah
karena efek obat, nyeri, demensia, hipotermia,
menurunnya jumlah neurotransmitter, dan
gangguan metabolik.
 Geriatri sangat sensitive terhadap efek7/13
sentral
dari antikolinergik seperti scopolamine dan
atropine.
 Tidak ada perbedaan antara insidensi delirum
antara anestesi regional dan umum.

Sistem Muskuloskleteal
 Atrofi pada kulit akan memudahkan terjadinya
trauma akibat pemakaian plester,
electrocautery pads, dan electrode EKG.
 Degenerasi pada tulang servikal akan
membatasi pergerakan leher yang dapat
mempersulit tindakan laringoskopi-intubasi.

Perubahan Farmakologis
 Penurunan progresif massa otot dan
peningkatan lemak tubuh (terutama wanita)
akan menyebabkan penurunan jumlah total
PENANGANAN PENATALAKSANAAN
ANESTESI PADA GERIATRI
No. Dokumen Tanggal Halaman
003/SPOANDALUCIA/2022 Revisi

cairan tubuh. Penurunan volume distribusi


dari obat-obatan yang larut dalam air akan
menyebabkan konsentrasinya dalam plasma
akan meningkat, sebaliknya peningkatan
volume distribusi dari obat-obatan yang larut
dalam lemak akan menyebabkan penurunan
konsentrasinya dalam plasma.
 Perubahan volume distribusi ini akan
berpengaruh terhadap waktu paruh obat-obat
8/13
tersebut. Namun dikarenakan pada pasien
geriatri juga akan terjadi penurunan fungsi
ginjal dan hati, hal ini akan membuat
penurunan pada kliren sehingga durasi kerja
sebagian obat tetap akan memanjang.
 Prinsip perubahan farmakodinamik akibat usia
tua adalah berupa penurunan kebutuhan
obat-obatan anestesi.
 Untuk menghindari efek samping obat dan
pemanjangan durasi kerja obat adalah
dengan memberikan obat dengan cara titrasi.
 Pemilihan obat lebih baik bila diberikan obat-
obatan dengan masa kerja yang pendek,
seperti: propofol, ramifentanil, dan suksinil
kolin, serta obat-obatan yang pemberiannya
tidak dipengaruhi oleh fungsi ginjal, hati, dan
aliran darah, seperti: mivakurium,atrakurium,
PENANGANAN PENATALAKSANAAN
ANESTESI PADA GERIATRI
No. Dokumen Tanggal Halaman
003/SPOANDALUCIA/2022 Revisi

dan cisatrakurium.
 Pasien geriatrik dengan malnutrisi akan
mengalami penurunan konentrasi albumin

Anestesi Inhalasi
 MAC dari obat anestesi inhalasi akan
menurun 4% perdekade pada umur di atas 40
tahun. Misalkan MAC halotan pada pasien
usia 80 tahun adalah (0,77-(0,77x4%x4))=
0,65. 9/13
 Onset of action akan meningkat pada
keadaan terdapat penurunan cardiac output,
sedangkan akan menjadi lambat jika terdapat
gangguan ventilasi/ perfusi yang signifikan.
 Efek volatile terhadap depresi miokardial pada
geriatric akan semakin meningkat.
 Isofluran akan menurunkan cardiac output
dan laju nadi pada orang tua.
 Pemulihan dari efek obat volatile anesthesia
akan memanjang dikarenakan volume
distribusinya yang bertambah (peningkatan
lemak tubuh), penurunan fungsi hati, dan
penurunan proses pertukaran gas di paru.
 Desfluran merupakan obat anestesi pilihan
pada geriatric karena eliminasinya yang
cepat.
PENANGANAN PENATALAKSANAAN
ANESTESI PADA GERIATRI
No. Dokumen Tanggal Halaman
003/SPOANDALUCIA/2022 Revisi

Obat Anestesi Non-Volatile


 Pada umumnya geriatric membutuhkan dosis
propofol, etomidat, barbiturate, opioid, dan
benzodiazepine yang lebih rendah. Biasanya
hanya dibutuhkan separuh dosis dari dosis
induksi pada dewasa muda.
 Meskipun propofol merupakan obat induksi
yang hampir ideal karena eliminasi nya yang
cepat, tetapi obat ini potensinya lebih besar
untuk menimbulkan hipotensi dan apnoe
dibandingkan pada pasien usia muda. 10/13

Pelemas Otot
 Respon terhadap suksinilkolin dan golongan
non depolarizing tidak dipengaruhi oleh usia.
 Onset pelemas otot pada geriatri akan
memanjang 2 kali lipat akibat penurunan
cardiac output dan penurunan aliran darah
otot.
 Proses pemulihan pelemas otot
nondepolarizing yang eliminasinya tergantung
pada ekskresi ginjal (seperti: pankuronium,
metocurine, doxacurium, tubocurarine) akan
menjadi lebih lama karena penurunan dari
klirens obat tersebut.
 Proses pemulihan dan durasi kerja obat-
obatan yang metabolismenya terjadi di hepar
PENANGANAN PENATALAKSANAAN
ANESTESI PADA GERIATRI
No. Dokumen Tanggal Halaman
003/SPOANDALUCIA/2022 Revisi

(seperti: rokuronium dan vekuronium) juga


akan menjadi lebih lama.
 Profil farmakologi atrakurium dam
pipekuronium tidak dipengaruhi oleh usia.

Co-existing Disease pada Geriatri


 Hipertensi esensial
 Penyakit jantung iskemik
 Gangguan konduksi jantung
 Gagal jantung bendungan
 Penyakit paru kronik
11/13
 Diabetes mellitus
 Hipotiroid
 Reumatoid arthritis
 Osteoartritis

Manajemen Preoperatif
 Resiko terhadap pemberian anestesi lebih
dipengaruhi oleh co-existing disease yang ada
dibandingkan faktor usianya.
 Oleh karena itu pada saat pemeriksaan
preoperatif harus lebih fokus untuk
mengidentifikasi adanya penyakit-penyakit
yang sering berhubungan dengan geriatri dan
juga evaluasi terhadap fungsi fisiologis yang
PENANGANAN PENATALAKSANAAN
ANESTESI PADA GERIATRI
No. Dokumen Tanggal Halaman
003/SPOANDALUCIA/2022 Revisi

telah disebutkan di atas.


 Geriatri biasanya mengkonsumsi obat-obatan
untuk pengobatan co-existing disease-nya.
Data obat yang sedang diminum harus
didapatkan secara lengkap karena
kemungkinan terjadinya interaksi dengan obat
anestesi yang akan diberikan.
 Lakukan evaluasi preoperatif terhadap
functional reserve dan jalan nafas.
 Osteoartritis atau rheumatoid arthritis pada
servikal akan mempersulit tindakan
laringoskopi-intubasi. 12/13
 Insufisiensi arteri vertebrobasiler dapat
dievaluasi dengan melihat efek posisi kepala:
rotasi dan ekstensi terhadap status mental.
 Pastikan status volume, biasanya geriatric
mempunyai kecenderungan terjadinya
hipovolemia preoperatif.
 Premedikasi terbaik untuk geriatri adalah
dengan kunjungan preoperatif. Jelaskan
proses yang akan dijalani selama perioperatif.
Jika pasien masih tampak cemas dapat
diberikan golongan benzodiazepine.
 Premedikasi yang akan diberikan pada geriatri
membutuhkan dosis yang lebih rendah.
 Hindari memberikan premedikasi dengan
atropine karena dapat meningkatkan beban
PENANGANAN PENATALAKSANAAN
ANESTESI PADA GERIATRI
No. Dokumen Tanggal Halaman
003/SPOANDALUCIA/2022 Revisi

kerja jantung, dan sering menimbulkan


confusion pascaoperatif.
 Pemberian metoklopramid dapat
mempercepat pengosongan lambung, tetapi
pada pasien geriatri resiko untuk terjadinya
efek samping gejala ekstrapiramidal juga
meningkat.

Manajemen Intraoperatif
 Teknik anestesi regional maupun umum dapat
menjadi pilihan pada geriatri tergantung dari
kondisi fungsi sistem organ masing-masing
13/13
pasien dan jenis operasi yang akan dijalani.
 Pemilihan obat-obatan juga harus
mempertimbangkan fungsi sistem organ dan
perubahan respon obat akibat berubahnya
farmakokinetik dan farmakodinamik pada
pasien

Manajemen Pascaoperatif
 Direkomendasikan ambulasi dini untuk
menurunkan resiko terjadinya pneumonia dan
thrombosis vena dalam
Unit Terkait Kamar Bedah
Dokumen Terkait - Catatan rekam medis
- Lembar informed consent.

Anda mungkin juga menyukai