Makalah Penelian Agama
Makalah Penelian Agama
PENDAHUAN
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian penelitian agama
2. Kedudukan penelitian agama
3. Model-model penelitian agama
4. Konstruksi teori penelitian agama
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1Dikutip dari George Theodorson dan Achilles G. Theodorson, A Modern Dictionary of Sociology,
New York: Thomas (New York: Thomas Y. Crowell Company, 1969), hlm. 347, oleh Ahmad Syafi’I Mufid,
“Penelitian Agama: Hakikat, Metode, dan Kegunaannya”, dalam Affandi Mochtar (ed.), Menuju Penelitian
Keagamaan dalam Perspektif Penelitian Sosial, (Cirebon: Fak. Tarbiyah IAIN SGD, 1996), HLM.32.
2 H. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2012 ), 166.
2
sehingga terdapat penemuan-penemuan, dan siap merevisi pengetahuan-
pengetahuan masa lalu melalui penemuan-penemuan baru. 3
Sedangkan pengertian agama menurut Harun Nasution dalam H. Abuddin
Nata, berdasarkan analisisnya terhadap berbagai kata yang berkaitan dengan
agama yaitu ad-din, religi dan kata agama itu sendiri sampai pada kesimpulan
bahwa yang terkandung dalam istilah-istilah diatas adalah ikatan. Agama
mengandung arti ikatan–ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.
Ikatan ini mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia
sehari–hari. Ikatan ini berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi daripada
manusia. 4
Ahmad Syafi’i Mufid dalam Atang Abd. Hakim menjelaskan bahwa agama
sebagai objek penelitian pernah menjadi bahan perdebatan, karena agama
merupakan sesuatu yang trasenden. Agamawan cenderung berkeyakinan bahwa
agama memiliki kebenaran mutlak sehingga tidak perlu diteliti. 5
Para Ilmuan beranggapan bahwa agama juga merupakan objek kajian atau
penelitian, karena agama merupakan bagian dari kehidupan sosial kultural.
3 Atang Abd. Hakim, Metodologi Studi Islam ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012 ), 55.
4 H. Abuddin, Metodologi Studi Islam , 168.
5 Atang, Metodologi Studi Islam ,
3
1. Sebagai sasaran penelitian budaya
Meletakkan agama sebagai sasaran penelitian budaya tidaklah berarti adalah
hasil kreasi budaya manusia, melainkan pendekatan penelitian yang digunakan
dalam penelitian budaya. Misalnya penelitian tentang naskah–naskah (filologi)
dan alat–alat situs keagamaan, benda purbakala agama (arkeologi), sejarah
agama, nilai–nilai dari mitos–mitos yang dianut para pemeluk agama, dan
sebagainya.
Diantara contoh agama sebagai sasaran penelitian agama yaitu penelitian
Nabilah Lubis tentang naskah Zubdat al–Asrar fi tahqiq ba’d Masyarib al-Akhyar
karya Syaikh Yusuf al – Makassari, penelitian Hasan Muarif Ambary tentang
buku yang berjudul Menemukan Peradaban : Jejak Arkeologis Dan Historis Islam
Indonesia (1998), penelitian Hasan Mansur Nasution yang berjudul wawasan Al–
qur’an tentang sumpah Allah.
4
Mendefinisikan orientasi utana dari suatu cabang ilmu dengan mengarahkan
bentuk–bentuk data mana yang perlu diabstraksikan.
Menawarkan suatu kerangka konseptual untuk mengarahkan fenomena mana
yang perlu disistematikan, diklasifikasikan, dan dihubungkan satu sama lain.
- Meringkaskan sejumlah fakta menjadi generalisasi dan sistem generalisasi.
- Meramalkan fakta.
- Menunjukkan kesenjangan yang ada dalam pengetahuan.
5
persoalan apakah situasi sosial tertentu diikuti oleh situasi sosial yang lain.
Sosiolog mencari pola hubungan antara kejadian sosial dan karakteristik agama.
Berikut beberapa pakar yang telah menggunakan analisi historis.
a) Talcott Parson dan Bellah ketika ia menjelaskan evolusi agama.
b) Berger dalam uraiannya tentang memudarnya agama dalam masyarakat
modern.
c) Max Weber ketika ia menjelaskan sumbangan teologi Protestan terhadap
lahirnya kapitalisme.
2. Analisis Lintas Budaya
Dengan membandingkan pola-pola sosial keagamaan di beberapa daerah
kebudayaan, sosiolog dapat memperoleh gambaran tentang korelasi unsur
budaya tertentu atau kondisi sosiokultural secara umum. Weber mencoba
membuktikan teorinya tentang relasi antara etika Protestan debgan kebangkitan
kapitalisme melalui kajian agama dan ekonomi di India dan Cina.
3. Eksperimen
Penelitian yang menggunakan eksperimen agak sulit dilakukan dalam
penelitian agama. Namun, dalam beberapa hal, eksperimen dapat dilakukan
dalam penelitian agama, misalnya untuk mengevaluasi perbedaan hasil belajar
dari beberapa model pendidikan agama. Darley dan Batson melakukan
eksperimen di sekolah seminari, dengan mengukur pengaruh cerita-cerita dalam
injil terhadap perilaku siswa.
4. Observasi Partisipatif
Dengan partisipasi dalam kelompok, peneliti dapat mengobservasi
perilaku orang-orang dalam konteks religius. Orang yang diobservasi boleh
mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi atau secara diam-diam. Di antara
kelebihan penelitian ini adalah memungkinkannya pengamatan simbolik antar
anggota kelompok secara mendalam. Adapun salah satu kelemahannya adalah
terbatasnya data pada kemampuan observer.
6
5. Riset Survei dan Analisis Statistik
Penelitian survei dilakukan dengan penyusunan kuesioner, interview
dengan sampel dari suatu populasi. Sampel dapat berupa organisasi keagamaan
atau penduduk suatu kota atau desa. Prosedur penelitian ini dinilai sangat
bergunna untuk memperlihatkan korelasi dari karakteristik keagamaan tertentu
dengan sikap sosial atau atribut keagamaan tertentu.
6. Analisis Isi
Dengan metode ini, peneliti mencoba mencari keterangan dari tema-tema
agama, baik berupa tulisan, buku-buku khotbah, doktrin, maupun deklarasi teks,
dan yang lainnya. Umpamanya sikap kelompok keagamaan dianalisis dari
substansi ajaran kelompok tersebut.7
Konstruksi artinya apakah sejarah yang berlaku dahulu yang masih berkaitan
disusun, dipahami, dihayati dan di cerna8. Konstruksi teori adalah susuna atau
bangunan dari suatu pendapat asas-asas atau atau hukuman mengenai sesuatu
yang antara satu dan yang lainya saling berkaitan sehingga membentuk suatu
bangunan.9 Konstruksi teori penelitian agama adalah suatu upaya memeriksa
mempelajari meramalkan dan memahami secara seksama atau bangunan dasar-
dasar atau hukum-hukum dan ketentuan lainnya yang di perlukan untuk
melakukan penelitian terhadap bentuk pelaksanaan ajaran agama sebagai dasar
pertimbangan untuk mengembangkan pemahaman ajaran agama sesuai tuntuna
zaman10.
7 Djamari, 1993:53-9
8 Drs .atang ABD.hakim ,MA dan Dr.jaih mubarok “ metodologi study islam “ 1999 hal 55.
9 Drs.samsul munir,MA “sejarah peradapan islam “ 2009 hal 4
10 prof.Dr.H.abuddi nata,MA,”metodologi study islam “ 2004 hal 166.
7
5. Pengertian Penelitian Agama1
6. . Kedudukan Penelitian Agama3
7. Model-Model Penelitian Agama5
8. Konstruksi Teori Penelitian Agama7
8
BAB III
PENUTUP
Penelitian agama adalah penelitian tetang asal usul agama dan pemikiran serta pemahaman menganut ajaran tersebut
terhadap ajaran yang terkandung di dalamnya yang terletak pada 3 elemen yaitu pokok ritus, mitos, magik, yang sasarannya
agama sebagai doktrin.
Penelitian keagamaan adalah penelitian tentang praktik –praktik ajaran agama yang di lakukan oleh manusia secara
individual dan kolektif, yang lebih mengutamakan pada agama sebagai sistem atau sisktem keagamaan yang sasarannya
agama sabagai gejala sosial.
Konstruksi teori penelitian agama adalah suatu upaya memeriksa mempelajari meramalkan dan memahami secara seksama
atau bangunan dasar-dasar atau hukum-hukum dan ketentuan lainnya yang di perlukan untuk melakukan penelitian terhadap
bentuk pelaksanaan ajaran agama sebagai dasar pertimbangan untuk mengembangkan pemahaman ajaran agama sesuai
tuntuna zaman.
Model-model penelitian keagamaan meliputi : analisis sejarah, analisis lintas budaya, eksperimen, observasi partisipatif, riset
survei dan analisis statistik, dan analisis isi