0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut merangkum tentang tugas manajemen global yang mencakup cara organisasi menjadi global, empat dimensi budaya menurut Hofstede, dan faktor yang mempengaruhi penyesuaian global.
Dokumen tersebut merangkum tentang tugas manajemen global yang mencakup cara organisasi menjadi global, empat dimensi budaya menurut Hofstede, dan faktor yang mempengaruhi penyesuaian global.
Dokumen tersebut merangkum tentang tugas manajemen global yang mencakup cara organisasi menjadi global, empat dimensi budaya menurut Hofstede, dan faktor yang mempengaruhi penyesuaian global.
1. Bagaimana cara organisasi menjadi global? Jelaskan!
2. Sebutkan dan jelaskan empat dimensi budaya menurut Hofsteed?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi penyesuaian global?
1. Yaitu dengan cara;
Mengimpor: pendekatan untuk menjadi global yang mencakup menjual produkdi negara asal yang dibuat di luar negeri. Melakukan lisensi: pendekatan untuk menjadi global oleh organisasi pabrikan yang meliputi memberikan pada organisasi lain baik untuk menggunakan merk, teknologi, atau spesialisasi produk anda. Pewaralabaan: pendekatan untuk menjadi global oleh organisasi jasa yang meliputi memberikan kepada organisasi lain hak untuk menggunakan merk, atau spesialisasi produk anda. Usaha Patungan: pendekatan untuk menjadi global yang merupakan aliansi strategis tertentu dimana rekannya setuju untuk membentuk organisasi yang terpisah dari independent untuk mencapai tujuan bisnis tertentu. Anak Perusahaan Luar Negeri: pendekatan untuk menjadi global yang mencakup investasi langsung di negara asing dengan mencirikan fasilitas produksi atau kantor yang terpisah atau independent. Aliansi Strategis: pendekatan untuk menjadi global dengan melibatkan kemitraan antara organisasi tertentu dengan perusahaan asing dimana keduanya berbagi sumber daya dan pengetahuan guna mengembangkan produk baru atau membangnun fasilitas produksi. Tahapan pertama yaitu tanggapan pasif, (mengekspor ke negara – negara asing) Tahapan kedua masuk secara terbuka untuk pertama kalinya (memperkerjakan perwakilan asing/mengontrak pabrik asing) Tahapan ketiga mendirikan operasi internasional (memberi license, waralaba, cabang diluar negeri) 2. Individualitas vs kolektivitas merupakan dimensi kebudayaan yang menunjukkan adanya sikap yang memandang kepentingan pribadi dan keluarga sebagai kepentingan utama ataukah sebagai kepentingan bersama di dalam suatu kelompok. Dimensi ini juga dapat terjadi di masyarakat, dan organisasi. Dalam organisasi yang masyarakatnya mempunyai dimensi Collectivism memerlukan ketergantungan emosional yang lebih besar dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki dimensi Individualism (Hofstede: 1980 217). Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat individualisme diantaranya adalah: tingkat pendidikan, sejarah organisasi, besarnya organisasi, tehnologi yang digunakan dalam organisasi, dan subkultur yang dianut oleh organisasi yang bersangkutan. Perbedaan kekuasaan (power distance), merupakan dimensi budaya yang menunjukkan adanya ketidak sejajaran (inequality) bagi anggota yang tidak mempunyai kekuatan dalam suatu institusi (keluarga, sekolah, dan masyarakat) atau organisasi (tempat bekerja). Perbedaan kekuasaan ini berbeda-beda tergantung dari tingkatan sosial, tingkat pendidikan, dan jabatan. Misalnya politisi dapat menyukai status dan kekuasaan, pebisnis menyukai kesejahteraan dan kekuasaan, dan sebagainya. Ketidak sejajaran ini dapat terjadi dalam masyarakat (perbedaan dalam karakteristik mental dan fisik, status sosial, kesejahteraan, kekuasaan, aturan, hukum, dan hak), keluarga, sekolah, dan ditempat kerja/organisasi. Pengelakan terhadap ketidakpastian (uncertainty avoidance), merupakan dimensi budaya yang menunjukkan sifat masyarakat dalam menghadapi lingkungan budaya yang tidak terstruktur, tidak jelas, dan tidak dapat diramalkan. Masyarakat dapat melakukan pengelakan terhadap ketidak pastian ini dengan tehnologi, hukum, dan agama. Teknologi digunakan untuk membantu dalam mempertahankan diri dari ketidak pastian yang disebabkan oleh sifat alam, hukum digunakan untuk membantu dalam mempertahankan diri dari ketidak pastian atas perilaku orang lain, sedangkan agama digunakan untuk menerima ketidak pastian yang tidak dapat dipertahankan oleh diri manusia sendiri. Kuantitas Kehidupan atribut budaya nasional yang menggambarkan seberapa jauh nilai nilai masyarakat dicirikan oleh ketegasan dan materialism. Kualiatas Kehidupan atribut budaya nasional yang mencerminkan penekanan yang diberikan pada hubungan dan perhatian terhadap orang lain. 3. Faktornya yaitu: Individu: pemikiran pasif, keahlian hubungan, keahlian pemikiran Pekerjaan: Kejelasan peran, wewenang, kebaruan peran, konflik peran Budaya organisasi: kesamaan sebelumnya, dukungan social, bantuan logistic Sosialisasi organisasi: Teknik sosialisasi, keahlian sosialisasi Non pekerjaan: kebaruan budaya, penyesuaian keluarga dan pasangan hidup
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik