Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nouval Dhia Fairul

NPM : 2003101010223
Mk : Hukum Jual Beli Perusahaan kelas D

Tugas Review Artikel “MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA


PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 7
TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN” oleh Tesalonika Clara Roringpandey

Pada bagian abstrak terdapat jelas tujuan dari pembuatan artikel ini yaitu untuk
mengetahui bagaimana pengaturan hukum tentang Mediasi di Indonesia dan bagaimana proses
penyelesaian sengketa Perdagangan Internasional melalui Mediasi Menurut Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan. Kemudian diiringi dengan penjelasan dibagian latar
belakang yang menjelaskan bahwa cara penyelesaian sengketa melalui pengadilan lazimnya
disebut dengan cara litigasi.
Pada bagian pembahasan, penulis pertama tama menjelaskan pengaturan hukum tentang
mediasi di Indonesia. Di dalam penjelasannya, Indonesia sangat identic dengan mediasi atau
alternatif penyelesaian permasalahan di luar persidangan yang sering disebut dengan
musyawarah untuk mencapai mufakat. Kemudian penulis juga di dalam penjelasannya mengajak
para pembaca untuk mengembangkan sistem penyelesaian sengketa diluar persidangan dengan
cara musyawarah untuk mencapai mufakat karena pada hakikatnya sistem ini mencerminkan
nilai nilai bangsa Indonesia. Beberapa landasan hukum yang ada di Indonesia juga dijelaskan
oleh penulis seperti:
1. HIR Pasal 130 dan Rbg Pasal 154 telah mengatur Lembaga Perdamaian. Hakim wajib
terlebih dahulu mendamaikan para pihak yang berperkara sebelum perkaranya diperiksa.
2. SEMA No. 1 tahun 2002 tentang Pemberdayaan Lembaga Perdamaian dalam Pasal 130
HIR/154 Rbg.
3. PERMA Nomor 2 tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.
4. PERMA Nomor 1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.
5. PERMA Nomor 1 tahun 2016 tentang prosedur mediasi di pengadilan

Dilanjutkan dengan bagian pembahasan yang kedua, yaitu penulis menjelaskan proses
penyelesaian sengketa perdagangan internasional melalui mediasi. Dalam pelaksanaannya, para
pihak yang bersengketa bebas menentukan prosedurnya yang terpenting adalah kesepakatan para
pihak, mulai dari proses pemilhan mediator, cara mediasi, diterima atau tidaknya usulan usulan
yang diberikan mediator sampai berakhirnya tugas dari mediator. Penulis juga menjelaskan
prosedur yang dipakai oleh beberapa sarjana dalam proses mediasi.
Di dalam penjelasan dalam artikel ini pengaturan tentang penyelesaian sengketa diluar
pengadilan di Indonesia telat diatur dalam UU No, 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa. Di dalam Undang Undang ini juga memuat tahapan prosedur
tentang pelaksanaan mediasi yang terdapat dalam pasal 6 Undang Undang No. 30 tahun 1999.
Gary Goodpaster menjadi tokok yang disorot dalam artikel ini tentang dikemukakannya proses
pelaksanaan mediasi melalui empat tahapan yaitu; Menciptakan Forum, Pengumpulan dan
pembagian informasi, Penyelesaian masalah, dan pengambilan keputusan.
Penulis juga menjelaskan bahwa penyelesaian sengketa melalui alternatif penyelesaian
sengketa cenderung memiliki resiko yang cukup tinggi dalam pihak yang kalah tidak may
melasanakan putusan yang dikeluarkan. Pelaksanaan putusan melalui car aini lebih banyak
bergantung pada itikad baik dari para pihak yang bersengketa dan masalah akan lebih sulit lagi
jika putusan APS tersebut di putuskan di luar negeri. Upaya pihak yang menang sangat
bergantung sekali dengan itikad baik dari pihak yang kalah. Di akhir pembahasan dalam artikel
ini penulis memberi contoh kasus sengketa dagang rokok antara Indonesia dan Amerika Serikat,
Opini saya dalam membaca artikel ini ialah, Langkah mendiasi dalam proses
penyelesaian sengketa dalam perdagangan internasional belum terlalu efektif, karena hanya
mengandalkan itikad baik. Perlu adanya peraturan yang lebih mendetail agar kepastian hukum
dalam proses pelaksanaan mediasi ini lebih optimal dan menengahi pihak pihak yang besengketa
dengan tetap berpedoman kepada asas keadilan hukum.

Anda mungkin juga menyukai