Anda di halaman 1dari 51

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN DENGAN MEDIA VIDEO

TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI


CALON PENGANTIN DI WILAYAH PUSKESMAS BUKIT RAWI
KABUPATEN PULANG PISAU

PROPOSAL

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Oleh

AGNES FANIA

NIM : 11194862111361

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN DENGAN MEDIA VIDEO

TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI

CALON PENGANTIN DI WILAYAH PUSKESMAS BUKIT RAWI

KABUPATEN PULANG PISAU

PROPOSAL

SKRIPSI

Oleh

Nama : Agnes Fania

NIM : 11194862111361

Telah Diujikan

Hari : Jumat

Tanggal : 13 Januari 2022

Waktu : 13.00 WIB

Tempat/ : Zoom Meeting

Ruang

ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan segala karunia, nikmat dan rahmatnya yang tak terhingga

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul

“Pengaruh Pemberian Penyuluhan Dengan Media Video Terhadap Pengetahuan

Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin Di Wilayah Puskesmas Bukit Rawi”

Proposal ini dibuat sebagai salah satu syarat memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Metodologi Penelitian . Penulis sadar bahwa dalam pembuatan

proposal tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu

dengan seluruh kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada dosen yang telah membimbing, suami, anak dan teman-

teman yang selalu memberikan doa, motivasi, dukungan moral dan materil kepada

saya.

Saya masih menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan baik

dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu saya mengharapkan kritik yang

membangun dan saran demi menyempurnakan proposal ini di masa yang akan

datang. Saya juga berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis

sendiri, pembaca, dan penulis selanjutnya.

Banjarmasin, Desember 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI...........................................................ii


KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................4
D. Keaslian Penelitian...............................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................8
A. Landasan Teori.....................................................................................................8
B. Kerangka Teori..................................................................................................36
C. Kerangka Konsep...............................................................................................37
D. Hipotesis penelitian............................................................................................37
BAB III............................................................................................................................38
A. Tempat dan Waktu Pengambilan Data............................................................38
B. Metode Penelitian...............................................................................................38
C. Populasi dan Sampel Penelitian........................................................................38
D. Variabel Penelitian dan Definsi Operasional...................................................41
E. Pengumpulan Data.............................................................................................43
F. Uji Validitas dan Reliabilitas.............................................................................43
E. Metode Analisis Data.........................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................46

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pernikahan merupakan upaya menyatukan dua karakter yang

berbeda menuju satu arah tujuan hidup yang sama. Sebelum menikah,

calon pengantin harus memperhatikan kesehatan reproduksinya. Keadaan

yang sehat secara menyeluruh meliputi aspek fisik, mental, dan sosial.

Reproduksi yang sehat berarti merupakan kondisi dimana tubuh sehat,

normal, dan bebas dari penyakit. Seseorang yang dikatakan sehat

reproduksi adalah ia yang tidak memiliki kelainan anatomis fisiologi pada

organ reproduksi dan fungsi kelenjar endokrin yang baik. Selain itu,

reproduksi yang sehat berarti terbebas dari penyakit infeksi menular yang

mungkin merugikan pasangan.

Peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 Kesehatan

Reproduksi yang menjamin setiap orang berhak memperoleh pelayanan

kesehatan reproduksi yang bermutu, aman dan dapat dipertanggung

jawabkan, dimana peraturan ini juga menjamin kesehatan perempuan

dalam usia reproduksi sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat,

berkualitas yang nantinya berdampak pada penurunan angka kematian ibu

dan bayi.

Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan

reproduksi yang masih perlu mendapat perhatian secara sungguh- sungguh

dari semua pihak, antara lain: anemia pada ibu hamil, kematian ibu,

kematian bayi, kanker payudara, kanker leher rahim, abortus, PMS, HIV-

1
2

AIDS, Kanker prostat, anemia pada kelompok mahasiswa, anak-

anak usia sekolah. Permasalahan tersebut harus ditangani secara sungguh-

sungguh karena dampaknya akan mempengaruhi kualitas sumber daya

manusia Indonesia di masa mendatang.

Tingginya derajat kesehatan reproduksi ditandai dengan

menurunnya angka kematian ibu (AKI). World Health Organization

(WHO) tahun 2017 mengemukakan angka kematian ibu di dunia sebesar

810 kematian per 100.000 kelahiran hidup per hari, dan data kematian ibu

di ASEAN menunjukkan Indonesia menempati urutan kedua tertinggi.

Profil Kesehatan Indonesia tahun 2018 menunjukkan hasil data dari Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 Angka Kematian Ibu

(AKI) secara umum terjadi penurunan selama periode 1991-2015 dari 390

menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi suatu

penurunan angka kematian ibu, namun tidak berhasil mencapai target

MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup

pada tahun 2015.

Penyebab-penyebab kematian ibu dapat dideteksi secara dini

dengan melakukan persiapan pra kehamilan melalui penyuluhan yang

diberikan kepada calon pengantin (catin). Melalui penyuluhan persiapan

kehamilan diharapkan dapat membantu dan mendeteksi secara dini

sehingga dapat menurunkan gangguan kehamilan dan menurunkan angka

kematian ibu. Selama ini penyuluhan yang diberikan kepada catin oleh

petugas pelayanan kesehatan masih menggunakan leafleat. Penggunaan


3

leafleat kurang efisien karena kertas sering hilang, lupa menyimpan dan

robek. Di tengah era digital saat ini, dibutuhkan edukasi pengganti leafleat

dalam pemberian informasi materi penyuluhan, sehingga memudahkan

proses penyerapan informasi. Video sebagai media penyuluhan memiliki

kelebihan dalam memberikan visualisasi yang baik.

Beberapa upaya untuk menurunkan AKI telah dilakukan oleh

Kabupaten Pulang Pisau, diantaranya pelaksanaan Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), penggunaan buku KIA,

pelaksanaan kelas ibu hamil, dan kegiatan penyuluhan kesehatan. Kegiatan

penyuluhan kesehatan reproduksi yang dikhususkan untuk calon pengantin

di Puskesmas belum berjalan. Calon pengantin hanya datang ke

Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi TT, dan

tes kehamilan sebagai syarat untuk penerbitan buku nikah.

Berdasarkan latar belakang tersebut ditemui masalah yaitu masih

kurangnya penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi bagi calon

pengantin di wilayah kerja Puskesmas Bukit Rawi Kabupaten Pulang

Pisau. Berdasarkan hal diatas peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh

Pemberian Penyuluhan Dengan Media Video Terhadap Pengetahuan

Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin Di Wilayah Puskesmas Bukit

Rawi Kabupaten Pulang Pisau.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: apakah ada Pengaruh

Pemberian Penyuluhan Dengan Media Video Terhadap Pengetahuan


4

Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin Di Wilayah Puskesmas Bukit

Rawi Kabupaten Pulang Pisau.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan dengan media video

terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin di

Wilayah Puskesmas Bukit Rawi Kabupaten Pulang Pisau.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan calon pengantin sebelum dilakukan

penyuluhan dengan media video mengenai kesehatan reproduksi

bagi calon pengantin di Wilayah Puskesmas Bukit Rawi Kabupaten

Pulang Pisau.

b. Mengidentifikasi pengetahuan calon pengantin sesudah dilakukan

penyuluhan dengan media video mengenai kesehatan reproduksi

bagi calon pengantin di Wilayah Puskesmas Bukit Rawi Kabupaten

Pulang Pisau.

c. Menganalisis pengaruh pemberian penyuluhan dengan media video

mengenai kesehatan reproduksi bagi calon pengantin di Wilayah

Kerja Puskesmas Bukit Rawi Kabupaten Pulang Pisau.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan tentang pengaruh

pemberian penyuluhan dengan media video terhadap pengetahuan


5

kesehatan reproduksi bagi calon pengantin di Wilayah Puskesmas

Bukit Rawi Kabupaten Pulang Pisau.

2. Manfaat praktis

A. Bagi Puskesmas Bukit Rawi

Memberikan informasi tentang pengaruh pemberian penyuluhan

dengan media video terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi

bagi calon pengantin di Wilayah Puskesmas Bukit Rawi Kabupaten

Pulang Pisau.

B. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini berguna sebagai bahan bacaan di perpustakaan

tentang pengaruh pemberian penyuluhan dengan media video

terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin di

Wilayah Puskesmas Bukit Rawi Kabupaten Pulang Pisau.

C. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan untuk

masyarakat tentang pengaruh pemberian penyuluhan dengan media

video terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi bagi calon

pengantin.

D. Keaslian Penelitian
1. Agustin Wahyu Prabandari (2018). Pengaruh Pemberian Penyuluhan

Dengan Media Video Dan Booklet Terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan

Reproduksi Remaja Di Smk 2 Muhammadiyah Bantul . Jenis dan desain

penelitian yaitu Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan

menggunakan desain penelitian quasi eksperimen dan dengan rancangan


6

pretest-postest with control group design. Populasi target dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa SMK 2 Muhammadiyah Bantul. Populasi terjangkau

dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK 2 Muhammadiyah Bantul. .

Variabel bebas yaitu Penyuluhan dengan media video dan Penyuluhan

dengan media booklet sedangkan variabel terikat yaitu Tingkat

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja. Hasil penelitian ini yaitu

Penyuluhan dengan media video lebih besar pengaruhnya terhadap tingkat

pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dibanding dengan media booklet .

Perbedaan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian, tehnik sampling,

populasi dan sampel serta variabel terikat,. Persamaan dalam penelitian

ini yaitu variabel bebas.

2. Aeni, Nurul dan Yuhandini, Dyah Sri (2018). Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Dengan Media Video Dan Metode Demonstrasi Terhadap

Pengetahuan SADARI. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi

experiment. Rancangan penelitian menggunakan pre-post control design. .

Populasi adalah seluruh siswi kelas XI SMA Negeri 1 Sumber Kabupaten

Cirebon yang hadir dan bersedia menjadi responden, siswi yang sudah rutin

melakukan SADARI sebanyak 200 orang, dengan sampel 23 orang . Variabel

bebas yaitu pendidikan dengan media video dan pendidikan dengan media

demonstrasi sedangkan variabel terikat yaitu Tingkat Pengetahuan

mengenai SADARI. Hasil penelitian ini yaitu Pengetahuan remaja sebelum

diberikan intervensi dan setelah diberikan intervensi berupa video dan

demonstrasi pengetahuan remaja mengalami peningkatan menjadi lebih baik

serta terdapat pengaruh peningkatan pengetahuan dengan menggunakan media


7

video dan metode demonstrasi sebelum dan sesudah intervensi . Perbedaan

dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian, tehnik sampling, populasi

dan sampel serta variabel terikat. Persamaan penelitian ini adalah

variabel bebas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Penyuluhan kesehatan

a. Pengertian penyuluhan kesehatan

Penyuluhan adalah suatu proses perubahan perilaku dengan

penyampaian informasi agar masyarakat tahu, mau dan mampu

merubah perilaku yang kurang baik. Penyuluhan identik dengan

pendidikan kesehatan, hanya penyuluhan ini berupa kegiatan

pendidikan non formal sedangkan pendidikan kesehatan merupakan

suatu kegiatan formal. Menurut (Suhardjo, 2003) penyuluhan

adalah suatu upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan

melalui pendekatan edukatif, yaitu rangkaian kegiatan yang

dilakukan secara sistematik, terencana dan terarah dengan peran

serta aktif individu maupun kelompok atau masyarakat, untuk

memecahakan masalah masyarakat dengan memperhitungkan

faktor sosial ekonomi-budaya setempat.

Penyuluhan kesehatan menurut Azrul Anwar dakam (Effendi,

2000) adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

memberikan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat

tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

8
9

Sedangkan Departemen Kesehatan RI (2002) menyatakan

bahwa penyuluhan kesehatan merupakan peningkatan pengetahuan

dan kemampuan yang bertujuan untuk perubahan perilaku hidup

sehat pada individu, kelompok maupun masyarakat yang diberikan

melalui pembelajaran atau instruksi. Kegiatan penyuluhan

menyampaikan pendidikan dan mengajak sasaran tentang ide baru

yang diperkenalkan. Hal ini menekankan pada pentingnya materi

tersebut tidak hanya untuk komunikator tetapi juga untuk

komunikan sehingga terjadi kesesuaian minat dan motivasi dalam

memicu perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2007).

2. Media penyuluhan

Untuk memperlancar berjalannya suatu penyuluhan maka perlu

dipertimbangkan media penyuluhan yang dipergunakan. Media

penyuluhan merupakan suatu perantara yang digunakan dalam proses

belajar atau penyampaian pesan. Adapun tujuan penggunaan media

adalah untuk memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat

merangsang pikiran, motivasi, perhatian dan kemampuan sasaran.

Dengan demikian media berperan penting dalam memberikan

pengalaman kongkrit dan sesuai dengan tujuan belajar. Media dalam

penyuluhan kesehatan dapat berupa media elektronik, media cetak dan

media papan. Media elektronik berupa tv, radio, internet dan sebagainya

sedangkan media cetak berupa koran, majalah, pamplet, leaflet dan

sebagainya (Nursalam, 2009).


10

Berikut media peraga yang biasa dipergunakan dalam penyuluhan

kesehatan antara lain:

1) Papan tulis

2) Poster

3) Kertas flipchart

4) Flas card

5) Model

6) Leaf let

7) Poster-kaset

8) Video-film

9) Film

10) Slide

11) Dsb

Menurut hasil penelitian Firmansyah, 2018 bahwa media yang

paling efektif dilakukan dalam penyuluhan dengan sasaran remaja

adalah video.

3. Media Audio Visual

Audio visual adalah gabungan dari audio dan visual. Audio adalah

suara yang dapat didengar sedangkan visual adalah yang dapat dilihat.

Menurut pendapat berbagai para ahli adalah sebagai berikut:

a. Ahmad Rohani, visual adalah media instruksional modern yang

sesuai dengan perkembangan zaman atau kemajuan ilmu


11

pengetahuan dan teknologi yang meliputi media yang dapat dilihat,

didengar dan dapat dilihat serta didengar (Rohani,2009).

b. Menurut Drs. Syaiful bahri dan Aswin Zain, audio visual adalah

media yang mempunyai unsur-unsur suara dan unsur gambar.

c. Menurut Andre (2008), audio visual adalah suatu media yang

terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audia

yang sangat memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah antara

guru dan siswa dalam proses belajar.

Jadi secara garis besar dapat diartikan bahwa audio visual

adalah suatu alat yang dapat digunakan dalam penyampaian

edukasi atau informasi yang dapat ditangkap oleh alat indra mata

dan indra pendengaran yang di dalamnya terdapat unsur gambar

dan unsur suara.

Salah satu media audio visual adalah video, media ini

sangat terkenal di kalamgan masyarakat saat ini. Dikarenakan

media video ini dapat menyampaikan pesan yang bersifat fakta

maupun fiktif, bersifat informatif dan edukatif. Media video sama

halnya dengan film, hanya saja kedua media ini memiliki kelebihan

dan kekurangan masing- masing (Arsyad, 2008).Fungsi media

audio visual itu sendiri adalah:

a. Menangkap suatu objek atau peristiwa- peristiwa tertentu.

Peristiwa- peristiwa penting atau objek yang langka dapat

diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau


12

audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat

digunakan manakala diperlukan.

b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu

c. Menambah gairah dan motivasi belajar

4. Pengetahuan

a. Pengertian

Menurut Notoatmodjo (2003 dikutip dari Nursalam, 2011 dan

Notoatmodjo,2010), pengetahuan adalah penginderaan individu yang

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap suatu

objek yang merupakan domain utama dalam membentuk tindakan

seseorang, sebagian besar diperoleh melalui indera pendengaran

(telinga) dan penglihatan (mata). Seseorang yang sudah tahu

(mendengar) tentang suatu masalah tertentu, maka orang tersebut

akan cenderung untuk berpikir dan berusaha agar terhindar dari

masalah tersebut (Niven,2002). Pengetahuan yang tinggi cenderung

akan berperilaku baik tentang kesehatan. Sedangkan tingkat

pengetahuan paling rendah yaitu hanya dapat meyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan tanpa dapat

memahami , mengaplikasikan, menganalisis serta mengevaluasi

kemampuan yang sudah dimiliki (Teori Green dikutip dari

Notoatmodjo, 2003, 2007).

b. Tingkat pengetahuan

1) Tahu (Know)
13

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya termasuk dalam tingkat ini adalah

mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

karena itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

interpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap

objek yang telah dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan menggunakan

materi yang telah dipelajari dalam keadaan nyata. Aplikasi disini

dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata


14

kerja seperti :menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian lain terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-

penilaian ini ditentukan oleh krieria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

c. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarak (2007), ada tujuh faktor- faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:

1) Faktor internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami.

Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan

seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi,

dan pada akhinya makin banyak pula pengetahuan yang


15

dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya

rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru

diperkenalkan.

b) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara

langsung maupun tidak langsung.

c) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan

pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik

secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu

perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri- ciri

lama dan timbulnya ciri- ciri baru. Ini terjadi akibat

pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental

taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.

d) Minat

Sebagai suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba

dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh

pengetahuan yang lebih dalam.

e) Pengalaman
16

Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecendrungan

pengalaman yang baik seseorang akan berusaha untuk

melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut

menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang

membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

2) Faktor eksternal

a) Kebudayaan

Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah

mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan

maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai

sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.

b) Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan

yang baru.

d. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang

ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan

tingkatan- tingkatan diatas (Notoadmojo, S. 2003). Menurut

Arikunto (2001) tingkat pengetahuan baik bila skor ≥ 75% dan


17

tingkat pengetahuan kurang bila skor < 75%. Penilaian dilakukan

dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang

diharapkan (tertinggi) kemudian dilakukan 100% dan hasilnya

berupa presentasi dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:

P= f/n x 100%

Keterangan :

P = Persentasi

f = frekuensi dari seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan

yang telah dipilih responden atas pertanyaan yang diajukan.

n= jumlah frekuensi seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan

responden selaku peneliti.

100% = bilangan genap (Serbaguna, 2008)

Selanjutnya pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

1) Baik : hasil presentasi 76%-100%

2) Cukup : hasil presentasi 56%-75%

3) Kurang : hasil presentasi <56% ( A.Wawan dan Dewi

M,2010)

5. Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin

a. Pengertian Pernikahan
18

Pernikahan merupakan awal dari terbentuknya sebuah keluarga,

dengan harapan keharmonisan dan menanggung tanggung jawab

yang besar. Tidak hanya bertujuan untuk hidup bersama dan

memiliki keturunan, pernikahan merupakan salah satu ibadah paling

lama yang dilakukan oleh manusia sebagai hamba dari Tuhan Yang

Maha Esa. Pernikahan merupakan upaya menyatukan dua karakter

yang berbeda menuju satu arah tujuan hidup yang sama.

Sebagai individu, kita pasti memiliki kriteria tersendiri mengenai

pasangan yang ingin kita nikahi. Kriteria-kriteria yang diinginkan

pun bersifat relatif, dimana setiap orang memiliki pandangan

tersendiri mengenai seperti apa pasangan yang ia inginkan untuk

menjalani hidup bersama.

Adapun kriteria ideal yang mungkin diinginkan sebagai pasangan

adalah sebagai berikut:

1) Saleh

2) Setia

3) Baik akhlaknya

4) Terjaga ibadahnya

5) Menghormati dan menghargai

6) Dewasa secara pemikiran

7) Memiliki kasih dan sayang

8) Bijaksana

9) Mampu berkomitmen dan bertanggung jawab


19

10) Mampu mengatur keuangan dengan baik

11) Menerima kekurangan dan kelebihan pasangan

12) Tidak kasar secara lisan maupun tindakan

13) Jujur dan saling terbuka

14) Memiliki rasa humor

15) Supportif/mendukung pasangan

16) Pekerja keras

Pernikahan adalah awal terbentuknya sebuah keluarga, sehingga

sebelum menikah catin perlu mempersiapkan kondisi kesehatannya

agar melahirkan generasi penerus yang sehat dan keluarga bahagia.

b. Hak Reproduksi dan Seksual

Adapun hak-hak reproduksi dan seksual yang dimiliki oleh seorang

individu adalah sebagai berikut:

1) Memiliki hak mengenai mengambil keputusan untuk memiliki

anak (kapan, berapa, dan jarak kelahiran antara satu anak ke

anak selanjutnya).

2) Memiliki hak mendapatkan informasi kesehatan yang lengkap.

3) Memiliki hak mendapatkan sosialisasi mengenai penyakit

menular seksual serta penyakit bagian reproduksi lain.

4) Memiliki hak memperoleh pelayanan KB yang aman dan efektif

(tanpa dipaksakan).
20

5) Perempuan memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan reproduksi yang dibutuhkan selama proses kehamilan,

persalinan, nifas, dan pelayanan kesehatan untuk bayinya.

6) Memiliki hak untuk dihargai dan dihormati oleh pasangan

berkaitan dengan kehiduapan seks yang tanpa unsur pemaksaan,

ancaman, dan kekerasan

c. Persiapan pranikah

Pernikahan perlu dilakukan dengan penuh persiapan, baik secara

fisik, mental, maupun finansial. Untuk menciptakan sebuah keluarga

yang harmonis dan bahagia sehingga jauh dari deru perceraian,

banyak hal perlu disiapkan oleh calon pengantin. Persiapan pranikah

di bagian kesehatan untuk calon pengantin meliputi:

1) Persiapan fisik. Calon pengantin dianjurkan untuk melakukan

tes kesehatan.

Pemeriksaan Fisik Untuk memastikan kesehatan diri dan

pasangan perlu dilakukan pemeriksaan fisik sebelum melakukan

pernikahan. Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui apakah

ada penyakit menular berbahaya yang mungkin diderita, jika

memang ada maka kedua belah pihak (calon pengantin) dapat

mendiskusikan solusi terbaik. Terdapat tujuh pemeriksaan fisik

yang perlu dilakukan sebelum menikah, yaitu:

a) Pemeriksaan darah.
21

Untuk mengetahui kesehatan secara umum dan mendeteksi

kondisi anemia, leukimia, reaksi inflamasi dan infeksi,

penanda sel darah tepi, tingkat hidrasi dan dehidrasi, dan

polisitemia.

b) Pemeriksaan golongan darah dan rhesus.

Untuk mengetahui kecocokan rhesus dan efeknya saat ibu

hamil. Rhesus yang berbeda dapat menimbulkan bahaya pada

janin, seperti anemia.

c) Pemeriksaan gula darah.

Untuk mencegah dan melakukan penanganan dini dari

komplikasi diabetes saat hamil.

d) Pemeriksaan urin.

Untuk mendeteksi penyakit metabolik atau sistemik,

gangguan ginjal, sedimen mikroskopis, dan makroskopik.

e) Deteksi infeksi menular seksual. Melakukan uji VDRL atau

RPR menggunakan sampel darah untuk mendeteksi bakteri

penyakit sifilis, treponema pollidum, dan HIV.

f) Deteksi hepatitis B. Untuk mencegah transmisi hepatitis B

kepada pasangan melalui hubungan seksual.

g) Deteksi penyakit penyebab kelainan pada masa kehamilan.

Untuk mendeteksi kuman yang mengganggu dan menginfeksi

ibu saat hamil yang dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir

prematur, dan kelainan janin.


22

2) Persiapan Gizi.

Persiapan Gizi Persiapan gizi bagi calon pengantin sangat

diperlukan, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Hal ini

berkaitan dengan kesehatan reproduksi jangka panjang. Untuk

meningkatkan gizi calon pengantin terutama perempuan dapat

melalui program penanggulangan kekurangan energi kronis

(KEK). Perempuan dianjurkan untuk meminum obat penambah

darah yang mengandung zat besi untuk mengurangi risiko

terjadinya anemia, dan meminum asam folat untuk mencegah

terjadinya defiensi asam folat. Tindakan tersebut dilakukan

untuk mengurangi risiko tinggi gangguan kehamilan di masa

mendatang.

3) Imunisasi TT bagi calon pengantin perempuan.

Untuk mencapai kekebalan tubuh yang maksimal, perlu

melakukan imunisasi TT (tetanus) sebanyak 5 dosis. Pemberian

suntikan TT ini harus disesuaikan dengan ketentuan pemberian

yang tepat untuk mencegah serta melindungi diri dari penyakit

tetanus.

4) Menjaga kesehatan organ reproduksi.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan dan

kesehatan organ reproduksi antara lain:

a) Mencuci organ reproduksi bagian luar sehabis buang air

kecil atau buang air besar


23

b) Membasuh dengan air bersih

c) Memakai celana dalam dengan bahan yang dapat menyerap

keringat

d) Tidak menggunakan pembersih bagian kewanitaan secara

berlebihan

e) Ganti celana dalam yang sudah basah atau lembab untuk

menghindari jamur

f) Keringkan dengan handuk atau tisu setelah BAB/ BAK

Kebiasaan baik menjaga kebersihan diri akan menghindarkan

kita dari berbagai penyakit berbahaya yang dapat menginfeksi

dan merugikan. Lakukan kebiasaan baik dengan menjaga

kebersihan tidak hanya saat hendak menikah.

d. Organ reproduksi

1) Mengenal Organ Reproduksi Perempuan

 Ovarium (Indung Telur)

Ovarium terletak di sebelah kiri dan kanan rahim, berfungsi

untuk mengeluarkan sel telur (ovum). Dalam waktu satu bulan

sekali, ovarium akan bergiliran (kanan dan kiri) mengeluarkan

sel telur. Jika selama proses pengeluaran tersebut sel telur tidak

dibuahi oleh sperma, maka sel telur akan keluar bersama

dengan darah saat masa menstruasi.


24

 Tuba Falopii (Saluran Telur) berada di kiri dan kanan rahim.

Saluran tersebut berfungsi sebagai jalannya sel telur dari

ovarium ke rahim.

 Fimbrae (Umbai-umbai) dianalogikan sebagai jari tangan yang

berfungsi untuk menangkap/menjadi tempat singgah sel telur

yang dikeluarkan oleh ovarium.

 Uterus (Rahim) adalah tempat dimana sel telur dibuahi oleh

sperma yang kemudian mengalami pertumbuhan hingga

menjadi janin. Bentuk dari rahim serupa dengan buah pir

dengan berat normal 30-50 gram.

 Serviks (Leher Rahim) merupakan bagian dari uterus (rahim)

yang berbatasan langsung dengan vagina. Serviks disebut juga

sebagai leher rahim, pada proses persalinan leher rahim akan

terbuka dan memudahkan bayi keluar.

 Vagina (Liang Kemaluan) merupakan aluran dengan bentuk

silinder dengan dinding depan berdiameter +6,5 cm dan

dinding belakang +9 cm, vagina memiliki sifat elastis dan

memiliki beberapa lipatan. Fungsi dari vagina adalah sebagai

tempat untuk penis (organ reproduksi laki-laki) saat melakukan

hubungan seks, jalur menstruasi, dan pintu untuk bayi menuju

dunia nyata.

 Klitoris (Kelentit) berada pada bagian luar vagina dan

merupakan organ kecil yang memiliki kepekaan lebih besar


25

dibandingkan bagian lain. Klitoris memiliki banyak pembuluh

darah dan saraf yang membuatnya cukup sensitif.

 Labia (bibir kemaluan) merupakan bibir kemaluan yang terdiri

atas bibir besar (mayor) dan bibir kecil (minor).

2) Mengenal Organ Reproduksi Laki-Laki

 Testis (Buah Zakar) merupakan tempat untuk memproduksi

sperma yang terdiri atas dua buah yang berada dalam skrotum

di luar rongga panggul. Sperma merupakan sel telur dengan

bentuk seperti berudu (kecebong) berekor yang akan keluar

pada saat ejakulasi bersama dengan cairan mani.

 Skrotum (Buah Zakar) merupakan kantong kulit yang memiliki

warna gelap dan tekstur berlipat. Skrotum berfungsi untuk

melindungi testis dan tempat bergantungnya testis ke dinding

perut yang membuat testis memiliki suhu yang relatif tetap.

 Vas Deferens (Saluran Sperma) merupakan saluran yang

berfungsi untuk menyalurkan sperma dari testis-epididimis

menuju uretra/ saluran kencing pars prostatika, memiliki

panjang + 4,5 cm dan berdiameter + 2,5 cm. Vas Deferens

memiliki saluran muara yang berbentuk seperti topi.

e. Metode kontrasepsi

Sebagai sepasang suami istri yang baru menikah, perencanaan

mengenai memiliki anak atau tidak merupakan hal wajar dilakukan.

Alat kontrasepsi dibutuhkan bagi pasangan yang ingin menunda


26

memiliki anak. Tidak hanya untuk pasangan yang baru menikah, alat

kontrasepsi juga diperlukan untuk mengatur jarak kehamilan bagi

ibu yang sudah memiliki anak dan ingin menunda kehamilan.

Terdapat beberapa metode kontrasepsi yang dapat dipilih, tentu saja

pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan serta hasil konsultasi

dokter atau bidan profesional. Terdapat berbagai macam jenis alat

kontrasepsi, dengan cara penggunaan dan efektivitas yang beragam.

Namun, secara umum alat kontrasepsi digolongkan ke dalam dua

jenis, yaitu kontrasepsi hormonal dan non hormonal.

METODE JENIS ALAT CONTOH

KONTRASEPSI

Metode modern PIL pil kombinasi

jangka pendek Suntik progestin

kombinasi

Kondom

Metode modern alat kontrasepsi cu T 380A

jangka panjang dalam rahim

(AKDR/IUD)

alat kontrasepsi progetin

bawah kulit (Implan) kombinasi

Metode alamiah Metode aminore

laktasi (MAL)
27

pantang berkala/

sistem kalender

senggama terputus

penilaian lendir

vagina

Tabel 1. Metode kontrasepsi

f. Perhitungan masa subur

Masa infertil wanita sekitar 2/3 dari siklus menstruasi, lebih

kurang 5-9 hari sebelum ovulasi dan 7-13 hari setelah ovulasi.

Sementara itu, pada pria sehat, secara konstan fertil dari remaja

hingga meninggal. Waktu yang terbaik untuk merencanakan

kehamilan, yaitu selama fase subur (fertil) pada siklus menstruasi

wanita. Pria secara konstan memproduksi sperma sehingga selalu

berada pada masa subur. Satu sperma dapat mencapai mukus fertil,

dan sperma dapat bertahan selama 5-7 hari. Ciri wanita yang

berada pada fase fertil, yaitu saat mukus basah, jernih, dan elastis.

Waktu tersebut merupakan waktu yang tepat untuk berhubungan

seksual karena cairan semen dapat bingung dengan mukus fertil.

Beberapa metode yang digunakan dalam monitor ovulasi antara

lain sebagai berikut.

1. Metode kalender

Cara penentuan masa subur dapat dilakukan dengan metode

kalkulasi. Identifikasi panjangnya siklus terpendek selama 6


28

bulan terakhir. Setelah itu, panjangnya hari pada siklus

terpendek dikurangi 21 hari. Contohnya jika siklus

terpendeknya 27 hari maka 27 hari dikurangi 21 hari dan

didapatkan 6. Dengan begitu, masa subur berada dihari ke-6,

bahkan jika tidak ditemukan perubahan mukus fertil pada hari

ke-6 maka bisa dianggap hari ke-6 tersebut tetap berada pada

fase fertil.

2. Metode peak day

Peak day adalah panduan untuk mengidentifikasi masa

subur dengan mengidentifikasi estimasi hari ovulasi. Suhu

basal tubuh mengalami peningkatan segera setelah ovulasi dan

dihubungkan dengan estimasi hari ovulasi. Masa fertil ditandai

dengan suhu selama 3 hari lebih tinggi dibanding 6 hari

sebelumnya. Suhu tubuh selama 3 hari dibanding 6 hari

membantu meyakinkan bahwa peningkatan suhu diakibatkan

ovulasi bukan karena sakit. Mukus serviks meningkat

kuantitasnya dan mengalami perubahan kualitas pada hari

sebelum ovulasi. Perubahan sinyal mukus servik merupakan

awal dari fertil. Setelah didapatkan mukus fertil (mukus, basah,

jernih, licin dan elastis) maka perlu segera dilakukan hubungan

seksual.

g. Infertilitas

Infertilitas adalah kegagalan pasangan suami istri untuk


29

mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual tanpa

kontrasepsi selama satu tahun. Berikut faktor-faktor yang

mempengaruhi infertilitas:

1. Umur

2. Lama infertilitas

3. Lingkungan

4. Hubungan seksual

5. Emosi

6. Reproduksi wanita: kondisi serviks, rahim, dan sel telur

7. Reproduksi pria, yaitu kualitas sperma dan seksualitas

8. Penyebab lain: infeksibakteri dan virus melalui hewan peliharaan

maupun makanan. Contoh toxoplasmosis, salmonella

h. Kehamilan dan perencanaan kehamilan

1. Kehamilan

a) Masa dimana perempuan memiliki janin yang berkembang

didalam rahim. Tanda- tanda kehamilan perlu diketahui oleh

calon orang tua yang bertujuan agar memiliki pemahaman

dan kepedulian bila nantinya hamil, dapat mempersiapkan

diri untuk hamil dan bersalin secara sehat dan aman.

b) Apabila seorang perempuan sedang hamil maka perlu

diperhatikan:

1) Gizi seimbang: makan beragam, makan secara

proposional
30

2) Menjaga kebersihan diri

3) Istrahat yang cukup

4) Bersama suami lakukan stimulasi janin, sering berbicara

dengan janin dan mengelus perut ibu

5) Hubungan suami istri selama kehamilan

6) Hal- hal yang harus dihindari: kerja berat, merokok atau

terpapar asap rokok, minum- minuman bersoda

(Kementerian kesehatan RI,2020)

2. Perencanaan kehamilan

a) Suatu upaya mengatur kapan usia yang ideal untuk hamil,

mengatur jarak kehamilan, serta jumlah anak merupakan

definisi dari perencanaan kehamilan.

b) Perencanaan kehamilan bertujuan untuk mencegah kondisi:

1) Terlalu muda yaitu kehamilan pada usia < 20 tahun

2) Terlalu tua yaitu kehamilan pada usia > 35 tahun

3) Terlalu dekat yaitu jarak kehamilan < 2 tahun

4) Terlalu sering yaitu hamil > 3 anak

Bila terjadi kehamilan dengan 4 terlalu akan berdampak tidak

baik untuk kesehatan ibu dan anak.

c) Dampak usia terlalu tua dan terlalu muda

< 20 tahun  35 tahun

organ reproduksi belum meningkatnya resiko:

berkembang sempurna 1. Hipertensi dalam


31

meningkatnya resiko: kehamilan

1. Pre eklamsi 2. Diabetes

2. Abortus 3. BBLR

3. Pratus prematurus 4. Abortus

4. CPD 5. Anomali kongenital

5. Berat badan lahir rendah 6. Partus prematurus

6. Masalah mental sosial

ibu

Tabel 2. Dampak kehamilan terlalu tua dan muda

i. Persalinan

Adapun tanda-tanda ibu hendak melahirkan adalah sebagai berikut.

1) Merasa mulas. Intensitas mulas ini dapat berlangsung sering dan

lama.

2) Keluar lendir bercampur darah dari vagina.

3) Keluargnya air ketuban.

Jika merasakan tanda-tanda tersebut, hendaknya ibu segera

mendatangi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat

tindakan

j. Nifas

Tenaga kesehatan bertugas untuk memberikan sosialisasi dan

penyuluhan mengenai:

1) Perawatan tali pusar (menggunakan kain kasa bersih, kering dan

steril setiap hari hingga tali pusat lepas dengan sendirinya)


32

2) Wajib imunisasi hepatitis B, BCG dan polio bagi bayi.

3) Konsultasi ibu dan bayi harus dilakukan 4 kali di bulan pertama

kelahiran

4) Pentingnya meminum kapsul vitamin A (satu setelah melahirkan

dan satu setelah selang 24 jam)

5) Penggunaan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan tidak

diinginkan setelah melahirkan.

6) IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dimana ibu harus menyusui

bayinya segera setelah lahir untuk menumbuhkan bonding

antara ibu dan anak serta mencegah terbuangnya air susu

pertama ibu (kolostrum).

7) ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.

k. Penyakit organ reproduksi

1) Penyakit menular seksual

Adapun beberapa penyakit menular seksual adalah sebagai

berikut.

a) Gonore (Kencing Nanah).

Gonore adalah penyakit menular seksual yang dapat

menyerang laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki

infeksi penyakit ini ditandai dengan keluarnya cairan unetra

yang kental seperti nanah (berwarna kekuningan atau kuning

pekat), sementara pada perempuan ditandai dengan keluarnya

cairan seperti nanah dari vagina.


33

b) Sifilis (Raja Singa).

Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang ditandai

dengan adanya luka berbentuk bulat/ lonjong, kenyal, tidak

nyeri, dan adanya kelenjar getah bening di lipat paha bagian

dalam.

1) Herpes Genitalis.

Herpes genitalis merupakan penyakit menular seksual yang

ditandai dengan bintil berkelompok kemerahan, terasa nyeri,

pembesaran kelenjar lipat paha, dan disertai gejala sistemik.

Herpes dapat kambuh sewaktu-waktu, hal ini didorong

dengan beberapa faktor seperti stress atau seks berlebihan.

2) Infeksi HIV.

Infeksi HIV merupakan penyakit menular seksual yang dapat

penyebar melalui hubungan seks tanpa pelindung (kondom),

penggunaan alat suntik bersamaan, transfusi darah, atau saat

persalinan. HIV disebabkan oleh Human Immunodeficiency

Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

3) Clamydia.

Penyakit ini menyerang perempuan di bagian leher rahim,

dan laki-laki pada saluran keluarnya urin. Clamydia

disebabkan oleh bakteri Chlamydia Trachomatis dan dapat

menular melalui luka pada area organ reproduksi luar.

4) Trikomoniasis.
34

Disebabkan oleh parasit Trichomonas Vaginalis yang

menimbulkan keputihan atau bahkan tanpa gejala.

5) Hepatitis B dan Hepatitis C.

Disebabkan oleh virus hepatitis yang mengakibatkan

terjadinya gangguan hati kronis hingga kanker. Virus tersebut

dapat ditemukan dalam darah dan cairan, menular melalui

hubungan seksual dan jarum suntik.

6) Tinea Cruris. Penyakit ini menyerang kulit alat kelamin

hingga paha bagian dalam dan bokong. Berupa ruam merah

yang disertai rasa gatal, penularannya dapat melalui kontak

langsung.

7) Candidiasis.

Penyakit ini menyerang kulit ditandai dengan ruam atau luka

lepuh yang muncul di area kulit terutama area lipatan.

8) Granuloma Inguinale.

Disebabkan oleh bakteri Klebsiella granulomatis yang

ditandai dengan munculnya benjolan serta luka pada bagian

selangkangan, penis, anus, atau skrotum. Jika mengalami

gejala atau tanda dari salah satu penyakit menular seksual

yang dijelaskan di atas, segera periksakan diri ke fasilitas

kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang

tepat. Penanganan yang tepat sedini mungkin akan

mengurangi infeksi menjalar dan parah.


35

2) Kanker

Kanker menjadi penyakit utama yang menyebabkan kematian di

seluruh dunia. Terdapat beberapa faktor penyebab penyakit

kanker, yaitu faktor genetik (keturunan), faktor karsinogen (zat

kimia, radiasi, virus, hormon, atau iritasi kronis), dan faktor

gaya hidup (merokok, pola makan tidak sehat, mengonsumsi

minuman berakholol, dan kurang aktivitas fisik). Terdapat lebih

dari 100 jenis kanker ditemukan, delapan di antaranya

menyerang sistem reproduksi manusia. Berikut ini merupakan

delapan jenis kanker yang menyerang organ reproduksi

manusia, baik laki-laki maupun perempuan.

a) Kanker Payudara.

Berupa benjolan kecil pada kulit bagian payudara yang dapat

dengan mudah dideteksi. Semakin cepat deteksi kanker

payudara akan semakin meningkatkan presentase

kesembuhannya.

b) Kanker Serviks.

Ditandai dengan pendarahan di luar jadwal menstruasi, nyeri

pinggul, dan rasa nyeri saat melakukan aktivitas seksual. 3

c) Kanker Uterus (Rahim).

Ditandai dengan nyeri pinggul, rasa sakit saat melakukan

aktivitas seksual, dan menstruasi tidak teratur (tidak lancar

atau berlebihan).
36

d) Kanker Ovarium. Menyerang indung telur, tidak

menyebabkan gejala spesifik namun dapat ditandai dengan

berkurangnya nafsu makan dan perut terasa kembung.

e) Kanker Prostat.

Kanker ini menyerang bagian prostat dan sering terjadi pada

laki-laki berusia lanjut. Gejalanya berupa frekuensi buang air

kecil meningkat disertai rasa tidak nyaman dan urin yang

tertahan.

B. Kerangka Teori
Faktor internal

 Pendidikan
 Pekerjaan
 Umur
 Minat
 pengalaman

Raw input
output
 Subjek Teaching-Learning Process
 Pengetahuan
 Media

Faktor eksternal

 Kebudayaan
 informasi
37

Gambar 2.1 Gambar kerangka teori penelitian


Sumber : Hamzah, 2013, Purwanto, 2012, Sabri 2012

C. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel bebas

Penyuluhan Pengetahuan
dengan media kesehatan
video reproduksi catin

Gambar 2.4 Kerangka konsep

D. Hipotesis penelitian
Penyuluhan dengan media video lebih besar pengaruhnya terhadap tingkat

pengetahuan kesehatan reproduksi calon pengantin.


38
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pengambilan Data


1. Waktu

Penelitian dilakukan pada tanggal 05 Desember 2022 – 10 Januari 2023

selama 1 bulan 5 hari yang dimulai dari pengambilan data sampai

dengan penyusunan hasil.

2. Tempat

Penelitian dilaksanakan di Kantor KUA kecamatan Kahayan Tengah

Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan pendekatan

Cross Sectional dengan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan

mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan dengan media video terhadap

pengetahuan kesehatan reproduksi calon pengantin. Penyuluhan dengan

media video sebagai variabel bebas dengan pengetahuan calon pengantin

sebagai variabel terikat yang masing-masing datanya dikumpulkan dalam

satu waktu yang sama.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua calon pengantin yang telah

terdaftar di Kantor KUA Kecamatan Kahayan Tengah pada bulan

November- Desember tahun 2022.

39
40

2. Sampel

Sampel dalam penelitian adalah calon pengantin yang terdaftar di

Kantor KUA Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau

Provinsi Kalimantan Tengah.

Prosedur untuk menghitung besar sampel menggunakan menggunakan

rumus rata-rata populasi. Menghitung rata rata populasi adalah jumlah

populasi yang didapat dengan menghitung rata-rata perbulan calon

Pengantin yang terdaftar di Kantor KUA Kecamatan Kahayan Tengah.

Rumus rata-rata populasi yaitu (Nuryadi, Astuti, Utami, & Budiantara,

2017):

∑x
µ=
N

Keterangan :

µ = rata-rata populasi

∑x = jumlahkan semua data populasi

N = jumlah data populasi

Berdasarkan rumus yang disebutkan sebelumnya maka diperlukan

penjumlahan semua data populasi. Jumlah semua data populasi yang

digunakan atau yang dimasukkan kedalam rumus yaitu jumlah calon

pengantin yang terdafatar di Kantor KUA Kecamatan Kahayan Tengah

sebanyak 252 orang. Kemudian data yang diperlukan yaitu jumlah data

populasi. Jumlah data populasi adalah jumlah unit populasi yang


41

tersedia. Jumlah unit populasi yaitu 12 unit populasi. Setelah dilakukan

perhitungan menggunakan rumus rata-rata populasi hasil perhitungan

yang didapatkan yaitu :

∑ x 252
µ= = = 21
N 12

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata populasi diketahui rata-rata

perbulan calon pengantin yang terdaftar di Kantor KUA Kecamatan

Kahayan Tengah yaitu 21 orang. Berdasarkan hasil perhitungan sampel

menggunakan rata-rata populasi ternyata hasilnya tidak memenuhi

sampel minimal penelitian korelasional yaitu 30 sampel (Masturoh &

Anggita T, 2018). Maka dari itu apabila jumlah perbulan kurang dari 30

maka penelitian akan dilakukan selama dua bulan yaitu Desember 2022

hingga Januari tahun 2023 hingga mencukupi 30 sampel.

1. Teknik Sampling

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik non

probability sampling yaitu purposive sampling. Karakteristik utama

dari sampling ini ialah jika anggota sampel yang dipilih dengan

memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria seorang individu yang memenuhi

persyaratan untuk terlibat dalam penelitian (Irfanuddin, 2019).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Bersedia berpartisipasi dalam penelitian.


42

2) Calon pengantin yang terdaftar di Kantor KUA Kecamatan

Kahayan Tengah

3) Dapat membaca dan menulis.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria seorang individu yang telah masuk

krieria inklusi, akan tetapi mempunyai kondisi tertentu yang

mengakibatkan individu tersebut keluar dari penelitian (Irfanuddin,

2019).

1) Calon pengantin yang berhalangan mengikuti kegiatan penyuluhan

D. Variabel Penelitian dan Definsi Operasional

Variabel pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu variabel

independen dan variabel dependen. Dua variabel tersebut yaitu:

1. Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel independen atau variabel yang mempengaruhi yaitu pemberian

penyuluhan dengan media video

2. Variabel Dependen (variabel terikat/variabel tergantung)

Variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi yaitu pengetahuan

kesehatan reproduksi calon pengantin

D. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala


Variabel
Data

variabel independen
penyuluhan Kegiatan memberikan penyuluhan nominal
dengan media pendidikan kesehatan dengan
43

video dengan media video yang media video


dilakukan pada
kelompok penelitian.
Materi penyuluhan
kesehatan reproduksi
catin meliputi pengertian
pernikahan, hak
reproduksi dan seksual,
persiapan pranikah,
organ reproduksi, metode
kontrasepsi, perhitungan
masa subur, infertilitas,
kehamilan dan
perencanaan kehamilan,
persalinan, nifas dan
penyakit organ
reproduksi yang
dilakukan selama 20
menit.
variabel dependen
pengetahuan Kemampuan responden nilai interval
kesehatan dalam menjawab dengan pengetahuan
reproduksi benar atas beberapa
calon pertanyaan tes tertulis
pengantin (kuesioner ) tentang
materi kesehatan
reproduksi yang meliputi
pengertian pernikahan,
hak reproduksi dan
seksual, persiapan
pranikah, organ
reproduksi, metode
kontrasepsi, perhitungan
masa subur, infertilitas,
kehamilan dan
perencanaan kehamilan,
persalinan, nifas dan
penyakit organ
reproduksi
Tabel 3. Definisi operasional variabel

E. Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data

primer diperoleh langsung dari subjek melalui pengisian lembar identitas


44

subjek dan kuesioner. Data mengenai pengetahuan tentang kesehatan

reproduksi diperoleh dari hasil skor kuesioner.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas


Uji validitas instrumen dilakukan untuk mengukur kevalidan

instumen sebelum digunakan dalam suatu penelitian. Instrumen yang

digunakan yaitu kuesioner yang dikonsultasikan kepada ahli yang berasal

dari Universitas Sari Mulia Banjarmasin.

Uji validitas ini dilakukan dengan tujuan dapat menghasilkan

instrumen yang memililki tingkat kevalidan yang tinggi serta layak

digunakan dalam peneltian. Dalam kuesioner ini yang dilakukan uji

validitas yaitu pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner

tersebut.

G. Metode Analisis Data


1. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dilakukan melalui suatu proses dengan

tahapan, adapun tahapan tersebut:

a. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Kuesioner yang telah terkumpul

kemudian dilakukan pengecekan kelengkapan data.

b. Scoring

Pada tahap scoring dilakukan pemberian nilai untuk setiap kuesioner

yang dikerjakan oleh responden dengan menjumlahkan semua skor


45

dari setiap jawaban sehingga diketahui nilai pengetahuan masing-

masing responden. Pemberian skor kuesioner tingkat pengetahuan

dilakukan dengan memberikan nilai 0 bila jawaban salah dan nilai 1

bila jawaban benar.

c. Transfering

Data dari kuesioner dimasukkan kedalam formulir pengumpulan data

kemudian dimasukkan ke dalam master tabel.

d. Tabulating

Data yang telah dimasukkan komputer disusun dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan tabel silang untuk dianalisis univariat dan

bivariat.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang bertujuan untuk menjelaskan

atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Hasil

pengolahan data ditampilkan dalam bentuk data proporsi atau

presentase. Analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentase dari setiap variabel. Pada penelitian ini menganalisis

distribusi frekuensi responden berdasarkan umur, sosial ekonomi dan

sumber informasi.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara

kedua variabel. Pada penelitian ini uji bivariat dilakukan untuk


46

mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan pada kelompok

eksperimen.

DAFTAR PUSTAKA
47

Ayue, Heti Ira,dkk. 2022. Asuhan Kebidanan Pada Pranikah dan Konsepsi.

Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia.

Fadillah, Maya, & Rini, Puji Setya.2021. Tingkat Pengetahuan Perawat tentang

Penetapan Prinsip Enam Tepat Dalam Pemberian Obat di Ruang Rawat

Inap. Banyumas: Wawasan Ilmu.

Hulu, Victor Trismanjaya. 2020. Promosi Kesehatan Masyarakat. Yayasan Kita

Menulis.

Irfanuddin. (2019). Cara Sistematis Berlatih Meneliti. Jawa Timur: Rayyana

Komunikasindo.

Idayanti, titiek,dkk. 2022. Kesehatan Reproduksi Pada Wanita. Bandung:

Penerbit Media Sains Indonesia.

Kolantung, Priska M., Mayulu, Nelly., Kundrinina. 2021. Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan dengan

Kepatuhan Melakukan ANC: Systematic review.Jurnal Keperawatan 9

(2).Hal 40-53

Masturoh, I., & Anggita T, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,. Jakarta: Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

Nuryadi, Astuti, T. D., Utami, E. S., & Budiantara, M. (2017). Dasar-Dasar


Statistik Penelitian. Yogyakarta: Sibuku Media.
Susanti, Dewi., & Adnani, Qorinah E., 2021. Buku Saku Kesehatan Reproduksi

Calon Pengantin. Malang: CV Penulis Cerdas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai