ANALISIS MAKRO
Analisis faktor makro merupakan metode yang memuat 6 analisis lingkungan eksternal,
atau lebih dikenal dengan sebutan PESTEL (politic, economy, social, technology, environment,
and legal).
Politic
Kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengatur jalannya proses bisnis merupakan landasan
mutlak yang harus diperhatikan organisasi.
Economy
Berbagai faktor yang mempengaruhi daya beli konsumen dan iklim berbisnis suatu organisasi.
Contoh: pertumbuhan ekonomi, suku bunga dan nilai tukar mata uang, dsb.
Social
Keberagaman kondisi sosial yang berpengaruh terhadap kebutuhan pelanggan dan
mempengaruhi jumlah dari seluruh potensi pangsa pasar yang ada.
Technology
Faktor teknologi merupakan segala hal yang terkait dengan perkembangan teknologi dan
informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis.
Environment
Faktor lingkungan yang terkait dengan aktivitas atau rencana bisnis, dan memiliki pengaruh
terhadap keputusan pembeli, seperti lokasi geografis.
Legal
Kondisi yang meliputi adanya pengaruh hukum, seperti perubahan perundang-undangan yang
ada.
ANALISIS INDUSTRI
ANCAMAN
PELUANG
Peluang, juga dikenal sebagai faktor lingkungan yang mendukung perusahaan dapat
mencakup meningkatnya jumlah kekuatan eksternal yang mempengaruhi operasi perusahaan.
Umumnya, peluang yang dirasakan dapat mencakup pasar yang berkembang, pasar global baru,
merger, aliansi strategis dan joint venture, dan / atau memasuki segmen pasar dan ceruk pasar
baru. Kekuatan eksternal yang saling berhubungan dan diterjemahkan ke dalam perubahan
permintaan konsumen diklasifikasikan menjadi kekuatan ekonomi, sosial, budaya, demografi,
dan lingkungan kekuatan, kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum, kekuatan teknologi dan
kekuatan kompetitif.
Peluang dengan indicator adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh
pemerintah. Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan
masyarakat untuk lebih membangun koperasi. Perekonomian dunia yang makin terbuka
mengakibatkan makin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi Indonesia. Adanya
peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi.
Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi. Potensi daerah yang
mendukung dalam pelaksanaan kegiatan koperasi.