Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN PERUBAHAN

ORGANISASI
S2 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
UNIVERSITAS AIRLANGGA

STUDI KASUS PEPPERCORN DINING

Agnes Dinda P1, Yulia Leonora Trinanda2, Moh. Ashraff Shah3, Annisa
Savira A4, Tommy Oktavian B5, Rani Pusparini6

1. RINGKASAN SUBSTANSI KASUS


Suatu organisasi harus bisa berubah sesuai dengan perubahan tren, kebutuhan konsumen
dan lingkungan industri saat ini agar tetap bisa bersaing di pasar. Hal ini menyebabkan
pentingnya pengembangan organisasi dalam kesuksesan kedepannya dari tiap organisasi.
Apabila organisasi tidak dapat mengikuti perkembangan yang ada, hal ini akan mengakibatkan
kegagalan dari organisasi tersebut. Hal ini menjadi beberapa masalah utama yang dihadapi
oleh Peppercorn Dining dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi dari karyawannya.
Peppercorn Dining adalah salah satu kantin yang terletak di All American University.
Kantin ini bekerjasama dengan perusahaan konsultan bernama Square One Consulting.
Konsultan Pengembangan Organisasi atau OD konsultan yang didelegasikan bernama Roger,
Lynn, dan Erica. Salah satu tim OD tersebut ada yang pernah bekerja di Peppercorn Dining
beberapa tahun yang lalu. Drew Rendall, pemimpin Peppercorn menyampaikan bahwasanya
ada masalah mengenai staffing di Peppercorn Dining. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
perkembangan yang ada saat ini di Garden County yang menyebabkan Peppercorn Dining

1 NIM 225222012
2 NIM 225222019
3 NIM 225222026
4 NIM 225222034
5 NIM 225222035
6 NIM 225222045
kesulitan dalam mencari staf yang kompeten, masalah dan tantangan lainnya yang muncul
adalah rendahnya minat mahasiswa untuk bekerja di Peppercorn Dining dan perekrutan
pegawai.
Drew Randall ingin menjadikan Peppercorn Dining sebagai tempat yang nyaman bagi
orang-orang untuk bekerja dan menjadikan mereka produktif dalam pekerjaannya. Namun
untuk saat ini pegawai di Peppercorn Dining masih kurang kreatif dalam pekerjaannya.
Kemudian salah satu kondisi pada Peppercorn Dining adalah ada beberapa pegawai yang sudah
bekerja terlalu lama yaitu juru masak mereka pada shift siang dan malam selama 28 tahun dan
10 tahun masa kerja. Pegawai yang telah bekerja selama itu di Peppercorn Dining seakan-akan
mereka sangat loyal terhadap perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai manager,
Drew menggunakan pendekatan secara humanistik pada manajemennya, ia merasa
pegawainya memerlukan beberapa dukungan. Tetapi disisi lain Drew memberikan banyak
kebebasan pada pegawainya seperti memberikan mereka kebebasan untuk mengatur diri
mereka sendiri. Setelah terlihat adanya indikasi masalah dalam Peppercorn Dining, para
konsultan merasa termotivasi untuk menyelesaikan dan mengidentifikasi apa penyebab
masalah, akhirnya mereka menyelesaikan proses perjanjian kontrak dengan lancar.
Selanjutnya pembagian tugas dibuat, Erica disarankan untuk berfokus pada pengumpulan data
manajerial agar tidak terjadi bias data.

2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN UTAMA


2.1. Seberapa efektif pengumpulan data yang dilakukan oleh OD Consultant?
Bagaimana proses OD Consultant tersebut dalam melakukan proses pengumpulan
data?
2.2. Konsep atau model apa yang dapat membantu dalam menganalisis data?
Kesimpulan apa yang dapat diambil dalam analisis tersebut?
2.3. Bagaimana seharusnya proses feedback session dirancang?
3. SOLUSI PERMASALAHAN
3.1. Seberapa efektif pengumpulan data yang dilakukan oleh OD Consultant?
Bagaimana proses OD Consultant tersebut dalam melakukan proses
pengumpulan data?
OD Consultant melakukan pengumpulan data yang mencakup informasi
mengenai struktur organisasi, observasi langsung di lapangan, melakukan
wawancara pada pegawai yang ada di Peppercorn Dining dan melakukan analisis
untuk mengetahui hubungan dari beberapa kejadian. OD Consultant ingin
mengetahui mengenai perubahan apa saja yang sudah dilakukan Drew selaku
manajer di Peppercorn Dining dan membantu Drew dalam memberikan saran-
saran perbaikan agar dapat mewujudkan keinginan Drew untuk membuat
Peppercorn Dining menjadi tempat yang nyaman dan pegawainya menjadi lebih
produktif.
Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh OD Consultant melalui
observasi dan wawancara dengan para pekerja dalam waktu yang relatif singkat
merupakan langkah pengumpulan data yang cukup efektif. Dalam proses tersebut,
tim OD Consultant juga telah membagi tugas dengan cukup baik, Lynn bertugas
untuk mengumpulkan data dari tim atau area produksi Peppercorn Dining, Roger
melakukan survei dan observasi di bagian Service Area sedangkan Erica fokus
melakukan pengumpulan data dibagian manajemen Peppercorn Dining. Selain itu
metode pengumpulan data melalui observasi dan wawancara secara langsung juga
dianggap efektif karena OD consultant dapat memperoleh informasi secara
langsung yang sangat berguna untuk merumuskan atau menemukan solusi praktis
guna menyelesaikan permasalahan yang ada.

3.2. Konsep atau model apa yang dapat membantu dalam menganalisis data?
Kesimpulan apa yang dapat diambil dalam analisis tersebut?
Pada dasarnya teknik analisis data terbagi menjadi dua yakni analisa
kualitatif dan analisa kuantitatif. Pada analisa kuantiatif terlihat lebih mudah,
karena tidak berdasarkan data melainkan berupa angka-angka, namun analisa
kualitatif cenderung bersifat subyektif dan bias. Namun demikian analisa kualitatif
lebih gampang di pahami dan di interpretasikan (Cummings & Worley, 2015).
Jika dilihat dari tahapan penggalian data yang dilakukan, maka terdapat 3
konsep analisa data kualitatif yang sesuai untuk menganalisa kondisi di Peppercorn
yakni Content Analysis dan Force-Field Analysis. Content Analysis adalah upaya
menyimpulkan komentar-komentar dari responden ke dalam tema besar dalam
suatu permasalahan yang ada. Analisa yang dilakukan metode ini memiliki
beberapa tahap diantaranya: langkah pertama bertanya dan menyimpulkan apakah
suatu pernyataan dinyatakan berkali-kali, langkah kedua mengelompokkan
jawaban dan langkah ketiga menganalisa jawaban apa yang sering muncul, itulah
tema besar permasalahan yang ada. Force-Field Analysis adalah metode yang
digunakan untuk menggali informasi yang bersifat komprehensif tentang berbagai
isu yang potensial mempengaruhi organisasi, serta memperoleh gambaran sumber
daya dan kekuatan yang dimiliki.
Dalam kasus Peppercorn Dining, konsep Force-Field Analysis bisa
dipergunakan untuk membaca apakah kekuatan pendukung perubahan dan
resistensi terhadap perubahan yang dalam hal ini ingin mengubah kondisi menjadi
lebih baik bisa menggunakan Goals & Objective dari All American Dining yang
merupakan induk usahanya atau mencari kesesuaian agar potensi unit independen
dari Peppercorn ini tidak mati.
Kesimpulannya terdapat persoalan yang mendasar yakni komunikasi antar
unit (Pekerja pelajar, Pekerja Tetap dan Pekerja Temporer) akibat keengganan
manajemen yang merasa mereka harus memiliki standar usaha induk. Hal yang
mungkin dapat dilakukan adalah membuka kembali jalur komunikasi yang pernah
ada untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada.

3.3. Bagaimana seharusnya proses feedback session dirancang?


Rencana pertemuan umpan balik adalah menyusun semua hasil dalam
bentuk grafik dan penyampaian presentasi tentang semua aspek operasional dari
Peppercorn Dining. Hasil pengumpulan data akan dipresentasikan dengan
menggunakan frekuensi, mean dan standar deviasi beserta penjelasan masing-
masing aspek yang akan diberikan oleh konsultan. Hasil dari pertemuan tersebut
adalah melanjutkan operasi dengan Peppercorn Dining dan terus melayani mereka
sebagai konsultan. Untuk dapat memberikan informasi yang berguna kepada
manajemen Peppercorn Dining tentang bagaimana meningkatkan pendapatan yang
dihasilkan oleh restoran sambil meningkatkan standar kualitas.
Dalam sesi feedback, stakeholder harus dilibatkan dalam keseluruhan
rangkaian dan dilakukan secara bertahap. Karena salah satu proses dari feedback
adalah adanya appropriate attendance, dimana stakeholder yang terkait dengan
permasalahan tersebut hadir dalam forum feedback. Dari hasil feedback yang sudah
ada harus segera diinformasikan kepada semua stakeholder dan pegawai
(Cummings & Worley, 2015). Hal ini diperuntukkan agar dari masing-masing
pihak dalam manajemen dapat memberikan umpan balik yang objektif tanpa
adanya unsur paksaan. Hal ini akan menghasilkan data dan informasi yang relevan
dengan permasalahan yang ada di Peppercorn Dining. Setelah semua elemen pada
Peppercorn Dining telah mengetahui feedback yang telah disampaikan, mereka
mengetahui apabila pihak manajemen memiliki upaya dalam hal perbaikan dan
memberikan informasi kepada pihak yang memiliki permasalahan. Hal ini
diharapkan agar muncul rasa keterbukaan agar Peppercorn Dining menjadi lebih
baik kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Cummings, T. G., & Worley, C. G. (2015). Organization Development & Change, 10th Edition.
Stamford: Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai