Anda di halaman 1dari 2

Kontroversi yang muncul karena debat perbedaan pendapat antara Ambasador Kennan dan

dokumen publikasi Morgenthau adalah tentang kebijakan luar negeri Amerika dalam 2 aspek.
Pertama tentang pemahaman politik luar negeri Amerika. Kedua, perdebatan yang terjadi malahan
jadi membahas tentang penyelesaian isu yang tidak penting.
Debat besar di masa lalu tentang kebijakan luar negeri Amerika bisa dibagi menjadi 2 sisi,
terkadang Amerika memilih netral dan terkadang ikut campur. Kedua kubu kebijakan ini tidak dapat
dicap mana yang benar atau salah. Kebijakan yang dibuat biasanya bukan karena pemikiran semata,
melainkan mencakup filosofi dan cara berpikir.
Debat membahas sifat dari politk itu sendiri, terutama tentang kebijakan luar negeri Amerika.
Sejarah Amerika memperlihatkan kedua kubu politik, pemimpi dan realis, ini selalu bertentangan,
terkadang Amerika memilih netral dan terkadang ikut campur terhadap politik negara lain. Satu
percaya akan adanya kebijakan yang rasional dan moral bisa diperoleh. Dengan menganggap setiap
manusia memiliki sifat yang ingin berbuat baik dan juga mudah untuk dibentuk, ini dengan
anggapan segala kesalahan adalah karena gagalnya sistem pendidikan dan pengetahuan, hilangnya
hubungan sosial, atau memang kejelekan sifat individu dan grup.
Kubu politik yang lainnya percaya dunia hanya bisa diatur sedemikian rupa karena kita tidak bisa
mengubah sifat manusia. Untuk mengembangkan dunia, kita perlu bekerja sama dengan kebaikan
atau kejelekan dari manusia dan menjunjung tinggi kepentingan dari manusia. Sehingga politik
digunakan sebagai alat untuk menyeimbangkan kepentingan. Sehingga hasil politik itu bukan
kebaikan untuk semua melainkan menjaga kepentingan individu.
Konflik politik ini sudah muncul berkali-kali namun terkadang orang terpelajar sering
mendebatkannya tanpa fakta yang tersedia. Sehingga mendorong kubu politik realis sebagai doktrin
untuk urusan diplomasi luar negeri, seakan-akan tidak ada cara lain dalam mengambil kebijakan
politik luar negeri.
Teori sains biasanya dipatahkan dengan teori lain yang dinyatakan lebih baik. Secara teori dua kubu
politik ini hadir dalam sejarah Amerika. Sejarahwan mendorong narasi untuk mendukung kubu
realis tanpa melihat fakta bahwa kubu politik lain juga pernah dianut oleh Amerika. Bahkan
beberapa negara lain cukup sukses dalam merubah haluan politik luar negeri mereka, seperi Britania
Raya yang sukses dalam menjaga keseimbangan kekuasaan pada daerah jajahannya.
Keseimbangan kekuasaan adalah prinsip kebijakan luar negeri yang dipakai sejak dahulu kala.
Dengan adanya orang yang ingin mengganti prinsip ini orang tersebut harus menjelaskan kenapa
prinsip yang lama perlu diganti, padahal prinsip keseimbangan kekuasaan ini sudah dibuktikan
bekerja dengan baik.
Namun beberapa sejarawan menarik kesimpulan sejarah kebijakan luar negeri dari sisi realis untuk
mendorong perubahan prinsip kebijakan yang Amerika pakai. Namun sejarah menampik hal itu.
Hanya ada 3 hal yang mendukung perubahan prinsip politik Amerika: cara bicara politisi Amerika
tentang kebijakan luar negeri, kelegalan prinsip yang baru, dan keputusan emosional untuk
mengubah kebijakan tersebut.
Untuk melihat hasil dari politik luar negeri kita harus melihat aksi yang dilakukan dan konsekuensi
yang terlihat dari aksi tersebut. Sehingga kita sendiri bisa lihat apa yang dilakukan politisi memiliki
tujuan apa. Melihat beberapa sejarah tentang politik luar negeri Amerika, kita harus melihat apa
yang dilakukan Amerika, dan konsekuensinya. Dari situ terlihat tujuan politisi mengambil tindakan
tersebut. Dengan meneliti fakta sejarah dan hipotesis rasional kita bisa mendapatkan gambaran
akurat dari sejarah politik luar negeri Amerika.

Anda mungkin juga menyukai