Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

ANC TERPADU

DosenPengampu :
Made WidhiGunapriaDarmapatni, S.ST. M.Keb

Oleh Kelmpok 4:

Kelas : A

1. Kadek Dian Yustiana

2. Putu Pila Inggar Cahyani

3. Ketut Yuliana Widiasari

4. Ni Putu Nusrani

5. Ni Ketut Astariani

6. Ni Kadek Sudiari

7. Ni Komang Juliani

8. Ni Putu Indah Prabawati Ningrum

9. Anak Agung Putu Sherlin Regina AR


KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

TAHUN 2022/2023
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU

RencanaStrategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024


menyebutkanbahwakondisiumum dan permasalahankesehatanibu dan anak di Indonesia
antara lain: Angka Kematian Ibu (AKI) 305 per 100.000kelahiranhidup (SUPAS, 2015) dan
Angka Kematian Neonatal (AKN) 15 per 1000 kelahiranhidup (SDKI, 2017). Penurunan AKI
dan AKN sudahterjadinamunangkapenurunannyamasihdibawah target RPJMN. Target
RPJMN 2024 yaitu AKI 183 per 100.000 kelahiranhidup dan AKN 10 per 1000
kelahiranhidup (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Faktor yang berkontribusiterhadapkematianibusecara garis


besardapatdikelompokkanmenjadipenyebablangsung dan penyebabtidaklangsung.
Penyebablangsungkematianibuadalahfaktor yang berhubungandengankomplikasikehamilan,
persalinan dan nifassepertiperdarahan 25%, pre-eklamsia/eklamsia 24%, infeksi 11%,
komplikasi masa puerperium 8%, emboli obstetri 3%, persalinanmacet 3% dan abortus 5%
(SDKI, 2013). Penyebabtidaklangsungkematianibuadalahfaktor-faktor yang
memperberatkeadaanibuhamilsepertiempatterlalu (terlalumuda, terlalutua,
terlaluseringmelahirkan, dan terlaludekatjarakkelahiran),maupun yang mempersulit proses
penanganankedaruratankehamilan, persalinan dan nifassepertitigaterlambat
(terlambatmengenalitandabahaya dan mengambilkeputusan,
terlambatmencapaifasilitaskesehatan, dan terlambatdalampenanganankegawatdaruratan).
Integrasi pelayanan ANC juga melibatkanlintas program sepertiGizi,
memastikaneleminasipenyakitmenular (HIV, Sifilis dan Hepatitis B, Malaria,kecacingan, TB)
sertaPenyakittidakmenular (DM, Hipertensi, Jiwa dan Jantung)(Kementerian Kesehatan RI,
2010).

Pelayanan antenatal adalahsetiapkegiatan dan/atauserangkaiankegiatan yang


dilakukansejakterjadinya masa konsepsihinggasebelummulainya proses persalinan yang
komprehensif dan berkualitas dan diberikankepadaseluruhibuhamil (Kementerian Kesehatan
RI, 2020).

1.1 TujuanPelayananAntenatal Terpadu


1.1.1 Tujuanumumdaripelayanan antenatal
terpaduadalahmemenuhihaksemuaibuhamiluntukmemperolehpelayanan antenatal
yang komprehensif danberkualitassehinggaibuhamildapatmenjalanikehamilan dan
persalinandenganpengalaman yang bersifatpositifsertamelahirkanbayi yang sehat
dan berkualitas.
1.1.2 Tujuankhususadalah :

1) Menyediakanpelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas,


termasukkonselingkesehatan dan giziibuhamii, konseling KB dan pemberian ASI.
2) Terlaksananyadukunganemosi dan psikososialsesuaidengankeadaanibuhamil pada
setiapkontakdengantenagakesehatan yang memilikikompetensiklinis/kebidanan
dan interpersonal yang baik.
3) Setiapibuhamiluntukmendapatkanpelayanan antenatal terpadu minimal 6 kali
selama masa kehamilan.
4) Terlaksananyapemantauantumbuhkembangjanin.
5) Deteksisecaradinikelainan/penyakit/gangguan yang dideritaibuhamil.
6) Dilaksanakannyatatalaksanaterhadapkelainan/penyakit/gangguan pada
ibuhamilsedinimungkinataurujukankasuskefasilitaspelayanankesehatansesuaideng
ansistemrujukan yang ada.

2.1 IndikatorPelayanan Antenatal Terpadu

Adapun indikatordari antenatal terpaduiniadalahkunjunganpertama (K1), kunjungan


K4, dan kunjungan ke-6 (K6). K1 adalahkontakpertamaibuhamildengantenagakesehatan yang
memilikikompetensiklinis/kebidanan dan interpersonal yang baik,
untukmendapatkanpelayananterpadu dan komprehensifsesuaistandar. Dimana
harusdilaksanakansedinimungkinsetidaknyakurangdari 8 minggu.
Kunjunganpertamadibagimenjadi K-1
murniyaitukontakpertamaibuhamildengantenagakesehatan pada kurunwaktu trimester 1
kehamilan dan K-1 Aksesadalahkontakpertamaibuhamildengantenagakesehatan pada
usiakehamilanberapapun. Ibu hamilseharusnyamelakukan K1 murni,
sehinggaapabilaterdapatkomplikasiataufaktorrisikodapatditemukan dan
ditanganisedinimungkin. K4 adalahkontakibuhamildengantenagakesehatan yang
memilikikompetensiklinis/kebidananuntukmendapatkanpelayanan antenatal terpadu
dankomprehensifsesuaistandarselamakehamilannya minimal 4 kali dengandistribusiwaktu: 1
kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimesterkedua, dan 2 kali pada trimester ketiga.K6
adalahkontakibuhamildengantenagakesehatan yang
memilikikompetensiklinis/kebidananuntukmendapatkanpelayanan antenatal terpadu
dankomprehensifsesuaistandarselamakehamilannya minimal 6 kali
selamakehamilannyadengandistribusiwaktu: 2 kali pada trimester kesatu,1 kali pada trimester
kedua, dan 3 kali pada trimesterketiga, dimana minimal 2 kali
ibuhamilharuskontakdengandokter (1 kali di trimester 1 dan 1 kali di trimester 3). Jika
kehamilansudahmencapai 40minggu,
makaharusdirujukuntukdiputuskanterminasikehamilannya. (Kementerian Kesehatan RI,
2020).

3.1 Penyelenggaraan Antenatal Terpadu

MenurutPedomanPelayananTerpadu 2010, untukpenyelenggaraanpelayanan antenatal


terpadudiperlukansuatumanajemenberbasis data. Kementerian Kesehatan menetapkannorma,
standar, prosedur, dan kriteria (NPSK) untukpelayanan antenatal terpadu, termasukadvokasi,
fasilitasi, perdampingan, koordinasi, pemantauan dan evaluasipenyelanggaraan dan
pelayanan antenatal terpadu.

3.1.1 Input
Input yang diperlukanuntukmenyelenggarakanpelayanan antenatal tarpaduantara
lain meliputi.
1) Adanyanorma, standar, prosedur dan Criteria (NSPK) pelayanan antenatal
terpadu
2) Adanyaperencanaan dan penganggarantahunantingkatpusat. provinsl dan
kabupaten/kotauntukpenyelenggaraanpelayanan antenatal terpadu di
fasilitaspelayanankesehatan.
3) Adanyasarana dan
fasilitaskesehatansesuaiStandardalammenyeJenggarakanpelayanan antenatal
terpadu.
4) Adanyalogistik yang
dibutuhkanuntukmendukungpenyalenggaraanpelayanarantenatal terpadu.
5) Adanyatenagapengelola program KIA yang sesuaiuntukmengelolapeiayanan
antenatal terpadu di tingkatpropinsi dan kabupaten/kota.
6) Adanyatenagakesehatanuntukmemberikanpelayanan
antenatalterpadusesuaistandar.
7) Adanyainformasisistem dan tempatrujukanbagi masing-masing
kasusdalampelaksanaanpelayanan antenatal terpadu.
8) Adanyainformasi status endemisitas dan dasrahberisikotinggipenyakit yang
mempengaruhikehamilan.
9) Adanyapedomanpelaksanaan program terkaitdenganpelayanan antenatal
terpadu.

3.1.2 Proses
1) Sosialisasinorma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) pelayanan antenatal
terpadusecaraberjenjang.
2) Penyusunanperencanaan dan penganggaran program KIA
tahunantingkatpusat, provinsi dan
kabupaten/kotauntukpenyelenggaraanpelayanan antenatal terpadu di
fasilitaspelayanankesehalan.
3) Melaksanakanpelayanan antenatal terpadu di sarana dan fasiltas
4) Menggunakanlogistic sesuaikebutuhandalampenyeIenggaraanpelayanan
antenatal terpadu.
5) Standarisasipengelola program KIA
dalampenyelanggaraanpelayananantenatal terpaduditingkatpropinsi dan
kabupatan/kota.
6) StandarisasitenagakesehatandalammemberikanpelayananantenataIterpadu.
7) Menggunakaninformasi, sistem dan
tempatrujukankasusdalampelaksanaanpelayanan antenatal terpadu.
8) Menggunakaninformasiendemisitas dan
daerahberlsikotinggiterjadinyapenyakltterkaitkehamilandalammemberikanpel
ayanan antenatal terpadu.
9) Menggunakanpedomanpelaksanaan program
terkaitdalammenyelenggarakanpelayanan antenatal tarpadu

3.1.3 Output
1) Tersosialisinyanorma, etandar, proeedur dan krltaria (NSPK) palayanan
antenatal terpadu.
2) Terlaksananyapelayananantanetelterpadudifasilitaspelayanankesehatansesuai
perencanaanysngdldukunganggarantahunanditingkatpusat, provinsi dan
kabupaten/kota.
3) TerlaksananyapeIayanan antenatal terpadudisarana dan fasilitaskesehatan
yang telehterstandar.
4) Digunakannya logistic pendukung yang
dibutuhkandalampenyelenggaraanpelayanan antenatal tergadu.
5) Tenaga pengelola program KIA mampumengelolapelayanan antenatal
terpadu di tingkatpropinsi dan kabupaten/kota.
6) Tenaga kesehatanmampumemberikanpelayanen antenatal
terpadusesuaiStandar.
7) Digunakannyainformasisistem dan
tempatrujukandalampelaksanaanpelayanan antenatal terpadu.
8) Pelayanan antenatal tarpadutarlaksanasesuaidengan status endemisitas dan
daerahberesikotinggipenyakit yang mempengaruhikehamilan,
9) Digunakaninformasiendembitasdaridaerahberesikotinggiterjadinyapenyakitte
rkaitkehamilandalammembeñkanmayanan antenatal terpadu
10) Digunakanpedomenpelaksanaan program
terkaitdalammenyelenggarakanpelayanan antenatal terpadu

4.1 PencatatanPelayanan Antenatal Terpadu


Adapun pencatatanpelayananterpadumenggunakanformulir yang adayaitu :
1) Kartulbuataurekammedislainnyayang disimpan di fasilitasKesehatan
2) Register kohortibu, merupakankumpulan data-data darikartuibu.
3) Buku KIA (dipegangibu).
4) Pencatatandari program yang sudahada (Catatandañlmunisasi, dari Malaria,
gizi, KB. TB, dll)

5.1 KonsepPelayanan Antenatal Terpadu


Pelayanankesehatan pada ibuhamiltidakdapatdipisahkandenganpelayananpersalinan,
pelayanannifas dan pelayananbayibarulahir. Kualitaspelayanan antenatal yang
diberikanakanmempengaruhikesehatanibuhamil dan janinnya, ibubersalin dan
bayibarulahirsertaibunifas. Dalampelayanan antenatal
terpadutenagakesehatanharusmampumelakukandeteksidinimasalahgizi, faktorrisiko,
komplikasikebidanan, gangguanjiwa, penyakitmenular dan tidakmenular yang
dialamiibuhamilsertamelakukan tata
laksanasecaraadekuatsehinggaibuhamilsiapuntukmenjalanipersalinanbersih dan
aman( Kementerian Kesehatan RI, 2020).
MenurutPedomanpelayanan antenatal terpadu 2020, pelayanan antenatal
terpadudiberikankepadasemuaibuhamildengancara:

1) Menyediakankesempatanpengalamanpositifbagisetiapibuhamiluntukmendapa
tkanpelayanan antenatal terpadu.
2) Melakukanpemeriksaan antenatal pada setiapkontak.
3) Memberikankonselingkesehatan dan giziibuhamil, termasukkonseling KB
dan pemberian ASI.
4) Memberikandukunganemosi dan
psikososialsesuaidengankebutuhan/keadaanibuhamilsertamembantuibuhamil
agar tetapdapatmelakukanaktivitassehari-haridengannyamanselama masa
kehamilan dan menyusui.
5) Melakukanpemantauantumbuhkembangjanin.
6) Mendeteksisecaradinikelainan/penyakit/gangguan yang dideritaibuhamil.
7) Melakukantatalaksanaterhadapkelainan/penyakit/gangguan pada
ibuhamilsedinimungkinataumelakukanrujukankasuskefasilitaspelayanankese
hatansesuaidengansistemrujukan.
8) Mempersiapkanpersalinan yang bersih dan aman.
9) Melakukanrencanaantisipasi dan
persiapandiniuntukmelakukanrujukanjikaterjadipenyulit/komplikasi pada
proses persalinan.
10) Melakukantatalaksanakasussertarujukantepatwaktu pada
kasuskegawatdaruratan maternal neonatal.
11) Melibatkanibuhamil, suami dan keluargadalammenjagakesehatan dan
giziibuhamil, mempersiapkanpersalinan dan
kesiagaanapabilaterjadikomplikasi

Dalammelakukanpemeriksaan antenatal, tenagakesehatanharusmemberikanpelayanan


yang berkualitassesuaistandarterdiridari :

5.1.1 Timbangberat Badan dan ukurtinggi badan


Penimbanganberat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukanuntukmendeteksiadanyagangguanpertumbuhanjanin.
5.1.2 Ukurlingkarlenganatas
Pengukuran LILA hanyadilakukan pada
kontakpertamauntukskriningibuhamilberisikokurangenergikronis (KEK)
5.1.3 Ukurtekanandarah
Pengukurantekanandarah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukanuntukmendeteksiadanyahipertensi (tekanandarah 140/90 mmHg) pada
kehamilan, preeklamsia (hipertensidisertai edema wajahdan atautungkaibawah, dan
air kencingygdisertaidengan protein urine).
5.1.4 Ukurtinggi fundus uteri
Tujuanpemeriksaantinggi fundus uteri adalahuntukmengetahuiusiakehamilan,
tafsiranberatjanin dan bagianapa yang terletak di fundus. Pengukurantinggi fundus
pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukanuntukmendeteksipertumbuhanjaninsesuaiatautidakdenganumurkehamilan.
Jika
tidaksesuaidenganumurkehamilankemungkinanadagangguanpertumbuhanjanin.Untuk
mengetahuiusiakehamilandenganmegukurtinggi fundus uteri
berdasarkantabelberikut .
UsiaKehamila Tinggi Fundus Uteri (TFU) Tinggi Fundus Uteri
n (Minggu) Menurut Leopold (TFU)
MenurutMc.Donald

12 1-3 jaridiatassimfisis 9 cm

16 Pertengahanpusatsimfisis 16-18 cm

20 3 jari di bawahpusatsimfisis 20 cm

24 Setinggipusat 24-25 cm

28 3 jari di ataspusat 26,7 cm

32 Pertengahanpusat - 29,5-30 cm
prosesusxiphoideus (PX)

36 2-3 jaridibawahprosesusxiphoideus 33 cm
(PX)

40 Pertengahanpusatprosesusxiphoide 37, 7 cm
us (PX)
Sumber :Walyani, 2015

MenurutPedomanPelayanan Antenatal Terpadu 2020, palpasi abdomen


dapatdilakukan pada trimester I untukmenentukantinggi fundus uteri dan
merabaada/tidakmassa intra abdomen.
5.1.5 Tentukanpresentasijanin dan Hitungdenyutjantungjanin (DJJ)
Menentukanpresentasijanindilakukan pada akhirtrimester II dan
selanjutnyasetiap kali kunjungan antenatal.
Pemeriksaaninidimaksuduntukmengetahuiletakjanin.MenurutPedomanPelayana
n Antenatal Terpadu 2020,pemeriksaan Leopold I, II, III sudahdapatdilakukan
di trimester II untukmenentukanbagianjanin pada sisikiri dan kananibu dan
menentukanbagianjanin yang terletak di bagianbawah uterus, sedangkan
Leopold IV mulaidilakukan pada trimester III pada usiagestasilebihdari 36
minggu. Pada trimester III bagianbawahjaninbukankepala,
ataukepalajaninbelummasukkepinggulberartiadakelainanletak,
panggulsempitataadamasalahlain.Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester 1
dan selanjutnyasetiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambatkurangdari
120/menitatau DJJ cepatlebihdari 160/menitmenunjukanadanyagawatjanin.
5.1.6 Skrining status imunisasi tetanus, atauberiimunisasi tetanus toksoid
(TT)biladiperlukan
Untukmencegahterjadinya tetanus neonatrum, ibuhamilharusmendapatimunisasi
TT. Pada saatkontakpertama, ibuhamildiskrining status imunisasi TT-nya.
pemberianimunisasi TT pada ibuhamil, disesuaidengan status
imunisasiibusaatini
5.1.7 Beri tablet tambahdarah (tablet besi)
Untukmencegah anemia gizibesi, setiapibuhamilharusmendapat tablet zatbesi
minimal 90 tablet selamakehamilandiberikansejakkontakpertama
5.1.8 Periksalaboraorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaanlaboratoriumdilakukan pada saat antenatal meliputi :
1) teskehamilan
2) teskadar hemoglobin darah
3) tesgolongandarah
4) tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan Hepatitis B)
5) malaria pada daerahendemis.

Anda mungkin juga menyukai