Anda di halaman 1dari 1

PENTINGNYA NIAT DALAM SEGALA AKTIFITAS

Assalamualaikum wr. Wb

Alhamdulillaahil ladzii kaana bi’ibadihi khabiiran bashiraa, tabaarokal ladzii ja’ala fis samaa’i buruujaw waja’ala
fiihaa sirojaw waqomarom miniira. Asyhadu an-laa ilaa ha-illallah, wa asy-hadu anna muhammadan ‘abduhu wa
rosuluh, alladzii ba’atsahu bil haq basyiiraw wanadziiroo. Wa da’iyan ilal haqqi bi’idznihi wa sirojam muniiraa.
Allahumma shalli ‘alaihi wa’alaa alihi wa shohbihi wa sallim tasliman katsiroo. Amma ba’du.

Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita tidak bisa lepas dengan ritual kita sebagai seorang hamba, berupa ibadah.
Baik itu ibadah mahdoh ataupun ibadah yang ghoiru mahdoh. Semua ibadah yang kita lakukan membutuhkan suatu
niat. Tanpa niat yang benar apa yang kita lakukan hanyalah sebuah hal yang sia-sia. Begitu pentingnya suatu niat
dalam segala aktifitas ibadah, Nabi sampai bersabda:

ْ ‫ان‬00‫وى فَ َم ْن َك‬0
‫وْ لِ ِه و َم ْن‬0‫هُ إلى هللاِ و َر ُس‬0ُ‫ولِ ِه ف ِهجْ َرت‬0‫هُ إلى هللاِ و َر ُس‬0ُ‫َت ِهجْ َرت‬ َ 0َ‫ا ن‬00‫ري ٍء م‬00‫ت وِإنَّما لِ ُك ِّل ام‬
ِ ‫إنَّ َما األع َمال بالنِّيَّا‬
َ ‫ص ْيبُها أو امرأ ٍة يَ ْن ِك ُحهَا ف ِهجْ َرتُهُ إلى ما ه‬
‫َاج َر إلي ِه‬ ِ ُ‫َت ِهجْ َرتُهُ لِ ُد ْنيَا ي‬
ْ ‫َكان‬
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa
yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya
karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

Niat ada dua macam: (1) niat pada siapakah ditujukan amalan tersebut (al-ma’mul lahu), (2) niat amalan.
Niat jenis pertama adalah niat yang ditujukan untuk mengharap wajah Allah dan kehidupan akhirat. Inilah yang
dimaksud dengan niat yang ikhlas. Sedangkan niat amalan itu ada dua fungsi:
Fungsi pertama adalah untuk membedakan manakah adat (kebiasaan), manakah ibadah. Misalnya adalah puasa.
Puasa berarti meninggalkan makan, minum dan pembatal lainnya. Namun terkadang seseorang meninggalkan makan
dan minum karena kebiasaan, tanpa ada niat mendekatkan diri pada Allah. Terkadang pula maksudnya adalah ibadah.
Oleh karena itu, kedua hal ini perlu dibedakan dengan niat.
Fungsi kedua adalah untuk membedakan satu ibadah dan ibadah lainnya. Ada ibadah yang hukumnya fardhu ‘ain,
ada yang fardhu kifayah, ada yang termasuk rawatib, ada yang niatnya witir, ada yang niatnya sekedar shalat sunnah
saja (shalat sunnah mutlak). Semuanya ini dibedakan dengan niat.

Niat merupakan syarat diterimanya amal. Jika niatnya ikhlas, maka ibadah dan amal shalih diterima Allah.
Sebaliknya, jika ibadah diniatkan tidak ikhlas, maka tidak diterima Allah. Hadits ini mendorong kita untuk senantiasa
berniat ikhlas dalam beramal dan menjaga niat tetap ikhlas.

Suatu ibadah yang terlihat seperti amal akhirat bisa menjadi sia-sia karena niat yang salah, sebaliknya suatu amal
ibadah yang terlihat seperti hal duniawi bisa menjadi amal akhirat dan diterima oleh Allah, karena niat pula. Oleh
karenanya “Sedemikian pentingnya kedudukan niat dalam suatu amal, sudah semestinya kita perlu berhati-hati. Yakni
dalam membaca niat upayakan niat itu sah. Sehingga amal kita juga sah dan diterima oleh Allah SWT.

Bapak ibu, yang berbahagia, marilah kita bersama-sama untuk terus memperbaharui niat kita dalam melakukan suatu
aktifitas sehari-hari, agar apa yang kita lakukan senantiasa bernilai ibadah.

Kurang lebihnya mungkin itu yang bisa kami sampaikan, akhirul kalam wassalamu ‘alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai