Anda di halaman 1dari 3

Jevan adalah anak yang sangat aktif.

sangking aktifnya, ia
selalu mengikuti segala macam kegiatan atau organisasi
di sekolahnya. Contohnya seperti organisasi osis maupun
paskibra. selain itu, ia juga sering menolong banyak
orang. baik orang yang ia kenal maupun orang yang baru
ia jumpai. Jevan memiliki kulit sawo matang, hidung yang
lumayan mancung. jevan memiliki bakat di bidang
akademik. hampir setiap ada lomba olimpiade bahasa
indonesia, ia selalu diikut sertakan dan tentunya menjadi
juara.

suatu hari ketika ia pulang dari kegiatan disekolahnya, ia


tak sengaja menjumpai seorang anak kecil yang tengah
sibuk mencari sesuatu didalam tempat sampah. Jevan
menghampiri anak tersebut. “Hai dek, kamu sedang
mencari apa?” tanya jevan kepada anak itu. Anak itu
menoleh kebelakang dan melihat jevan yang sedang
berdiri didepannya. “Tidak kak aku hanya mencari
makanan saja, aku tidak berniat mencuri apapun di
tempat sampah ini.” Jawab anak itu, dengan penuh
ketakutan. Jevan bingung dengan apa yang diucapkan
anak tersebut, padahal jevan hanya bertanya. “Aku bukan
orang yang ingin menangkapmu. Aku Jevan, salam kenal
ya!” ucap jevan kepada anak itu sembari mengulurkan
tangan kanannya untuk bersalaman. Dengan raut wajah
yang ragu dan ketakuan itu, ia sebenarnya percaya bahwa
jevan adalah orang yang baik. “iya kak.” Balas anak itu
dengan uluran tangannya.

“Nama kamu siapa? dan kenapa kamu mencari makanan


di tempat sampah?” tanya Jevan sekali lagi. “Namaku
Arsan kak. Aku mencari makanan disini, karena dari
kemarin siang aku belum makan apapun kak.” Jawab
Arsan. Jevan terkejut mendengar jawaban dari Arsan.
Bagaimana bisa seorang anak kecil ini yang umurnya jauh
lebih muda daripada Jevan, kuat menahan lapar dari
kemarin siang. “Arsan, kamu tunggu disini dulu ya. jangan
kemana mana, aku akan segera kembali!” ucap Jevan
kepada Arsan. Sesampainya dirumah, ia mengambil uang
yang sudah ia tabung di dalam celengan. Alasan ia
menabung adalah untuk membeli suatu barang yang ia
inginkan.

Jevan kembali ke tempat semula, ia melihat Arsan yang


terus menerus memegangi perutnya karena merasa lapar.
“Ayo kita beli makanan di warung sana, aku yang traktir.”
Ucap Jevan kepada Arsan. “Tidak kak, terimakasih. Aku
harus pulang, aku takut ibu dan adikku mencariku.” Ucap
Arsan. “Ah sudahlah, kita cari makan saja dulu. Kamu dari
kemarin siang belum makan kan Arsan? pasti kamu
sangat lapar. Jadi, ayo!” Ucap Jevan sembari menarik
tangan Arsan. “Aku tidak bisa makan kak, jika ibuku dan
adikku dirumah tidak ikut makan denganku.” Ucap Arsan.
“Ah tenang saja, ini makanan untuk kamu dan ibumu ya.
Oh iya satu lagi, ini makanan instant, minyak, dan beras
untukmu.” Ucap Jevan sembari memberikan plastik besar
berisikan bahan makanan.

Arsan menangis melihat Jevan begitu baik kepadanya,


belum pernah ia temui orang sebaik Jevan. Biasanya
ketika Arsan mendekat ke orang lain, ia selalu dituduh
pengemis dan pencuri. Bahkan, ia dituduh sebagai orang
gila karena memakai pakaian yang sangat amat lusuh.
“Hey Arsan, mengapa kamu menangis?” tanya Jevan
kepada Arsan. “Kak, terimakasih untuk semuanya. Aku
menangis karena aku teringat ibu dan adikku dirumah
yang sedang sakit. Jadi aku yang harus bekerja dan
mencari barang bekas untuk dijual. Tetapi karna aku
lapar, aku mencari makanan di tempat sampah. Agar aku
lebih semangat lagi dalam bekerja.” Ucap Arsan kepada
Jevan. Jevan mencoba untuk tidak menangis saat
mendengar tentang kisah hidup Arsan yang malang.
Arsan begitu menyayangi ibu dan adiknya.

Disaat ia sedang menahan lapar dan mencari barang


bekas untuk dijual, ia selalu teringat kepada ibu dan
adiknya yang sedang menunggu dirumah. Jevan
bersyukur karena ia masih diberikan kesehatan, ilmu
yang baik, dan keluarga yang selalu ada untuk dirinya.
Selama ini, Jevan berpikir ia dibutuhkan oleh keluarganya
hanya karena ia memiliki bakat dibidang akademik.
Namun, itu semua tidak benar. Keluarga kita akan selalu
ada untuk kita dan menyayangi kita saat kita terpuruk
dan terjatuh sekalipun. Begitu berharganha keluarga bagj
Jevan dan juga Arsan. “Terimakasih banyak kak.” Ucap
Arsan. Jevan hanya membalas dengan anggukan kepala.
“Semoga ibu dan adikmu lekas diberi kesembuhan oleh
Allah SWT. ya, aamiin.” Ucap Jevan kepada Arsan. “Aamiin,
terimakasih banyak sekali lagi kak.” Ucap Arsan sekali
lagi, untuk berterimakasih kepada Jevan.

Anda mungkin juga menyukai