Anda di halaman 1dari 17

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN EKONOMI


MASYARAKAT LOKAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Praktek


Mata Pelajaran : Sosiologi

Guru :
Ibrahim Yazdi, S.Pd

Disusun Oleh :
Najmi Auliatul Cahya Asyifa (26)

Kelas 12 IPS 2 Semester VI

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI


SEKOLAH SMA NEGERI 1 KRAMAT
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
laporan ini adalah “Pemberdayaan Masyarakat”.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


guru pengajar sosiologi yang telah memberikan tugas kepada saya. Saya juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan laporan ini.

Saya jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa saya harapkan semoga hasil laporan
ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak yang berkepentingan pada
umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dalam penelitian yang
dilakukan dengan mengamati dan merekan perilaku, aktivitas, atau kejadian
yang terjadi secara langsung di lapangan. Observasi dapat dilakukan secara
terstruktur atau tidak terstruktur, dan dapat dilakukukan oleh satu satu orang
maupun sekelompok orang.
Latar belakang observasi sebagai teknik pengumpulan data dalam
penelitian bermula dari kebutuhan untuk mendapatkan data yang kaurat dan
terpercaya. Observasi merupakan cara yang baik untuk mengumpulkan data
mengenai perilaku atau aktivitas yang sulit diukur atau dijelaskan dengan
kata-kata, seperti ekspresi wajah atau gerakan tubuh.
Sumber latar belakang observasi berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti
psikologi, antropologi, sosiologi, dan ilmu lainnya. Salah satu contoh sumber
latar belakang observasi yang dapat digunakan dalam penelitian adalah jurnal
ilmiah. Jurnal ilmiah menyediakan artikel-artikel yang menguraikan penelitian
yang telah dilakukan, termasuk observasi. Selain itu, buku teks dan publikasi
akademik lainnya juga dapat menjadi sumber latar belakang observasi.
Selain sumber-sumber akademik, pengalaman dan keahlian peneliti dalam
bidang yang diteliti juga enjadi faktor yang mempengaruhi latar belakang
observasi. Peneliti yang telah memiliki pengalaman dalam melakukan
observasi sebelumnya dapat memberikan latar belakang observasi yang lebih
kaya dan beragam.
Dalam penelitian yang melibatkan observasi, penting untuk memperhatikan
spek etika dan keamanan. Peneliti harus memperoleh izin dari subjek atau
organisasi yang terlibat dalam penelitian dan memastikan bahwa data yang
dikumpulkan dijaga kerahasiaanya. Selain itu, peneliti harus memastikan
bahwa pengamatan tidak mengganggu subjek atau aktivitas yang diamati.
Observasi adalah metode pengumpulan data dalam penelitian yang telah
digunakan sejak lama. Penggunaan observasi dalam penelitian berasal dari
studi tentang perilaku manusia, termasuk etnografi dan antropologi, dimana
pengamatan langsung dari tindakan dan perilaku manusia terjadi sangat
penting. Namun, seiring dengan perkembangan penelitian diberbagai disiplin
ilmu, observasi kini telah menjadi metode yang digunakan dalam berbagai
konteks, baik dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif.

B. Tujuan
Tujuan kegiatan obseravsi adalah untuk memperoleh informasi dan data
secara langsung dengan mengamati dan memerhatikan suatu objek atau
fenomena yang sedang terjadi di lingkungan sekitar. Kegiatan observasi dapat
dilakukan dalam berbagai bidang ilmu seperti pengetahuan, psikologi,
antropologi, sosial dan lain-lain.

Tujuan utama kegiatan obseravsi adalah untuk mendapatkan infromasi


yang akurat, terperinci, dan valid tentang suatu o jek atau fenomena, serta
untuk mengidentifikasi pola atau perilaku yang mungkin tidak terlihat dengan
jelas dari data yang diambil secara tidak langsung. Dengan
melakukanobservasi, kita dapat mengumpulkan data yang objektif dan
terpercaya untuk digunakan dalam analisis, pemecahan masalah,
pengembangan teori, atau yang lebih lanjut.
Selain itu, tujuan kegiatan observasi juga dapat meliputi:
1. Memahami karakterisitik dan sifat-sifat atau fenmena yang
diamati
2. Membandingkan dan mengkontraskan pola atau perilaku yang
diamati dengan pola atau perilaku yang telah diketahui sebelumnya
3. Mengembangkan hipotesis dan memvalidasi atau menolaknya
berdasarkan data yang diamati
4. Meningkatkan keterampilan pengamatan dan kemamouan untuk
mengdentifikasi pola dan perilaku yang mungkin tersembunyi.
C. Manfaat
1. Mendapatlan informasi secara langsung: Obseravsi memungkinkan kita
untuk memahami objek atau fenomena secara langsung, sehingga
informasi yang diperoleh lebih akurat dan detail
2. Mengumpulkan data yang obyektif: Obseravasi dapat membantu kita
mengmpulkan data secara obyektif tanpa adanya bias atau interpretasi.
Data yang diperoleh dari observasi dapat digunakan untuk
mengembangkan teori atau hipotesis yang lebih akurat dan valid
3. Memahami karakteristik dan sifat-sifat dari objek atau fenomena:
Obseravsi memungkinkan kita untuk memahami karakteristik dan sifat-
sifat dari objek atau fenomena yang diamati. Hal ini dapat membantu kita
memperoleh wawasan yang lebih baik tentang objek atau fenomena
tersebut
4. Mengidentifikasi pola atau perilaku: Observasi dapat membantu kita
mengidentifikasi pola atau perilaku yan terjadi pada objek atau fenomena
yang diamati. Kita dapat memahami perilaku tersebut dan mencari cara
untuk mengoptimalkannya atau mengatasi masalah yang mungkin timbul
5. Membantu dalam penelitian: Observasi merupakan metode yang penting
dalam penelitian, karena dapat membantu dan mengumpulkan data yang
akurat dan valid. Observasi dapat digunakan dalam berbagai bidang,
seperti ilmu pengetahuan, psikologi, antropologi, sosial dan lain-lain
6. Memungkinkan pengamatan ulang: Observasi memungkinkan pengamatan
ulang dan analisis yang lebih terperinci untuk mengidentifikasi pola atau
perilaku yang lebih komplek
7. Meningkatkan keterampilan pengamatan: Observasi dapat meningkatkan
keterampilan pengamatan dan kemampuan untuk mengidentifikasi pola
dan perilaku yang mungkin tersembunyi. Keterampilan ini sangat berguna
dalam berbagai bidang, seperti penelitian, pengembangan teori dan
pemecahan masalah.
Dengan demikian, observasi memiliki manfaat yang sangat penting dalam
pengembangan teori, pemecahan masalah, dan penelitian di berbagai bidang.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Teori-teori Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu teori klasik yang mengelola perubahan adalah teori Kurt Lewin,
yang mana disini mendeskripsikan tahapan-tahapan dalam melakukan
perubahan terencana perbaikan secara terus menerus membantu dalam
keberlanjutan jangka panjang dalam suatu manajemen organisasi. Perubahan
terencana diklasifikasikan sebagai saham yang disengaja dilakukan dengan
perhitungan yang matang serta bersifat kolaboratif untuk menghasilkn
perbaikan sistem dengan bantuan agen perubahan.

Kurt Lewin memperkenalkan model perubahan terencana dalam 3


tahapan yaitu mencairkan (Unfreeze). Perubahan (Movement), dan
membekukan kembali (Refreeze) menurut Lewin, langkah pertama dalam
proses perubahan perilaku adalah mencairkan situasi atau status quo yang
ada. Status quo disini dianggap sebagai keadaan keseimbangan yang berlaku.
Proses mencairkan merupakan proses yang diperlukan untuk mengatasi
tekanan secara individual dan kelompok serta dilakukan 3 metode
diantaranya:

1. Meningkatkan faktor-faktor penggerak yang bisa menjauhkan


individu atau kelompok dari situasi status quo yang berlaku saat ini.
2. Mengurangi kekuatan-kekuatan negatif yang dapat menahan
pergerakan yang menjauhi kondisi keseimbangan saat ini.
3. Menemukan kombinasi dari dua metode diatas.

Dalam kondisi ini, terdapat beberapa aktivitas yang dapat membantu


proses mencairkan, termasuk dalamnya memotivasi peserta perubahan
dengan menyiapkan mereka untuk perubahan, membangun kepercayaan
dan mengenali kebutuhan akan perubahan serta secara aktif berpartisipasi
dalam mengidentifkasi permasalahan dan berdiskusi secara berkelompok
untuk menemukan solusinya.

Menurut Wiradji yang dikutio oleh Azis Muslim pemberdayaan adalah


sebuah proses penyadaran masyarakat yang dilakukan secara
transformatif, partisipatif, dan berkesinambungan melalui peningkatan
kemampuan dalam menangani berbagai persoalan dasar yang dihadapi
dan meningkatkan kondisi hidup sesuai dengan harapan. Menurut Toto
Wardikanto pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat atau mengoptimalkan keberdayaan (dalam arti) kemampuan
dan atau keunggulan bersaing kelompok lemah dalam masyarakat,
termasuk individu-individu yang mengalami kemiskinan.

Menurut Jim Ife mendefinisikan pemberdayaan adalah memberikan


sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan kepada warga
untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menentukan masa
depan-nya sendiri dan berpartisipasi dalam mempengaruhi kehidupan ari
masyarakatnya. pemberdayaan masyarakat adalah proses partisipatif yang
memberi kepercayaan dan kesempata kepaa masyarakat untuk mengkaji
tantangan utama pembangunan mereka dan mengajukan kegiatan-
kegiatan yang dirancang untuk mengatasi masalah tersebut.

Ada tiga tahapan yang dilalui untuk sampai pada konidisi dimana
masyarakat berdaya untuk mengembangkan dirinya sendiri, ketiga tahap
itu adalah:

1. Tahap penyadaran, yaitu tahap dimana masyarakat diberi


pencerahan dan dorongan untuk menyadari bahwa mereka memiliki
hak untuk mempunyai kapasitas dan menikmati sesuatu yang lebih
baik.
2. Tahap pengkapasitasan (capacity building), atau memampukan
(enabling), yaitu tahap dimana masyarakat diberi pengetahuan,
keterampilan, fasilitas, organisasi, dan sistem nilai atau aturan main.
3. Tahap pendayaan (empowement), yaitu tahap dimana
masyarakat diberi kesempatan atau otoritas untuk menggunakan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang telah mereka miliki
untuk mengurus dan mengembangkan diri mereka sendiri.

Dalam proses pemberdayaan salah satu unsur terpenting dalam


menjamin keberhasilan usaha pemberdayaan adalah partisipsi. Partisipasi
merupakan pihak-pihak yang terlibat dan ikut serta dalam suatu proses
pemberdayaan yang sedang berlangsung. Selain itu strategi yang dapat
dilakukan dalam proses pemberdayaan adalah penyadaran. Karena dalam
proses pemberdayaan diperlukan kesadaran masyarakat terhadap minat
dan kepentingan pada program pemberdayaan.

Menurut Edi Suharto yang dikutip oleh Alfitri pelaksanaan proses dan
pencapaian tujuan pemberdayaan dilakukan dengan melalui penerapan
pendekatan yang disingkat 5P yaitu:

1. Pemungkinan yaitu menciptakan suasana yang memungkinkan


masyarakat untuk berkembang secara optimal, jadi pemberdayaan
harus membebaskan sesuatu yang terhambat dari diri masyarakat
tersebut.
2. Penguatan yaitu adanya penguatan pengetahuan dan
kemampuan yang diberikan kepada masyarakat sehingga mampu
memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya. Sehingga
masyarakat mampu berkembang dan percaya diri dengan segenap
kemampuannya yang mana akan menunjang kemandirian masyarakat.
3. Perlindungan yaitu adanya perlindungan terutama kelompok
yang lemah dari kelompok yang kuat dan mengjindari persaingan yang
tidak seimbang. Hal ini akan mencegah terjadinya penindasan dan
eksploitasi kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah
4. Penyokongan yaitu adanya dukungan agar masyarakat mampu
melakukan peranan dan tugasnya. Jadi padaintinya pemberdayaan
mampu memberikan dukungan kepada masyarakat agar mampu
menjalankan tugasnya dan tidak merasa terpinggirkan
5. Pemeliharaan yaitu memelihara kondisi yang kondusif agar tetap
terjadi keseimbangan distribusi sehingga setiap orang memiliki
kesempatan berusaha. Istilah pemberdayaan sendiri dipakai untuk
menggambarkan seorang individu seperti yang diharapkan. Sehingga
dapat disimpulkan setiap aktivitas individu-individu mempunyai kontrol
disemua aspek kehidupan sehari-hari yang bertujuan sebagai bukti
keberadaan dan keberdayaannya.

Maka secara operasional pemberdayaan masyarakat adalah sebuah


proses memampukan dan memandirikan masayarakat untuk
memanfaatkan potensi yang dimiliki agar tidak ketergantungan dengan
pemberian pemerintah. Sedangkan sebagai tujuan, pemberdayaan
menunujuk pada keadaan atau hasil yang ingin diacapai dalam
perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan
atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.

Aspek penting dalam suatu program pemberdayaan msayarakat


adalah program yang yang disusun sendiri oleh masyarakat, menjawab
kebutuhan dasar masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin,
perempuan, buta huruf dan kelompok terabaikan lainnya. Dibangun
dari sumber daya lokal, sensitif terhadap nilai-nilai budaya setempat,
memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan
ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat, serta berkelanjutan.

Selain itu, ada juga beberapa teori yang mendukung konsep


pemberdayaan masyarakat, diantaranya adalah:

1. Teori kapasitas: teori ini bersifat pada pengembangan


kapasitas individu dan kelompok untuk meningkatkan kemampuan
mereka dalam mengambil keputusan dan bertindak secara mandiri.
Teori ini mengambil keputusan dan bertindak secara mandiri. Teori
ini mengasumsikan bahawa masyarakat memiliki sumber daya
internal yang dapat dikembangnkan melalui pelatihan,
pengebangan keterampilan, dan pendidikan.
2. Teori penguasaan: teori ini menekankan pentingnya
penguasaan masyarakat atas sumber daya dan keputusan yang
mempengaruhi hidup mereka. Teori ini mengasumsikan bahwa
pemberdayaan masyarakat terjadi ketika msyarakat memiliki
kontrol yang lebih besar atas sumber daya dan keputusan yang
mempengaruhi hidup mereka.
3. Teori kritis: teori ini mengakui bahwa pemberdayaan
masyarakat terkait dnega konteks sosial dan politik yang lebih luas.
Teori ini menekankan bahwa pemberdayaan masyarakat terjadi
ketika masyarakat mengembangkan keterampilan kritis untuk
menganalisis dan mengubah sistem sosial yang ada.
4. Teori partisipasi: teori ini menekankan bhawa
pembrdayaan masyarakat terjadi melalui pstisipasi aktif masyarakat
dalm proses pengambilan keputusan. Teori ini mengasumsikan
bahwa partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
meningkatkan kualitas keputusan, meningkatkan dukungan
masyarakat terhadap keputusan yang diambil, dan meningkatkan
komitmen masyarakat terhadap pelaksanaan keputusan tersebut.
5. Teori sosial budaya: teori ini menekankan bahwa
pemberdayaan masyarakat terkait dengan faktor-faktor sosial dan
budaya yang mempengaruhi masyarakat. Teori ini mengasumsikan
bahwa pmeberdayaan masyarakat terjadi ketika masyarakat
mampu memahami dan mengatasi faktor-faktor sosial dan budaya
yang membatasi potensi mereka.

B. Strategi Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya untuk meningkatkan
kapasitas, kemampuan, dan kemandirian masyarakat dalam mengelola
potensi dan sumber daya yang ada di sekitar mereka. Ada beberapa strategi
yang dpat dilakukan untuk memberdayakan masyarakat, di antaranya:

1. Pendidikan dan pelatihan: Memberikan pendidikan dan peltaihan kepada


masyarakat mengenai keterampilan dan pengetahuan yang relevan
dengan lingkungan dan sumber daya yang ada di sekitar mereka, sehigga
mereka dapat mengelolanya dengan lebih efektif.
2. Kemitraan dan Kolaborasi: Membangun kemitraan dnegan organisasi atau
lembaga yang memiliki kepentingan yang sama dengan masyarakat,
seperti lembaga pemerintah, LSM, dan perusahaan swasta. Dengan
adanya kolaborasi yang baik, masyarakat dapat memperoleh akses ke
sumber daya dan jaringan yang lebih luas.
3. Pemberian Akes: Memberikan akses kepada masyarakat untuk
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar mereka, seperti air,
lahan, danhutan. Hal ini akan memungkinkan masyarakat untuk
memproleh penghasilan dan meningkatkan kesejahteraanya.
4. Pemberdayaan Ekonomi: Mengembangkan potensi ekonomi lokal dengan
memperkenalkan teknologi, pemasaran, dan manajemen yang lebih baik.
Dengan demikian, masyarakat dapat meningkatkan produksi dan kualitas
produk yang dihasilkan serta memperluas pasar jualanya.
5. Pemberdayaan Sosial dan Politik: Meningkatkan pastisipasi masyarakat
dalam proses pembangunan dna pengambilan keputusan. Hal ini dapat
dilakukan melalui pendidikan politik, pengorganisasian masyarakat, dan
advokasi hak-hak msyarakat.
6. Pemberdayaan Budaya: Memperkuat identitas dan kearifan lokal
masyarakat, serta mempromosikan keanekaragaman budaya sebagai
sumber daya penting dalam pengembangan masyarakat.
7. Pemberdayaan Teknologi Informasi: Meningkatkan akses dan
pemanfaatan teknologi informasi untuk memperoleh informasi dan
jaringan yang lebih luas, serta untuk mempromosikan kegiatan ekonomi
dan sosial masyarakat.
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS

A. Profil Pemberdayaan Masayrakat Yang Dipilih


Desa Babakan, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah,
merupakan salah satu desa yang memiliki potensi industri kecil
menengah di bidang produksi mebel kayu. Pada tahun 2015,
pemerintah setempat meluncurkan program pemberdayaan
masyarakat usaha mebel kayu di desa Babakan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui
pengembangan industri kecil menengah di bidang produksi mebel
kayu.
Program pemberdayaan masyarakat usaha mebel kayu di desa
Babakan melibatkan berbagai pihak, antara lain pemerintah setempat,
organisasi non-pemerintah, dan pelaku usaha mebel kayu di desa
tersebut. Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan dalam program
pemberdayaan tersebut antara lain:

1. Pelatihan produksi mebel kayu dan manajemen usaha


bagi pelaku usaha setempat.

2. Pembuatan sarana dan prasarana produksi seperti


bengkel kayu, mesin potong kayu, dan tempat penyimpanan bahan
baku.

3. Pemberian bantuan modal dan permodalan bagi pelaku


usaha.

4. Pengembangan pasar dan promosi produk mebel kayu


melalui pameran dan media sosial.

5. Peningkatan kualitas produk melalui penggunaan


teknologi produksi yang lebih modern dan inovatif.

Dalam kurun waktu 5 tahun, program pemberdayaan masyarakat


usaha mebel kayu di desa Babakan telah memberikan dampak yang
signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat setempat. Banyak
pelaku usaha yang berhasil meningkatkan omzet dan pendapatan
melalui peningkatan kualitas dan promosi produk mereka. Selain itu,
program pemberdayaan tersebut juga berhasil menciptakan lapangan
kerja bagi masyarakat setempat dan membantu meningkatkan
kesejahteraan mereka.

Hasil mebel kayu dari Desa Babakan, Kecamatan Kramat, Kabupaten


Tegal memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari produk
mebel kayu dari daerah lain. Berikut adalah beberapa ciri khas
tersebut:
1. Desain yang khas: Produk mebel kayu dari Desa Babakan
memiliki desain yang khas dan unik, dengan penggunaan ukiran
kayu yang rumit dan detail. Desain-desain ini terinspirasi dari
budaya lokal dan juga pengaruh dari budaya luar seperti India dan
Tiongkok.

2. Penggunaan bahan baku berkualitas tinggi: Produk mebel


kayu dari Desa Babakan dibuat dengan menggunakan bahan baku
kayu yang berkualitas tinggi dan tahan lama, seperti jati, meranti,
dan mahoni. Hal ini membuat produk-produk tersebut memiliki
daya tahan yang baik dan tidak mudah rusak.

3. Penggunaan teknologi modern: Meskipun memiliki ciri


khas tradisional, pengrajin mebel kayu di Desa Babakan juga
menggunakan teknologi modern dalam proses produksi, seperti
mesin potong kayu dan pengeringan kayu yang terkontrol dengan
baik. Hal ini membantu meningkatkan kualitas dan efisiensi
produksi.

4. Keterampilan dan keahlian pengrajin: Pengrajin mebel


kayu di Desa Babakan memiliki keterampilan dan keahlian yang
tinggi dalam membuat produk mebel kayu dengan desain yang
rumit dan detail. Mereka juga memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan produk dengan permintaan dan kebutuhan
pelanggan.

Dengan ciri khas seperti di atas, produk mebel kayu dari Desa
Babakan memiliki nilai jual yang tinggi dan banyak diminati oleh
konsumen dari dalam dan luar daerah

B. Latar Belakang Pemberdayaan


Latar belakang pemberdayaan berkaitan dengan keinginan untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Desa Babakan melalui
peningkatan kemampuan, kesadaran, dan partisipasi mereka dalam
kegiatan pembangunan. Pemberdayaan berarti memberikan kekuatan
kepada masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam memcahkan
masalah yang dihadapinya, meningkatkan kemandirian dan
mengoptimalkan potensi yang dimiliki, serta meningkatkan partisipasi
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kehidupan
mereka.

Beberapa faktor yang menjadi latar belakang pentingnya


pemberdayaan antara lain:

1. Adanya kesenjangan sosial dan ekonomi


Kesenjangan seosial dan ekonomi merupakan masalah yang sangat
mendasar dan sering terjadi dibanyak negara. Kesenjangan ini
mengakibatkan sebagian masyarakat tidak memiliki akses terhadap
sumber daya yang dibutuhkan, termasuk akses terhadap pendidikan,
kesehatan, pekerjaan yang layak. Oleh karena itu, pemberdayaan
diaharapkan dapat membantu masyarakat yang kurang mampu untuk
memperoleh akses terhadap sumber daya tersebut.
2. Keinginan untuk memperkuat demokrasi
Pemberdayaan juga erat kaitannya dengan upaya memperkuat
demokrasi, dimana masyarakat diberi kesempatan untuk berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan mereka.
Dalam hal ini, pemberdayaan diharapkan dapat membantu masyarakat
untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang hak-hak
mereka serta memberikan kesempatan untuk berbicara dan diberi
ruang untuk menyuarakan pendapatnya.
3. Adanya perubahan sosial dan ekonomi
Perubahan sosial dan ekonomi, baik yang besifat global maupun
lokal, dapat memberikan dampak positif atau negatif bagi masyarakat.
Oleh karena itu, pemberdayaan juga dapat membantu masyarakat
untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan tersebut dan
memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kualitas hidup
mereka.

Dalam konteks pembangunan, pemberdayaan memiliki peran


penting sebagai strategi untuk mencapai tujuan pembangunan yang
berkelanjutan dan inklusif. Dengan memberikan kesempatan,
keterampilan, dan pengetahuan kepada masyarakat, diharapkan
mereka dapat terlibat secara aktif dalam proses pembangunan dan
memperoleh manfaat yang lebih besar dari hasil pembangunan
tersebut.

C. Program Pemberdayaan
Program pemberdayaan masyarakat di Desa Babakan dengan
memproduksi mebel kayu bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat setempat melalui pengembangan industri
kecil menengah di bidang produksi mebel kayu. Program ini
diluncurkan oleh pemerintah setempat pada tahun 2015 dan
melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, organisasi non-
pemerintah, dan pelaku usaha mebel kayu di desa tersebut.

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam program pemberdayaan


masyarakat tersebut antara lain:

1. Pelatihan produksi mebel kayu dan manajemen usaha


bagi pelaku usaha setempat. Pelatihan ini meliputi teknik-teknik
produksi mebel kayu yang efektif dan efisien serta manajemen
usaha yang baik, seperti mengelola keuangan, membuat laporan
keuangan, dan memasarkan produk.
2. Pembuatan sarana dan prasarana produksi seperti
bengkel kayu, mesin potong kayu, dan tempat penyimpanan bahan
baku. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas produksi mebel kayu.

3. Pemberian bantuan modal dan permodalan bagi pelaku


usaha. Bantuan modal ini diberikan dalam bentuk pinjaman lunak
dengan bunga rendah agar pelaku usaha dapat memperluas usaha
mereka dan meningkatkan kapasitas produksi.

4. Pengembangan pasar dan promosi produk mebel kayu


melalui pameran dan media sosial. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan penjualan produk mebel kayu dan memperluas
pasar.

5. Peningkatan kualitas produk melalui penggunaan


teknologi produksi yang lebih modern dan inovatif. Teknologi-
produksi ini digunakan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi
produksi mebel kayu.

Dalam kurun waktu 5 tahun, program pemberdayaan masyarakat di


Desa Babakan dengan memproduksi mebel kayu telah memberikan
dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat setempat.
Banyak pelaku usaha yang berhasil meningkatkan omzet dan
pendapatan melalui peningkatan kualitas dan promosi produk mereka.
Selain itu, program pemberdayaan tersebut juga berhasil menciptakan
lapangan kerja bagi masyarakat setempat dan membantu
meningkatkan kesejahteraan mereka.

D. Strategi Yang Dilaksanakan


Program pemberdayaan masyarakat di Desa Babakan dengan
memproduksi mebel kayu dilaksanakan dengan mengimplementasikan
beberapa strategi yang berfokus pada peningkatan keterampilan dan
kapasitas pelaku usaha mebel kayu, pengembangan pasar, dan
peningkatan kualitas produk. Berikut adalah beberapa strategi yang
dilaksanakan dalam program pemberdayaan masyarakat di Desa
Babakan dengan memproduksi mebel kayu:

1. Pelatihan keterampilan produksi mebel kayu dan manajemen usaha


Pelatihan keterampilan produksi mebel kayu dan manajemen usaha
sangat penting dalam meningkatkan kualitas produk dan efisiensi
produksi. Pelatihan keterampilan produksi mebel kayu yang diberikan
meliputi teknik pemotongan kayu, pengolahan kayu, perakitan mebel,
dan finising. Selain itu, pelatihan manajemen usaha juga diberikan
agar pelaku usaha mampu mengelola bisnisnya secara profesional.

2. Peningkatan akses terhadap sumber daya produksi


Untuk meningkatkan efisiensi produksi, program pemberdayaan
masyarakat di Desa Babakan dengan memproduksi mebel kayu
memberikan akses terhadap sumber daya produksi seperti mesin-
mesin potong kayu, peralatan bengkel, dan bahan baku berkualitas.

3. Bantuan modal dan permodalan


Program pemberdayaan masyarakat di Desa Babakan dengan
memproduksi mebel kayu memberikan bantuan modal dan permodalan
kepada pelaku usaha agar mereka dapat memperluas bisnisnya dan
meningkatkan kapasitas produksinya. Bantuan modal diberikan dalam
bentuk pinjaman lunak dengan bunga rendah dan dibarengi dengan
pelatihan manajemen keuangan.

4. Pengembangan pasar dan promosi produk


Untuk meningkatkan penjualan produk mebel kayu, program
pemberdayaan masyarakat di Desa Babakan dengan memproduksi
mebel kayu mengembangkan pasar dan melakukan promosi produk.
Pengembangan pasar dilakukan melalui pameran-pameran produk,
sementara promosi produk dilakukan melalui media sosial dan promosi
langsung ke konsumen.

5. Peningkatan kualitas produk


Program pemberdayaan masyarakat di Desa Babakan dengan
memproduksi mebel kayu juga berfokus pada peningkatan kualitas
produk melalui penggunaan teknologi produksi yang lebih modern dan
inovatif. Pelaku usaha didorong untuk mengadopsi teknologi yang
sesuai dengan skala produksinya dan melakukan inovasi produk agar
produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah dan daya saing yang
tinggi.

Dengan implementasi strategi-strategi tersebut, program


pemberdayaan masyarakat di Desa Babakan dengan memproduksi
mebel kayu berhasil memberikan dampak yang positif bagi
kesejahteraan masyarakat setempat. Program ini berhasil
meningkatkan pendapatan dan memberikan lapangan kerja bagi
masyarakat setempat, serta meningkatkan kualitas produk dan daya
saing di pasar.

E. Hasil Pemberdayaan
Program pemberdayaan masyarakat di Desa Babakan yang
memproduksi mebel kayu telah memberikan hasil yang positif bagi
kesejahteraan masyarakat setempat. Berikut adalah beberapa hasil
yang telah dicapai dari program pemberdayaan tersebut:

1. Peningkatan pendapatan masyarakat


Program pemberdayaan masyarakat di Desa Babakan dengan
memproduksi mebel kayu berhasil meningkatkan pendapatan
masyarakat setempat. Dengan meningkatkan kualitas produk dan
mengembangkan pasar, pelaku usaha mampu meningkatkan omzet
penjualan dan memperluas jangkauan pasarnya.

2. Peningkatan kualitas produk


Melalui pelatihan keterampilan produksi dan pengembangan
teknologi produksi yang lebih modern, program pemberdayaan
masyarakat di Desa Babakan dengan memproduksi mebel kayu
berhasil meningkatkan kualitas produk. Produk-produk yang dihasilkan
memiliki desain yang lebih menarik, kualitas bahan baku yang lebih
baik, dan proses produksi yang lebih efisien.

3. Peningkatan kapasitas produksi


Dengan memberikan akses terhadap sumber daya produksi dan
bantuan modal, program pemberdayaan masyarakat di Desa Babakan
dengan memproduksi mebel kayu berhasil meningkatkan kapasitas
produksi. Pelaku usaha dapat memperluas bisnisnya dan meningkatkan
produksi mebel kayu dalam skala yang lebih besar.

4. Peningkatan keterampilan dan pengetahuan


Pelatihan keterampilan produksi mebel kayu dan manajemen usaha
yang diberikan dalam program pemberdayaan masyarakat di Desa
Babakan dengan memproduksi mebel kayu telah meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan pelaku usaha dalam mengelola
bisnisnya. Hal ini membantu mereka untuk meningkatkan efisiensi
produksi dan mengelola keuangan dengan lebih baik.

5. Peningkatan lapangan kerja


Dengan meningkatnya produksi mebel kayu dan perkembangan
bisnis pelaku usaha, program pemberdayaan masyarakat di Desa
Babakan dengan memproduksi mebel kayu berhasil menciptakan
lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat.

Dengan hasil yang telah dicapai tersebut, program pemberdayaan


masyarakat di Desa Babakan dengan memproduksi mebel kayu
berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan
membantu mengurangi angka pengangguran di wilayah tersebut.

F. Kendala-kendala Dalam Pemberdayaan


kendala yang dihadapi pada pemberdayaan masyarakat di desa
babakan yang memproduksi mebel kayu

Meskipun program pemberdayaan masyarakat di Desa Babakan yang


memproduksi mebel kayu memberikan hasil yang positif, namun masih
terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya, di
antaranya:

1. Keterbatasan modal
Sebagian pelaku usaha di Desa Babakan masih mengalami
keterbatasan modal dalam memperluas bisnis dan meningkatkan
kapasitas produksi. Kendala ini mempengaruhi kemampuan pelaku
usaha untuk membeli bahan baku yang lebih baik dan mengakses
teknologi produksi yang lebih modern.

2. Keterbatasan akses pasar


Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan untuk memperluas
jangkauan pasar produk mebel kayu dari Desa Babakan, namun masih
terdapat kendala akses pasar yang terbatas. Hal ini karena persaingan
yang ketat dengan produk serupa dari daerah lain, serta kurangnya
promosi dan pemasaran yang tepat.

3. Kurangnya keterampilan manajerial


Sebagian pelaku usaha di Desa Babakan masih kurang memiliki
keterampilan manajerial yang cukup untuk mengelola bisnisnya dengan
baik. Kurangnya keterampilan manajerial dapat mempengaruhi
efektivitas pengelolaan keuangan dan operasional bisnis, serta
pengambilan keputusan strategis.

4. Perubahan iklim
Sebagai wilayah yang berada di daerah tropis, Desa Babakan
mengalami perubahan iklim yang berdampak pada ketersediaan bahan
baku yang berkualitas, terutama kayu. Hal ini dapat mempengaruhi
kualitas produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha.

5. Kurangnya dukungan pemerintah


Meskipun program pemberdayaan masyarakat di Desa Babakan
telah mendapatkan dukungan dari beberapa pihak, namun masih
terdapat kurangnya dukungan dari pemerintah, terutama dalam hal
perizinan dan pengembangan infrastruktur yang mendukung bisnis
mebel kayu di wilayah tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil kegiatan observasi yang dilakukan di Desa
Babakan yang memproduksi mebel kayu, dapat disimpulkan
bahwa program pemberdayaan masyarakat melalui
pengembangan usaha mebel kayu dapat memberikan manfaat
yang signifikan bagi masyarakat setempat. Dalam program ini,
terdapat beberapa strategi yang dilaksanakan, seperti
pengembangan keterampilan dan pelatihan, bantuan modal
dan peralatan, serta akses pasar yang lebih luas.

Meskipun program ini memberikan hasil yang positif, masih


terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaannya, seperti keterbatasan modal, keterbatasan
akses pasar, kurangnya keterampilan manajerial, perubahan
iklim, dan kurangnya dukungan pemerintah. Oleh karena itu,
diperlukan upaya yang lebih besar dan berkelanjutan untuk
mengatasi kendala-kendala tersebut dan meningkatkan
keberlangsungan program pemberdayaan masyarakat di Desa
Babakan.

Secara keseluruhan, program pemberdayaan masyarakat


melalui pengembangan usaha mebel kayu di Desa Babakan
dapat dijadikan sebagai contoh model pengembangan usaha
yang dapat diterapkan pada desa-desa lain di Indonesia,
terutama yang memiliki potensi sumber daya alam yang dapat
diolah menjadi produk yang bernilai tinggi.

Anda mungkin juga menyukai