Anda di halaman 1dari 18

GENETIKA POPULASI DAN INTERAKSI GEN

KELOMPOK VII
KELAS B
Nanda Nelfitriza (1510422034), Nurtina Sakaliou (1510422036), Shelvia Jhonisra
(1510422030), Zil Fadhilah Rahmah (1510422014)
ABSTRAK
Praktikum Genetika Populasi dan Interaksi Gen dilaksanakan pada hari Kamis 23 Februari
2017 di Laboratorium Teaching IV, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
memberikan keterampilan dan pemahaman terhadap penentuan frekuensi gen dalam suat
populasi serta analisis statistik yang digunakan. Metode yang digunakan pada genetika
populasi dan interaksi gen adalah eksperimen dengan pengambilan kancing baju secara
acak serta melakukan perhitungan jumlah kancing baju A-G. Hasil dari percobaan genetika
populasi didapatkan Ho 1:2:1 dengan nilai X2 hitung 3,3 kurang dari X2 tabel 5,99 berarti Ho
diterima. Percobaan Interaksi Gen pada botol A didapatkan Ho 9:3:3:1 (hukum Mendel II)
dengan nilai X2 hitung 0,343 kurang dari X2 tabel 7,81 sehingga Ho diterima, botol B
didapatkan Ho 12:3:1 dengan nilai X2 hitung 0,088 kurang X2 tabel 5,99 sehingga Ho
diterima, botol C didapatkan Ho 15:1 dengan nilai X2 hitung 0,0706 kurang dari X2 tabel 3,84
sehingga Ho diterima, botol D didapatkan Ho 9:3:4 dengan nilai X2 hitung 8,44 besar dari X2
tabel 5,99 sehingga Ho ditolak, botol E didapatkan Ho 9:7 dengan nilai X2 hitung 2,67
kurang dari X2 tabel 3,84 sehingga Ho diterima, botol F didapatkan Ho 9:6:1 dengan nilai X2
hitung 2,612 kurang dari X2 tabel 5,99 sehingga Ho diterima, dan botol G didapatkan Ho
13:3 dengan nilai X2 hitung 1,49 kurang dari X2 tabel 3,84 sehingga Ho diterima. Dari
percobaan didapatkan total 7 Ho yang diterima dan 1 Ho ditolak.
Kata kunci : Epistasis, Genetika Populasi, Hukum Mendel, Interaksi Gen

PENDAHULUAN
Populasi adalah suatu kelompok tertentu pada saat yang sama dan
individu sejenis yang hidup pada diantara mereka terjadi perkawinan
suatu daerah tertentu. Genetika (interbreeding) sehingga masing-
populasi adalah cabang dari ilmu masing akan memberikan kontribusi
genetika yang mempelajari gen-gen genetik ke dalam lungkang gen (gene
dalam populasi dan menguraikannya pool), yaitu sekumpulan informasi
secara matematik akibat dari genetik yang dibawa oleh semua
keturunan pada tingkat populasi. individu di dalam populasi. Di dalam
Suatu populasi dikatakan seimbang populasi tertentu terdapat tiga macam
apabila frekuensi gen dan frekuensi genotip yaitu AA, Aa dan aa, maka
genetik berada dalam keadaan tetap proporsi atau persentase genotip AA,
dari setiap generasi (Suryo, 2010). Aa dan aa akan menggambarkan
Untuk mempelajari pola susunan genetik populasi tempat
pewarisan sifat pada tingkat populasi mereka berada (Campbell, 2002).
terlebih dahulu perlu dipahami Interaksi gen merupakan
pengertian populasi dalam arti penyimpangan semu terhadap hukum
genetika atau lazim disebut juga Mendel yang tidak melibatkan
populasi mendelian. Populasi modifikasi nisbah fenotipe, tetapi
mendelian ialah sekelompok individu interaksi gen menimbulkan fenotipe-
suatu spesies yang bereproduksi fenotipe yang merupakan hasil kerja
secara seksual, hidup di tempat sama atau interaksi dua pasang gen

Jurnal Praktikum Genetika 2017


nonalelik. Selain terjadi interaksi antar Menurut Yatim (2003) pada
alel, interaksi juga dapat terjadi secara metode perhitungan rasio fenotip
genetik (Suryo, 2008). (contoh: F2 3 : 1) hanya merupakan
Modifikasi nisbah 9 : 3 : 3 : 1 perhitungan secara teoritis, rasio ini
(penyimpangan dari Hukum Mendel II) diperoleh dari rasio genotipnya. Makin
disebabkan oleh peristiwa yang dekat nilai rasio kenyataan, yang
dinamakan dengan epistasis. disebut O (observation) terhadap rasio
Epistasis merupakan terjadinya teoritis yang disebut e (expected),
penutupan ekspresi suatu gen yang makin sempurna data yang dipakai.
nonalelik, sehingga dikatakan suatu Kalau perbandingan o/e mendekati
gen bersifat dominan terhadap gen angka satu berarti data yang didapat
lain yang bukan alelnya. Ada makin baik, dan pernyataan fenotip
beberapa macam peristiwa epistasis, tentang karakter yang diselidiki
masing-masing menghasilkan nisbah mendekati sempurna. Jika o/e
fenotip yang berbeda pada generasi menjauhi 1 berarti data kurang baik
F2. Diantara peristiwa epistasis yang berarti pernyataan fenotip dipengaruhi
terjadi yaitu epistasis dominan, oleh faktor lain seperti faktor
epistasis resesif, dan lain-lain lingkungan (suhu dan makanan) atau
(Campbell, 2002). jumlah objek yang diamati terlalu
Keragaman genetik terdiri atas sedikit.
ragam genetik aditif, dominan, dan Beberapa faktor yang dapat
epistasis. Ragam genetik aditif adalah mempengaruhi frekuensi gen dan
ragam genetik yang menyebabkan keanekaragaman genetik diantaranya
terjadinya kesamaan sifat di antara adalah mutasi, seleksi alam, migrasi,
tetua dan turunannya. Fenotipe pada rekombinasi dan hanyutan genetik.
aksi gen aditif disebabkan Apabila ada satu atau lebih gen yang
penjumlahan dari masing-masing alel bermutasi maka akan menyebabkan
tanpa interaksi dengan alel lain perubahan keseimbangan gen-gen
(interaksi alelik atau non alelik), dalam populasi. Individu-individu yang
sedangkan pada aksi gen epistasis, tidak dapat menghadapi seleksi alam
fenotipe ditentukan oleh interaksi alel- akan mengurangi alel dalam populasi
alel dari lokus yang berbeda (Roy, karena individu itu tidak memiliki
2000). Menurut Phillips (2008) aksi keturunan yang mewariskan alel
gen epistasis berperan penting dalam tersebut. Individu yang meninggalkan
adaptasi tanaman terhadap cekaman suatu populasi (emigrasi) akan
abiotik seperti cekaman aluminium. membawa alel keluar dan individu
Untuk mengevaluasi suatu yang masuk ke dalam populasi
hipotesis genetika, kita memerlukan (imigrasi) akan membawa alel yang
suatu uji yang dapat mengubah berpotensi menjadi alel baru
deviasi-deviasi dari nilai yang (Dwisang, 2008).
diharapkan menjadi probabilitas dari Adapun tujuan dari praktikum
ketidaksamaan demikian yang terjadi ini adalah untuk suatu memberikan
oleh peluang uji yang lazim digunakan keterampilan dan pemahaman
adalah uji X2 (Chi-square test) atau terhadap penentuan frekuensi gen
ada yang disebut dengan kecocokan dalam suatu populasi serta analisis
(goodness of fit) (Sugiyono, 2009). statistik yang digunakan.

Jurnal Praktikum Genetika 2017


METODE PRAKTIKUM Cara kerja
Genetika Populasi
Waktu dan Tempat Disiapkan 1000 buah kancing baju
Praktikum Genetika Populasi dan berwarna hitam dan kuning dalam
Interaksi Gen ini dilaksanakan pada sebuah kaleng. Kemudian diambil dua
hari Kamis, 23 Februari 2017 di kancing secara acak setelah kaleng
Laboratorium Teaching IV, Jurusan dikocok terlebih dahulu. Pengambilan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu kacing tersebut dilakukan sebanyak
Pengetahuan Alam, Universitas 500 kali. Kancing yang terambil
Andalas, Padang. dicatat warnanya, seperti hitam-hitam,
hitam-kuning, atau kuning-kuning.
Metode Kemudian jumlah warna kancing yang
Metode yang digunakan pada saat terambil tersebut dicatat rasionya,
percobaan tentang genetika populasi kemudian analisis data dengan uji
dan interaksi gen adalah eksperimen Chi-Square.
dengan pengambilan kancing baju
secara acak serta melakukan Interaksi Gen
perhitungan jumlah kancing baju A-G Disiapkan botol A sampai G yang
berisi sejumlah kancing berwarna
Alat dan Bahan warni. Masing-masing botol tersebut
Alat yang digunakan pada praktikum terdiri dari 3 perlakuan. Kemudian
Genetika populasi dan Interaksi Gen dihitung berapa jumlah kancing yang
adalah kalkulator dan alat tulis. Bahan warnanya berbeda pada setiap botol
yang digunakan adalah kancing baju mulai dari botol A sampai G. Jumlah
berwarna hitam dan kuning sebanyak warna yang sama pada ketiga botol ,
1000 buah pengamatan Genetika perlakuan dari masing-masing botol A
Populasi dan untuk Interaksi Gen sampai botol G tersebut dijumlahkan,
kancing baju warna biru, kuning, putih, kemudian dihitung rasionya dan
dan hitam, dan botol kaca. analisis dengan uji Chi-Square.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Genetika Populasi
Adapun hasil yang didapatkan dari percobaan genetika populasi yang telah
dilakukan adalah:
Tabel 1. Analisis Chi-square Genetika Populasi
Ho= 1 : 2 : 1 (Hukum Mendel I)
Fenotip O E O-E (O-E) 2 / E
KK 155 165 -10 0,6
HK 265 245 20 1,6
HH 80 90 -10 1,1
∑ 500 500 0 3,3
Berdasarkan percobaan genetika Menurut Syamsuri (2004),
populasi, didapatkan Ho 1:2:1 dengan percobaan genetika populasi
nilai X2 hitung 3,3 kurang dari X2 tabel didasarkan pada Hukum Hardy-
5,99 sehingga Ho diterima. Weinberg yang telah diperkenalkan
pertama kali oleh Wilhelm Weinberg

Jurnal Praktikum Genetika 2017


dan Godfrey Hardy pada tahun 1908. Menurut pendapat Christensen
Asas Hardy-Weinberg menyatakan (2000), pola warna pada kucing
bahwa frekuensi alel dan frekuensi merupakan suatu contoh yang
genotipe dalam suatu populasi akan menarik untuk menjelaskan prinsip-
tetap konstan, yakni berada dalam prinsip hukum Mendel dan
kesetimbangan dari satu generasi ke menghindari miskonsepsi tentang
generasi lainnya kecuali apabila genetika populasi. Beberapa contoh
terdapat pengaruh-pengaruh tertentu organisme yang lain seperti lalat
yang mengganggu kesetimbangan buah, rooster, snapdragons dan
tersebut. Pengaruh tersebut meliputi summersquash tidak terlalu menarik
perkawinan tak acak, peristiwa dan jauh dari kehidupan manusia
mutasi, seleksi, ukuran populasi sehari-hari.
terbatas, hanyutan genetik, dan aliran
gen.

2. Interaksi Gen
Adapun hasil yang didapatkan dari percobaan interaksi gen pada botol A sampai G
yang telah dilakukan adalah :
2.1. Botol A
Tabel 2. Analisis Chi-square Interaksi Gen
Ho= 9 : 3 : 3 : 1 (Hukum Mendel II)
Fenotip O E O-E (O-E) 2 / E
Biru 519 520,9 -1,9 0,0069
Kuning 180 173,6 6,4 0,235
Putih 171 173,6 -2,6 0,038
Hitam 56 57,9 -1,9 0,062
∑ 926 926 0 0,343
Berdasarkan percobaan interaksi gen dihibrid adalah hibrid dengan 2 sifat
botol A didapatkan Ho 9:3:3:1 dengan yang beda akan menghasilkan
nilai X2 hitung 0,343 kurang dari nilai perbandingan 9:3:3:1 (Suryati, 2014).
X2 tabel 7,8 sehingga Ho diterima. Perubahan frekuensi alel dan
Dalam Hukum Mendel II atau genotip suatu populasi merupakan
hukum pengelompokan gen secara indikasi adanya mikroevolusi, yaitu
bebas dinyatakan bahwa selama evolusi yang terjadi pada tingkat kecil
pembentukan gamet, gen-gen sealel (gen). Apabila frekuensi alel atau
akan memisah secara bebas dan genotip tersebut menyimpang dari
mengelompok dengan gen lain yang nilai yang diharapkan pada hukum
bukan alelnya. Pembuktian hukum ini kesetimbangan menurut Hardy-
dipakai pada dihibrid atau polihibrid Weinberg, maka populasi tersebut
yaitu persilangan antara 2 individu dikatakan sedang mengalami evolusi
yang memiliki satu atau lebih karakter (Campbell and Mitchell, 2003).
yang berbeda. Monohibrid adalah
hibrid dengan satu sifat beda, dan

Jurnal Praktikum Genetika 2017


2.2 Botol B
Tabel 3. Analisis Chi-square Interaksi Gen
Ho = 12 : 3 : 1 (Epistasis Dominan)
Fenotip O E O-E (O-E) 2 / E
Biru 408 405 3 0,022
Kuning 99 101,25 -2,25 0,05
Hitam 33 33,75 -0,75 0,016
∑ 540 540 0 0,088
Berdasarkan percobaan interaksi gen bukan alelnya dinamakan gen yang
pada botol B didapatkan Ho 12:3:1 epistasis.
dengan nilai X2 hitung 0,088 kurang Menurut pernyataan Suryo
dari X2 tabel 7,09 sehingga Ho (2001), peristiwa epistasis dominan
diterima. contohnya terjadi pada persilangan
Menurut Suryo (2005) interaksi umbi lapis bawang berwarna merah
antar gen (intergenik) akan dengan umbi yang berwarna kuning.
menyebabkan peristiwa epistasis yaitu Gen A menyebabkan umbi menjadi
penutupan ekspresi oleh pasangan berwarna merah dan gen B yang
gen lain. Sebuah atau sepasang gen menyebabkan umbi menjadi berwarna
yang menutupi ekspresi gen lain yang kuning.

2.3 Botol C
Tabel 4. Analisis Chi-square Interaksi Gen
Ho = 15 : 1 (Epistasis Dominan Duplikat)
Fenotip O E O-E (O-E) 2 / E
Biru 443 444,4 -1,4 0,0044
Kuning 31 29,6 1,4 0,063
∑ 474 474 0 0,0706
Berdasarkan percobaan interaksi gen nisbah fenotip 15 : 1 pada generasi F2
botol C didapatkan Ho 15:1 dengan (Campbell,et.al, 2002).
nilai X2 hitung 0,0706 kurang dari X2 Menurut Windarsih (2010),
tabel 3,84 sehingga Ho diterima. epistasis gen dominan rangkap/
Epistasis dominan duplikat duplikat adalah kerja 2 gen dominan
merupakan peristiwa dua gen yang atau lebih untuk menghasilkan fenotip
dominan atau lebih yang bekerja tunggal. Pada tanaman kantong
untuk munculnya satu fenotip tunggal. gembala, terjadi persilangan dua gen
Jika gen dominan dari pasangan gen I dominan menghasilkan keturunan
epistasis terhadap pasangan gen II yang berbiji segitiga dan resesifnya
yang bukan alelnya, sementara gen bulat. Namun apabila biji segitiga
dominan dari pasangan gen II ini juga dipersilangkan lagi dengan biji bulat
epistasis terhadap pasangan gen I, maka hasil keturunan F2 nya akan
maka epistasis yang terjadi menjadi tanaman segitiga (15:1).
dinamakan dengan epistasis dominan
duplikat. Epistasis ini menghasilkan

Jurnal Praktikum Genetika 2017


2.4 Botol D
Tabel 5. Analisis Chi-square Interaksi Gen
Ho = 9 : 3 : 4 (Epistasis Resesif)
Fenotip O E O-E (O-E) 2 / E
Biru 404 368,44 35,56 3,43
Kuning 101 122,8 -21,81 3,87
Hitam 150 163,7 -13,7 1,14
∑ 655 655 0 8,44
Berdasarkan percobaan interaksi gen hitam : 4 emas : 3 coklat. Oleh karena
pada botol D didapatkan Ho 9:3:4 itu, rumus epistasis resesif adalah aa
dengan nilai X2 hitung 8,44 besar dari epistasis terhadap B dan b.
X2 tabel 5,99 sehingga Ho ditolak. Menurut Windarsih (2010)
Menurut Yatim (2003) peristiwa epistasis resesif bisa dilihat
peristiwa epistasis resesif terjadi jika dari pola pewarisan pada ayam
gen resesif mengalahkan pengaruh negeri. Gen C adalah gen yang
gen dominan dan resesif yang bukan menghasilkan warna, gen c adalah
alelnya. Rumusnya adalah gen aa gen yang tidak menghasilkan warna
epistasis terhadap B dan b. Pada (ayam menjadi putih), gen I yaitu gen
persilangan antara anjing berambut yang menghalangi keluarnya warna
emas dan anjing berambut coklat (gen ini disebut juga gen inhibitor),
dihasilkan keturunan F1 berambut dan gen i yaitu gen yang tidak
hitam. Dari hasil penyilangan tersebut menghalangi warna.
menunjukkan perbandingan fenotip 9

2.5 Botol E
Tabel 6. Analisis Chi-square Interaksi Gen
Ho = 9 : 7 (Epistasis Resesif Duplikat)
Fenotip O E O-E (O-E) 2/ E
Kuning 328 348,.2 -20,2 1,17
Hitam 291 270,8 20,2 1,50
∑ 0 2,67
Berdasarkan percobaan interaksi gen Menurut Tim Dosen (2010),
pada botol E didapatkan Ho 9:7 epistasis resesif rangkap adalah
dengan nilai X2 hitung 2,67 kurang interaksi beberapa gen yang saling
dari X2 tabel 3,84 sehingga Ho melengkapi. Apabila gen resesif dari
diterima. suatu pasangan gen, katakanlah gen
Hal ini didukung oleh I, epistasis terhadap pasangan gen
pernyataan Passarge (2007), jika X2 lain, katakanlah gen II yang bukan
hitung lebih besar daripada X2 tabel, alelnya sementara gen resesif dari
maka hipotesa ditolak. Besarnya X2 pasangan gen II ini juga epistasis
hitung menandakan besarnya terhadap pasangan gen I maka
penyimpangan yang terjadi terhadap epistasis yang terjadi dinamakan
H0. Artinya asumsi rasio epistasis epistasis resesif duplikat atau
resesif ganda berbeda nyata dengan epistasis resesif rangkap.
yang diharapkan dari ratio tersebut.

Jurnal Praktikum Genetika 2017


2.6 Botol F
Tabel 7. Analisis Chi-square Interaksi Gen
Ho = 9:6:1 (Epistasis Duplikat Kumulatif)
Fenotif O E O-E (O-E)2 /E
B 223 216,6 6,4 0,18
P 131 144,4 -13,4 1,24
H 31 24 7 2,04
∑ 385 385 0 X2hitung = 3,46
Berdasarkan percobaan interaksi gen hitung nilainya besar dari X2 tabel
pada botol F didapatkan Ho 9:6:1 berarti hipotesanya ditolak.
dengan nilai X2 hitung 3,46 kurang Menurut Millah (2007),
dari X2 tabel 3,84 sehingga Ho peristiwa gen duplikat atau ganda
diterima. yang mempunyai efek kumulatif data
Hal ini sesuai dengan terjadi bila keberadaan gen-gen yang
pernyataan menurut Suryo (2001) resesif memberi efek yang sama,
bahwa diterima atau ditolaknya suatu misalnya gen aa dan bb akan
hipotesa ditentukan oleh X2 hitung. menghasilkan sifat fenotip yang sama.
Apabila X2 hitung nilainya lebih kecil Epsitasis ini menghasilkan
dari X2 tabel maka hipotesanya perbandingan fenotip 9 : 6 : 1.
diterima. Sebaliknya bila nilai X2

2.7 Botol G
Tabel 8. Analisis Chi-square Interaksi Gen
Ho = 13 : 3 (Epistasis Dominan Resesif)
Fenotip O E O-E (O-E) 2 / E
Biru 461 457,4 3,6 0,028
Kuning 102 105,6 -3,6 0,123
∑ 0 0,15
Berdasarkan percobaan interaksi gen ini menurut penelitian Millah (2007)
pada botol G didapatkan Ho 13:3 yaitu pada karakter ketahanan
dengan nilai X2 hitung 0,15 kurang tanaman terhadap penyakit
dari X2 tabel 3,84 sehingga Ho dikendalikan oleh sepasang gen
diterima. mayor dominan. Pada Keadaan
Hal ini sesuai dengan generasi F2 hasil persilangan dengan
pernyataan Campbell, et.al, (2002) nisbah 13 : 3 ini berarti bahwa
bahwa Epistasis dominan resesif karakter tersebut dikendalikan oleh
merupakan peristiwa suatu gen dua gen yang bereaksi epistasis
menghambat ekspresi fenotip yang dominan resesif artinya gen dominan
disebabkan oleh gen mutan yang pada satu lokus dan gen resesif pada
bukan alelnya. Gen mutan tersebut lokus lain mempengaruhi fenotipe
bersifat menghambat sehingga yang sama.
disebut gen penghalang atau inhibitor
atau gen suspensor. Contoh peristiwa

Jurnal Praktikum Genetika 2017


KESIMPULAN 13:3 dengan nilai X2 hitung
Dari praktikum yang telah 0,15 kurang dari X2 tabel
dilaksanakan, dapat disimpulkan 3,84 sehingga Ho diterima.
bahwa :
1. Pada percobaan genetika
populasi didapatkan Ho 1:2:1 DAFTAR PUSTAKA
dengan nilai X2 hitung 3,3 lebih Campbell R dan Mitchell. 2000.
kecil dari X2 tabel 5,99 Biologi. Erlangga. Jakarta.
sehingga Ho diterima. Campbell, N.A, J.B. Reece, dan L.W.
2. Percobaan interaksi gen : Mitchell. 2002. Biologi, edisi
a. Pada percobaan interaksi kelima. Penerbit Erlangga.
gen botol A didapatkan Ho Jakarta.
9:3:3:1 dengan nilai X2 Campbell R dan Mitchell. 2003.
hitung 0,343 lebih kecil dari Biologi Jilid 2. Erlangga.
X2 tabel 7,8 sehingga Ho Jakarta.
diterima. Christensen, A.C. 2000. Cats as An
b. Pada percobaan interaksi aid to Teaching Genetics.
gen botol B didapatkan Ho Genetics society. America.
12:3:1 dengan nilai X2 Dwisang, E. L. 2008. Intisari Biologi.
hitung 0,088 kurang dari X2 Scientific Press. Tangerang.
tabel 5,99 sehingga Ho Millah, Z. 2007. Pewarisan Karakter
diterima. Ketahanan Tanaman Cabai
c. Pada percobaan interaksi Terhadap Infeksi Chilli Veinal
gen botol C didapatkan Ho Mottle Virus.Tesis .Institut
15:1 dengan nilai X2 hitung Pertanian Bogor. Bogor.
0,0706 kurang dari X2 tabel Passarge, E. 2007. Color Atlas of
3,84 sehingga Ho diterima. Genetics. George Thieme
b. Pada percobaan interaksi Verlag KG. Germany.
gen botol D didapatkan Ho Phillips, P.C. 2008. Epistasis, the
9:3:4 dengan nilai X2 essential role of gene
hitung 8,44 besar dari X2 interactions in the structure
tabel 5,99 sehingga Ho and evolution of genetic
ditolak. systems. Nat. Rev. 9:855-
c. Pada percobaan interaksi 867.
gen botol E didapatkan Ho Roy, D. 2000. Plant Breeding:Analysis
9:7 dengan nilai X2 hitung and Exploitation of Variation.
2,67 kurang dari X2 tabel Narosa, New Delhi.
3,84 sehingga Ho diterima. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
d. Pada percobaan interaksi Kuantitatif, Kualitatif dan
gen botol F didapatkan Ho R&D. Penerbit Alfabeta.
9:6:1 dengan nilai X2 Bandung.
hitung 2,612 kurang dari X2 Suryati, Dotti. 2014. Penuntun
tabel 5,99 sehingga Ho Praktikum Genetika.
diterima. Laboratorium Agronomi
e. Pada percobaan interaksi Universitas Bengkulu.
gen botol G didapatkan Ho Bengkulu

Jurnal Praktikum Genetika 2017


Suryo. 2001. Genetika Manusia. Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi.
Gajah Mada University Erlangga. Jakarta.
Press. Yogyakarta. Tim Dosen Genetika Dasar. 2010.
Suryo. 2005. Genetika Strata I. Genetika Dasar. Fakultas
Gadjah Mada University MIPA UNIMED. Medan.
Press . Yogyakarta. Yatim, Wildan. 2003. Genetika.
Tarsito.Bandung.
Suryo. 2008. Genetika. Gadjah Mada Windarsih, G. 2010. Biologi. Intan
University Press. Yogyakarta. Pariwara. Klaten.
Suryo. 2010. Genetika manusia.
Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.

Jurnal Praktikum Genetika 2017

Anda mungkin juga menyukai