Npm : 2001020045
1. Jawab : ciri-ciri bahwa seseorang memiliki bakat bahasa yaitu seseorang tersebut
sudah memiliki kemahiran khusus dalam 4 kemampuan berbahasa yaitu kemampuan
mendengar, kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan kemampuan menulis.
Atau juga dikatakan (Carrol,1962-130) seseorang yang memiliki bakat sebagai
berikut:
a. Kemampuan mengkode fonetik
b. Kepekaan gramatik
c. Kemampuan belajar bahasa secara induktif
d. Kemampuan mengingat
Bagaimana seseorang tersebut dapat lebih cepat dari orang lain dalam memungut,
mengingat dan mengartikan serta menyusun kalimat menjadi sebuah teks. Dan ia
dapat belajar sendiri memaknai bahasa yang ia dengar dari seorang guru, atau saat
menonton televisi, youtube serta ketika membaca buku. Dan seseorang yang memiliki
bakat bahasa lebih lancar dalam berbicara, karena sudah mampu memilih dan
mengolah kata menjadi sebuah kalimat yang memiliki makna.
2. Jawab : alat ukur untuk melihat seseorang memiliki bakat bahasa yaitu dengan
melihat kemampuan dalam berbicara (auditoris). Dan kemampuan menuliskan sebuah
karangan teks, dari teks tersebut kita dapat melihat bagaimana seseorang yang
memiliki bakat bahasa mampu menyusun kalimat yang memiliki makna. Semangkin
tinggi bakat bahasa yang dimiliki seseorang maka semakin cepat pula pemerolehan
bahasa keduanya.
5. Jawab : gaya belajar yang cocok untuk pemerolehan yaitu depedensi lapangan
(field dependent) karena untuk pemerolehan bahasa lebih bagus secara alamiah.
Yaitu dengan kegiatan berinteraksi dengan orang lain seperti teman sebaya dan
keluarga. Jika gaya belajar yang digunakan depedensi lapangan maka ia akan
cenderung berorientasi sosial yang kuat. Dan juga biasannya lebih empatik dan
perspektif tentang orang lain (Hamied, 1987:93).
Sedangkan gaya belajar yang sesuai untuk belajar bahasa yaitu indepedensi
lapangan (Field independent) karena gaya belajar ini memiliki ciri-ciri yang
individualis tidak seperti gaya belajar depedensi lapangan yang cenderung
berorientasi sosial, gaya belajar ini bersifat analitik, yaitu belajar yang sesuai pada
kaidah-kaidah kebahasaan sehingga sesuai dengan belajar bahasa yang mengajarkan
bagaimana sebuah bahasa terbentuk dan bagaimana bahasa diatur berdasarkan kaidah
kebahasaan.
7. Jawab : motivasi instrumental yaitu keinginan belajar suatu bahasa karena bahasa
itu berguna untuk tujuan instrumental tertentu seperti mendapatkan pekerjaan,
membaca koran, atau lulus tes. Cara mengenali motivasi instrumental yaitu dengan
cara melihat maksud belajar bahasanya jika menggambarkan nilai kegunaan dari
pencapaian sepeti yang disebutkan di atas maka kita bisa mengetahui motivasi apa
yang diterapkan dalam belajar bahasa kedua.
Motivasi integratif yaitu keinginan belajar bahasa agar bisa berkomunikasi dengan
orang dari budaya lain yang menggunakan bahasa itu. Cara mengenali motivasi
integratif yaitu jika ia mau belajar tentang masyarakat budaya lain karena ia tertarik
akan masyarakat itu secara pikiran terbuka, sampai dititik akhirnya bisa diterima
sebagai anggota kelompok tersebut.
8. Jawab : usia sangat berpengaruh terhadap urutan pemerolehan seperti anak yang
berusia 6-10 tahun lebih baik dalam hal pengucapan, ia hanya akan memungut kata
yang mampu membuatnya berkomunikasi dengan orang lain dalam hal sederhana
seperti mau makan, mau buang air kecil. Ia belum mampu memaknai kata atau
kalimat dalam pengertian skala besar,sedangkan dan pada usia 11-15 tahun lebih baik
dalam kaidah kebahasaan seperti tes morfologi dan sintaksis. Pada tahap inilah
pemerolehan bahasa bukan sekedar pengucapan tapi mampu memaknai makna serta
kaidah kebahasa yang ada di dalam sebuah kata, kalimat atau pun paragraf karena
meta kognitifnya sudah abstrak.
9. Jawab : motivasi integratif lebih bertahan lama pada diri seseorang untuk
mempelajari bahasa kedua karena motivasi ini bukan hanya memperoleh prestasi yang
baik tapi juga memperlihatkan ketekunan yang lebih kuat belajar bahasa sehingga
memperoleh nilai profesiensi (kecakapan) yang lebih baik.
10. Jawab : cara saya mengenali pembelajar yang bergaya belajar indepedensi lapangan
yaitu apabila ada seseorang masih bisa belajar dan fokus padahal dalam situasi
keramaian, dan ia mampu terpusat dalam pembelajaran dan tidak terlalu bersosialisasi
dalam bergaul, kemudian memiliki sifat yang individual maka ciri tersebut adalah
pembelajar yang gaya belajar indepedensi lapangan.
Kemudian cara saya mengenal pembelajar yang bergaya belajar dependen lapangan
yaitu jika seseorang tersebut tidak dapat berpusat dalam pembelajaran ia hanya
mampu berpikir global. Kemudian memiliki rasa sosial yang tinggi dan berempati
kepada orang lain. Dan memiliki kemampuan berbicara yang lancar. Dalam
pemerolehan alamiah seseorang yang saringan afeksi terbuka lebar karena seseorang
tersebut memiliki kepribadian ekstrinsik yang gampang berbaur dengan orang lain
sesuai dengan sifat seseorang yang gaya belajar depedensi, maka pemerolehan bahasa
lebih cepat sehingga dalam segi berbicara ia lebih lancar.
11. Jawab :
12. Jawab : A. kesalahan berbahasa adalah suatu penyimpangan kaidah bahasa yang di
lakukan seorang penutur akibat belum mengetahui kaidah kebahasaan.
B. kesalahan merupakan gambaran terhadap pemahaman penutur akan sistem bahasa
yang sedang dipelajarinya. Bila pemahaman penutur tentang sistem bahasa yang
sedang dipelajari ternyata kurang, kesalahan berbahasa tentu sering terjadi. Tetapi jika
tahap pemahaman semakin meningkat maka kesalahan berbahasa akan berkurang.
Oleh karena itu sangat perlu di koreksi dalam segi pembelajaran agar kesalahan itu
tidak berlangsung lama dan sesuai dengan kaidah kebasaan yang berlaku Perbaikan
bisa dilakukan melalui latihan dan praktik. Tetapi dalam segi pemerolehan tidak perlu
mengoreksi kesalahan berbahasa karena sesuai dengan hipotesis Krashen menguasai
bahasa kedua melalaui pemerolehan berlangsung secara alamiah artinya tidak perlu di
berikan penjelasan mengenai kaidah kebahasan yang ada dalam suatu kata ataupun
kalimat. Biarkan pembelajar memungut bahasa dan sistem sesuai dengan kebutuhan
pembelajar.
13. Jawab : Teori behaviorisme (Skinner) menyatakan bahwa peniruan sangat penting
karena teori menganggap manusia dilahirkan dengan suatu tabula rasa, yakni
semacam piring kosong tanpa apapun. Piring ini kemudian diisi oleh alam sekitar,
termasuk bahasanya. Dalam mempelajari bahasa dan berhubungan dengan
pembentukan antara kegiatan stimulus-respon dengan proses penguatannya. Proses
penguatan ini diperkuat oleh suatu situasi yang dikondisikan dan dilakukan secara
berulang-ulang. Sementara itu, karena rangsangan dari dalam dan luar mempengaruhi
proses pembelajaran, anak-anak akan merespons dengan mengatakan sesuatu. Ketika
responsnya benar, maka anak tersebut akan mendapat penguatan dari orang-orang
dewasa di sekitarnya seperti pemberian reward ketika anak tersebut benar dalam
mengucapkan dan juga mendapatkan punishment ketika anak tersebut salah.
Teori nativisme LAD (Chomsky) teori yang bertentangan dengan teori Skinner.
Chomsky mengatakan bahwa dalam setiap diri pembelajar telah dibekali oleh sebuah
kemampuan berbahasa dalam dirinya yang tersimpan sebagai bawaan semenjak lahir.
Karena setiap pembelajar tidak perlu menghafal dan menirukan ucapan yang
didengarnya dari lingkungannya agar bisa berbahasa, tetapi karena memiliki LAD lah
maka pembelajar memiliki kemampuan menhasilkan kalimat-kalimat yang sama
sekali belum pernah didengar sebelumnya.
Teori Bialystok menggambarkan model belajar bahasa berdasrkan tiga
unsuruatam yaitu input knowledge, dan output.
a. Tataran input berupa pengalaman berbahasa pembelajar yang telah dipajan
(expouser) melalui belajar membaca dan belajar berbicara.
b. Tataran knowledge berupa cara penyimpanan informasi secara.
a. Implisit berupa pengetahuan intuitif. Berfungsi untuk menyimpan semua
informasi tentang bahasa target yang diperlukan untuk mengungkapkan dan
memahami bahasa. Informasi bahasa mengenai bahasa di dapatkan secara alamiah
seperti mendengar siaran radio, televisi, dan membaca bacaan yang sedang dipelajari.
b. Eskplisit berupa pengetahuan bahasa secara sadar dan perwujudan hubungan
informasi bahasa yang didapat dalam situasi formal seperti di kelas . Berfungsi
sebagai dasar informasi baru, gudang informasi, dan sistem artikulasi(pengucapan).
c. Output
Tataran output bahasa adalah gambaran pemahaman dan pengungkapan bahasa yang
terdiri dari pengungkapan spontan dan pengungkapan lamban baik oral maupun
tulisan(Bialystok, 1978).
Dapat disimpulkan bahwa strategi belajar model Bialystok terdapat 4 tipe, yaitu.
a. Praktik formal, yaitu pembelajar membaca untuk menambah pajanan bahasa
b. Praktik informal, yaitu pajanan bahasa diperoleh melalui komunikasi alamiah
c. Strategi monitoring, yaitu pengetahuan sadar pemakaian bahasa oleh
pembelajar untuk memperbaiki pengungkapan bahasa, dan
d. Inferensi (penyimpulan), yaitu proses pengujian hipotesis mengenai
pengetahuan bahasa yang tidak dikenal sebelumnya.
14. Jawab : Menurut James (1998), mengikuti tiga prinsip dalam koreksi kesalahan.
Pertama, teknik yang terlibat dalam koreksi kesalahan akan dapat meningkatkan
akurasi ekspresi siswa. Kedua, faktor afektif siswa harus dipertimbangkan dan koreksi
tidak boleh mengancam para siswa, koreksi tidak langsung guru sangat dihargai.
Mereka mendorong siswa untuk melakukan koreksi diri dalam metode heuristik atau
mempresentasikan bentuk yang benar, sehingga siswa tidak merasa malu. Yang ketiga
signifikansi dan keterbatasan analisis kesalahan dalam pengajaran dan pembelajaran
bahasa.
15. Jawab :
1. Mengetahui jenis kesalahan apa yang harus diperbaiki
2. Mengidentifikasi kesalahan bahasa yang dilakukan siswa. Dalam tataran apa
kesalahan itu terjadi.
3. Mendeskripsikan kesalahan tersebut
4. Menjelaskan kesalahan tersebut
5. Mengkasifikasikan kesalahan tersebut sesuai dengan kaidah kebahasaan.
16. Jawab : faktor kepribadian sangat signifikan dalam pemerolehan bahasa kedua ketika
seseorang tersebut suka bergaul, terbuka, ceria, atau disebut kepribadian extrovert
maka saringan afeksi akan lebih longgar sehingga pemerolehan bahasa akan
berlangsung lebih optimal. Tapi jika seseorang memiliki keribadian introvert yang
cirinya tertutup tidak berorientasi sosial, maka saringan afeksi untuk menerima
bahasa kecil sehingga pemerolehan tidak seluas kepribadian extrovert,
19. Jawab :
1. "Bahasa antara" (interlanguage) ialah bahasa seseorang yang sedang mempelajari
bahasa lain; "bahasa antara" berbeda dari bahasa ibu dan dari bahasa yang sedang
atau telah dipelajari. Dengan kata lain, bahasa antara (selanjutnya ditulis BA) atau
"interlanguage" ialah bahasa yang kedudukannya berada di antara bahasa ibu dan
bahasa sasaran yang sedang dipelajari (Namser, 1971a; Selinker, 1972). Oleh
karena itu, BA mempunyai tata bahasa dan ciri-cirinya sendiri.
2. Corder (1971), merujuk kepada “dialek istimewa” (idiosyncratic dialect) untuk
menggambarkan gagasan bahwa bahasa penutur adalah unik untuk individu
tertentu.
3. Nemser (1971) menggunakan sistem approximative (dapat diduga-duga), istilah
ini untuk merujuk kepada fenomena umum yang sama dalam belajar bahasa
kedua namun menekankan pendekatan berturut-turut ke bahasa target.
20. Jawab : implikasi yang saya pahami sebagai calon guru dalam materi pemerolehan-
pembelajaran bahasa kedua yaitu saya akan melihat kepribadian siswa terlebih
dahulu, bagaimana siswa menyikapi pemerolehan dan pembelajaran bahasa sehingga
dapat terlihat gaya belajar yang siswa tersebut gunakan, dan saya akan membrikan
stimulus-stimuls yang sesuai dengan gaya belajar siswa, contoh dalam segi
pemerolehan saya akan menggabungkan anak yang memiliki kepribadian introvert
dengan yang extrovert agar terpengaruh gaya belajar introvert yang tidak mau bergaul
dengan orang lain yang rasa sosialnya tidak lebih dominan dibandingkan extrovert.
Introvert akan memungut secara alamiah bahasa yang iya dapat ketika mendengar
orang lain berkomunikasi. Dan stimulus yang saya berikan untuk pembelajaran
bahasa seperti buku, video pembelajaran yang ada di youtube atau mendengarkan
pembelajaran melalaui audio. Sehingga dia mengetahui kaidah-kaidah kebahasa.