Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH DISTINGUISHING ACTIVITIES FROM

ACCOMPLISHMENTS

Disusun oleh:
Anisa Ria Saputri 1706618023
Arief Alvierri Doda 1706618013
Dicky Bachtiar Nugraha 1706618058
Dinda Mulyani 1706618003
Irham Abdillah 1706618021
Yehezkiel Devri 1706618047

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERISTAS NEGERI JAKARTA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................1
A. PETERNAK DAN LEBAHNYA.................................................................1
B. USING BALANCED MEASURES (MENGGUNAKAN PENGUKURAN
SEIMBANG)........................................................................................................3
C. CATEGORIES OF WORK..........................................................................4
D. TEORI PENDUKUNG.................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

i
KAJIAN PUSTAKA

PETERNAK DAN LEBAHNYA


Diceritakan ada dua peternak lebah yang masing masing memiliki sarang
lebah dan bekerja dibawah perusahaan Bees, Inc. Yang suatu hari meminta
dua peternak itu untuk menciptakan ide yang bisa memproduksi lebih banyak
madu untuk perusahaan. Peternak 1 menciptakan pendekatan manajemen
kinerja lebah yang mengukur seberapa banyak bunga yang dikunjungi setiap
lebah, dan diberikan umpan balik mengenai kinerja individu kepada setiap
lebah dan memberikan penghargaan kepada setiap lebih yang paling banyak
mengunjungi bunga tanpa diberitahu tentang tujuan sarang untuk
menghasilkan madu yang lebih banyak. Peternak 2 menciptakan pendekatan
manajemen kinerja lebah yang memberitahu setiap lebah mengenai tujuan
sarang yaitu menghasilkan madu yang lebih banyak. Dengan mengukur
jumlah nektar yang dibawa setiap lebah ke sarang dan jumlah madu yang
dihasilkan sarang serta menampilkan kinerja keseluruhan sarang kepada
seluruh lebah, peternak 2 juga memberikan penghargaan dan insentif bagi para
lebah yang memproduksi madu yang lebih banyak. Dalam penilaian akhir,
hasil madu peternak 1 kurang dari apa yang sudah direncanakan karena setiap
lebah lebih sibuk dan berlomba lomba mengunjungi setiap bunga baru serta
tidak berbagi informasi mengenai bunga baru kepada lebah lain agar bisa
mendapatkan penghargaan. Sedangkan peternak 2 menghasilkan lebih banyak
madu karena setiap lebah diperintahkan untuk bisa bekerja sama dalam
berbagi informasi dan membantu sesama lebah sehingga madu yang
dikumpulkan akan terus meningkat. Dari hal ini kita belajar bahwa dalam
melakukan manajemen kinerja, kita lebih diutamakan untuk mengukur dan
mengakui pencapaian dibandingkan aktivitas serta bisa memberikan umpan
balik bagi para pekerja sehingga bisa meningkatkan hasil / mencapai tujuan
dari perusahaan.

1
(Gambar: Piramida Kinerja)
Dalam Piramida Kinerja yang dihubungkan dengan cerita Peternak Lebah dan
Lebahnya, terdapat 3 tingkatan yang bisa kita pelajari:
1. Activities/Kegiatan
Yaitu tindakan yang diambil untuk menghasilkan hasil dan umumnya
dijelaskan menggunakan kata kerja. Dalam cerita peternak lebah, aktivitas
yang diukur adalah mengunjungi bunga-bunga. Contoh kegiatan lainnya
antara lain:
 Pengajuan dokumen
 Mengembangkan program perangkat lunak
 Menjawab pertanyaan pelanggan
 Menulis laporan
2. Accomplishment/Pencapaian
Atau keluaran adalah produk atau jasa (hasil) dari aktivitas karyawan
dan unit kerja dan umumnya dijelaskan menggunakan kata benda. Contoh-
contoh dari keluaran digunakan dalam cerita termasuk jumlah nektar setiap
lebah dikumpulkan dan produksi madu untuk sarang. Contoh lain
termasuk:

2
 File yang teratur dan lengkap
 Program perangkat lunak yang bekerja
 Panduan yang tepat kepada pelanggan
 Laporan yang lengkap dan akurat
3. Outcomes/Hasil
Adalah hasil akhir dari produk dan layanan agensi (dan faktor luar
lainnya yang dapat memengaruhi kinerja). Contoh hasil yang digunakan
dalam kisah peternak lebah adalah peningkatan penjualan madu untuk
Bees, Inc. Contoh hasil lainnya dapat mencakup:
 Pengurangan jumlah kematian terkait kecelakaan transportasi
 Pembenihan ikan yang lebih baik
 Penurunan tingkat alkoholisme remaja
 Udara bersih

USING BALANCED MEASURES (MENGGUNAKAN PENGUKURAN


SEIMBANG)
Secara tradisional, banyak lembaga telah mengukur kinerja organisasi
mereka dengan berfokus pada kinerja internal atau proses. Sebaliknya, bisnis
sektor swasta biasanya fokus pada ukuran keuangan dari keuntungan mereka,
tidak satu pun dari pendekatan ini memberikan perspektif penuh tentang
kinerja organisasi yang perlu dikelola secara efektif oleh seorang manajer.
Tetapi dengan menyeimbangkan ukuran kepuasan pelanggan dan karyawan
dengan hasil dan ukuran keuangan, manajer akan memiliki gambaran yang
lebih lengkap dan akan tahu di mana harus melakukan perbaikan.
Dalam mengukur keseimbangan ukuran kepuasan pelanggan dan
karyawan dengan hasil dan ukuran keuangan, manajer menggunakan:
Balanced Scorecard (Kartu Skor Seimbang) Pengukuran ini memberikan
manajer puncak pandangan yang cepat tetapi komprehensif tentang kinerja
organisasi yang mencakup ukuran proses dan hasil.
Managing Performance From Three Perspectives (Mengelola Kinerja Dari
Tiga Perspektif): The U.S Office of Personnel Management (OPM)

3
regulations mengharuskan lembaga untuk mengevaluasi kinerja eksekutif
senior menggunakan pengukuran yang seimbang, yang harus
mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
 The business perspective (Perspektif bisnis)
Ada dua perangkat pengukuran yang terpisah dalam Perspektif bisnis,
yaitu: hasil, atau dampak sosial/politik, yang menentukan peran
badan/departemen dalam Pemerintah dan masyarakat dan proses bisnis
yang diperlukan untuk efisiensi dan efektivitas organisasi.
 The customer perspective (Perspektif pelanggan)
mempertimbangkan kinerja organisasi melalui mata pelanggannya,
sehingga organisasi tetap fokus pada kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
 The employee perspective
memusatkan perhatian pada kinerja proses internal utama yang
mendorong organisasi, termasuk pengembangan dan retensi karyawan.
Tie-In To Employee Performance (Hubungan Dengan Kinerja Karyawan)
Pendekatan yang seimbang terhadap penilaian kinerja karyawan adalah cara
yang efektif untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang kinerja karyawan.
Dengan menggunakan pengukuran seimbang di tingkat organisasi, dan dengan
berbagi hasil dengan supervisor, tim, dan karyawan, manajer menyediakan
informasi yang dibutuhkan untuk menyelaraskan rencana kinerja karyawan
dengan tujuan organisasi.

CATEGORIES OF WORK
Dalam sebuah rencana kinerja (performance plan) biasanya elmen
digambarkan menggunakan kategori pekerjaan (categories of work). Kategori
adalah klasifikasi jenis pekerjaan yang sering digunakan untuk mengatur
elmen dan standar kinerja.(Compensation & Service, 2011) Jika, misalnya,
peternak lebah menggunakan kategori pekerjaan untuk elemennya, ia mungkin
menggunakan kategori "membuat madu" sebagai elemennya dan kemudian
memasukkan pengelompokan yang menggambarkan semua aktivitas yang
dilakukan lebah untuk membuat madu, seperti mengumpulkan nectar dan
melapor ke drone. Selain itu, masih banyak contoh lainnya dari kategori

4
pekerjaan yang biasanya kegiatan tersebut dijelaskan melalui kategori
dibawah ini:
 Layanan pelanggan (customer service), seperti menyambut pelanggan
dengan senyuman dan menjawab telepon secepat mungkin
 Kerja tim (teamwork), seperti bekerja sama dengan orang lain dan berbagi
informasi antar satu tim
 Komunikasi (communication), seperti menulis dengan baik dan juga
memberikan presentasi dengan jelas

TEORI PENDUKUNG
Materi Perencanaan kinerja sejalan dengan penelitian (Badruzaman, 2012)
yang menyatakan bahwa perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan
rencana kinerja sebagai penjabaran dasar dari sasaran dan program yang telah
ditetapkan dalam rencana stratejik, yang akan dilaksanakan oleh instansi
pemerintah melalui berbagai kegiatan secara tahunan. Dalam rencana kinerja
ditetapkan target kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada
pada tingkat sasaran dan kegiatan rencana kinerjaini disusun setiap awal tahun
anggaran dan merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam
suatu periode tahunan.(Badruzaman, 2012)

Sementara materi menyeimbangkan kinerja antara manajer, karyawan dan


pelanggan dimana salah satunya menggunakan perencanaan strategi
Pengukuran Kinerja Berbasis Balance Scorecard Method sejalan dengan
penelitian Kaplan dan Norton, 2000:2 dimana menyebutkan bahwa pemikiran
untuk menyeimbangkan kinerja aspek keuangan maupun aspek non keuangan,
melahirkan suatu alat pengukuran kinerja yang dinamakan Balanced
Scorecard. Balanced Scorecard pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan
Norton pada tahun 1990. Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan
strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang
memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis
(Kaplan dan Norton, 2000:2).

5
Dalam Balanced Scorecard tujuan suatu unit tidak hanya dinyatakan dalam
suatu ukuran finansial, melainkan dijabarkan lebih lanjut dalam pengukuran
bagaimana unit usaha tersebut menciptakan nilai tambah non keuangan.
Dengan Balanced Scorecard perusahaan dapat menerima umpan balik
mengenai strategi yang diterapkan, memonitor dan menyesuaikan
implementasi dari strategi yang telah direncanakan. Dengan Balanced
Scorecard, kelemahan-kelemahan pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan
tradisional dapat diantisipasi dengan melakukan pengukuran pada masing-
masing perspektif, sehingga kelemahan tersebut dapat dikurangi.(Basuki,
2016)

Konsep Balance Scorecard menyeimbangkan pengukuran kinerja sebuah


organisasi bisnis yang selama ini dianggap terlalu condong pada kinerja
keuangan. Balanced scorecard merupakan suatu kerangka kerja baru untuk
mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi organisasi
selain ukuran kinerja finansial masa lalu, balanced scorecard juga
memperkenalkan pendorong kinerja finansial dimasa depan yang terdiri dari
empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perpektif pelanggan, perpektif
proses bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.(Mega
Irawan, 2015)

6
DAFTAR PUSTAKA
Badruzaman, J. B. & I. C. (2012). Pengaruh Implementasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Terhadap Penerapan Good
Governance (Sensus pada 14 Dinas Daerah di Pemerintah Kabupaten
Ciamis) (Vol. 7, Issue 1, pp. 57–70).

Basuki, D. (2016). Analisis Perancangan Pengembangan Sistem Pengukuran


Kinerja Berbasis Balance Scorecard Method Untuk Industri Manufaktur
Jawa Timur (Studi Kasus Pada PT. Pencu Metal Abadi). E-Jurnal
Manajemen KINERJA, 2(2), 1–24.

Compensation, W., & Service, P. (2011). A Handbook for Measuring Employee


Performnce. September.

Mega Irawan, M. (2015). Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced


Scorecard. Fakultas Ekonomi UNSIQ Wonosobo, 9(2), 67–87.

Anda mungkin juga menyukai