Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INGGRIS PROFESI

EMPOWERMENT AT GENERAL MOTORS: THE SATURN EXPERIENCE

Dosen Pengampu: Drs. Yon Rizal, M.Si.

Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
1. Annisa Anggun Dwi Saputri 2113031054
2. Chindy Ayu Tiffani 2113031080
3. Figo Muhammad Ramadhan 2113031082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Empowerment At General Motors: The Saturn Experience”. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Inggris Profesi.
Terimakasih kepada Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si. selaku dosen pengampu mata
kuliah Bahasa Inggris Profesi yang telah membimbing kami dan terimakasih kepada
semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses penyusunan makalah
ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi kami
sebagai penyusun maupun pembaca agar dapat bermanfaat dalam menambah
pengetahuan tentang Bahasa Inggris Profesi. Kami menyadari bahwa di dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan berbagai bentuk
saran dan kritikan yang konstruktif serta dapat mebantu untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 13 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
2.1 Teks Bacaan Bahasa Inggris ....................................................................... 6
2.2 Terjemahan Teks Bacaan Bahasa Indonesia ............................................... 8
2.3 Menjawab Pertanyaan................................................................................11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 12
3.2 Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang paling banyak
dipelajari dan digunakan dalam berkomunikasi antar bangsa. Ini sesuai dengan peran
bahasa Inggris sebagai bahasa global seperti yang dikemukakan oleh Crystal (2003:
3) bahwa bahasa Inggris berperan sebagai bahasa global atau dunia karena bahasa
Inggris dipelajari dan dijadikan sarana berkomunikasi di berbagai negara baik
sebagai bahasa pertama, bahasa kedua, maupun sebagai bahasa asing.
Di Indonesia, bahasa Inggris sebagai bahasa asing pertama yang dipelajari
sebagai mata pelajaran wajib dari sekolah menengah pertama hingga perguruan
tinggi. Dengan memiliki kemampuan berbahasa Inggris, kita bisa dengan mudah
mengakses dan memperoleh informasi karena sebagian besar informasi tersebut
tertulis dalam bahasa Inggris. Hal ini terjadi karena bahasa Inggris berfungsi sebagai
bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan perdagangan.
Kemampuan berbahasa Inggris juga merupakan salah satu kemampuan yang
sangat menentukan dalam memperoleh lapangan kerja karena perusahaan-
perusahaan papan atas di Indonesia selalu mencantumkan persyaratan kemampuan
berbahasa Inggris baik lisan maupun tertulis sebagai salah satu syarat untuk menjadi
karyawan di perusahaan tersebut. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam
meningkatkan kemampuan bahasa Inggris adalah memperkenalkan bahasa Inggris
lebih awal di lembaga pendidikan formal, yakni dimulai dari sekolah dasar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa terjemahan dari teks bacaan “Empowerment At General Motors: The
Saturns Experience”?
2. Apa yang melatarbelakangi Generals Motors tidak mampu menembus pasar
mobil kompak?
3. Apa saja kemampuan yang harus dimiliki oleh karyawan Saturnus?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui terjemahan dari teks bacaan “Empowerment At General
Motors: The Saturns Experience”.
2. Untuk mengetahui hal yang melatarbelakangi Generals Motors tidak mampu
menembus pasar mobil kompak.
3. Untuk mengetahui Apa saja kemampuan yang harus dimiliki oleh karyawan
Saturnus.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teks Bacaan Bahasa Inggris


EMPOWERMENT AT GENERAL MOTORS: THE SATURN EXPERIENCE
Until the early 1990s, General Motors had never been able to breach the
compact car market. This area of the motor vehicle business, long domi nated by
Japanese car makers, has grown rapidly since the oil crisis of the 1970s. Even though
GM is the largest motor vehicle manufacturer in the world, it continually failed to
produce innovative new products. Com- pounding the problem, GM's production
facilities were infamous for their low productivity levels and poor quality, and
constant tension existed between management and the thousands of line workers in
the United Auto Workers (UAW) union. Thus, when GM's then-chairman, Roger B.
Smith, announced the inauguration of the new Saturn line of cars, analysts envisaged
another round of failure.
But Smith realised that if Saturn was to succeed, the new unit would need to
re-examine all aspects of the motor vehicle business. Saturn was designed, not as
another division within GM, but as an entirely new com pany and its management
was given carte blanche to organise it. Smith hoped that, in time, all of GM could
learn from Saturn's success.
Saturn's president, Richard G. LeFauve, knew that in order to make the
project work he had to integrate Japanese style work groups with Amer- ican
management. His first accomplishment was convincing the UAW to allow its
members to take on decision-making positions and to restructure their contracts so
that pay reflected productivity. Under the new contract, line workers received
decision-making powers through team participation. Teams, for their part, could set
production targets as well as their workers' hours.
When the Saturn factory in Spring Hill, Tennessee came on line, workers were
organised into 150 work teams of about 15 individuals each. Workers were cross-
trained in several positions, which was very different from the traditional GM
practice of training workers in only one task. All employees were also instructed in
how the entire factory functioned. This enabled the workers to see how their work
team fitted into the entire manufacturing process.
Team members were given further instruction in group thinking tech- niques
and modern management skills since communication within the groups was essential
to both the team and the factory if production goals were to be met. Managers worked
with the teams to show them how to budget their time and humanpower. As part of
the work group process, teams would now make many decisions that traditionally
had been man- agement's prerogative.
The entire training process for approximately 4000 workers took over 500
000 human-hours to complete. This investment was key if Saturn were to prosper.
Since the company's employees now had greater decision making power, Saturn's
personnel director chose new workers carefully Saturn employees had to be not only
competent in a factory set ting but good communicators as well. They had to be able
to handle budgets and other complex managerial tasks. They had to be able to see
the modern robot equipment that Saturn was investing so heavily in Most important
of all, they had to have a desire to improve themselves and those around them.
By empowering their workers and returning the human element t motor
vehicle production, Saturn's managers unleashed tremendous re ative power Their
well trained work groups were able to anticipate prob lems with complex technology
and to fix things before trouble developed Line workers became so focused on quality
and productivity that they even suggested staff cuts among themselves, knowing that
excess workers on one team would be transferred to another part of the organisation
rather than fired. Under Saturn's unique contract, the company guaranteed job
security to all workers, thus allowing the groups unprecedented leeway to
recommend progressive changes.
Management soon found that the Saturn system worked. Right from the start,
quality and productivity were high and Saturn cars were soon in great demand -so
much so that the factory could not keep up with demand. To increase production,
Saturn had to either build a new factory from scratch which was not likely due to
GM's overall weak financial conditions- retool an existing one.
Unfortunately, retooling an old plant and then hiring former GM workers the
Saturn division posed some enormous organisational problems, including possible
UAW opposition and the question of Saturn's identity Saturn employees had worked
hard to create their own corporate culture and organisation. By having to suddenly
absorb thousands of GM workers, Saturn's people felt that they were losing their
individuality. Saturn's suc cess was based on employee empowerment boch GM
management and line workers. -a concept usually lost on
Robert C. Stempel, GM's chairman, therefore had a tough choice ahead of
him: Increase production at Saturn and risk dissolving its successful organisation in
GM's bureaucracy, or allow GM's overall profits to continue dropping as Saturn
grew at its own pace. Whichever choice he made, he was sure to recall the words of
R. Timothy Epps, Saturn's vice-president of people systems: The primary goal is to
create a culture in which employees accept ownership for the direct labour functions
they perform, but to also create a culture that reaches out and helps them understand
the systems that support them.
Questions
1. Why was setting Saturn apart from the rest of General Motors so impor- tant to
its success?
2. Should Robert Stempel have pushed to increase Saturn's production? Discuss
the risks versus the benefits.
3. Discuss whether or not Saturn's group techniques would work in such a giant
organisation as General Motors

2.2 Terjemahan Teks Bacaan Bahasa Indonesia


PEMBERDAYAAN DI GENERAL MOTORS: PENGALAMAN SATURNUS
Hingga awal 1990-an, General Motors tidak pernah mampu menembus pasar
mobil kompak. Bidang bisnis kendaraan bermotor yang lama didominasi oleh
pembuat mobil Jepang ini berkembang pesat sejak krisis minyak tahun 1970-an.
Walaupun GM adalah produsen kendaraan bermotor terbesar di dunia, namun terus
menerus gagal menghasilkan produk baru yang inovatif. Menambah masalah,
fasilitas produksi GM terkenal karena tingkat produktivitasnya yang rendah dan
kualitasnya yang buruk, dan ketegangan terus-menerus terjadi antara manajemen dan
ribuan pekerja lini di serikat pekerja United Auto Workers (UAW). Jadi, ketika ketua
GM saat itu, Roger B. Smith, mengumumkan peresmian lini mobil baru Saturnus,
para analis membayangkan putaran kegagalan lainnya.
Tetapi Smith menyadari bahwa jika Saturn ingin berhasil, unit baru tersebut
perlu memeriksa kembali semua aspek bisnis kendaraan bermotor. Saturnus
dirancang, bukan sebagai divisi lain dalam GM, tetapi sebagai perusahaan yang sama
sekali baru dan manajemennya diberi kekuasaan penuh untuk mengaturnya. Smith
berharap, pada waktunya, semua GM bisa belajar dari kesuksesan Saturnus.
Presiden Saturnus, Richard G. LeFauve, tahu bahwa untuk membuat proyek
itu berhasil, dia harus mengintegrasikan kelompok kerja gaya Jepang dengan
manajemen Amerika. Prestasi pertamanya adalah meyakinkan UAW untuk
mengizinkan anggotanya mengambil posisi pengambilan keputusan dan
merestrukturisasi kontrak mereka sehingga gaji mencerminkan produktivitas. Di
bawah kontrak baru, pekerja lini menerima kekuatan pengambilan keputusan melalui
partisipasi tim. Tim, pada bagian mereka, dapat menetapkan target produksi serta
jam kerja mereka.
Ketika pabrik Saturn di Spring Hill, Tennessee beroperasi, para pekerja
diorganisasikan ke dalam 150 tim kerja yang masing-masing terdiri dari sekitar 15
orang. Pekerja dilatih silang di beberapa posisi, yang sangat berbeda dari praktik
GM tradisional yang melatih pekerja hanya dalam satu tugas. Semua karyawan juga
diinstruksikan tentang bagaimana seluruh pabrik berfungsi. Ini memungkinkan para
pekerja untuk melihat bagaimana tim kerja mereka cocok dengan keseluruhan proses
manufaktur.
Anggota tim diberi instruksi lebih lanjut dalam teknik berpikir kelompok dan
keterampilan manajemen modern karena komunikasi dalam kelompok sangat
penting bagi tim dan pabrik jika tujuan produksi ingin dicapai. Manajer bekerja
dengan tim untuk menunjukkan kepada mereka cara menganggarkan waktu dan
tenaga mereka. Sebagai bagian dari proses kelompok kerja, tim sekarang akan
membuat banyak keputusan yang secara tradisional merupakan hak prerogatif
manajemen.
Seluruh proses pelatihan untuk sekitar 4000 pekerja membutuhkan lebih dari
500.000 jam manusia untuk menyelesaikannya. Investasi ini adalah kunci jika
Saturnus ingin makmur. Karena karyawan perusahaan sekarang sudah lebih besar
kekuatan pengambilan keputusan, direktur personalia Saturnus memilih pekerja baru
dengan hati-hati Karyawan Saturnus tidak hanya harus kompeten dalam pengaturan
pabrik tetapi juga komunikator yang baik. Mereka harus mampu menangani
anggaran dan tugas manajerial kompleks lainnya. Mereka harus dapat melihat
peralatan robot modern yang diinvestasikan begitu banyak oleh Saturnus. Yang
terpenting, mereka harus memiliki keinginan untuk memperbaiki diri dan orang-
orang di sekitar mereka.
Dengan memberdayakan para pekerja mereka dan mengembalikan elemen
manusia ke produksi kendaraan bermotor, para manajer Saturn melepaskan kekuatan
relatif yang luar biasa. Kelompok kerja mereka yang terlatih dengan baik mampu
mengantisipasi masalah dengan teknologi yang rumit dan memperbaiki berbagai hal
sebelum masalah berkembang. Pekerja lini menjadi begitu fokus pada kualitas dan
produktivitas yang bahkan mereka sarankan pemotongan staf di antara mereka
sendiri, mengetahui bahwa kelebihan pekerja di satu tim akan dipindahkan ke bagian
lain dari organisasi daripada dipecat. Di bawah kontrak unik Saturnus, perubahan
menjamin keamanan pekerjaan bagi semua pekerja, sehingga memungkinkan
kelonggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi kelompok untuk
merekomendasikan perubahan progresif.
Manajemen segera menemukan bahwa sistem saturnus berfungsi. Sejak awal,
kualitas dan produktivitas tinggi dan mobil Saturn segera diminati - sedemikian rupa
sehingga pabrik tidak dapat memenuhi permintaan. Untuk meningkatkan produksi,
Saturnus harus membangun pabrik baru dari awal yang tidak mungkin karena kondisi
keuangan GM yang lemah secara keseluruhan - memperlengkapi kembali pabrik
yang sudah ada.
Sayangnya, memperlengkapi kembali pabrik lama dan kemudian
mempekerjakan mantan pekerja GM divisi Saturn menimbulkan beberapa masalah
organisasi yang sangat besar, termasuk kemungkinan oposisi UAW dan pertanyaan
tentang identitas Saturn Karyawan Saturn telah bekerja keras untuk menciptakan
budaya dan organisasi perusahaan mereka sendiri. Dengan tiba-tiba menyerap ribuan
pekerja GM, orang-orang Saturnus merasa kehilangan individualitas mereka.
Kesuksesan Saturn didasarkan pada pemberdayaan karyawan manajemen GM dan
pekerja lini. -Sebuah konsep biasanya hilang
Oleh karena itu, Robert C. Stempel, ketua GM, memiliki pilihan sulit di
depannya: Meningkatkan produksi di Saturnus dan berisiko membubarkan
organisasinya yang sukses dalam birokrasi GM, atau membiarkan keuntungan
keseluruhan GM terus turun karena Saturnus tumbuh dengan kecepatannya sendiri.
Pilihan mana pun yang dia buat, dia pasti akan mengingat kata-kata R. Timothy Epps,
wakil presiden Saturn sistem orang: Tujuan utamanya adalah menciptakan budaya di
mana karyawan menerima kepemilikan atas fungsi tenaga kerja langsung yang
mereka lakukan, tetapi juga untuk menciptakan budaya yang menjangkau dan
membantu mereka memahami sistem yang mendukung mereka.

2.3 Menjawab Pertanyaan


1. Mengapa membedakan Saturnus dari General Motors lainnya begitu penting
untuk kesuksesannya?
2. Haruskah Robert Stempel mendorong peningkatan produksi Saturnus?
Diskusikan risiko versus manfaat.
3. Diskusikan apakah teknik grup Saturnus akan berhasil atau tidak dalam
organisasi raksasa seperti General Motors
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
General Motors tidak pernah mampu menembus pasar mobil kompak.
Walaupun GM adalah produsen kendaraan bermotor terbesar di dunia, namun
terus menerus gagal menghasilkan produk baru yang inovatif. Roger B. Smith,
mengumumkan peresmian lini mobil baru Saturnus, para analis membayangkan
putaran kegagalan lainnya. Tetapi Smith menyadari bahwa jika Saturn ingin
berhasil, unit baru tersebut perlu memeriksa kembali semua aspek bisnis
kendaraan bermotor. Saturnus dirancang, bukan sebagai divisi lain dalam GM,
tetapi sebagai perusahaan yang sama sekali baru dan manajemennya diberi
kekuasaan penuh untuk mengaturnya.
Presiden Saturnus, Richard G. LeFauve, tahu bahwa untuk membuat
proyek itu berhasil, dia harus mengintegrasikan kelompok kerja gaya Jepang
dengan manajemen Amerika. Prestasi pertamanya adalah meyakinkan UAW
untuk mengizinkan anggotanya mengambil posisi pengambilan keputusan dan
merestrukturisasi kontrak mereka sehingga gaji mencerminkan produktivitas.
Anggota tim diberi instruksi lebih lanjut dalam teknik berpikir kelompok
dan keterampilan manajemen modern karena komunikasi dalam kelompok
sangat penting bagi tim dan pabrik jika tujuan produksi ingin dicapai. Dengan
memberdayakan para pekerja mereka dan mengembalikan elemen manusia ke
produksi kendaraan bermotor, para manajer Saturn melepaskan kekuatan relatif
yang luar biasa.
Sayangnya, memperlengkapi kembali pabrik lama dan kemudian
mempekerjakan mantan pekerja GM divisi Saturn menimbulkan beberapa
masalah organisasi yang sangat besar, termasuk kemungkinan oposisi UAW dan
pertanyaan tentang identitas Saturn Karyawan Saturn telah bekerja keras untuk
menciptakan budaya dan organisasi perusahaan mereka sendiri. Oleh karena itu,
Robert C. Stempel, ketua GM, memiliki pilihan sulit di depannya: Meningkatkan
produksi di Saturnus dan berisiko membubarkan organisasinya yang sukses
dalam birokrasi GM, atau membiarkan keuntungan keseluruhan GM terus turun
karena Saturnus tumbuh dengan kecepatannya sendiri.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis tentunya menyadari banyak
kesalahan dalam penyusunan serta jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Agar dapat memperbaiki
makalah yang kurang sempurna ini menjadi sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Book from Mr. Drs. Yon Rizal, M.Si

Anda mungkin juga menyukai