MATERI KELAS 10
Arti citra Allah : manusia diciptakan Allah serupa dengan Allah, dengan diberi akal budi, hati nurani
dan kehendak bebas.
✔ Kita tidak akan mengenal Kristus jika kita tidak membaca Kitab Suci
MATERI KELAS 11
1. Gereja sebagai Umat Allah
3. SIFAT-SIFAT GEREJA
A. Gereja yang SATU
1. Satu Tuhan (kesatuan iman – Ef 4: 3 – 6)
2. Satu pimpinan – tahta kepausan
3. Persatuan umat Katolik Semesta dlm wujud persaudaraan dan tata sakramen.
⮚ Memperjuangkan Gereja yang Satu, misalnya
1. Aktif dalam kegiatan gereja
2. Setia dan taat pada persekutuan.
3. Terbuka dan menghormati perbedaan.
B. Gereja yang KUDUS
1. Berasal dari Allah yang adalah kudus
2. Menuju kepada Allah yang adalah kudus (tujuan dan arah Gereja)
3. Jiwa gereja adalah Roh Kudus
4. Ajaran dan praktek ritual sakramennya kudus
5. Anggotanya kudus karena dibasuh oleh pembabtisan (Yoh 17:11)
● Ia TETAP diajarkan dan dibimbing oleh para Rasul hingga saat ini.
2. Bencana Kelaparan
❑ Penyebab
• Peristiwa alam : musim kering berkepanjangan, serangan hama
• Perilaku manusia: adanya korupsi dari aparat negara dan situasi politik dalam negeri yang kacau
❑ Dampak
Banyak orang jatuh sakit, meninggal dunia
3. Kemiskinan
Miskin berarti: situasi ketidak-berdayaan untuk hidup secara pantas dalam hal sandang, pangan
dan papan.
❑ Penyebab
a. Struktur yang tidak adil dan menindas
b. Diri sendiri: kemalasan, kebodohan, rendah diri dan takut, dihukum karena criminal
4. Ketidakadilan Sosial
Adil artinya tiap orang hidup menurut haknya.
Bertindak adil artinya memberikan orang apa yang menjadi haknya.
Bertindak tidak adil artinya mengambil atau merampas atau mengabaikan hak orang lain atau
diri sendiri.
Ketidakadilan sosial berarti ada masyarakat yang haknya diabaikan, dirampas atau diambil.
❑ Penyebab : struktur yang jelek
5. Kerusakan Lingkungan
❑ Penyebab
• Alam : gempa bumi, gunung meletus, tsunami
• Ulah manusia : membakar hutan, menebang pohon sembarangan
❑ Dampak
• Pemanasan global
• Perubahan iklim
• Punahnya flora dan fauna
6. Perkembangan IPTEK
Selain berdampak sangat positif pada kemajuan dan peradaban manusia, IPTEK juga membawa
perubahan sosial yang besar.
❑ Pengaruh negatif IPTEK
a. Masyarakat lebih egoistis dan asosial,
b. nilai interpersonal memudar,
c. Muncul mental instan
d. Sekat wilayah pribadi semakin kecil
MATERI KELAS 12
1. Perkawinan dalam Tradisi Gereja Katolik
● Tujuan Perkawinan
*Dalam tradisi Gereja masa lampau, tujuan perkawinan adalah untuk:
- memperoleh kebahagiaan
- memperoleh keturunan
- merealisir kebutuhan seksual
* Menurut Konsili Vatikan II: membantu satu sama lain dan membiarkan diri dibantu oleh
pasangan dalam perjalanan hidup menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
2. Perkawinan sebagai Sakramen
Sakramen artinya “tanda”. Apa yang ditandakan?
1. Tanda Cinta Allah
• Dalam sakramen perkawinan, suami adalah tanda kehadiran Allah untuk mencintai sang istri, dan
istri menjadi tanda cinta dan kebaikan Allah bagi sang suami.
• Melalui suami atau istri Tuhan hadir, menolong, menguatkan, dan membahagiakan pasangannya.
2. Tanda Cinta Kristus kepada Gerja-Nya
• Perkawinan menjadi gambaran persatuan hidup Kristus dengan umat-Nya.
• Adanya suami disamping istri dan istri disamping suaminya dalam ikatan cinta, adalah tanda
nyata bahwa Kristus selalu menyertai kita, dan kita sebagai suami istri selalu semakin
dipersatukan dalam Dia.
▪ Perzinahan/perselingkuhan
▪ Kemandulan
▪ Masalah ekonomi
4. Halangan Perkawinan
a. Halangan nikah dari hukum ilahi
• Impotensi seksual yang bersifat tetap
• Ikatan perkawinan sebelumnya
• Hubungan darah dalam garis lurus, baik ke atas maupun ke bawah
b. Halangan nikah dari hukum Gerejawi
• Halangan umur
• Halangan beda agama
• Halangan tahbisan suci
• Halangan kaul kemurnian yang bersifat publik dan kekal dalam tarekat religius
• Halangan penculikan
• Halangan kriminal
• Halangan hubungan darah garis menyamping
• Halangan hubungan semenda
• Halangan kelayakan publik
• Halangan pertalian hukum adopsi
5. Perkawinan Campur
a. Perkawinan campur beda Gereja, yaitu seorang yang dibaptis Katolik menikah dengan seorang
yang dibaptis non-Katolik. Perkawinan ini membutuhkan izin.
b. Perkawianan campur beda agama, yaitu seorang yang dibaptis Katolik menikah dengan
seorang yang tidak dibaptis. Untuk sahnya perkawinan ini membutuhkan dispensasi.
● dalam bentuk doa, bacaan Kitab Suci, mati raga dan mengutamakan karya-karya amal.
b. Kaul ketaatan
- Dengan kaul ketaatan, seseorang memilih hidup seperti Yesus, yaitu taat sampai mati
melaksanakan karya keselamatan yang ditugaskan kepada-Nya.
- Ketaatan religious adalah ketaatan yang diarahkan pada kehendak Allah.
- Ketaatan kepada Allah ini secara konkret ditampakkan pada ketaatan biarawan-
biarawati terhadap pembesar dan pemimpinnya.
c. Kaul Keperawanan
- Dengan mengucapkan dan menghayati kaul keperawanan, seseorang yang memilih
hidup membiara melepaskan haknya untuk hidup berkeluarga demi Kerajaan Allah.
- Melalui hidup selibat, ia mengungkapkan kesediaan untuk mengikuti dan meneladan
Kristus sepenuhnya dan membaktikan diri secara total demi terwujudnya Kerajaan Allah.
- Inti kaul keperawanan adalah tidak kawin, melainkan menyerahkan secara penuh
kepada Kristus, yang dinyatakan dengan meninggalkan segala-galanya termasuk hidup
berkeluarga demi Kristus dan terus menerus berusaha mengarahkan diri kepada Kristus,
terutama melalui hidup doa.
-
7. Cita-cita dan Karier
• Kerja adalah setiap kegiatan manusia yang diarahkan untuk kemajuan manusia, baik kemajuan
rohani maupun jasmani, dan untuk mempertahankannya.
• Makna Kerja:
1. Makna kerja secara Ekonomis:
bekerja dipandang sebagai pengerahan tenaga untuk menghasilkan sesuatu yang diperlukan
atau diinginkan seseorang atau masyarakat.
2. Makna kerja secara Sosiologis
Kerja selain sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sekaligus juga mengarah
kepada pemenuhan kebuutuhan masyarakat.
3. Makna Kerja secara Antropologis
Kerja memungkinkan manusia untuk membina dan membentuk diri dan pribadinya. Dengan
kerja, manusia menjadi lebih manusia dan lebih bisa menjadi teman bagi sesamanya dengan
menggunakan akal budi, kehendak, tenaga, daya kreatif, serta rasa tanggung jawab terhadap
kesejahteraan umum.