Anda di halaman 1dari 7

BAHAN UJIAN SEKOLAH KELAS 12

MATERI KELAS 10

1. Manusia sebagai Citra Allah

Arti citra Allah : manusia diciptakan Allah serupa dengan Allah, dengan diberi akal budi, hati nurani
dan kehendak bebas.

2. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah melalui Perumpamaan dan Mukjizat


Tujuannya adalah agar orang dapat dengan mudah menangkap dan memahaminya sesuai dengan
situasi hidupnya.
Perumpamaan adalah salah satu cara istimewa yang digunakan Yesus untuk melukiskan seluruh
kekayaan misteri
Contoh perumpamaan : perumpamaan tentang anak yang hilang, perumpamaan tentang seorang
penabur, dll
Mukjizat adalah suatu tindakan atau peristiwa luar biasa yang bagi orang beriman merupakan karya
Allah yang menyelamatkan
Contoh mukjizat Yesus : Yesus menyembuhkan orang buta, Yesus memberi makan 5000 orang, Yesus
mengubah air menjadi anggur, dll.

3. Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Yesus


Golongan yang ingin membunuh Yesus:
1. Para petinggi agama Yahudi
• Warta dan tindakan Yesus membaharui agama Yahudi, hal ini tidak disukai pemuka agama.
• Apa yang dibuat Yesus selalu dikecam dan bermacam-macam tuduhan diberikan kepada-Nya,
antara lain:
a. Yesus bergaul dengan sampah masyarakat
b. Yesus dianggap melanggar Hukum Taurat (Yesus tidak berpuasa, Yesus menyentuh orang kusta)
c. Yesus dianggap melanggar adat saleh (Yesus berbicara dengan perempuan kafir, Ia membela
wanita pezinah, Ia makan dengan tangan najis)
d. Yesus dianggap melanggar sabat.
e. Yesus dianggap mencampuri urusan para pemuka agama (Yesus mengusir para pedagang di Bait
Allah)
f. Yesus dianggap mengubah Kitab Suci (Dalam kehidupan perkawinan Yahudi dimungkinkan
adanya perceraian, tetapi Yesus mengatakan “ apa yang telah disatukan Allah jangan diceraikan
manusia)

2. Para Petinggi Pemerintahan


• Pewartaan Yesus dan pernyataan diri-Nya sebagai Mesias menumbuhkan harapan bangsa Israel
akan datangnya Mesias. Harapan ini akan mendorong mereka untuk memberontak.
• Tindakan Yesus dianggap dapat menumbuhkan pemberontakan seperti yang dilakukan oleh kaum
Zelot.
• Keributan Yesus di Bait Allah membuat pemerintahan Romawi mencurigai Yesus.
Tujuan Yesus wafat di salib adalah untuk menghapus dosa-dosa manusia.

4. Kitab Suci dan Tradisi Gereja


a. Kitab Suci Perjanjian Lama, bagian-bagiannya:
1. Kitab Taurat
2. Kitab-kitab Sejarah
3. Kitab-kitab Kebijaksanaan
4. Kitab Para Nabi
b. Kitab Suci Perjanjian Baru, bagian-bagiannya:
1. Injil (Matius, Markus, Lukas , Yohanes)
2. Kisah Para Rasul
3. Surat-surat
4. Wahyu

Tujuan membaca dan mendalami Kitab Suci adalah :


✔ Iman kita akan tumbuh dan berkembang dengan membaca Kitab Suci

✔ Kita tidak akan mengenal Kristus jika kita tidak membaca Kitab Suci

✔ Kitab Suci adalah buku Gereja, buku iman Gereja

Macam-macam Tradisi Gereja:


1. Tradisi resmi Gereja, contohnya sakramen-sakramen dalam Gereja katolik (7 sakramen), Kitab
Suci, Liturgi Gereja. Syahadat Para Rasul
2. Tradisi tidak resmi, contohnya: music liturgy, doa-doa devosi, gua Maria/tempat ziarah, pohon
Natal, cerita santo-santa

MATERI KELAS 11
1. Gereja sebagai Umat Allah

Gereja sebagai Umat Allah memiliki ciri khasnya yakni:


1. Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat Allah
adalah bangsa terpilih, bangsa terpanggil.
2. Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Allah dan untuk misi tertentu, yaitumenyelamatkan
dunia.
3. Hubungan antara Allah dan umatNya dimeteraikan oleh suatu perjanjian. Umat harus
menaati perintah-perintah Allah dan Allah akan selalu menepati janji-janjiNya.
4. Umat Allah selalu dalam perjalanan melewati padang pasir menuju Tanah Terjanji.
 
Konsekuensi dari Gereja yang Mengumat
1. Konsekuensi bagi Pimpinan Gereja (Hierarki)
● Menyadari fungsi pimpinan sebagai fungsi pelayanan. Pimpinan bukan di atas umat,
tetapi di tengah umat.
● Harus peka untuk melihat dan mendengar karisma dan karunia-karunia yang bertumbuh
di kalangan umat.

2. Konsekuensi bagi setiap Anggota Umat


● Menyadari dan menghayati persatuannya dengan umat lain. Orang tak dapat
menghayati kehidupan imannya secara individu saja.
● Aktif dalam kehidupan mengumat, menggunakan segala karisma, karunia dan fungsi
yang dipercayakan kepadanya untuk kepentingan dan misi Gereja di tengah masyarakat.
Semua bertanggung jawab dalam hidup dan misi Gereja.
3. Konsekuensi bagi Hubungan Awam dan Hierarki
● Paham Gereja sebagai Umat Allah jelas membawa konsekuensi dalam hubungan antara
hierarki dan kaum awam. Kaum awam bukan lagi pelengkap penyerta,
melainkan partner hierarki.
● Awam dan hierarki memiliki martabat yang sama, hanya berbeda dalam hal fungsi.

HIERARKI GEREJA KATOLIK


Paus – Dewan Para Uskup – Uskup – Imam dan daikon
2. Hubungan Awam dan Hierarki sebagai Patner Kerja
Awam dan Hierarki memiliki kedudukan yang sama dengan tugas yang berbeda.
Karena itu hubungan yang ideal adalah hubungan KESALINGAN – Kerja sama

3. SIFAT-SIFAT GEREJA
 A. Gereja yang SATU
1. Satu Tuhan (kesatuan iman – Ef 4: 3 – 6)
2. Satu pimpinan  – tahta kepausan
3. Persatuan umat Katolik Semesta dlm wujud persaudaraan dan tata sakramen.
⮚ Memperjuangkan Gereja yang Satu, misalnya
1. Aktif dalam kegiatan gereja
2. Setia dan taat pada persekutuan.
3. Terbuka dan menghormati perbedaan.
B. Gereja yang KUDUS
1. Berasal dari Allah yang adalah kudus
2. Menuju kepada Allah yang adalah kudus (tujuan dan arah Gereja)
3. Jiwa gereja adalah Roh Kudus
4. Ajaran dan praktek ritual sakramennya kudus
5. Anggotanya kudus karena dibasuh oleh pembabtisan (Yoh 17:11)

⮚ Memperjuangkan Gereja yang Kudus


1. Saling mengampuni
2. Saling mendoakan
3. Aktif dalam kegiatan liturgi gereja
4. Hidup menurut Kristus
5. Memperjuangkan Gereja yang Kudus
6. Hidup menyerupai Kristus

C. Gereja yang KATOLIK


● Katolik = terbuka pada semua umat manusia dan pelbagai macam cara dan persoalan hidup
mereka.
● Gereja memiliki misi untuk mewartakan injil kepada seluruh makhluk di seluruh dunia

⮚ Memperjuangkan Gereja yang Katolik


1. Menghormati kemajemukan budaya, adat-istiadat, agama dan bangsa.
2. Memperjuangkan keadilan bagi semua orang.
3. Ikut terlibat aktif dalam kehidupan masyarakat.

⮚ Kekatolikan Gereja tampak dalam :


1. Gereja merangkum segenap umat manusia beserta segala harta kekayaannya dengan
Kristus sebagai kepala-Nya
2. Rahmat dan keselamatan yang ditawarkan
3. Iman dan ajaran Gereja yang bersifat umum, dapat diterima dan dihayati oleh siapa saja

D. Gereja yang APOSTOLIK


● Dibangun atas dasar para nabi dan para rasul. Gereja merupakan warisan dari para
Rasul  (ef. 20, why 21:14)
● Roh Kudus yang diam di dalamnya tetap menjaga tradisi, ajaran serta pedoman-
pedoman dari para rasul (2 Tim 1: 13 – 14)
● Menjalankan dan melanjutkan tugas-tugas para Rasul.

● Ia TETAP diajarkan dan dibimbing oleh para Rasul hingga saat ini.

⮚ Memperjuangkan Gereja yang Apostolik

▪ Rajin merenung dan mengamalkan ajaran Kitab Suci.

▪ Aktif dalam karya pelayanan gereja.


▪ Setia dan loyal kepada hierarki sebagai pengganti para rasul

⮚ Sifat keapostolikan Gereja Nampak dalam:


1. Legitimasi fungsi dan kuasa hierarki dari para rasul
2. Ajaran-ajaran Gereja diturunkan dan berasal dari kesaksian para rasul
3. Ibadat dan struktur Gereja pada dasarnya berasal dari para rasul
 

4. GEREJA DAN DUNIA


1. Perang
❑ Penyebab:
• Perbedaan pendapat
• Perebutan suatu wilayah
• Perebutan sumber daya alam
• Persaingan kekuatan
• Mempertahankan kemerdekaan
❑ Dampak
Korban jiwa, bangunan rusak, trauma, hidup dalam ketakutan dan merasa terancam

2. Bencana Kelaparan
❑ Penyebab
• Peristiwa alam : musim kering berkepanjangan, serangan hama
• Perilaku manusia: adanya korupsi dari aparat negara dan situasi politik dalam negeri yang kacau
❑ Dampak
Banyak orang jatuh sakit, meninggal dunia

3. Kemiskinan
Miskin berarti: situasi ketidak-berdayaan untuk hidup secara pantas dalam hal sandang, pangan
dan papan.
❑ Penyebab
a. Struktur yang tidak adil dan menindas
b. Diri sendiri: kemalasan, kebodohan, rendah diri dan takut, dihukum karena criminal

4. Ketidakadilan Sosial
Adil artinya tiap orang hidup menurut haknya.
Bertindak adil artinya memberikan orang apa yang menjadi haknya.
Bertindak tidak adil artinya mengambil atau merampas atau mengabaikan hak orang lain atau
diri sendiri.
Ketidakadilan sosial berarti ada masyarakat yang haknya diabaikan, dirampas atau diambil.
❑ Penyebab : struktur yang jelek

5. Kerusakan Lingkungan
❑ Penyebab
• Alam : gempa bumi, gunung meletus, tsunami
• Ulah manusia : membakar hutan, menebang pohon sembarangan
❑ Dampak
• Pemanasan global
• Perubahan iklim
• Punahnya flora dan fauna

6. Perkembangan IPTEK
Selain berdampak sangat positif pada kemajuan dan peradaban manusia, IPTEK juga membawa
perubahan sosial yang besar.
❑ Pengaruh negatif IPTEK
a. Masyarakat lebih egoistis dan asosial,
b. nilai interpersonal memudar,
c. Muncul mental instan
d. Sekat wilayah pribadi semakin kecil

MATERI KELAS 12
1. Perkawinan dalam Tradisi Gereja Katolik
● Tujuan Perkawinan
*Dalam tradisi Gereja masa lampau, tujuan perkawinan adalah untuk:
- memperoleh kebahagiaan
- memperoleh keturunan
- merealisir kebutuhan seksual

* Menurut Konsili Vatikan II: membantu satu sama lain dan membiarkan diri dibantu oleh
pasangan dalam perjalanan hidup menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
2. Perkawinan sebagai Sakramen
Sakramen artinya “tanda”. Apa yang ditandakan?
1. Tanda Cinta Allah
• Dalam sakramen perkawinan, suami adalah tanda kehadiran Allah untuk mencintai sang istri, dan
istri menjadi tanda cinta dan kebaikan Allah bagi sang suami.
• Melalui suami atau istri Tuhan hadir, menolong, menguatkan, dan membahagiakan pasangannya.
2. Tanda Cinta Kristus kepada Gerja-Nya
• Perkawinan menjadi gambaran persatuan hidup Kristus dengan umat-Nya.
• Adanya suami disamping istri dan istri disamping suaminya dalam ikatan cinta, adalah tanda
nyata bahwa Kristus selalu menyertai kita, dan kita sebagai suami istri selalu semakin
dipersatukan dalam Dia.

Sifat perkawinan Katolik : MONOGAM dan TAK TERCERAIKAN


3. Tantangan dalam Perkawinan Katolik
a. Tantangan dari dalam
▪ Kebosanan dan Kejenuhan

▪ Perbedaan pendapat dan pandangan

▪ Ketakserasian dalam hubungan seksual

▪ Perzinahan/perselingkuhan

▪ Kemandulan

b. Tantangan dari luar


▪ Wabah kawin cerai

▪ Suasana dan kebiasaan berpoligami

▪ Cinta bebas dan pelacuran

▪ Media massa dan sarana-sarana lain yang bersifat pornografis

▪ Masalah ekonomi

4. Halangan Perkawinan
a. Halangan nikah dari hukum ilahi
• Impotensi seksual yang bersifat tetap
• Ikatan perkawinan sebelumnya
• Hubungan darah dalam garis lurus, baik ke atas maupun ke bawah
b. Halangan nikah dari hukum Gerejawi
• Halangan umur
• Halangan beda agama
• Halangan tahbisan suci
• Halangan kaul kemurnian yang bersifat publik dan kekal dalam tarekat religius
• Halangan penculikan
• Halangan kriminal
• Halangan hubungan darah garis menyamping
• Halangan hubungan semenda
• Halangan kelayakan publik
• Halangan pertalian hukum adopsi

5. Perkawinan Campur
a. Perkawinan campur beda Gereja, yaitu seorang yang dibaptis Katolik menikah dengan seorang
yang dibaptis non-Katolik. Perkawinan ini membutuhkan izin.
b. Perkawianan campur beda agama, yaitu seorang yang dibaptis Katolik menikah dengan
seorang yang tidak dibaptis. Untuk sahnya perkawinan ini membutuhkan dispensasi.

6. Panggilan Hidup Membiara/Selibat


● Hidup membiara merupakan ungkapan hidup bakti manusia kepada Allah karena menyadari
bahwa hidupnya berada di hadirat ALLAH.
● Inti hidup membiara seturut ajaran Gereja Katolik adalah persatuan dan keakraban dengan
Kristus.

● dalam bentuk doa, bacaan Kitab Suci, mati raga dan mengutamakan karya-karya amal.

● Seorang biarawan-biarawati menghidupi 3 janji/kaul dalam hidupnya, yaitu:


a. Kaul kemiskinan
- Dasar dari kaul kemiskinan adalah perintah Yesus sendiri untuk tidak tergantung pada
harta, bahkan tidak merasa perlu untuk memiliki harta.
- Kemiskinan yang dimaksud adalah termasuk aspek asketis, yaitu gaya hidup miskin dan
sederhana, serta aspek apostolik.

b. Kaul ketaatan
- Dengan kaul ketaatan, seseorang memilih hidup seperti Yesus, yaitu taat sampai mati
melaksanakan karya keselamatan yang ditugaskan kepada-Nya.
- Ketaatan religious adalah ketaatan yang diarahkan pada kehendak Allah.
- Ketaatan kepada Allah ini secara konkret ditampakkan pada ketaatan biarawan-
biarawati terhadap pembesar dan pemimpinnya.

c. Kaul Keperawanan
- Dengan mengucapkan dan menghayati kaul keperawanan, seseorang yang memilih
hidup membiara melepaskan haknya untuk hidup berkeluarga demi Kerajaan Allah.
- Melalui hidup selibat, ia mengungkapkan kesediaan untuk mengikuti dan meneladan
Kristus sepenuhnya dan membaktikan diri secara total demi terwujudnya Kerajaan Allah.
- Inti kaul keperawanan adalah tidak kawin, melainkan menyerahkan secara penuh
kepada Kristus, yang dinyatakan dengan meninggalkan segala-galanya termasuk hidup
berkeluarga demi Kristus dan terus menerus berusaha mengarahkan diri kepada Kristus,
terutama melalui hidup doa.
-
7. Cita-cita dan Karier
• Kerja adalah setiap kegiatan manusia yang diarahkan untuk kemajuan manusia, baik kemajuan
rohani maupun jasmani, dan untuk mempertahankannya.
• Makna Kerja:
1. Makna kerja secara Ekonomis:
bekerja dipandang sebagai pengerahan tenaga untuk menghasilkan sesuatu yang diperlukan
atau diinginkan seseorang atau masyarakat.
2. Makna kerja secara Sosiologis
Kerja selain sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sekaligus juga mengarah
kepada pemenuhan kebuutuhan masyarakat.
3. Makna Kerja secara Antropologis
Kerja memungkinkan manusia untuk membina dan membentuk diri dan pribadinya. Dengan
kerja, manusia menjadi lebih manusia dan lebih bisa menjadi teman bagi sesamanya dengan
menggunakan akal budi, kehendak, tenaga, daya kreatif, serta rasa tanggung jawab terhadap
kesejahteraan umum.

Tujuan orang bekerja:


• Kerja untuk mencari nafkah
• Kerja untuk memajukan teknik dan kebudayaan
• Kerja untuk menyempurnakan diri sendiri
Kerja untuk memuliakan Tuhan

Orang memilih-milih sebuah pekerjaan karena:


• Orang bisa melakukan pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya
• Orang bisa belajar dan mempraktikkan hal-hal yang dipelajari selama masa pendidikannya
• Orang bisa merencanakan serta mengembangkan pekerjaannya dan kariernya

Anda mungkin juga menyukai