Anda di halaman 1dari 168

PROGRAM STUDI S1 DHARMA USADA

SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA (STAB) NALANDA JAKARTA

Penatalaksanaan Akupuntur, Tuina Chuzhen Meditatif, dan Kombinasi


Food Terapi TCM Pada Penderita Malaria

Makalah ini dibuat untuk Ujian Akhir Semester mata kuliah Akupuntur,
Anatomi Fisiologi, Tuina Chuzhen Meditatif, Food Therapy, Dengan Dosen
Pengampu dr. Kie Khong, S.Si, M. Si, Ph.D, dan dr. Willie Japaries, MARS,
Ph.D.

MAKALAH

Haiba Mahieba, A.Md.


2022 03 02 78 0383

PROGRAM STUDI S1 DHARMA USADA


SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA (STAB) NALANDA
JAKARTA 2022

i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................
HALAMAN JUDUL........................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN...........................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
INTISARI..........................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
DAFTAR TABEL.............................................................................................
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
1. Tujuan Umum 3
2. Tujuan Khusus 4
MANFAAT PENELITIAN...............................................................................
a. Bagi peneliti 4
b. Bagi masyarakat 4
c. Bagi institusi 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
A. Malaria 5
1. Pengertian Malaria 5
2. Penyebab Penyakit Malaria 5
3. Siklus Hidup Plasmodium 7
4. Faktor- faktor yang berhubungan dengan
penyebaran Malaria 8
5. Patogenesis 10
6. Morfologi Plasmodium Falciparum 12
7. Gejala Klinis 15
8. Kepadatan Parasit 16
B. Darah 17
1. Pengertian Darah 17
2. Fungsi Darah 17
C. Hemoglobin 18
1. Pengertian Hemoglobin 18
2. Nilai Normal Haemoglobin 19

ii
D. Hubungan malaria Falciparumdengan hemoglobin
20
E. Kerangka Konsep 21
BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................
A. Jenis Penelitian 22
B. Waktu Dan Tempat Penelitian 22
C. Variabel Penelitian 22
D. Populasi 22
E. Sampel 23

F. Teknik Sampling 24
G. Definisi Operasional 24
H. Prosedur Penelitian 24
I. Analisis Hasil 29
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................
A. Hasil 30
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 30
2. Karateristik Responden 31
B. Pembahasan 36
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

iii
DAFTAR TABEL

Tabel2.1 Nilai Normal Kadar Hemoglobin.......................................................


19
Tabel 3.1 Defenisi Operasional.........................................................................
24
Tabel 4.1 Identifikasi Kontak Survey Di Masyarakat.......................................
31
Tabel 4.2Distribusi Kejadian Malaria Falciparum
di Puskesmas Elopada Berdasarkan Umur.........................................
32
Tabel4.3Distribusi Kejadian
Malaria Falciparum
dan Kadar Hemoglobin
di PuskesmasElopada
Berdasarkan
Jenis Kelamin....................................................................................................
32
Tabel4.4Distribusi Kejadian Malaria
Falciparum di Puskesmas
Elopada Berdasarkan jenis
Pekerjaan.............................................................................................
33
Tabel 4.5 Distribusi Kejadian
Malaria Falciparum di
Puskesmas Elopada
Berdasarkan Kepadatan
Parasit................................................................................................
34
Tabel 4.6 Distribusi Kadar Hemoglobindi
PuskesmasElopada
Berdasarkan Kejadian Malaria Falciparum.........................................
35
Tabel 4.7 Distribusi Kadar Hemoglobin di Puskesmas
Elopada
Berdasarkan Kepadatan Parasit......................................................
35

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus hidup plasmodium..............................................................


Gambar 2.2Plasmodium falciparum stadium tropozoit
muda..................................................................................................................
Gambar 2.3 Plasmodium falciparum stadium tropozoit
lanjut..................................................................................................................
Gambar 2.4 Plasmodium falciparum stadium skizon.......................................
Gambar 2.5Plasmodium falciparum stadium gametosit...................................
Gambar 2.5Plasmodium falciparum semua stadium........................................

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Kerja..................................................................................


47

Lampiran 2. Hasil Penelitian.............................................................................


50

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian......................................................................


51

Lampiran 4. Surat selesai penelitian.................................................................


52

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian di Wilayah


Kerja Puskesmas Elopada............................................................
53

vi
B
A
B

P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N

A. Latar Belakang
Malaria adalah penyakit

menular yang disebabkan oleh

parasit (protozoa) dari genus

plasmodium yang dapat ditularkan

melalui gigitan nyamuk Anopheles

betina. Terdapat 4 spesies yang

utama dari jenis plasmodium yang

menyebabkan penyakit malaria pada

manusia, yaitu: Plasmodium

falciparum, Plasmodium vivax,

Plasmodium malarie dan

1
Plasmodiums ovale (Akhsin, 2015).

Jenis plasmodium yang banyak

ditemukan di Indonesia adalah

Plasmodium vivax dan Plasmodium

falciparum sedangkan Plasmodium

malariae dapat ditemukan

dibeberapa provinsi antara lain:

Lampung, Nusa Tenggara Timur dan

Papua. Plasmodium ovale pernah

ditemukan di Papua dan Nusa

Tenggara Timur (Depkes RI, 2008).

Angka kejadian malaria di

Provinsi Nusa Tenggara Timur dari

tahun ke tahun cenderung menurun,

hal ini dapat dilihat dari indikator

Annual Parasite Incidence (API) 3

tahun terakhir yaitu tahun 2014

sebesar 14,82%, tahun 2015 sebesar

7,23% dan tahun 2016 sebesar

5,46%. Distribusi penderita malaria

terbanyak masih didominasi oleh

Kabupaten Lembata, Kabupaten

Sumba secara keseluruhan,

Kabupaten Belu dan Kabupaten Ende

2
(Dinkes NTT, 2016).

Kabupaten Sumba Barat Daya

merupakan salah satu dari 22

kabupaten yang terdapat di Provinsi

NTT yang memiliki angka kesakitan

malaria cukup

3
tinggi karena daerahnya endemis

malaria. Menurut Profil Dinas

Kesehatan Kabupaten Sumba Barat

Daya tahun 2018, Puskesmas

Elopada merupakan salah satu

puskesmas yang terdapat di

Kecamatan Wewewa Timur, terdiri

atas 19 desa dengan jumlah

penduduk 30.505 jiwa. Pada tahun

2018 jumlah sediaan yang di periksa

sebanyak 4.658 dan positif 445

sediaan darah yang terdiri atas

malaria vivax 305, malaria

falciparum 60 dan mix 5.

Plasmodium falciparum adalah

salah satu organisme penyebab

malaria dan merupakan jenis paling

berbahaya dibandingkan dengan jenis

Plasmodium lain yang menginfeksi

manusia, yaitu Plasmodium vivax,

Plasmodium malariae,Plasmodium

ovale dan yang baru ditemui saat ini

yaitu Plasmodium knowlesi

4
(Noviyanti, 2009). Plasmodium

falciparum mempunyai masa infeksi

paling pendek, namun menghasilkan

parasitemia paling tinggi, gejala

paling berat dan masa inkubasi

paling pendek.

Anemia dapat terjadi karena

pecahnya eritrosit. Derajat anemia

tergantung pada spesies parasit yang

menyebabkannya. Plasmodium

falciparum menginfeksi eritrosit

muda dan eritrosit matang.

Plasmodium vivax dan Plasmodium

ovale hanya menginfeksi eritrosit

muda yang jumlahnya hanya 2% dari

seluruh eritrosit. Anemia tampak

jelas pada malaria yang disebabkan

oleh Plasmodium falciparum dengan

penghancuran eritrosit yang cepat,

sedangkan anemia yang disebabkan

oleh Plasmodium vivax, Plasmodium

malariae dan Plasmodium ovale

umumnya terjadi pada keadaan

kronis (Susilawatidkk, 2013).

5
Parasitemia ada karena

terdapatnya parasit dalam darah

melalui pemeriksaan mikroskopis

pada sediaan apusan darah. Jika

parasit ditemukan lebih dari

100.000/µL maka disebut

hiperparasitemia. Tingkat

parasitemia dapat digunakan untuk

menilai beratnya penyakit.

Parasitemia yang tinggi sering di

temukan pada induvidu yang

asimtomatik (suatu penyakit ketika

pasien tidak menyadari gejala

apapun) (Alimudiarnis, 2009:

Harijantodkk, 2010).

Berdasarkan uraian di atas, maka

peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul

“GAMABARAN KADAR

HEMOGLOBIN PADA PENDERITA

MALARIA FALCPARUM DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS

ELOPADA KABUPATEN SUMBA

BARAT DAYA”.

6
B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran kadar

hemoglobin pada penderita malaria

falciparum di wilayah kerja

Puskesmas Elopada Kabupaten

Sumba Barat Daya?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran kadar

hemoglobin (Hb) pada penderita

malaria falciparum di wilayah

kerja Puskesmas Elopada

Kabupaten Sumba Barat Daya.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran

kadar hemoglobin (Hb) pada

penderita yang terinfeksi

Plasmodium falciparum di

wilayah kerja Puskesmas

Elopada Kabupaten Sumba

Barat Daya.

7
b. Untuk mengetahui gambaran

kadar hemoglobin berdasarkan

usia, jenis kelamin, jenis

pekerjaan dan kepadatan parasit

pada penderita yang terinfeksi

Plasmodium falciparum di

wilayah kerja Puskesmas

Elopada Kabupaten Sumba

Barat Daya.

D. Manfaat Penelitan

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan

pengetahuan tentang pemeriksaan

kadar hemoglobin dan densitas

parasit pada penderita malaria

falciparum

b. Bagi Masyarakat

Sebagai sumber informasi terhadap

pemeriksaan kadar hemoglobin

(Hb) dan densitas parasit pada

penderita malaria falciparum

c. Bagi Institusi

Dapat menjadi salah satu

8
pedoman bagi calon tenaga Analis

Kesehatan dalam penatalaksanaan

malaria untuk menilai beratnya

kondisi pasien akibat infeksi

malaria falciparum dan dapat

menjadi petunjuk dalam

pengembangan penelitian

selanjutnya.

9
B
A
B

I
I

T
I
N
J
A
U
A
N

P
U
S
T
A
K
A

A. Malaria

1. Pengertian Malaria

Istilah malaria diambil dari

dua kata Italia, yaitu mal (buruk)

dan area (udara) atau udara buruk.

Karena dahulu banyak terdapat di

daerah rawa- rawa yang

mengeluarkan bau busuk.

10
Malaria adalah penyakit

infeksi parasit yang disebabkan

oleh Plasmodium yang menyerang

eritrosit dan ditandai dengan

ditemukannya bentuk aseksual

didalam darah. Infeksi malaria

memberikan gejala berupa demam,

menggigil, anemia, dan

splenomegali. Dapat berlangsung

akut ataupun kronik. Infeksi

malaria dapat berlangsung tanpa

komplikasi ataupun mengalami

komplikasi sistemik yang dikenal

sebagai malaria berat (Prabowo,

2008).

2. Penyebab Penyakit Malaria

Malaria disebabkan oleh

protozoa intraseluler dari genus

plasmodium. Spesies plasmodium

bervariasi dalam bentuk dan

mempunyai siklus hidup yang

kompleks. Hal ini memungkinkan

untuk dapat hidup dilingkungan sel

yang berbeda, yaitu didalam

11
hospes manusia (fase aseksual) dan

didalam tubuh nyamuk sebagai

vektor (fase seksual). Pada

manusia terdiri dari 4 spesies yaitu

(Prabowo, 2004)

12
a) Plasmodium vivax

Menyebabkan malaria

vivax/tertiana. Masa inkubasi

13-17 hari. Menginfeksi

eritrosit imatur (retiulosit).

Relaps pada malaria diakibatkan

oleh aktifnya kembali hipnozoit

di organ hati (fase

eksoeritrositik) yang kemudian

menjadi merozoit dan

seterusnya memasuki sirkulasi

darah dan menyrang eritrosit

normal. Umumnya dapat terjadi

berkali-kali sampai jangka

waktu 2-4 tahun

b).Plasmodium falciparum

Menyebabkan malaria

falciparum/tropika. Masa

inkubasi 12 hari. Merupakan

penyebab utama infeksi berat,

karena Plasmodium falciparum

dapat menginfeksi eritrosit

13
imatur dan matur. Umumnya

kekambuhan terjadi paling lama

1 tahun, penyebabnya adalah

parasit stadium eritrositik yang

belum terbunuh sempurna oleh

obat-obat antimalaria

c). Plasmodium malariae

Menyebabkan

malariae/quartana. Masa

inkubasi 28-30 hari. Menyerang

eritrosit matur. Merupakan

suatu bentuk malaria yang

paling ringan namun merupakan

infeksi kronik. Relaps

umumnya terjadi, selama 1

tahun pertama kemudian diikuti

timbulnya kekambuhan jangka

panjang sampai 30 tahun.

Penyebabnya parasit stadium

eritrositik yang berada di

sirkulasi mikrokapiler yang

tidak dapat dibunuh karena

pengobatan antimalaria tidak

sempurna (Soegijanto,2004)

14
d. Plasmodium ovale

Menyebabkan malaria

ovale. Masa inkubasi sama

dengan Plasmodium vivax 13-

17 hari. Seorang penderita dapat

dihinggapi lebih dari satu jenis

plasmodium. Infeksi demikian

disebut campuran (mixed

infection). Biasanya, penderita

paling banyak di hinggapi dua

jenis parasit malaria, yalni

campuran antara Plasmodium

falciparum dan plasmodium

vivax dan palasmodium ovale

(Prabowo,2004).

3. Siklus Hidup Malaria

Menurut Akhsin (2015),

apabila nyamuk yang terinfeksi

plasmodium dari penderita

menggigit manusia sehat maka

sporozoit yang terdapat dalam

kelenjar ludah nyamuk akan masuk

15
melalui luka tusukan. Dalam satu

jam bentuk efektif ini terbawa oleh

darah menuju hati kemudian masuk

ke dalam sel parenkim hati dam

mulai perkembangan siklus pre-

eritrositik dan ekso-eritrositik

primer. Sporozoit akan menjadi

bulat atau lonjong dan mulai

membelah dengan cepat. Hasil

skizogoni tersebut adalah merozoit

ekso-eritrositik dalam jumlah

besar. Setelah meninggalkan hati,

merozoit akan melakukan

perpindahan ke dalam sel darah

merah untuk melakukan siklus

eritrositik. Setelah beberapa

generasi siklus eritrositik, sebagian

merozoit tidak berkembang

menjadi skizon tetapi mulai

mengembangkan diri menjadi

gametozit jantan dan betina.

Apabila gametozit tertelan

nyamuk ketika sedang menghisap

darah, gametozit akan menjadi

16
matang dan tumbuh menjadi gamet

dalam usus nyamuk. Inti

mikrogamet jantan akan

membelah, mikrogamet keluar

dari

17
eritrosit bergerak dan melakukan

penetrasi ke mikrogamet betina

(terjadi fertilisasi), hasil dari

stadium fertilisasi ini di sebut

zigot. Zigot bergerak ke usus

tengah dan tumbuh menjadi

ookista. Dalam beberapa hari

ookista pecah sporozoit akan

beredar ke seluruh tubuh nyamuk

dan sebagian menuju kelenjar

ludah. Apabila nyamuk kemudian

menghisap darah orang sehat,

sporozoid bersama air ludahnya

akan masuk ke tubuh orang tesebut

dan menjadi sakit lagi (Anies,

2016).

18
Gambar 2.1. Siklus hidup plasmodium
(Santjaka, 2013)

4. Faktor-faktor yang berhubungan dengan


penyebaran malaria

Secara umum penyebaran

penyakit malaria sangat

dipengaruhi oleh tiga faktor yang

saling mendukung yaitu host,

agent dan enviroment sesui teori

The Traditional (Ecological)Model

yang di kemukakan oleh Dr. Jhon

Gordon (Kodim,1999).

19
a) Faktor Host (Manusia dan Nyamuk)

Host pada penyakit malaria

terbagi atas dua yaitu Host

intermediate (manusia) dan

Host Defenitif (nyamuk).

Manusia disebut sebagai Host

intermediate (penjamu

sementara) karena didalam

tubuhnya terjadi siklus aseksual

parasit malaria. Sedangkan

nyamuk Anopheles spp disebut

sebagai Host Defenitif (penjamu

tetap) karena didalam tubuh

nyamuk terjadi siklus seksual

parasit malaria (Depkes,1999).

1) Perilaku berkembang biak,

masing-masing jenis nyamuk

mempunyai kemampuan

untuk memilih tempat

berkembangbiak sesuai

dengan kesenangan dan

kebutuhannya, misalnya

Anopheles sundaicus lebih

20
senang di air payau dengan

kadar garam 12-18% dan

tekanan sinar matahari

langsung, sedangkan

anopheles maculatuslebih

senang di air tawar dan

terhindar dari sinar matahari

(teduh).

2) Perilaku mencari darah,

hanya nyamuk anopheles

spp betina mengisap darah

dibutuhkan untuk

pertumbuhan telunya. Bila

dipelajari lebih jauh perilaku

nyamuk mencari darah

terbagi atas empat hal yaitu:

a) Berdasarkan waktu

menggigit, mulai senja

hingga tengah malam dan

menggigit tengah malam

hingga dini hari pagi.

b) Berdasarkan tempat,

eksopagik ( lebih suka

menggigit di luar rumah)

dan endopagik (lebih suka

21
menggigit di dalam

rumah),

22
c) Berdasarkan sumber

darah, anthropofilik (lebih

suka menggigit manusia),

zoofilik (lebih suka

menggigit hewan) dan

anthorozoofilik (lebih

suka menggigit manusia

dan hewan)

d) Berdasarkan frekuensi

menggigit, tergantung

spesiesnya dan

dipengaruhi oleh

temperatur dan

kelembaban yang disebut

dengan siklus gonotrofik.

Untuk daerah tropis

biasanya siklus ini

berlangsung sekitar 48-96

jam.

3) Perilaku istirahat

a) Istirahat berdasarkan

kebutukan istirahat

sebenarnya yang

23
merupakan masa

menunggu proses

perkembangan telur dan

isitirahat sementara, yaitu

masa subelum dan

sesudah mencari darah.

b) Istirahat berdasarkan

kesukaan, eksofilik (lebih

suka istirahat diluar

rumah) dan

endofilik(lebih suka

istirahat di dalam rumah).

5. Patogenesis

Menurut Gandahusada

(1998) patogenesis malaria

merupakan akibat dari interaksi

kompleks antara parasit, inang

dan lingkungan. Patogenesis

lebih ditekankan pada terjadinya

peningakatan permeabilitas

pembuluh darah daripada

koagulasi intravaskuler. Oleh

karena skizogoni menyebabkan

kerusakan eritrosit maka akan

24
terjadi anemia. Beratnya anemia

tidak sebanding dengan

parasitemia menunjukkan adanya

kelainan eritrosit selain yang

mengandung parasit. Hal ini

diduga akibat adanya toksin

malaria yang menyebabkan

gangguan fungsi eritrosit dan

sebagian

25
eritrosit pecah melalui limpa

sehingga parasit keluar. Faktor

lain yang menyebabkan

terjadinya anemia mungkin

karena terbentuknya antibodi

terhadap eritrosit.

Limpa mengalami

pembesaran dan pembendungan

serta pigmentasi sehingga mudah

p ecah. Dalam limpa dijumpai

banyak parasit dalam makrofag

dan sering terjadi fagositosis dari

eritrosit yang terinfeksi maupun

yang tidak terinfeksi. Pada

malaria kronis terjadi hyperplasia

dari retikulosit diserta

peningkatan makrofag. Pada

malaria berat mekanisme

patogenesisnya berkaitan dengan

invasi merozoit kedalam eritrosit

sehingga menyebabkan eritrosit

yang mengandung parasit

mengalami perubahan struktur

26
dan biomolekuler sel untuk

mempertahankan kehidupan

parasit. Perubahan tersebut

meliputi mekanisme, diantaranya

transport membran sel,

sitoadherensi, sekuestrasi dan

resetting.

Sitoadherensi merupakan

peristiwa perlekatan eritrosit

yang telah terinfeksi plasmodium

falaciparum pada reseptor

dibagian endotelium venule dan

kapiler. Selain itu eritrosit juga

dapat melekat pada eritrosit yang

tidak terinfeksi sehingga

terbentuk roset. Resetting adalah

suatu fenomena perlekatan antara

sebuah eritrosit yang

mengandung merozoit matang

yang diselubungi oleh sekitar 10

atau lebih eritrosit non parasit,

sehingga berbentuk seperti

bunga. Salah satu faktor yang

mempengaruhi terjadinya

27
resetting adalah golongan darah

dimana terdapatnya antigen

golongan darah A dan B yang

bertindak sebagai reseptor pada

permukaan eritrosit yang tidak

terinfeksi.

28
6. Morfologi dan Ciri-Ciri Plassmodium
falciparum

a. S

29
(

30
a

1) Bentuk cincin dengan inti yang kecil dan


sitoplasma halus

2) Seringkali cincin mempunyai 2 inti

3) Siklus hidup stadium ini

lebih panjang dibandingkan

stadium yang lain dan pada

stadium ini juga terkenal

dengan istilah star in the

sky (Achmadi, 2010).

Gambar 2.2
Plas
mod
ium
falci
par
um
stad
ium
trop
ozoi
t
mud
a

31
(Ak
hsin
,
2015
)

b. S

32
j

1) Vakuola cincin sering tidak ada atau hampir


tidak ada

2) Parasit sangat kecil dan kompak

3) Sitoplasma biasanya pucat, oval, atau bulat


tidak teratur

4) Sebuah inti yang besar

kumpulan pigmen yang

33
berkabut atau kelompok

yang sangat gelap kira-

kira sebesar inti

(Achmadi, 2010)

34
Gambar 2.3.
Plasmod
ium
falciparu
m
stadium
tropozoit
lanjut
(Akhsin,
2015)

c. S

35
n

1) Bentuk ini tidak pernah ditemukan dalam


darah tepi.

2) Pigmen menggumpal di tengah

3) Skizon muda berinti

4) Pada skizon lanjut

terdiri dari 12-30

merozoit

berkelompok,

pigmen

36
menggumpal

berwarna gelap

(Achmadi, 2010).

Gambar 2.4.
Plasmodi
um
falciparu
m
stadium
skizon
(Akhsin,
2015)

37
d. S

38
c

1) Stadium muda dengan ujung lancip jarang


ditemukan

2) Pada stadium lanjut berbentuk pisang atau


bulat

3) Memiliki inti tunggal

4) Pigmen tersebar, dan

kadang-kadang

ditemukan balon

merah (Achmadi, 2010).

Gambar 2.5. Plasmodium

39
falciparum
stadium
gametosit
(Akhsin,
2015)

Gambar
2.
6.
P
la
s
m
o
di
u
m
f
al
ci
p
a
r
u
m
se
m
u
a
st
a
di
u
m
(
A
n
o
ni

40
m
,
2
0
1
1)

41
7. Gejala Klinis Malaria

Menurut Akhsin (2015),

gejala klinis pada penderita

penyakit malaria yaitu

1. Keluhan Prodromal

Keluhan ini dapat terjadi

sebelum terjadinya demam,

yang berupa kelesuan, sakit

kepala, nyeri pada tulang

(arthralgia) atau otot, hilang

nafsu makan (anorexia), perut

tidak enak, diare ringan dan

kadang- kadang merasa dingin

di punggung.

2. Demam

Serangan demam yang khas terdiri dari


beberapa stadium :

a. Stadium menggigil

Dimulai dengan perasaan

dingin sekali, sehingga

menggigil. Nadinya

berjalan cepat tapi lemah,

bibir dan jari-jari tangan

menjadi biru, kulit kering

42
dan pucat. Kadang disertai

dengan muntah. Pada anak

sering disertai kejang.

Stadium ini berlangsung

antara 15 menit sampai 1

jam.

b. Stadium puncak demam

Dimulai pada saat

perasaan dingin sekali

berubah menjadi panas

sekali. Muka menjadi

merah, kulit kering dan

terasa panas seperti

terbakar, sakit kepala

makin hebat, biasanya ada

mual dan muntah, nadi

berdenyut keras. Perasaan

sangat haus pada saat suhu

naik sampai 41oC atau

lebih. Stadium ini

berlangsung selama 2

sampai 6 jam.

43
c. Stadium berkeringat

Dimulai dengan penderita

berkeringat sehingga

tempat tidur basah. Suhu

turun dengan cepat,

kadang-kadang sampai

dibawah ambang normal.

Stadium ini berlangsung

selama 2 sampai 4 jam.

3. Splenomegali

Terjadi perbesaran limpa,

yang merupakan gejala khas

terutama pada penderita malaria

menahun. Limpa akan mengeras

dan berwarna hitam karena

pigmen banyak ditimbun dalam

eritrosit dan banyak

mengandung parasit.

4. Anemia

Derajat anemia

tergantung pada spesies parasit

penyebabnya (Anies, 2016).

Anemia ini disebabkan oleh :

44
a) Sel darah merah lisis akibat siklus hidup
parasit

b) Penghancuran sel darah

merah baik yang terinfeksi

maupun yang tidak terinfeksi

dalam limpa

c) Penghancuran oleh sel darah merah oleh auto


imun

d) Meningkatnya fragilitas sel darah merah

e) Berkurangnya produksi sel darah merah dari


sumsum tulang.

8. Kepadatan Parasit

Menurut Anonim (2011), metode

yang digunakan untuk menghitung

parasit dalam sedian darah tebal

adalah dengan kode 1+ sampai 4+

seperti dibawah ini :

45
1. + = 1 sampai 10 parasit dalam 100 lapang
pandang SD tebal

2. ++ = 11 sampai 100 parasit dalam 100


lapang pandang SD tebal

3. +++ = 1 sampai 10 parasit dalam 1 lapang


pandang SD tebal

4. ++++ = > 10 parasit dalam 1 lapang pandang


SD tebal

B. Darah

1. Pengertian darah

Darah adalah jaringan cair yang

merupakan unit fungsional seluler

pada manusia yang berpern dalam

membantu proses fisiologis. Setiap

orang rata- rata mempunyai kira-

kira 70 ml darah setiap kilogram

berat badan atau kira- kira 3,5 L

untuk orang yang berberat badan

50 kg. Komponen darah terdiri atas

dua bagian yaitu sekitar 55%

plasma darah dan 45% sel darh.

Plasma darah terdiri atas 99% air,

8,0% (Albumin,globulin, dan

fibrinogen), 0,9% mineral

(Natrium klorida ,natrium

46
bikarbonat, garam dari kalsium,

fosfor, magnesium dan besi)

sedangkan sel darah terdiri dari

tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit,

dan trombosit ( Evelyn, 2009).

Sel darah merah (eritrosit)

mempunyai bentuk bikonkaf

dengan diameter sekitar 7 mikron.

Bikonkavitasnya ini

memungkinkan gerakan oksigen

masuk dan keluar secara cepat

dengan jarak yang pendek antara

membran dan inti sel jaringan

tubuh. Sel darh merah tidak

memiliki inti sel, mitokondria dan

ribosom serta tidak dapat bergerak

(Handayani, 2008).

2. Fungsi Darah

a. Mengangkut zat makanan dari

usus dan oksigen dari paru-paru

keseluruh jaringan tubuh

47
b. Mengangkut CO2 dan sisa-sisa

metabolisme jaringan tubuh

ke organ- organ yang berfungsi

untuk pembuangan

c. Mempertahankan tubuh dari serangan bibit


penyakit

d. Mengedarkan hormon-hormon untuk membantu


proses fisiologis tubuh

e. Menjaga stabilitas tubuh

f. Menjaga keseimbangan asam

basa dalam tubuh untuk

menghindari kerusakan jaringan

(Aryuliana, 2007).

C. Hemoglobin

1. Pengertian hemoglobin

Hemoglobin merupakan molekul

yang memiliki dua bagian utama

yaitu globin dan gugus heme.

Globin merupakan suatu protein

yang terbentuk dari empat rantai

polipeptida yang berlipat-ipat,

sedangkan gugus heme merupakan

empat gugus non protein yang

mengandung besi dengan masing-

48
masing terikat ke salah satu

polipeptida pada globin. Masing-

masing dari keempat atom besi

dapat beriktan secara reversible

dengan satu molekul oksigen. Oleh

karena itu, setiap molekul

hemoglobin dapat mengambil

empat molekul oksigen dari

alveolus di paru-paru.

Menurut Pius (2015), penyebab

rendahnya kadar hemoglobin

dalam darah salah satunya adalah

asupan yang tidak mencukupi.

Asupan zat gizi sehari- hari sangat

dipengaruhi oleh kebiasaan makan.

Pengetahuan yang kurang

menyebabkan remaja memilih

makan diluar atau hanya

mengkonsumsi kudapan.

49
Penyebab lain adalah kurangnya

kecukupan makan dan kurangnya

mengkonsumsi sumber makanan

yang mengandung zat besi, selain

itu konsumsi makan cukup tetapi

makanan yang dikonsumsi

memiliki kadar zat besi yang

rendah sehingga jumlah zat besi

yang diserap oleh tubuh kurang

(Anies, 2016).

2. Nilai Normal Haemoglobin

No. Kriteria Kadar hemoglobin

1. Laki – laki dewasa Hemoglobin 13 g/dl

2. Perempuan dewasa Hemoglobin 12 g/dl

3. Perempuan hamil Hemoglobin 11 g/dl

4. Anak umur 6 – 14 tahun Hemoglobin 12 g/dl

5. Anak umur 6 bulan – 6 tahun Hemoglobin 11 g/dl

(Indrawati, 2013)

D. Hubungan malaria Falciparum dengan hemoglobin


(Hb)

Hal yang terjadi pada penderita

malaria adalah Anemia yang

disebabkan oleh pecahnya sel darah

merah yang terinfeksi maupun yang

tidak terinfeksi. Plasmodium

50
falciparum menginfeksi semua jenis

sel darah merah sehingga anemia

dapat terjadi pada infeksi akut

maupun kronis. Plasmodium vivax

dan Plasmodium ovale hanya

menginfeksi sel darah merah muda

yang jumlahnya hanya 2% dari

seluruh jumlah sel darah merah,

sedangkan plasmodium malariae

menginfeksi sel darah merah tua yang

jumlahnya hanya 1% dari jumlah sel

darah merah, sehingga anemia yang di

sebabkan oleh Plasmdium vivax,

Plasmodium ovale dan Plasmodium

malariae umumnya terjadi pada

keadaan kronis.

51
Pada infeksi malaria yang di

sebabkan oleh Plasmodium

falciparum,anemia atau penurunan

kadar hemoglobin disebabkan

penghancuran sel darah merah yang

berlebihan oleh parasit malaria. Selain

itu, anemia timbul akibat gangguan

pembentukan sel darah merah

disumsum tulang.

52
E. Kerangka Konsep

Tersangka Penderita
Malaria Falciparum

Kadar hemoglobi pad


Kadar Hemoglobin pada n a
penderita yang terinfeksi
penderita malaria falciparum
berdasarkan
Umur
Jenis kelamin
Jenis pekerjaan
Kepadatan parasit

53
B
A
B

I
I
I

M
E
T
O
D
E

P
E
N
E
L
I
T
I
A
N

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif. Dalam

penelitian ini, peneliti melihat

gambaran kadar hemoglobin pada

penderita malaria yang di sebabkan

oleh Plasmodium falciparum.

B. Tempat dan waktu Penelitian

54
1. Tempat penelitian

Pengambilan sampel darah dan

pemeriksaan kadar hemoglobin

dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Elopada Kabupaten

Sumba Barat Daya.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret - April tahun


2019.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat pada penelitian ini

adalah adalah kadar hemoglobin (Hb)

dalam satuan g/dl dan densitas parasit

dihitung dalam satuan parasit/μl darah

2. Variabel bebas ( Independent Variabel )

Variabel bebas pada penelitian ini

adalah penderita malaria

falciparum di wilayah kerja

Puskesmas Elopada Kabupaten

Sumba Barat Daya.

D. Populasi

Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah semua

55
masyarakat yang menderita malaria

falciparum yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Elopada.

56
E. Sampel

Sampel pada penelitian ini ialah

penderita malaria falciparum, dengan

perhitungan total sampel

menggunakan Rumus Slovin yaitu

sebagai berikut :
𝑁
n=
1+𝑁(𝑒)2

Keterangan:

57
e

58
U

e = Presentase kelonggaran

ketelitian kesalahan

pengambilan sampel yang masih

bisa ditolerir

e = 0,2

Dalam rumus Slovin ada ketentuan

sebagai berikut: nilai e = 0,1 (10%)

untuk populasi dalam jumlah besar ,

nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi

59
dalam jumlah kecil. Jadi rentang

sampel yang dapat diambil dari teknik

Solvin adalah antara 10-20 % dari

populasi penelitian.

Dari data yang diperoleh dapat

diketahui bahwa jumlah populasi

ialah 60 orang berdasarkan kasus

malaria pada tahun 2018. Dengan

demikian, perhitungan jumlah sampel

adalah sebagai berikut :


𝑁
n=
1+𝑁(𝑒)2

60
n=
1+60(0,2)2

n = 27,27

n = 27

60
F. Teknik Sampling

Teknik sampling yang

digunakan adalah acidental

sampling ( secara kebetulan).

G. Defenisi Operasional

Variabel Devenisi operasional Pengukuran Skala


a. Ditemukan parasit Positif = jika Nominal
malaria falciparum ditemukan
Penderita dengan menggunakan plasmodium
Malaria metode mikroskopis falciparum
Negatif = jika
tidak di temukan
palasmodium
falciparum

Positif 1
b.Dihitung jumlah Positif 2
parasit dengan Positif 3
menggunakan metode Positif 4
mikroskopis
Kadar Diperiksa kadar Nominal
hemoglobin hemoglobin pada
penderita malaria
falciparum dengan
menggunakan alat
Easy
Touch hemoglobin
dengan satuan gr/dL

H. Prosedur penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan

Maret dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Skrining sampel

Pemilihan pasien yang

61
memenuhi kriteria iklusi dan

bersedia ikut dalam penelitian.

62
2. Pengisian lembar persetujuan

Penjelasan tentang tujuan dan

manfaat kepada subjek penlitian

bagi yang setuju berpartisipasi

menandatangani lembaran

persetujuan (informed consen)

dan pemeriksaan hemoglobin.

3. Persiapan alat dan bahan

Persiapan alat dan bahan untuk

pemeriksaan malaria secara

mikroskopis dan pemeriksaan

hemoglobin metode POCT atau

strip test menggunakakn alat

Easy Touch .

a. Pemeriksaan malaria falciparum secara


mikroskopis

1) Alat : Mikroskop dan autoclik

2) Bahan : Blood lancet,

kapas alchol, kapas

kering, tissu lensa, slide,

larutan buffer (pH 7,2),

larutan giemsa, minyak

imersi dan methanol.

b. Pemeriksaan hemoglobin metode strip test

63
1) Alat : Hb meter dan autoclik

2) Bahan : Darah kapiler,

kapas kering, kapas

alchol, stirp kalibrasi dan

strip Hb meter.

4. Pengukuran kadar hemoglobin

a. Metode penelitian

Hemoglobinometer

adalah suatu alat untuk

mengukur kosentrasi

hemoglobin dalam darah. Ini

menggunakan pengukuran

spektrofotometri dan kosenrasi

hemoglobin yang dapat

digunakan di daerah yang

tidak mempunyai

laboratorium.

64
Portable hemoglobin

adalah suatu alat noninvasive

untuk menetukan kosentrasi

oksigen di jaringan yang di

ambil dan permukaan kulit

meskipun cara penetapan

kadar hemoglobin dalam darah

yang dianjurkan masa kini

bukan yang memakai

hemoglobinometer menurut

ahli, tapi cara ini masih

berguna dalam labortorium

kecil (Gandasoebrata, 2007).

b. Prinsip pengukuran

Strip pengukuran Easy

Touch Hemoglobin

menggunakan teknologi

sensor elektrokimia. Sampel

darah diserap kedalam zona

reaksi pada strip secara

otomatis. Hemoglobin dalam

sampel akan bereaksi dengan

reagen pada strip yang

65
mengoksidasi mediator,

kemudian arus dapat terdeteksi

dalam alat ukur hemoglobin

Easy Touch Hemoglobin

ketika terjadi beda potensial

melalui elektroda. Arus

tersebut kemudian dikonversi

menjadi pembaca konsenstrasi

hemoglobin.

c. Prosedur pengukuran

1) Pengkodean strip

a. Kode strip dimasukkan

pada box strip ke port

pengukuran dari alat

ukur Easy Touch

Hemoglobin. Strip dan

mode pengujian akan

ditampilkan pada layar

LCD. Untuk mode

hemoglobin, simbol

“Hb” akan muncul pada

bagian atas layar LCD.

b. Pemeriksaan nomor

kode dan mode

66
pengujian yang

ditampilkan pada layar

sama denga nomor kode

strip dan pada label vial

strip.

67
2) Pengukuran hemoglobin menggunakan
alat Easy Touch.

Hemoglobin :

a. Strip diambil dari botol strip dan


ditutup dengan segera.

b. Strip dimasukkan

kedalam alat dengan

baik dan alat akan

menyala secara

otomatis.

c. Nomor kode pada

layar dipastikan sama

dengan nomor kode

yang tertera pada

label botol strip.

d. Alat penusuk/lancet

digunakan untuk

memperoleh jumlah

tetesan darah yang

benar.

e. Pasangkan strip pada

alat Hb meter sampel

darah akan diserap

menuju zona reaksi

68
pada strip secara

otomatis. Jika volume

sampel telah

mencukupi, alat akan

menghitung mundur

setelah alat

mengeluarkan bunyi

“beep”.

f. Hasil pengukuran

dibaca setelah

menghitung mundur

dan hasilnya akan

tersimpan pada

memori alat.

g. Strip dari alat dikeluarkan dan alat


akan mati secara otomatis.

5. Pemeriksaan mikroskopis malaria

1. Bersihkan ujung jari tengah

(untuk bayi tumit atau cuping

telinga) dengan kapas alkohol

70% bairkan kering.

2. Selanjutnya tusuk ujung jari

dengan lancet steril, hapus

tetesan pertama dengan kapas

kering, kemudian tetesan

69
selanjutnya tampung di objek

glass lain buat sediaan apus

tipis sedemikian rupa sehingga

di peroleh sediaan tipis dengan

ujung seperti ujung lidah.

70
3. Kemudian pada ujung sisi yang

lain dari objek glass tampung

sekurang- kurangnya dua tetes

darah dan lebarkan dengan

sudut kaca lain, terakhir biarkan

preparat hingga mengering.

4. Selanjutnya pada preparat dilakukkan pewarnaan


giemsa.

Prosedur pewarnaan giemsa terdiri dari


beberapa tahap :

a) Sediaan darah tipis difiksasi

dengan metil alkohol selama

±½ menit, kemudian sediaan

darah tebal di hemolisis

dengan air sampai sberwarna

pucat

b) Setelah itu tuangkan larutan

giemsa yang sudah di

encerkan dengan buffer PH

7,2 ke atas .

c) Masing- masing sediaan di

letakkan pada di atas rak

pewarnaan secara horizontal,

selanjutnya diamkan selama

71
±15-30 menit.

d) Selanjutnya cuci dengan air

mengalir ,setelah itu

keringkan sediaan dengan

cara di angin-anginkan.

e) Periksa dibawah mikroskop

dengan perbesaran 100 X

dengan bantuan minyak

imersi baik pada sediaan

darah tebal maupun pada

sediaan darah tipis. ( sediaan

darah tebal dipakai untuk

mengetahui ada atau

tidaknya parasit sedangkan

sediaan darah tipis di pakai

untuk mengetahui spesies

parasit penyebab infeksi)

(Khairul Anam, 2017).

72
I. Analisis Hasil

Data yang diperoleh kemudian

dianalisis dengan menggunakan

metode analisis Univariat untuk

melihat presentase dari masing-

masing variabel penelitian dan di

sajikan dalam bentuk tabel yang

diberikan penjelasan.

J. Malaria Menurut Pengobatan Tradisional

Dalam pandangan TCM hubungan patologis dapat terjadi hubungan


penindasan dan penghinaan, dikarenakan hubungan fisiologis yang tidak
seimbang atau tidak normal. Sehingga menyebabkan salah satu unsur menjadi
sangat kuat/ berlebihan (hiperaktif/ ekses). Yang Pada kasus malaria dapat
dijabarkan sebagai berikut :

• Pada Kasus malaria ditinjau dari sisi TCM. Unsur Kayu (Hati,
Kandung Empedu) jika mengalami energi yang berlebihan ( ekses). Maka
unsur tanah (limpa, lambung) mengalami penindasan, yang bisa
menyembabkan salah satu unsur menjadi ekses atau pun defisien sehingga
efek yg ditimbulkan bisa mengalami mual dan muntah.

• Unsur Api (Jantung, Usus halus ) dan unsur Air (Ginjal, Kandung Kemih).
Dalam kasus malaria dipandang dari teori Wu Xing terjadi penindasan dan
penghinaan antara Unsur Api Dan Unsur Air. Yang menyebabkan salah satu
unsur menjadi ekses atau pun defisien. Ada nya panas yang
berlebih dikarenakan ke dua unsur ini tidak seimbang. Sehingga penderita

73
dalam sudut pandang TCM mengalami demam, menggigil, keringat
banyak, lemas, sakit kepala, pegal linu. (Yang dari Jantung berfungsi
sebagai pemanas tubuh bersifat seperti Api ).

• Adapun kekurangan Darah/ Anemia dari sudut pandang TCM. Organ limpa
bersifat sebagai sumber pembentukan Chi dan Darah berfungsi dalam
transport air dan lembab. Dalam kasus malaria hal ini bisa saja terjadi
hubungan penindasan dan penghinaan antar 5 unsur itu sendiri yang
menyebabkan defisien Chi pada Limpa sehingga seseorang pengindap
malaria mengalami Anemia, lemas, berkeringat dingin.
1. Akupuntur
Terutama memilih titik titik meridian Du dan meridian Shaoyang,
Menggunakan jarum halus dengan teknik reduksi, untuk mengatur
kelancaran meridian Du dan meredakan Shaoyang. Penjaruman
dilakukan 2 jam sebelum kambuh. Pada saat kambuh dingin berat dan
demamnya ringan, dapat menggunakan bersama akupunktur dan
moksibusi, kasus yang demam berat dinginnya ringan, hanya
menggunakan akupunktur, pantang moksibusi

dazhui (DU 14), Taodao (DU 13), houxi (SI 3), jianshi (PC 5),
Yemen (SJ 2), Zulinqi (GB41) Titik tambahan sesuai gejala
* Demam berat Quchi (LI 11), penjaruman dengan metode reduksi

* Biang malaria (benjolan) : Zhangmen (LIV13), dan moksibasi Pigen (Ex-


B-4)

* Demam tinggi, kesadaran kabur dan mengigau: 12 titik


jing (sumur) ditangan ( (Shaoshang (LU11), Shaochong (HT9),
Zhongchong (PC9), ShangYang (LI1), Shaoze (SI 1)) ditusuk dengan
jarum prisma dan keluarkan darah.

74
Makna
dazhui (DU 14) adalah titik persilangan meridian tiga YANG kaki dan tangan
serta meridian Du, dapat menyebarkan dan melancarkan Qi dari semua meridian
YANG serta menghilangkan faktor patogenik
Koordinasi dengan Taodao (DU 13) dapat menyeimbangkan YINYANG dan
melancarkan meridian DU, merupakan titik penting untuk mengobati malaria
Titik Yemen (SJ 2), Zulinqi (GB41) dari meridian shaoyang ,
houxi (SI 3) dari meridian taiyang tangan, berfungsi menyebar Qi meridian
taiyang dan meridian Du, serta mengusir keluar patogenik.
jianshi (PC 5) dari meridian Jueyin tangan adalah titik pengalaman efektif untuk
mengobati malaria.

75
Digunakan bersama titik tersebut , berfungsi melancarkan YANG , menghilangkan
patogenik, membebaskan Biao (eksterior) dan Li (interior), mengharmoniskan
Ying (nutrient), dan Wei (pertahanan) dengan demikian dapat menghentikan
malaria dan membebaskan penyakit
Titik Quchi (LI 11) dari meridian Yangming tangan, berkoordinasi dengan
dazhui (DU 14), berfungsi membersihkan patogenik panas.
Zhangmen (LIV13) adalah titik dominasi organ Zang dari 8 titik berpengaruh
(dominan), dapat merawat Qi organ Zang,
Pigen (Ex-B-4) adalah titik istimewa (ekstra), dapat mengobati (biang) benjolan
malaria.
Berdasarkan Buku Ilmu Terapi Akupunktur jilid 1
Sim Kie Jie

NieJi/ Malaria

i. Penyebab dan mekanisme terjadinya penyakit

1. Terserang patogen malaria


2. Terserang patogen panas
3. Terserang patogen Yin dan dingin
4. Terserang patogen lembab dan panas
5. Penyakit Nie/ malaria bersifat Xu

ii. Bian Zheng Lun Zhi

1. Mengenal Ciri khas penyakit malaria


Ciri khas perjalanan penyakit malaria ialah suhu badan naik, terasa dingin,
keluar keringat
dan suhu badan turun setelah keluar keringat. Hal tersebut mempunyai siklus
yang tetap antara lain ialah sehari, dua hari dan tiga hari.
2. Teliti sifat sindroma
Perhatikan patogen yang menyertainya, baik bersifat angin, dingin, panas, atau
lembab. Perlu juga diteliti apakah terdapat patogen dahak atau patogen yang

76
menyertai
3. Mengenal sifat Yin, Yang, Biao/ dangkal atau Li/ dalam dari penyakitnya
Pada umumnya malaria yang berada pada daerah tiga meridian YANG, gejala
klinik timbul pada siang hari, hal tersebut menandakan penyakit di daerah Biao
dan tidak terlalu parah
Apabila malaria berada pada tiga meridian YIN maka gejala klinik akan terjadi pada
malam hari, maka hal tersebut menandakan penyakit lebih dalam dan parah
Jika gejala klinik yang timbul pada malam hari apabila berubah menjadi timbul
pada siang hari maka menandakan penyakit berubah dari sindroma YIN
menjadi sindroma YANG, sehingga memberi indikasi bahwa penyakit akan
sembuh.
Sebaliknya apabila gejala klinik yang terjadi pada siang hari berubah menjadi
timbul pada malam hari, hal tersebut menandakan penyakit berubah dari
sindroma YANG menjadi sindroma YIN, sehingga memberi indikasi bahwa
penyakitnya menjadi lebih parah.

iii. Diferensiasi dengan penyakit lain

1. Chonggu/ parasit
Terdapat benjolan di daerah ulu hati bagian atas (epigastrium) kiri karena
terdapat pembengkakan limpa, suhu badan meningkat, namun, suhu tinggi
tersebut timbul sepanjang hari. Di samping itu, sering disertai jaundice, ascites,
dan pernah kontak dengan air yang tercemar patogen.
2. Shiwen/ lembab panas
Walau suhu badan naik dan terdapat benjolan pada ulu hati bagian atas
(epigastrium), namun bedanya dengan malaria ialah timbulnya penyakit agak
lamban, walau telah keluar keringat gejala klinik tidak mereda
3. Demam fengshi/ rheumatoid
Pada permulaan serangan, patogen demam rhematik berada pada permukaan/
wei. Pada tahap ini gejalanya walau terdapat demam, namun suhu badan akan
turun setelah keluar keringat, di samping tidak relaps. Apabila patogen demam
memasuki area Qi, maka suhu badan tidak dapat turun walau telah keluar
keringat. Selain itu demam rematik umumnya terjadi pada musim semi dan

77
musim dingin, sedangkan malaria umumnya timbul pada musim panas dan
musim gugur.
4. Suhu badan naik karena Yinxu
Suhu badan naik sedikit setelah siang hari, berbeda dengan malaria yang terdapat
gejala menggigil disertai suhu badan yang lebih tinggi yang relaps pada waktu
tertentu, Pada sindroma Yinxu sering disertai rasa panas pada dada dan telapak
tangan dan kaki.
5. Sindroma Lin/ infeksi saluran kencing
Pada sindroma ini terdapat patogen lembab panas pada jiao bawah, juga dapat
dijumpai gejala demam dengan menggigil. Namun pada sindroma ini sering
disertai nyeri perut bagian bawah dan saluran kencing dan dysuria.
Pada permulaan penyakit malaria, kekuatan tubuh masih prima, maka saat
terserang patogen malaria, maka tubuh akan memberikan perlawanan, sehingga
mengekspresikan sindroma Shi.
Pengobatan sindroma Shi digunakan cara xie, reduksi.
Apabila penyakit sudah berlanjut dan menjadi kronis, sehingga kekuatan tubuh
akan terkuras, maka penyakit akan menekspresikan sindroma Xu.
Pengobatan sindroma Xu digunakan cara tonifikasi
Pada sindroma XU perlu juga diselidiki apakah masih terdapat patogen. Apabila
masih terdapat patogen, maka cara menguatkan ZhengQi dan reduksi patogen
dapat digunakan bersama.

iv. Terapi Malaria diuraikan sebagai berikut


1. Zhengnie
(Malaria sejati)
a. Gejala dan tanda

- Demam yang didahului menggigil


- Pusing dan nyeri kepala
- Muka merah
- Nyeri pada otot-otot
- haus

78
- gelisah
- Selang beberapa jam, penderita mengeluarkan banyak keringat, diikuti
dengan redanya demam dan gejala klinik lainnya
- Namun penderita tetap merasakan lesu disertai kurangnya Shen/ jiwa
- Selaput lidah putih atau kuning dan tipis
- Nadi xian/ tegang
- Gejala klinik dapat relaps dan reda dua hari atau tiga hari sekali

b. Analisis
Pada permulaan timbulnya penyakit, patogen langsung menyerang daerah YIN,
hal tersebut menyebabkan peredaran YangQi terhalang, Ying/ nutrisi dan wei/
pertahanan menjadi lemah, maka timbul gejala nyeri badan, lesu
Kemudian terjadi pertikaian antara tubuh bagian Yin dengan patogen, maka
tubuh menggigil dan demam. Selanjutnya patogen keluar ke daerah Yang, dan
terjadi pertikaian antara tubuh bagian YANG dengan patogen, maka penderita
merasa haus dan panas.
Panas menyebabkan pori pori terbuka, maka keluar keringat
Pada suatu saat patogen masuk kembali ke area Zangfu, sehingga berbagai reaksi
pertikaian antara Zhengqi dan patogen mereda, maka gejala demam dan lain
lainnya juga turut mereda.

Pada permulaan terserang penyakit, patogen berada di daerah Biao, maka selaput
lidah tampak putih dan tipis, apabila patogen berubah menjadi panas dan masuk
ke area Li, maka selaput lidah akan berubah menjadi kuning
Nadi Xian/ tegang menunjukkan patogen berada di daerah ban biao ban li
Apabila disertai nadi jin/ kencang, maka hal tersebut menunjukkan dingin lebih
dominan, sebaliknya apabila disertai nadi shuo/ cepat maka hal tersebut
menunjukkan panas lebih dominan

c. Prinsip Pengobatan
Mengeliminasi patogen malaria

79
d. Titik titik akupunktur

dazhui (DU 14), dazhu BL11, Zhongzhu (SJ3), jianshi (PC 5), houxi (SI 3)
e. Cara akupunktur
Akupuntur dilakukan 1 sampai 2 jam sebelum relapsnya gejala klinik
dazhui (DU 14) dan dazhu BL11 ditusuk sedalam 0,5 sampai 1 cun, gunakan cara
stimulasi sedatif, rasa penusukan radiasi sampai ke bawah
Zhongzhu (SJ3), jianshi (PC 5), dan houxi (SI 3) ditusuk tegak lurus sedalam
0,5 sampai 1 cun, stimulasi secara netral

f. Alasan penggunaan titik titik


dazhui (DU 14) merupakan titik pertemuan tiga meridian Yang dengan meridian.
Du, dapat berfungsi melancarkan Yang QI, sehingga relapsnya gejala malaria
dapat dicegah, demikian juga titik dazhu BL11 dapat berefek sama
houxi (SI 3) adalah titik dari meridian Taiyang dan merupakan titik dominan
meridian Du, sehingga dapat mengeliminasi patogen malaria yang berada pada
biao/ dangkal
Zhongzhu (SJ3) adalah titik shu/ kali dari meridian shaoyang, karena itu dapat
mengakomodasi Qi dari meridian Shaoyang serta Ying/ nutrisi dengan wei/
pertahanan, sehingga demam dan menggigil dapat dicegah
jianshi (PC 5) adalah titik yang digolongkan ke dalam pergerakan logam dari
meridian Jie Yin, meridian tersebut mempunyai hubungan Biao Li dengan
meridian Shaoyang. Pengunaan jianshi (PC 5) dan Zhongzhu (SJ3) sedara
bersama dapat melancarkan QI dan darah serta menyalurkan patogen keluar
tubuh

80
2. Wennie (malaria bersifat panas)
a. Gejala dan tanda
- Proses terjadinya penyakit dan gejala
kliniknya hampir sama dengan Zhengnie. Perbedaannya hanya pada Wennie
lebih banyak terasa panasnya, sedangkan menggigilnya tidak separah Zhengnie,
atau tidak ada sama sekali

81
- Gejala klinik yang lebih menonjol adalah nyeri persendian,
- muka dan mata merah
- Dada terasa tertekan
- Muntah
- Haus
- Ingin minum air dingin
- Nyeri kepala
- Terasa lesu tidak bertenaga
- Apabila tidak dapat disembuhkan dalam waktu singkat, maka
penderita menjadi kurus kering, bahkan kesadarannya menurun, kejang,
jaundice, delirium, disertai lidah merah, selaput lidah kuning, nadi Hong/ besar
dan shuo/ cepat atau xian/ tegang dan shuo/ cepat

b. Analisis
Sindroma ini terjadi umumnya apabila patogen malaria menyerang orang yang
mempunyai dasar tubuh YIN lemah dan YANG membara
YANG membara menimbulkan panas, maka penderita lebih banyak terasa
panasnya, sedangkan menggigilnya tidak separah Zhengnie
Pertikaian antara YangQi dengan patogen bersifat panas menyebabkan
timbulnya nyeri tulang, muka dan mata merah
Sedangkan membaranya YANG menimbulkan YIN
Qi dari lambung naik keatas, maka penderita merasakan dada tertekan,
muntah, haus, dan ingin minum air dingin
Patogen panas membara ke atas, maka timbul nyeri kepala,
Akibatnya Qi dan YIN terkuras, maka penderita terasa lesu tidak bertenaga dan
menjadi kurus kering.
Apabila patogen panas menyerang perikardium, sehingga menutup kegiatan Shen/
jiwa, maka akan timbul delirium, kejang kejang, fungsi shuxie/ pelancar dari
hati terganggu maka timbul jaundice, hal ini menyebabkan tubuh lidah merah,
selaput lidah kuning, nadi besar atau Xian/ tegang disertai Shup/ cepat. Keadaan
ini merupakan pertanda patogen malaria yang bersifat

82
panas sedang “berkecamuk” di dalam tubuh.

c. Prinsip Pengobatan
Mengusir dan mengeliminasi patogen malaria, mencegah timbulnya gejala
klinik

d. Titik titik akupunktur


Gunakan titik titik akupunktur pada meridian Yangming tangan, Taiyang kaki,
serta meridian Du
Titik titik yang sering digunakan antara lain dazhui (DU 14), Quchi (LI 11),
Waiguan (TB 5), houxi (SI 3), Taodao (DU 13), weizhong BL40

e. Titik titik tambahan


Apabila terdapat gejala dada terasa tertekan dapat digunakan DanZhong
(Rn17), Zhongwan (Ren12)
Apabila kesadaran menurun, dapat digunakan ShuiGou (Renzhong) GV 26,
neiguan P6, Yongquan (KI 1)

83
f. Cara akupunktur
dazhui (DU 14) ditusuk sedalam 0,5 sampai 1 cun, gunakan cara stimulasi
sedatif, rasa penusukan radiasi sampai ke bawah
houxi (SI 3) ditusuk tegak lurus sedalam 0,5 sampai 1 cun, stimulasi secara
netral
Titik Quchi (LI 11) dan Waiguan (TB 5) ditusuk secara tegak lurus sedalam 1
cun, beri stimulasi sedatif
Penusukan titik Taodao (DU 13) diarahkan ke atas sedalam 0,5 cun, beri
stimulasi sedatif.
weizhong BL40 ditusuk dengan jarum prisma untuk keluarkan darahnya

g. Alasan penggunaan titik titik


Titik dazhui (DU 14) adalah titik pertemuan meridian DU dengan meridian
meridian YANG, digunakan untuk mengeluarkan atau mengeliminasi patogen
malaria serta mencegah timbulnya gejala klinik
Demikian juga titik Taodao (DU 13) adalah titik pertemuan meridian Du dengan
meridian Taiyang, mempunyai efek yang sama dengan titik dazhui (DU 14)
Titik titik Quchi (LI 11), Waiguan (TB 5), houxi (SI 3) adalah titik titik yang
masing masing berada pada tiga meridian Yang tangan, jika digunakan
bersamaan dapat melancarkan Qi dan darah pada meridian meridian tersebut,
secara sinergi menghalau patogen, dan mempunyai efek mencegah masuknya
patogen ke dalam pericardium.
h. Titik titik cadangan

84
Zhigou (SJ 6), Quze (PC 3), Zhiyang (DU 9), taichong (LR3), neiguan P6

3. Hannie (Malaria bersifat dingin)


a. Gejala dan tanda
- Gejala klinik hampir sama dengan Zhengnie
- Perbedaan dengan zhengnie adalah Hannie lebih banyak terasa dingin,
tidak terlalu terasa panas, atau hanya terasa dingin, tidak terlalu merasa panas,
atau hanya terasa dingin, tidak terasa panas
- Di samping itu penderita terasa lesu sekali
- dada terasa tertekan
- mual- menggigil
- nyeri kepala
- tidak terasa haus
- kalaupun terasa haus, ingin minum yang panas panas
- disertai lidah pucat, selaput lidah putih mengkilap
- Nadi teraba Xian/ tegang dan Chi/ lambat

b. Analisis
Pada musim panas, apabila patogen malaria berpadu dengan patogen dingin
menyerang orang yang mempunyai dasar tubuh bersifat YangXu (kekurangan
Yang), maka hal tersebut akan menyebabkan timbulnya sindroma Han Nie
(malaria bersifat dingin).
Setelah timbulnya penyakit, karena Yang Qi lemah, tidak dapat melindungi dan

85
memanasi tubuh bagian permukaan, maka penderita akan terasa dingin sekali dan
tidak panas.
Patogen dingin berpadu dengan patogen dahak mengganggu kelancaran YangQi
yang sudah lemah, maka penderita akan merasakan lesu dan mengantuk, dada
terasa tertekan, disertai lidah pucat, selaput lidah tebal mengkilap. Sedang nadi
teraba Xian/ tegang dan Chi/ lamban
Hal ini merupakan pertanda patogen malaria dan patogen dingin berpadu dengan
patogen dahak berada di dalam tubuh.

c. Prinsip Pengobatan
Menambah dan menyebarkan Qi dalam meridian Shaoyang, mengeliminsai
patogen dingin, mencegah timbulnya gejala malaria

d. Titik titik akupunktur


Dazhui (DU 14), Zhiyang (DU 9), zusanli (ST36), Pishu (BL20), Zhongwan
(Ren12), jianshi (PC 5), neiguan P6, Gongsun (SP4)

e. Cara akupunktur
Dazhui (DU 14) dan Zhiyang (DU 9) ditusuk tegak lurus sedalam 0,5 sampai
1 cun. Dapat diberikan moksa
Zhongwan (Ren12) ditusuk sedalam kurang lebih 1,2 cun, dengan stimulasi
netral.

86
jianshi (PC 5) dan zusanli (ST36) ditusuk tegak lurus sedalam 1 sampai 1,5 cun,
stimulasi netral
Jarum dapat ditinggal selama 30 menit

f. Alasan penggunaan titik titik


Hannie merupakan penyakit bersifat dingin yang berlokasi di area setengah Biao
setengah Li, patogen sering keluar masuk antara Ying/ nutrisi dalam serum dan
wei/ daya tahan.
Penyakit bersifat dingin, dapat dilakukan moksa, maka titik titik dazhui (DU 14),
Zhiyang (DU 9), dapat menghalau patogen pada area Ying dan wei. Maka selain
ditusuk dapat digunakan juga cara moksa
Demikian juga titik titik Zhongwan (Ren12), jianshi (PC 5) dan zusanli (ST36)
digunakan untuk menguatkan wei/ pertahanan tubuh sehingga dapat menghalau
patogen.

4. Malaria dengan Splenomegaly (pembesaran limpa)


a. Gejala dan tanda
- Malaria yang tidak sembuh dalam jangka waktu lama atau yang sering
relaps dengan gejala dan tandanta antara lain
- muka pucat
- Lesu tidak bersemangat
- Demam yang timbul sehari sekali, atau sering timbul dan reda
- Pusing
- Mata kabur
- Keempat anggota badan terasa lemah
- Splenomegalu (pembesaran limpa)
- Lidah pucat
- Pinggirnya sering terdapat bintik berwarna ungu
- Selaput lidah tipis
- Nadi teraba Xi/ halus

87
b. Analisis
Malaria yang menahun atau sering relaps menyebabkan terkurasnya Qi dan Xue
Hal tersebut juga menyebabkan fungsi limpa dan lambung menjadi lemah,
sehingga pembentukan Qi dan darah tidak cukup, maka timbul gejala dan tanda
muka pucat, lesu, tidak bersemangat, pusing, mata kabur serta keempat anggota
badan lemah
Karena daya tahan tubuh lemah, maka dalam keadaan terlalu lelah, patogen
malaria yang belum tuntas terbasmi akan aktif kembali, sehingga malaria relaps
kembali, maka timbul lagi demam, baik yang terjadi sehari sekali atau yang
sering kambuh.
Malaria yang sering kambuh menyebabkan aliran Qi dan darah tidak lancar,
maka terjadi pembengkakan pada limpa yang disebut niemu/splenomegali.

c. Prinsip Pengobatan
Mengakomodasi dan menambah Qi dan darah, mengeliminasi darah stasis dan
benjolan

88
d. Titik titik akupunktur
Pishu (BL20), Zhangmen (LIV13), Pigen (Ex-B-4), zusanli (ST36), sanyinjiao
(SP6), taichong (LR3), Taodao (DU 13)

e. Cara akupunktur
Pishu (BL20) ditusuk ke arah tulang spinal sedalam 1 sampai 1,5 cun, beri
stimulasi tonifikasi
Zhangmen (LIV13) dan Pigen (Ex-B-4) ditusuk sedalam 0,8 sampai 1,2 cun,
stimulasi negral
zusanli (ST36) dan sanyinjiao (SP6) tusuk sedalam 1 sampai 1,5 cun, beri
stimulasi bersifat menguatkan
taichong (LR3) tusuk sedalam 0,5 sampai 1 cun, beri stimulasi menguatkan
Taodao (DU 13) tusuk sedalam 0,5 cun, beri stimulasi sedatif

f. Alasan penggunaan titik titik


Terjadinya splenomegaly disebabkan Qi dan xue lemah, dan patogen masih
bercokol di dalam tubuh, maka perlu menambah fungsi organ dalam serta Qi dan
darah, karena itu digunakan titik titik Bishu, zusanli (ST36), dan sanyinjiao
(SP6) untuk menambah Qi dan darah, sekaligus menguatkan fungsi limpa.
Titik titik Pigen (Ex-B-4) dan Zhangmen (LIV13) berdekatan dengan limpa,

89
dapat mengeliminasi darah stasis dan pembengkakan limpa
taichong (LR3) digunakan untuk melancarkan Qi dan menghilangkan
Splenomegaly.
Taodao (DU 13) dapat mengeliminasi patogen malaria sekaligus menghilangkan
demam, sering digunakan dalam terapi malaria

g. Titik titik telinga


Titik endokrin, titik korteks, titik adrenal, titik hati, titik limpa

1.. 2.4.1 Tuina Chuzhen

Berikut ini adalah Teknik Tuina Chuzhen pada titik-titik tertentu


yang diaplikasikan pada penderita Malaria.
A. Fengfu-Bazhen
Fengfu-Bazhen: Fengfu sebagai titik
pusat, jarak ke tepi rambut belakang
sebagai radius, titik-8 formasi yang
terbentuk disebut Fengfu-Bazhen.
Indikasi: sakit kepala, tengkuk kaku
sakit, keempat anggota badan layu
lemas, kejang dll.
Teknik Chuzhen: ketuk-tekan, naik-
turun, buka-tutup, rotasi, pisah-atur.

90
B. Dazhui-Bazhen
Dazhui (DU 14)
adalah titik
persilangan
meridian tiga
YANG kaki dan
tangan serta
meridian Du,
dapat
menyebarkan
dan melancarkan
Qi dari semua meridian YANG serta menghilangkan faktor
patogenik
Koordinasi dengan Taodao (DU 13) dapat menyeimbangkan YINYANG dan
melancarkan meridian DU, merupakan titik penting untuk mengobati malaria.
Dazhui-Bazhen: Dazhui sebagai inti, jarak ke samping 3 cun sebagai
radius, titik-8 formasi yang terbentuk disebut Dazhui-Bazhen.
Indikasi: demam masuk angin, malaria, tulang panas, keringat malam, kejang
ayan, dll.
Teknik Chuzhen: ketuk-tekan, naik-turun, buka-tutup, rotasi, pisah-atur.

C. Shenzhu-Bazhen
Shenzhu-Bazhen: Shenzhu/GV 12
(T3-4) sebagai inti, jarak ke Pohu
(3 cun lateral T3) sebagai radius,
titik-8 formasi yang terbentuk
disebut Shenzhu-Bazhen.
Indikasi: demam masuk angin,
batuk sesak, malaria, histeria, nyeri
‘bi’ punggung, kaget angin anak,
bisul payudara, ‘bi’ dada, muntah,

91
layu tungkai atas, lumpuh, dll.
Teknik Chuzhen: ketuk-tekan, naik-turun, buka-tutup, rotasi, pisah-atur.

D. Jizhong-Bazhen

Jizhong-Bazhen: Jizhong/GV 6 (T11-12)


sebagai inti, ke Yishe (3 cun lateral)
sebagai radius, titik-8 formasi yang
terbentuk disebut Jizhong-Bazhen.
Indikasi: perut dada kembung sakit,
diare, ikterus, disentri, ayan kejang,
cacingan anak, prolaps ani dan penyakit
limpa-lambung lain.
Teknik Chuzhen: ketuk-tekan, naik-
turun, buka-tutup, rotasi, pisah-atur.

E. Zhongzhu (SJ3)
adalah titik shu/ kali dari meridian shaoyang,
karena itu dapat mengakomodasi Qi dari
meridian Shaoyang serta Ying/ nutrisi
dengan wei/ pertahanan, sehingga demam
dan menggigil dapat dicegah.

92
F. Jianshi (PC 5)
adalah titik yang digolongkan ke dalam pergerakan logam dari meridian Jie
Yin, meridian tersebut mempunyai hubungan Biao Li dengan meridian
Shaoyang. Pengunaan jianshi (PC 5) dan Zhongzhu (SJ3) sedara bersama
dapat melancarkan QI dan darah serta menyalurkan patogen keluar tubuh.
Teknik Chuzhen: ketuk-tekan, naik-turun, buka-tutup, rotasi, pisah-atur.

G. Li 11
Titik titik Quchi (LI 11), Waiguan (TB 5),
houxi (SI 3) adalah titik titik yang masing
masing berada pada tiga meridian Yang
tangan, jika digunakan bersamaan dapat
melancarkan Qi dan darah pada meridian
meridian tersebut, secara sinergi menghalau patogen, dan mempunyai efek
mencegah masuknya patogen ke dalam pericardium.
Teknik Chuzhen: ketuk-tekan, naik-turun, buka-tutup, rotasi, pisah-atur.

H. Houxi

93
Houxi (SI 3) adalah titik dari meridian Taiyang dan
merupakan titik dominan meridian Du, sehingga dapat
mengeliminasi patogen malaria yang berada pada biao/
dangkal.
Teknik Chuzhen: ketuk-tekan, naik-turun, buka-tutup, rotasi, pisah-atur.

I. Zusanli
Zusanli (ST36) digunakan untuk
menguatkan wei/ pertahanan tubuh
sehingga dapat menghalau patogen. Selain
itu, untuk menambah Qi dan darah,
sekaligus menguatkan fungsi limpa.
Teknik Chuzhen: ketuk-tekan, naik-turun,
buka-tutup, rotasi, pisah-atur.

J. San Yin Jiao ( SP 6 )


Untuk menambah Qi dan darah,
sekaligus menguatkan fungsi limpa.
Teknik Chuzhen: ketuk-tekan, naik-
turun, buka-tutup, rotasi, pisah-atur.

K. Taichong
Taichong (LR3)
digunakan untuk
melancarkan Qi dan
menghilangkan
Splenomegaly.

94
Teknik Chuzhen: ketuk-tekan, naik-turun, buka-tutup, rotasi, pisah-atur.

L. Baihui-Bazhen
Baihui-Bazhen (atau Niwan-Bazhen): Baihui
sebagai titik pusat, jarak ke Yintang sebagai
radius, titik 8-formasi yang terbentuk disebut
Baihui-Bazhen.
Indikasi: stroke, lumpuh, afasia, migren,
vertigo, tinitus, tuli, insomnia, pelupa, atrofi
ekstremitas, ayan, gila, dan penyakit saraf dan
jiwa lain.
Teknik Chuzhen: ketuk-tekan, naik-turun,
buka-tutup, rotasi, pisah-atur.

M. Yintang
Yintang
Indikasi: Sakit Kepala,
Kejang, dll.
Teknik Chuzhen: ketuk-
tekan, naik-turun, buka-
tutup, rotasi, pisah-atur.

2.1.1 Food Therapy

HERBA ANTIPARASIT (QUCHONGYAO)

Semua herba yang berefek mengeliminasi atau membasmi parasit tubuh

95
manusia disebut sebagai herba antiparasit (quchongyao). Secara klinis terutama
dipakai untuk terapi parasit dalam usus, seperti cacing pita, askaris,
ankilostoma, dll. terhadap parasit di luar usus seperti trikomonas vaginal,
skistosoma, fasiolopsis, trofozoit ameba, malaria dll. juga berefek membasmi.
Berbagai herba antiparasit berefek berbeda terhadap berbagai parasit. Misal,
terhadap taeniasis sering dipakai Kujunzi, Kulianpi, Chuanlianzi; terhadap
askariasis sering dipakai Binglang, Nanguazi, Leiwan, Hecaoya dll. Herba
antiparasit umumnya toksik, maka perlu diperhatikan dosis, cara pemberian,
hati-hati pada wanita hamil, lansia, dan pasien berfisik lemah. Afinitas ke
meridian limpa, lambung, usus besar.

Mekanisme
kerja herba
antiparasit
berbeda-beda,
dapat dibagi
menjadi
berikut ini.

1. Paralisis parasit. Bagian larut air dari ekstrak semen Shijunzi


(Shijunziren) dapat memparalisis kepala askaris, zat aktifnya adalah potasium
quisqualate (shijunzisuanjia); zat aktif Binglang yaitu arecoline (binglangjian)
dapat memaralisis sistem saraf askaris, hingga cacing itu lumpuh dan
dikeluarkan dari tubuh; cucurbitine adalah zat aktif Nanguazi, dl-

96
cucurbitine hidrobromida berefek melumpuhkan ruas-ruas taenia, segmen
imatur maupun matur, hingga sering kali cacing pita dapat dikeluarkan.

2. Eksitasi parasit. Toosendanin (chuanliansu) zat aktif Kulianpi


dapat mengeksitasi lingkar saraf kepala askaris, hingga ototnya kontraksi
spastik, tak dapat melekat pada dinding usus sehingga dapat dikeluarkan.

3. Mematikan parasit. Sebagian herba antiparasit dalam dosis


tinggi berefek langsung parasitisid, misalnya air rebusan Kulianpi, air
rebusan Binglang konsentrasi tinggi mematikan ankilostoma. Agrimophol
(hecaofen) dari Hecaoya dengan cepat menembus dinding tubuh askaris,
hingga parasite spasme dan mati. Omphalin dari Leiwan adalah suatu
proteolitik, dapat melisis segmen cacing, rusak dan mati, hingga setelah
meminumnya tak tampak bangkai cacing dalam feses.

4. Menghambat metabolisme parasit. Hecaoya dapat menghambat


glikogenolisis parasite, berefek inhibisi metabolisme aerob maupun anaerob
sel parasit dalam waktu panjang, parasit mati karena pasokan energinya
terputus.

Herba antiparasit dapat diberikan pada perut kosong, agar obat dapat kontak
memadai dengan badan parasit, efektivitas lebih baik. Dapat juga dikombinasi
dengan obat purgasi, memacu ekskresi badan dan telur parasit.

Jenis bahan
makanan
berefek
antiparasit
adalah:

97
Herba Cangkang bulus Asin, netral. Hati limpa. Biejia/shangjia/tuanyujia/
pelunak (Amyda Tonik Yin, bersih panas, biegaizi 鳖甲/上甲/团鱼
keras cartilaginea). redakan angin hati, 甲/鳖盖子
pengura CD:2723:5707-9. lunakkan keras hilangkan
i nodul nodul. Terapi angin dalam
Yin defisien, panas fatig,
malaria, tumor abdomen,
amenore, menoragi, kejang
anak, malaria.

I. HERBA PENGUAT (BUXUYAO)

Semua herba yang dapat menambah materi, memperkuat fungsi, meningkatkan


daya tangkal tubuh terhadap penyakit, melenyapkan simtom kelemahan
kelesuan, disebut sebagai herba penguat (buxuyao), atau herba pemupuk
(buyiyao) atau herba pemelihara (buyangyao). Berdasarkan lingkup efek dan
aplikasinya, herba penguat dibagi menjadi empat jenis, yaitu herba pemupuk
energi (buqiyao), herba pemupuk darah (buxueyao), herba pemupuk yin
(buyinyao), dan herba pemupuk yang (buyangyao).

Lemah energi (qixu) adalah suatu kondisi patologis ditandai terkurasnya energi
pokok (yuanqi) tubuh, timbul disfungsi, fungsi organ dalam turun, daya tangkal
terhadap penyakit turun. Manifestasi utamanya adalah lemah energi limpa (pi
qixu) dan paru-paru (fei qixu). Gejala lemah energi limpa yang sering
adalah mental lesu kurang tenaga, nafsu makan kurang, perut ulu hati lesu
kembung, feses cair, prolaps ani atau visera lain, dll. sering tampak pada
berbagai penyakit kronis saluran pencernaan. Lemah energi paru-paru sering
ditandai gejala napas kurang malas bicara, suara bicara rendah lemah, bahkan
sesak memburu, mudah keringat dingin dll. tampak pada berbagai penyakit
kronis sistem pernapasan.

Lemah darah (xuexu) adalah kondisi patologis ditandai kurang darah atau fungsi
nutritif darah turun. Gejala lemah darah terutama adalah muka layu kuning, bibir
kuku pucat pasi, vertigo tinitus, palpitasi, insomnia, pelupa, atau haid sedikit
danpucat, bahkan henti haid. Gejala lemah darah sering tampak pada anemia,

98
lekopenia, purpura trombositopenik, anemia aplastik dll.

Lemah yin (yinxu) adalah kondisi patologis ditandai sperma (jing), darah, sekret
(jin- ye) dll. defisit terkuras, yin tak dapat mengontrol yang, hingga yang relatif
hiperaktif, fungsi berlebih karena kelemahan. Sindrom lemah yin umumnya
ditemukan pada fase akhir penyakit panas dan berbagai penyakit kronis.

99
Lemah yang (yangxu) adalah kondisi patologis ditandai energi yang lemah
cedera, fungsi mundur atau lesu lemah, volume panas tak memadai. Karena
yang ginjal adalah yang pokok dari seluruh tubuh, maka sindrom lemah yang
ginjal terutama ditandai gejala takut dingin ekstremitas dingin, pinggang lutut
linu lemah, libido rendah, impoten ejakulasi dini, rahim dingin infertil, sering
kencing enuresis, napas memburu lemah ginjal dll. Sindrom lemah yang ginjal
sering ditemukan pada gangguan fungsi seksual, impotensi, asma bronkial
kronis dll.

Perhatian: Herba golongan tonik harus diberikan berdasarkan sindrom


penderita, sesuai dengan jenis defisiensi yang diderita atau yang mengancam.
Umumnya tonik Qi digunakan bersama tonik Yang, tonik Xue bersama tonik
Yin, dan tonik Yin bersama tonik Yang untuk meningkatkan efektivitasnya.

Efek farmakologik utama


dari herba penguat
adalah berikut ini.

1. Imunitas. Pasien sindrom lemah (xuzheng) sering memiliki


imunitas lemah. Herba penguat dapat memperkuat daya imunitas, bermakna
penting dalam mencegah dan mengobati lemahnya imunitas dan melawan
tumor, penyakit infeksi dll.

Potensiasi imunitas nonspesifik: (1) Dapat menstimulasi organ imunitas hewan


yaitu kelenjar timus, limpa, hingga beratnya bertambah: a.l. Renshen Tang
dapat menaikkan berat kelenjar timus anak mencit hingga 2,2 kali lipat kontrol;
(2) Memperkuat daya fagositosis makrofag: Renshen, Dangshen, Huangqi,
Danggui, Gouqizi dll. dapat memacu daya fagositosis makrofag, efek herba
golongan penguat lebih menonjol; (3) Menaikkan jumlah lekosit darah tepi:
Renshen, Huangqi, Dangshen, Lingzhi, Shoudihuang, Jixueteng, Gouqizi dll.
dapat dengan jelas menambah jumlah lekosit darah tepi.

Memperkuat imunitas selular: (1) Memacu proliferasi limfosit dalam limpa: a.l.
Renshen, Lingzhi dapat menaikkan jumlah limfosit; Shanyao, Yinyanghuo,
Sangjisheng dll. dapat menaikkan ratio limfosit T darah tepi; (2) Menaikkan
ratio transformasi limfosit: Renshen, Huangqi, Danggui, Yiner dan herba

10
0
penguat lainnya berefek demikian; (3) Memperkuat imunitas eritrosit: a.l.
Huangqi, Gouqizi dapat dengan jelas menaikkan ratio roset reseptor C3b
eritrosit dan ratio formasi roset eritrosit-kompleks imun (RBC-IC) pada mencit.

Memperkuat imunitas humoral: (1) Memacu formasi antibodi: Renshen,


Huangjing, Tusizi, Suoyang, Xianmao, Rougui, Dongchongcao, Roucongrong
dll. berefek memacu

10
1
pembentukan antibodi, secara bervariasi meningkatkan kadar antibodi IgG, IgA,
IgM serum darah. Herba pemupuk yin a.l. Biejia, Xuanshen, Tiandong,
Maidong, Beishashen dll. berefek memperpanjang durasi aktivitas antibodi; (2)
Menambah jumlah sel penghasil antibodi dalam limpa: injeksi polisakarida
Yinyanghuo dapat menaikkan produksi antibodi sel limpa mencit satu kali lipat
lebih, air rebusan Yinyanghuo, polisakarida Shanyao dengan jelas dapat
menambah jumlah sel formasi plak hemolitik limpa mencit. Selain itu, herba
penguat tertentu memiliki efek bidireksional yakni imunopotensiasi maupun
imunosupresi.

2. Sistem saraf pusat (SSP). Herba penguat dapat menaikkan


efektivitas kerja otak dan daya mengingat belajar. Renshen, Ciwujia dll.
berefek menaikkan kinerja otak. Misal, Renshen dapat meregulasi proses
eksitasi dan inhibisi korteks serebri, memperbaiki fleksibilitas aktivitas
neural.

Banyak herba penguat berefek memacu inteligensia. Proses mengingat belajar


mencakup tiga tahapan, yakni akuisisi informasi, fiksasi ingatan dan
pemunculan kembali ingatan, merupakan proses faal yang sangat rumit.
Eksperimen menunjukkan, Renshen, Huangqi, Dangshen, Heshouwu, Gouqizi,
Ciwujia dll. berefek memupuk kecerdasan, dapat dengan jelas meningkatkan
daya ingat belajar dari mencit, memperbaiki ketiga tahapan mengingat belajar.
Misal, dapat melawan hambatan akuisisi ingatan akibat skopolamin, anisodine,
pentobarbital sodium, melawan hambatan fiksasi ingatan akibat inhibitor
sintesis protein sikloheksimid, natrium nitrit, memperbaiki 40% gangguan
pemunculan kembali ingatan akibat etanol pada mencit. Dari data literatur,
terdapat 8 herba pemupuk ingatan yang paling sering dikemukakan yaitu
Renshen, Yuanzhi, Fuling, Gancao, Maidong, Fushen, Danggui, Shoudihuang.
Tampak pentingnya posisi herba penguat dalam formula pemupuk kecerdasan.

3. Metabolisme zat. Herba penguat mengandung banyak zat nutrisi


(protein, lemak, sakarida, garam anorganik dll.) dapat menambah gizi,
mengoreksi defisiensi. Di lain pihak, dapat mempengaruhi proses
metabolisme zat: (1) Memacu metabolisme asam nukleat dan sintesis protein:

10
2
Renshen mengandung faktor pemacu sintesis protein dan ginsenoside, dapat
memacu sintesis protein, DNA, RNA, Huangqi dapat memacu pertukaran
protein serum dan hati, Yinyanghuo dapat memacu sintesis DNA, RNA dan
protein mencit ‘lemah yang’. (2) Metabolisme lipid, sakarida: Renshen,
Ciwujia, Gancao, Danggui, Huangjing dll. berefek hipolipidemik, Renshen,
Dihuang, Liuwei Dihuang Wan dll. berefek hipoglikemik. (3) Metabolisme
zat renik: Umumnya dikatakan bahwa turunnya ratio Zn/Cu adalah ciri
umum

10
3
sindrom lemah (xuzheng). Dari 48 jenis herba penguat, herba penguat energi
(buqiyao), herba penguat yang (buyangyao), herba penguat yin (buyingyao)
dapat meningkatkan ratio Zn/Cu, intensitas efek dari tiap jenis herba
berkebalikan dengan trend penurunan ratio Zn/Cu serum pasien lemah energi
(qixu), lemah yang (yangxu), lemah yin (yinxu). Cu, Zn, Fe, Li adalah elemen
renik esensial tubuh manusia, sedangkan yang nonesensial dan berbahaya
adalah Ni, Pb. Huangqi, Gouqi, Renshen, Lingzhi dll. mengandung Zn relatif
tinggi. (4) Regulasi kadar siklik nukleotida: Herba penguat dapat
mempengaruhi kadar cAMP dan cGMP untuk mempengaruhi metabolisme dan
fungsi sel, meningkatkan kadar cAMP jaringan memperkuat vitalitas sel, misal
Huangqi, Dangshen, Gancao intragastrik dapat dengan jelas meningkatkan
kadar cAMP plasma darah dan jaringan limpa mencit.

4. Sistem endokrin. Umumnya pasien sindrom kelemahan


menderita kelainan histomorfologis atau hipotrofi kelenjar endokrin, lobus
anterior hipofisis, korteks adrenal, tiroid, testes atau ovari dapat menunjukkan
perubahan degeneratif bervariasi. Herba penguat berefek memperbaiki fungsi
endokrin.

Memperkuat fungsi aksis hipotalamus-hipofisis-korteks adrenal: Herba


penguat energi Renshen, Ciwujia, Huangqi, Baizhu, Gancao, herba penguat
darah Shoudihuang, Danggui, Heshouwu, herba penguat yin Xuanshen,
Shengdihuang, Zhimu, herba penguat yang Bajitian, Xianmao, Yinyanghuo,
Lurong, Duzhong, serta sediaan injeksi Shengmai dll. semua berefek
memperkuat fungsi korteks adrenal.

Memperkuat fungsi aksis hipotalamus-hipofisis-gonad: Herba penguat Lurong,


Ziheche, Buguzhi, Dongchongxiacao, Yinyanghuo, Shechuangzi, Xianmao,
Bajitian, Roucongrong, Tusizi, Haima, Hailong, Gejie, Renshen, Ciwujia dll.
semua berefek menstimulasi aksis gonad. Sebagian besar herba itu adalah herba
penguat ‘yang’ yang berafinitas ke meridian ginjal, berefek memupuk
menghangatkan yang ginjal, hal ini sesuai dengan teori ginjal menguasai
reproduksi. Yinyanghuo, Lurong dll. dapat memacu pertumbuhan tulang, dapat
untuk terapi osteoporosis, sesuai teori ginjal menguasai tulang.

10
4
Meregulasi fungsi aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid: Hormon tiroid berefek
meregulasi metabolisme zat dan menambah produksi panas. Pasien sindrom
‘lemah yin’ dan ‘lemah yang’ memiliki kadar T3 dan T4 serum jauh lebih rendah
dari orang normal, dan kadar pada pasien ‘lemah yin’ lebih rendah dari pasien
‘lemah yang’. Ziheche, Renshen berefek memperkuat fungsi aksis tiroid.
Renshen dan herba penguat ‘yang’ kombinasi Fuzi-Rougui

10
5
berefek meregulasi fungsi aksis tiroid. Renshen dapat mencegah dan terapi
sindrom ‘hipertiroid’ akibat hormon tiroksin dan sindrom ‘hipotiroid’ akibat
metil tiourasil.

5. Menunda penuaan. Banyak herba penguat berefek menunda


penuaan. Ini merupakan salah satu efek penting herba tradisional yang unik,
dapat menyehatkan dan membuat panjang umur. Herba penguat terbukti
dapat memperpanjang usia hewan percobaan maupun biakan sel,
memperbaiki gejala penuaan, menunda timbulnya tanda penuaan. Herba
penguat berefek menunda penuaan terutama adalah Renshen, Huangqi,
Ciwujia, Shanyao, Heshouwu, Nvzhenzi, Gouqizi, Yinyanghuo,
Roucongrong, Yiner, Fenghuafen. Renshen, Huangqi, Roucongrong, Yiner,
Heshouwu dll. berefek memperpanjang usia lalat buah, ulat sutera, burung
puyuh dan biakan sel. Ciwujia, Huangjing, Roucongrong, polisakarida Yiner
dll. dengan jelas memperpanjang usia rata-rata, usia maksimum, waktu
mortalitas 50% dari lalat buah, meningkatkan daya terbang lalat buah.
Roucongrong dapat memperpanjang waktu mortalitas 50% lalat buah betina
dan jantan masing-masing memanjang 92,9% dan 84,2%. Polisakarida Yiner
dapat memperpanjang usia rata-rata lalat buah 1,2 kali lipat dibanding
kontrol, juga dapat meningkatkan daya terbang lalat betina dan jantan
masing-masing 52,4% dan 39,9%. Buguzhi dapat dengan jelas
memperpanjang masa larva dan usia ulat sutera. Burung puyuh tua diberi
pakan mengandung bubuk Heshouwu dapat dengan jelas memperpanjang
masa survivalnya, juga memperpanjang masa terjadinya mortalitas 50%.
Ginsenoside dapat memacu proliferasi sel fibrosit paru-paru janin manusia
turunan ke-42. Huangqi dapat menunda proses penuaan alamiah sel diploid
paru-paru janin manusia, sehingga usia sel memanjang.

6. Memperkuat fungsi organ dan sistem tertentu.

Sistem kardiovaskular (SKV): Efek herba penguat terhadap SKV relatif luas
dan rumit. (1) Renshen, Dangshen, Huangqi, Sheng Mai San, Shen Fu Tang.
Shen Fu Qing (Hongshen, Heifupian, Qingpi) injeksi dll. berefek kardiotonik,
menaikkan tekanan darah, antisyok. (2) Huangqi, Ciwujia, Yinyanghuo,

10
6
Danggui, Duzhong dll. berefek vasodilator dan hipotensif; Renshen, Dangshen
dan Sheng Mai San berefek bidireksional terhadap tekanan darah. (3) Renshen,
Dangshen, Ciwujia, Danggui, Yinyanghuo, Buguzhi, Maidong, Nvzhenzi,
Huangjing, Mohanlian dll. dapat melebarkan pembuluh koroner dan menambah
aliran darah koroner, memperbaiki pasokan oksigen miokard, meningkatkan
daya tahan hipoksia miokard, berefek antiiskemia miokard. (4) Gancao, Ciwujia,
Yinyanghuo, Dongchongxiacao, Danggui, Maidong, Sheng Mai San, Shen Fu
Tang, Jiu Gancao Tang berefek antiaritmik.

10
7
Sistem hematopoiesis: Herba penguat berefek memacu atau memperbaiki
fungsi hematopoiesis. (1) Menaikkan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin:
a.l. Renshen, Dangshen, Huangqi, Ciwujia, Bajitian, Suoyang, Tusizi, Lurong,
Ziheche, Haishen, Shoudihuang, Lingzhi, Heshouwu, Danggui, Ajiao, Nvzhenzi
dll. Baizhu, Nvzhenzi, Fuling dapat dengan jelas memacu pertumbuhan sel
progenitor sistem eritropoietik. (2) Menaikkan jumlah trombosit: a.l. Danggui,
Baishao, Shengdihuang, Dazao, Roucongrong, Lingzhi, dll.
(3) Menaikkan jumlah lekosit: Nvzhenzi, Buguzhi, Xuanshen dll. berefek jelas
mencegah dan mengobati lekopenia akibat siklofosfamid pada mencit;
Heshouwu, Huangqi, Sangkan?, Maidong, Buguzhi,Bajitian, Suoyang, Tusizi,
Shoudihuang dapat menambah jelas produksi progenitor granulosit.

Sistem pencernaan: Umumnya herba penguat energi (buqiyao) dan formulanya


dapat memacu dan regulasi motilitas gastrointestinal. Misal, Renshen,
Dangshen, Huangqi, Baizhu, Gancao, Si Jun Zi Tang, Bu Zhong Yi Qi Tang
dapat meredakan spasme otot polos saluran cerna atau meregulasi gerakan otot
polos, juga antitukak.

7. Antitumor. Renshen, Ciwujia, Huangqi, Gancao, Dazao, Baizhu,


Dangshen, Danggui, Gouqizi, Buguzhi, Dongchongxiacao, Lurong,
Tiandong, Nvzhenzi, Guijia, Ziheche dll. berefek inhibisi bervariasi terhadap
tumor pada hewan eksperimental.

Dapat dirangkumkan, bahwa efek farmakologik herba penguat sangat luas,


terutama memupuk defisiensi zat dalam tubuh, memperkuat fungsi,
meningkatkan daya anti penyakit, dengan meningkatkan imunitas tubuh, fungsi
neuroendokrin, fungsi sistem saraf pusat, memacu metabolisme zat, menunda
penuaan, memperkuat fungsi organ atau sistem tertentu, antitumor, dll.

Jenis bahan
makanan yang
berefek tonik
adalah:

10
8
Sanyao/ Manis, netral. Limpa Shanyao/ shuyu/
huaisan/ ubi paru-paru ginjal. I: tonik huaishanyao/ shanyao (D.o.)
liar/ keladi limpa, paru2, ginjal. 山萆薤;薯蓣/ 山药/淮山药
gunung Terapi diare lemah /怀山药
[Dioscorea limpa, udem kurang
X: ikan mas, bayam jepang
batatas Decne = makan, batuk paru
(turun gizi).
D. opposita lemah, xiaoke, beser
Thunb = D. mani, lekore, sering V: wijen (anti-osteoporosis),
tokoro Makino= BAK lemah ginjal. KI: angco (tonik darah cerah
D. polystachya] lembap berlebih, kulit), jagung, kacang kara
sembelit. (imunitas), daging kambing
(sehat lambung), daging
bebek (pupuk Yin lembab
paru-paru).

10
9
Kacang kara/ Manis, tawar, netral. Baibiandou/ biandau/
andong/ bado Limpa lambung. I: tonik meidou/ xiaodaodou 白扁豆/
(Dolichos limpa buang lembap, 眉豆/小刀豆
lablab L) halau panas kemarau.
X: jeruk (hiperkalemia),
Terapi lembap limpa
kerang (sakit perut diare).
lemah, makan sedikit,
diare, lekore, muntaber V: kembang kol (tonik ginjal
lembap kemarau, haus limpa lambung), daging
dada pengap; DM, kulit ayam (isi Jing sumsum,
gatal, enteritis akut. KI: aktifkan darah atur haid),
berlebih melukai limpa, daging bebek tua (tonik Yin,
kembung. rawat lambung ginjal),
daging babi (tonik Qi, sehat
limpa lambung), nasi (sehat
limpa lambung, bersih panas
henti batuk), tahu (tonik Qi
tengah, bersih panas luruh
lembap), leci (tonik limpa
hati ginjal), jamur kancing
(cerah wajah panjang usia),
angco (terapi pertusis).

Daging buah & Manis, netral/ sejuk. Yezirang/yerou 椰子瓤/椰肉


air kelapa Jantung, limpa. Tonik https://baike.baidu.com/item/

11
0
[Cocos qi, halau angin panas, %E6%A4%B0%E5%AD%9
nucifera] anti-parasit, diuretik, 0%E7%93%A4/22508624
hemostasis. I: haus
mulut kering, udem,
muntah darah, anak
cacingan (+madu). KI:
kudis, batuk sesak.

Ikan gemala Manis asin, netral. Hati 小黃魚 xiaohuangyu, 黄花鱼


mas/ gemala ginjal lambung. Tonik
huanghuayu
dada kuning Qi buka selera, atur
[Larimichthys tengah stop diare, terang X: mi gandum soba, krem
polyactis (Blee mata tenang jiwa. I: mentega (ganggu cerna),
ker)], anemia, pusing lesu, bawang bombai (ganggu abs
sakit lama, fisik lemah, protein, bentuk batu).
[Pseudolarimi
udem anasarka, diare V: Plum hitam/ume (anti Ca
c hthys
limpa lemah. KI: asma, kolon), rebung (lezat
terengganui]
alergi. bergizi), rumput laut (tonik
Yellow
Qi lancar darah, lembab paru
Daging puyuh Manis, netral. Tonik qi
[Coturnix
5 Zang, kuat tulang urat,
coturnix
japonica] stop diare disentri. I:
limpa lambung lemah,
diare, disentri, cacingan,
nyeri rematik, batuk,
malnutrisi.

11
1
Daging bulus Manis, netral.Hati, Bierou/jiayu/tuanyu 鳖肉/甲
(Amyda
ginjal. Tonik ginjal-Yin,
cartilaginea/ 鱼/团鱼
Trionyx atasi panas defisien. I:
cartilagineus)
fatig kurus, lansia
https://en.wikip
edia.org/wiki/A lemah, malaria, diare
siatic_softshell_
lama, menoragi, lekore,
turtle
massa abdomen, luoli.
KI: lemah Yang limpa
lambung, ibu hamil.

SAMBILOTO
Sambiloto sering disebut sebagai “King of Bitters” karena tanaman ini
rasanya pahit. Di beberapa negara Asia, daun, batang, bunga, dan akarnya
dimanfaatkan sebagai obat tradisional.

Ramuan tanaman sambiloto (Andrographis paniculata) ternyata tidak


hanya mencegah, tetapi juga bisa menyembuhkan penyakit malaria. Dekan
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Profesor Bambang
Pujiasmanto, dalam bukunya yang berjudul Agroekologi dan Pentingnya

11
2
Tanaman Obat (Kasus Si Raja Pahit Sambiloto), menjelaskan bahwa kandungan
bahan aktif seperti flavonoid dan lakton di dalam sambiloto memiliki peranan
penting.

"Lakton memiliki komponen utama  andrographolide. Ini merupakan zat


aktif utama yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh (immunodulatory activity)
dan mencegah sekaligus menyembuhkan penyakit malaria,"
Penelitian yang dilakukan Bambang pada tahun 2008 di Fakultas Pertanian
UNS tersebut mengungkap bahwa zat pahit di andrographolide memengaruhi
metabolisme tubuh yang menyebabkan kadar gula
tubuh normal dan menetralkan racun. Sementara itu,
efek samping dari sambiloto adalah memengaruhi
kesuburan dan produksi sperma.
CARA KONSUMSI
"Setiap kali menggunakannya, diperlukan
sekitar setengah genggam daun sambiloto segar. Setelah dicuci, lalu direbus
dengan tiga gelas air besih hingga tersisa kurang lebih tiga perempat bagian. Lalu,
ramuan disaring dan ditambah madu untuk mengurangi pahit, dan sudah siap
untuk menjadi obat tradisional," Sehari, cukup tiga kali sebanyak tiga perempat
gelas untuk diminum,"

BROTOWALI

(Tinospora crispa Miers. Hook. f. & Thems, sinonim:


Tinospora perculata Beumee).
Tanaman dari suku Menispermaceae, tumbuh merambat, tinggi sampai 2,5
m.
Batang hijau sebesar jari kelingking dengan banyak mata dan benjolan kecil, tidak
beraturan, pahit.
Tidak keras dan banyak berair. Daun hijau muda, berbentuk jantung, lebar 6 – 12
cm. Bunga dan buah hijau muda.

11
3
Daun mengandung pikoretine dan alkoloida. Akar mengandung berberin
dan kolumbin.
Zat pahit pikroretin merangsang kerja urat saraf sehingga alat pernafasan bekerja
dengan baik dan menggiatkan pertukaran zat sehingga dapat menurunkan panas.
Kandungan alkaloid berberina berguna untuk membunuh bakteri pada
luka. Brotowali juga bermanfaat untuk menambah nafsu makan dan menurunkan
kadar gula.
Batang brotowali berkhasiat sebagai obat sakit perut, demam, sakit kuning, sakit
pinggang (sebagai obat minum).

Menambah nafsu makan: 3 helai daun brotowali, 30gr batang brotowali direbus
dengan 2 gelas air sampai air tinggal setengah. Diminum setiap hari 1 gelas.

Malaria:
Cara I: 20 cm batang brotowali berikut daunnya direbus dengan 1 liter air sampai
airnya tinggal setengah. Setelah dingin, diminum dengan madu, 3x sehari.
Cara II: ¾ jari batang brotowali segar dipotong-potong, direbus dalam 4,5 gelas
air hingga tinggal separuh. Air rebusan disaring, diberi gula atau madu
secukupnya, diminum 3x, @ ¾ gelas.

Demam:
Cara I: 20 cm batang brotowali berikut daunnya direbus dengan 1 liter air sampai
airnya tinggal setengah. Setelah dingin, diminum dengan madu, 3x sehari.
Cara II: Batang brotowali sepanjang 2 jari direbus dalam 2 gelas air hingga
tersisa segelas. Setelah dingin, airnya diberi madu secukupnya. Minum 2x sehari,
sebanyak ½ gelas.

https://www.researchgate.net/publication/
332068487_Artikel_review_OBAT_TRADISIONAL_UNTUK_PENGOBATAN
_PENYAKIT_MALARIA

11
4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Elopada adalah salah

satu puskesmas rawat nginap yang

berada dalam lingkungan wilayah

kerja Dinas Kesehatan Kabupaten

Sumba Barat Daya. Luas wilayah

kerja Puskesmas Elopada

Kecamatan Wewewa Timur adalah

± 139,88 km2 dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan : Kecamatan


Wewewa Utara

 Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten


Sumba Barat

 Sebelah Selatan berbatasan dengan :


KecamatanWewewa Selatan

 Sebelah Barat berbatasan dengan

: Kecamatan Wewewa Tengah

Wilayah kerja Puskesmas

Elopada juga meliputi 19 desa

dan 59 dusun

11
5
yang berada di Wilayah

Kecamatan Wewewa Timur yaitu

Desa Kalembu Ndara Mane,Wee

Limbu, Lete Kamouna, Wee Lima,

Mata Pyawu, Tema Tana, Mareda

Kalada,Pada Eweta, Dikira,

Dangga Mango, Kadi Wano,

Nyura Lele, Mawo Dana, Maida

Ole, Mata Weelima, Lele Maya,

Malitindari, Dede Pada, Kadi

Wone.

Daerah di Wilayah kerja

Puskesmas Elopada adalah daerah

rendah dan merupakan kawasan

Pertanian dan Kehutanan, karena

di beberapa desa terdapat pertanian

seperti petani sawah. Sehingga

mempunyai resiko terjadi

keracunan pestisida dan

penyebaran penyakit kulit yang

dapat diakibatkan dan dapat juga

disebabkan vector serangga dan

nyamuk.

11
6
2. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, sampel yang

diambil ialah sebanyak 19 orang.

Karakteristik responden terdiri atas

karakteristik berdasarkan umur,

jenis kelamin, dan pekerjaan. Hasil

uji menggunakan uji Anova di

peroleh hasil bahwa ada perbedaan

kadar hemoglobin berdasarkan

umur, jenis kelamin, dan jenis

pekerjaan.

Tabel 4.1 Identifikasi Kontak Survey Di Masyarakat

No Karakteristik Frekuensi Presentase(


1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki 46 37
b. Perempuan 79 63
TOTAL 125 100
2. Umur
a. 1-10 Tahun 32 26
b. 11-20 Tahun 55 44
c. >20 Tahun 38 30
TOTAL 125 100
3. Hasil Pemeriksaan Mikroskopis
a. Positif Falciparum
b. Positif Vivax 19 15
c. Negatif 12 10
94 75
TOTAL 125 100

Pada penelitian ini, dilakukan

penemuan penderita malaria dengan

menggunakan metode kontak survey,

11
7
dimana dilakukan pemeriksaan

malaria terhadap orang-orang yang

tinggal serumah dan berdekatan atau

tetangga dengan pasien positif

malaria. Jumlah masyarakat yang

dilakukan pemeriksaan ialah

sebanyak 125 orang. Setelah

dilakukan pemeriksaan di

laboratorium secara mikroskopis,

diperoleh hasil positif malaria

falciparum sebanyak 19 orang yang

terdiri atas 5 penderita lama yang

sedang menjalankan pengobatan dan

14 penderita baru, positif vivax

sebanyak 12

11
8
orang dan 94 orang negatif. Dapat

dilihat pada tabel bahwa jumlah

penderita malaria falciparum ialah

15%, malaria vivax sebanyak 10%

dan negatif 75%.

Tabel 4.2 Distribusi Kejadian


Malaria
falciparum di
Puskesmas
Elopada
Berdasarkan
Kelompok
Umur

No Karakteristik Frekuensi Presentase (%


1. Umur
a. 1-10 Tahun 3 16
b. 11-20 Tahun 7 37
c. 21-30 Tahun 3 16
d. 31-40 Tahun 1 5
e. 41-50 Tahun 4 21
f. 51-60 Tahun 1 5

TOTAL 19 100
(Sumber :Data Primer 2019)
Data pada Tabel 4.2 Di atas

menunjukkan kejadian malaria

falciparum di Puskesmas Elopada

berdasarkan umur. Kasus tertinggi

terjadi pada pasien dengan usia 11-20

yaitu sebanyak 7 pasien (37%) dan

11
9
kasus terendah ialah pada rentang usia

31-40 dan 51-60 tahun yaitu masing-

masing sebanyak 1 pasien(5%).

Tabel 4.3 Distribusi Kejadian


Malaria
falciparum di
Puskesmas
Elopada
Berdasarkan
jenis Kelamin

No Jenis kelamin Kejadian Kadar Hemoglobin


malaria
falciparum
Normal Tidak Norma

1 Laki-Laki 7 (37 %) 1 (14 %) 6 (86 %)


2 Perempuan 12 (63 %) 1 (8 %) 11 (92 %)
19 (100
Total %)
(Sumber : Data Primer 2019)

12
0
Data Pada Tabel 4.3

menunjukkan distribusi kejadian

malaria falciparum dan kadar

hemoglobin di Puskesmas Elopada

berdasarkan jenis kelamin.kejadian

malaria falciparum tertinggi terjadi

pada perempuan sebanyak 12 pasien

(63%) dengan kadar hemoglobin

normal 1 pasien (8%) dan tidak

normal sebanyak 11 pasien (92%)

dibandingkan laki-laki terdapat 7

pasien (37%) dimana kadar

hemoglobin yang normal 1 pasien

(14%) sedangkan kadar hemoglobin

yang tidak normal sebanyak 6 pasien

(86%).

Tabel 4.4 Distribusi Kejadian Malaria


falciparum di Puskesmas
Elopada Berdasarkan jenis
pekerjaan

No Karakteristik Frekuensi Presentase(%


1. Pekerjaan
a. Petani 9 47
b. Ojek 1 5
c. Pelajar 7 37
d. Tidak Bekerja 2 11

12
1
TOTAL 19 100
(Sumber : Data Primer 2019)

Data Pada Tabel 4.4 Di atas

menunjukkan kejadian malaria

falciparum di Puskesmas Elopada

berdasarkan jenis pekerjaan. Kasus

tertinggi terjadi pada pasien yang

memiliki pekerjaan sebagai petani

yaitu sebanyak 9 pasien (47%)

sedangkan kasus terendah ialah

memiliki pekerjaan sebagai ojek yaitu

1 pasien (5%).

Pada Tabel 2.3.4. Dapat

menunujukkan kejadian malaria

falciparum di Puskesmas Elopada

berdasarkan umur, jenis kelamin dan

jenis pekerjaan. Pada karakteristik

umur, jumlah responden tertinggi

yaitu di rentang umur 11-20 tahun

yaitu sebanyak 30%, dan jumlah

sterendah yaitu pada umur 51-60

tahun

12
2
sebanyak 5%. Pada karakteristik jenis

kelamin, jumlah responden tertinggi

ialah responden dengan jenis kelamin

perempuan yaitu sebanyak 63%

sedangkan jenis kelamin laki-laki

ialah 37%. Responden terbanyak ialah

memiliki pekerjaan sebagai petani

yaitu sebanyak 41% dan terendah

ialah sebagai ojek yaitu 5%.

Tabel 4.5 Distribusi Kejadian Malaria


falciparum di Puskesmas
Elopada Berdasarkan Kepadatan
Parasit

No Kepadatan Parasit Frekuensi Presentase


(%)
1. Positif 1 13 68
2. Positif 2 4 21
3. Positif 3 2 11
4. Positif 4 - -

TOTAL 19 100
(Sumber : Data Primer 2019)

Data pada Tabel 4.5 Di atas

menunjukkan kejadian malaria

falciparum di Puskesmas Elopada

berdasarkan kepadatan parasit, tingkat

12
3
kepadatan tertinggi adalah positif 1

sebanyak 13 pasien dengan presentase

68% diikut dengan tingkat kepadatan

positif 2 sebanyak 4 pasien dengan

presentase 21%, dan tingkat

kepadatan terendah adalah positif 3

sebanyak 2 pasien dengan presentase

11%.

12
4
Tabel 4.6 Distribusi Kadar
Hemoglobin di
Puskesmas Elopada
Berdasarkan Kejadian
Malaria falciparum

No Kadar hemoglobin Frekuensi Presentase(%)


1 Tidak normal 17 89 %
2 Normal 2 11 %
Total 19 100 %
( Sumber: Data primer 2019)

Data pada Tabel 5. Menunjukkan

bahwa yang memiliki kadar

hemoglobin di bawah normal

sebanyak 17 pasien dengan presentase

89%, sedangkan yang memiliki kadar

hemoglobin normal sebanyak 2

pasien dengan presentase 11%.

Tabel 4.7 Distribusi Kadar


Hemoglobin
di Puskesmas
Elopada
Berdasarkan
kepadatan
parasit

No Kepadatan Jumlah Kadar Hemoglobin


parasit

N Normal N Tidak norma

1. Positif 1 13 6 43% 7 57%

2. Positif 2 4 1 12% 3 88%

12
5
3. Positif 3 2 1 25% 1 75%

(Sumber : Data Primer 2019)

Data pada Tabel 6. Menunjukkan

bahwa, jumlah kepadatan parasit yang

diperiksa pada sediaan darah pasien di

temukkan positif 1 sebanyak 13

pasien dengan kadar hemoglobin

normal sebanyak 6 pasien (43%) dan

tidak normal sebanyak 7 pasien

(57%), dibandingkan dengan

kepadatan positif 2 terdapat 4 pasien

yaitu kadar hemoglobin yang normal

sebanyak 1 pasien (12%) dan tidak

normal sebanyak 3 pasien (88%).

Sedangkan kepadatan positif 3

sebanyak 2

12
6
pasien yaitu kadar hemoglobin normal

1 pasien (25%) dan tidak normal

adalah 1 pasien (75%)

B. PEMBAHASAN

Pada penelitian ini sampel yang

digunakan adalah darah kapiler dari

penderita dengan gejala klinis

malaria. Diagnosis infeksi malaria

dilakukan dengan menemukkan

parasit dalam darah yang di periksa

dengan mikroskop dengan perbesaran

100x dan minyak imersi pada sediaan

darah tebal setelah diwarnai dengan

giemsa dan paling sedikit diperiksa

100 lapang pandang sebelum

melaporkan hasilnya negatif. Sediaan

positif dari Pemantapan Mutu

Eksternal (PM-E) digunakan sebagai

kontrol sehingga bisa mengurangi

kesalahan dalam menentukkan jenis

Plasmodium. Parasit malaria yang

ditemukan adalah Plasmodium

falciparum (Depkes, 2008; Harijanto,

12
7
2000).

Hemoglobin merupakan suatu

protein yang kompleks, yang tersusun

dari protein globin dan suatu senyawa

bukan protein yang dinamai hem.

Jumlah hemoglobin dalam darah

normal adalah kira-kira 15 gram

dalam setiap 100 ml darah. Kadar

hemoglobin normal pada laki-laki

dewasa adalah 13 gr/dl dan

perempuan adalah 12 gr/dl. Pada

infeksi malaria anemia atau

penurunan kadar hemoglobin di

sebabkan penghancuran sel darah

merah yang berlebihan oleh parasit

malaria. Selain itu, anemia timbul

akibat gangguan pembentukan sel

darah merah disumsum tulang .

Dari hasil penelitian didapatkan

hasil yaitu kadar hemoglobin pada

penderita malaria yang disebabkan

oleh Plasmodium falciparum (malaria

tropika) rata-rata 10,0 g/dl.

Keadaan anemia merupakan gejala

12
8
yang sering

12
9
dijumpai pada infeksi malaria. Rerata

kadar hemoglobin pada pasien yang

terinfeksi Plasmodium falciparum

lebih rendah bila dibandingkan

dengan Plasmodium vivax. Hal ini

terjadi karena Plasmodium

falciparum dapat menginfeksi semua

sel darah merah (eritrosit). Eritrosit

berparasit maupun tidak berparasit

mengalami hemolisis, karena

fragilitas osmotik meningkat atau

perkembangan auto hemolisis

osmotik dari eritrosit berparasit

maupun tidak berparasit meningkat

dan karenanya waktu hidup eritrosit

menjadi lebih singkat dan

mempercepat perkembangan anemia.

Dari hasil penelitian kejadian

malaria falciparum di Puskesmas

Elopada berdasarkan umur, kasus

tertinggi terjadi pada pasien dengan

usia 11-20 yaitu sebanyak 7 pasien

(37%) dan kasus terendah ialah pada

13
0
rentang usia 31-40 dan 51-60 tahun

yaitu masing-masing sebanyak 1

pasien(5%). Hasil ini serupa dengan

penelitian yang dilakukan oleh Arsin(

2012), bahwa malaria dapat

menyerang semua kelompok manusia

dan tidak mengenal usia, jenis

kelamin, dan ras. Pada usia dewasa

lebih dominan terjadi pada usia ini

merupakan usia produktif yang

cenderung memiliki aktifitas di luar

rumah seperti bekerja di kebun dan di

sawah serta memelihara ternak

sehingga kemungkinan kontak dengan

nyamuk lebih tinggi. Hal ini dapat

terjadi karena sifat nyamuk

Anopheles yang eksofagik (menggigit

diluar rumah) dan nokturnal

(menggigit pada malam hari).

Perbedaan angka kesakitan malaria

pada berbagai golongan usia selain di

pengaruhi oleh seringnya kontak

dengan nyamuk. Juga dipengaruhi

oleh faktor lain seperti pekerjaan,

13
1
pendidikan dan migrasi penduduk.

Hal ini juga sesuai dengan beberapa

penelitian sebelumnya yang

13
2
menyebutkan bahwa usia merupakan

salah satu faktor yang berhubungan

dengan kejadian malaria (Saikhu,

2011).

Distribusi kejadian malaria

falciparum dan kadar hemoglobin di

Puskesmas Elopada berdasarkan jenis

kelamin.Kejadian malaria falciparum

tertinggi terjadi pada perempuan

sebanyak 12 pasien (63%) dengan

kadar hemoglobin normal 1 pasien

(8%) dan tidak normal sebanyak 11

pasien (92%) dibandingkan laki-laki

terdapat 7 pasien (37%) dimana kadar

hemoglobin yang normal 1 pasien

(14%) sedangkan kadar hemoglobin

yang tidak normal sebanyak 6 pasien

(86%).

Kasus malaria falciparum lebih

dominan pada perempuan disebabkan

kondisi lingkungan luar rumah seperti

genangan air, semak-semak dan jarak

kandang hewan dengan rumah yang

13
3
sangat dekat sehingga berpengaruh

terhadap perkembangbiakkan vektor

penyakit malaria dimana kebiasaan

kaum perempuan di beberapa desa di

wilayah kerja Puskesmas Elopada

yang sering beraktifitas di kali (untuk

mencuci pakaian), bertani (menanam

padi dan sayur- sayuran). Kebiasaan

lain yang di lakukan masyarakat di

luar rumah adalah mandi dan BAB

(buang air besar) karena sebagian

besar masyarakat tidak memiliki

kamar mandi dalam di rumah.

Aktifitas tersebut tidak disertai

dengan keinginan untuk memproteksi

tubuh dari gigitan nyamuk seperti

tidak menggunakan baju yang

tertutup. Kebiasaan petani untuk

menjaga kebunnya dari pencuri dan

hewan liar pada malam hari, membuat

masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Elopada harus tidur di

kebun dan kesempatan untuk digigit

nyamuk menjadi lebih besar. Hasil

13
4
penelitian ini sejalan dengan

penelitian

13
5
sebelumnya menurut Arsin (2012),

malaria tidak menyerang manusia

berdasarkan jenis kelamin tertentu,

karena vektor peenyakit malaria

menularkan malaria pada laki-laki

dan perempuan. Namun, secara

kekebalan tubuh yang dimiliki

perempuan hamil akan berisiko lebih

tinggi terkena malaria dibandingkan

dengan laki-laki atau perempuan

biasa. Hal tersebut disebabkan

malaria bisa menyebabkan anemia

yang lebih berat pada perempuan

dengan kondisi hamil.

Kadar hemoglobin lebih dominan

menurun pada penderita malaria

dengan jenis kelamin perempuan. Hal

ini dapat disebabkan karena pasien

dalam keadaan hamil, dipengaruhi

juga karena ada sebagian yang sedang

mengalami menstruasi dan sebagian

yang kurang istirahat karena waktu

lebih banyak digunakan untuk

13
6
bekerja.

Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Nurhayati (2013),

menurutnya kadar hemoglobin

seseorang dapat dipengaruhi oleh

plasmodium malaria yang

menginfeksi. Plasmodium malaria

menginfeksi semua golongan baik

laki-laki maupun perempuan.

Perempuan lebih dominan memiliki

kadar hemoglobin dibawah normal

disebabkan karena sebagian pasien

sedang mengalami menstruasi.

Kejadian malaria falciparum di

Puskesmas Elopada berdasarkan jenis

pekerjaan. Kasus tertinggi terjadi

pada pasien yang memiliki pekerjaan

sebagai petani yaitu sebanyak 9

pasien (47%) sedangkan kasus

terendah ialah memiliki pekerjaan

sebagai ojek yaitu 1 pasien

(5%).Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Ikawati et.al.

(2010), pekerjaan yang berisiko

13
7
dilakukan antara lain

13
8
bertani, beternak, penambang, karena

sebagian besar dilakukan

diperindukan nyamuk.

Kasus malaria falciparum dengan

persentase tertinggi adalah pasien

dengan pekerjaan sebagai petani

dikarenakan kebiasaan petani untuk

menjaga kebunnya dari pencuri dan

hewan liar pada malam hari, sehingga

membuat para petani di wilayah kerja

Puskesmas Elopada harus tidur di

kebun dan kesempatan untuk digigit

nyamuk menjadi lebih besar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yustusia (2018), menurutnya peluang

terjadi penyakit malaria sangat ditentukan oleh seberapa besar keseringan kontak

dengan nyamuk sebagai vektor pembawa penyakit. Karena aktifitas menggigit

nyamuk Anopheles farauti antara jam 17.00-23.00. dan salah satu puncaknya

pada pukul 17.00-19.00 untuk jenis nyamuk Anopheles sundaicus. Penyakit

malaria diatas memiliki resiko terjadinya anemia.

Kejadian malaria falciparum di

Puskesmas Elopada berdasarkan

kepadatan parasit, tingkat kepadatan

tertinggi adalah positif 1 sebanyak 13

13
9
pasien dengan presentase 68% diikut

dengan tingkat kepadatan positif 2

sebanyak 4 pasien dengan presentase

21%, dan tingkat kepadatan terendah

adalah positif 3 sebanyak 2 pasien

dengan presentase 11%.

Tingginya angka kejadian

malaria falciparum pada tingkat

kepadatan positif 1 disebabkan karena

sebagian pasien yang sudah

mengkonsumsi obat dan datang untuk

melakkukan follow up sehingga sudah

terjadi penurunan tingkat kepadatan

parasit dalam darah pasien tersebut

dan dipengaruhi juga

14
0
oleh sistem imun tubuh masyarakat yang sudah terbiasa
dengan parasit malaria

falciparum karena merupakan daerah endemis.

Distribusi kadar hemoglobin di

Puskesmas Elopada berdasarkan

kejadian malaria falciparum

menunjukkan bahwa yang memiliki

kadar hemoglobin di bawah normal

sebanyak 17 pasien dengan presentase

89%, sedangkan yang memiliki kadar

hemoglobin normal sebanyak 2

pasien dengan presentase 11%.

Hal diatas disebabkan karena

banyak darah merah yang diserang

parasit malaria dalam hal ini

masyarakat yang sedang menderita

penyakit malaria falciparum,

masyarakat mempunyai pekerjaan

yang sangat menyita waktu seperti

kebiasaan petani untuk menjaga

kebunnya dari pencuri dan hewan liar

pada malam hari sehingga kurang

istirahat dan siangnya mereka harus

melakukan pekerjaan lainnya, serta

14
1
letak geografis wilayah yang

merupakan daerah dataran rendah

dimana masyarakat yang tinggal

didaerah dataran rendah memiliki

kadar hemoglobin lebih rendah

dibandingkan masyarakat yang

tinggal didaerah dataran tinggi.

Distribusi kadar hemoglobin di

Puskesmas Elopada berdasarkan

kepadatan parasit menunjukkan

bahwa, jumlah kepadatan parasit yang

diperiksa pada sediaan darah pasien di

temukkan positif 1 sebanyak 13

pasien dengan kadar hemoglobin

normal sebanyak 6 pasien (43%) dan

tidak normal sebanyak 7 pasien

(57%), dibandingkan dengan

kepadatan positif 2 terdapat 4 pasien

yaitu kadar hemoglobin yang normal

sebanyak 1 pasien (12%) dan tidak

normal sebanyak 3 pasien (88%).

Sedangkan kepadatan positif 3

sebanyak 2 pasien yaitu kadar

hemoglobin normal 1 pasien (25%)

14
2
dan tidak normal adalah 1

14
3
pasien (75%). Penelitaian ini

menunjukkan bahwa persentase

tertnggi kadar Hb yang tidak normal

terdapat pada pasien dengan tingkat

kepadatan positif 2. Manifestasi klinis

yang berpengaruh akibat

meningkatnya atau tingginya

kepadatan parasit malaria falciparum

adalah terjadinya anemia. Makin

tingginya kepadatan parasit

berdampak pada meningkatnya

hemolisis intravaskuler pada eritrosit

berparasit. Sebagai hasil hemolisis

terjadilah keadaan anemia. Semakin

banyak parasit dalam tubuh atau

dengan kata lain semakin tinggi

tingkat kepadatan parasit dalam darah

menyebabkan semakin banyak sel

darah merah yang diserang dan

kemungkinan terjadi anemia menjadi

lebih besar.

14
4
A
B

K
E
S
I
M
P
U
L
A
N

D
A
N

S
A
R
A
N

A. Kesimpulan
Berdasarkan karateristik, kejadian

malaria falciparum tertinggi terjadi

pada pasien dengan umur 11-20

tahun, jenis kelamin perempuan

dengan pekerjaan sebagai petani.

Kepadatan parasit pada penderita

malaria falciparum dengan tingkat

kepadatan parasit positif 1 lebih tinggi

14
5
(68%) dibandingkan dengan

kepadatan parasit positif 2 (21%) dan

kepadatan parasit positif 3 (11%).

Kadar hemoglobin pada penderita

malaria falciparum rata-rata di bawah

normal dengan persentase sebesar

(89%).

B. Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten

Sumba Barat Daya perlu

meningkatkan upaya penjaringan

malaria (MBS) di desa-desa yang

merupakan daerah endemis

malaria falciparum seperti desa-

desa wilayah kerja Puskesmas

Elopada sehingga data dijadikan

acuan program pengendalian

malaria.

2. Bagi Puskesmas Elopada perlu

meningkatkan penyuluhan kepada

masyarakat tentang pentingnya

mencegah dan mengendalikan

vektor penyakit malaria

falciparum.

14
6
3. Bagi masyarakat perlu menata

lingkungan sekitar rumah agar

mengurangi tempat

perkembangbiakkan vektor

nyamuk malaria falciparum.

14
7
DAFTAR PUSTAKA

https://core.ac.uk/
download/pdf/
236673344.pdf
Modul praktikum pijat
tuina chuzhen
STAB Nalanda
1. sim kie jie (ilmu Titik akupunktur)
2. prof. H. M Hembing Wijayakusuma(ramuan lengkap
herbal taklukkan penyakit)
3. sim kie jie (ilmu terapi akupunktur jilid1)
4. Buku Huang di nei Jing Jin kui Yao lue
5. Mukhamad Rajin,S.KEP.NS. : M. KES, Masruroh,
S.KEP.NS.M.KES , Abdul Ghofar,S.KEP., NS, M.PD.
2021Panduan Babon Akupunktur.
6. https://jambi.tribunnews.com/2018/11/04/si-pahit-brotowali-tak-
enak- dimulut-namun-bisa-sembuhkan-malaria-dan-tambah-
nafsu-makan?page=2.
7. https://sains.kompas.com/read/2018/02/09/190500523/mengenal-
sambiloto- si-raja-pahit-penangkal-penyakit-malaria
8. https://www.uii.ac.id/mahasiswa-uii-manfaatkan_ -
brotowali-sebagai- antimalaria/1012

14
8
14
9
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA

PENDERITAMALARIA FALCIPARUM

DI WILAYAH KERJA PUSKESMASELOPADA

KABUPATEN SUMBA BARAT

DAYA KARYA TULIS ILMIAH

Oleh Maria Longgo PO.530333316077

PROGRAM

STUDI ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK

KESEHATAN KEMENKES KUPANG

2019

15
0
15
1
Lampiran 1 : Skema Kerja

Seminar Proposal

Membuat surat izin penelitian untuk melakukan


penelitian di Puskesmas Elopada Kabupaten
Sumba Barat Daya

Mendapat izin melakukan penelitian

Calon responden bersedia menjadi responen

Didapatkan sampel dari responden


oleh
peneliti

Melakukan pemeriksaan sampel di puskesmas

Mendapatkan hasil
penelitian

Pengolahan dan analisis


data
Simpulan

15
2
Lampiran 2 : Surat Persetujuan Responden (informed
consent)

Kepada
Y
t
h
.
C
a
l
o
n

R
e
s
p
o
n
d
e
n

D
i

T
e
m
p
a

15
3
t
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

N
A
M
A

Adalah mahasiswa Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kupang Prodi

Analis Kesehatan akan melakukan

penelitian tentang “GAMBARAN

KADAR HEMOGLOBIN PADA

PENDERITA MALARIA

FALCIPARUM DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS ELOPADA

KABUPATEN SUMBA BARAT

DAYA” sebelumnya saya mengucapkan

terima kasih atas partisipasi dan

keikhlasan saudara/i dalam meluangkan

waktu melancarakan penelitian ini.

Penelitian ini tidak menimbulkan

kerugian bagi saudara/i dan segala

informasi yang diberikan akan di jamin

kerahasiaannya serta hanya di gunakan

untuk penelitian. Atas bantuan dan kerja

15
4
samanya yang baik, saya ucapkan terima

kasih.

K
u
p
a
n
g
,

A
p
r
i
l

2
0
1
9

P
e
n
e
l
i
t
i

M
a
r
i
a

L
o
n
g
g

15
5
o

P
O
.
5
3
0
3
3
3
3
1
6
0
7
7

15
6
Lampiran 3. Lembar persetujuan Responden

PERSETUJUAN RESPONDEN

Setelah saya membaca penjelasan

pada lembar pertama, saya bersedia turut

berpartisipasi sebagai responden peneliti

yang di laksanakan oleh mahasiswa

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Prodi Analis Kesehatan atas nama Maria

Longgo dengan judul “GAMBARAN

KADAR HEMOGLOBIN PADA

PENDERITA MALARIA

FALCIPARUM DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS ELOPADA

KABUPATEN SUMBA BARAT

DAYA”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini

tidak berakibat negative pada saya,

sehingga informasi yang saya berikan

adalah yang sebenar-benarnya dan tanpa

paksaan.

Dengan demikian saya bersedia menjadi respoden


peneliti.

15
7
E
l
o
p
a
d
a
,

A
p
r
i
l

2
0
1
9

R
e
s
p
o
n
d
e
n

(
)

15
8
Lampiran 4 : Hasil Penelitian

No Nama Umur JK Pekerjaan Hemoglobin Kepadatan


Parasit
1 A1 43 Thn P Petani 8,0 gr/dl 263/200 10520
2 A2 30 Thn L Petani 12,0 gr/dl 24/505 380
3 A3 22 Thn P Petani 10,0 gr/dl 58/500 928
4 A4 12 Thn P Pelajar 10,0 gr/dl 130/200 5200
5 A5 30 Thn L Ojek 9,2 gr/dl 61/503 970
6 A6 25 Thn P Petani 9,0 gr/dl 46/500 736
7 A7 43 Thn P Petani 10,0 gr/dl 37/504 587
8 A8 10 Thn P Pelajar 10,2 gr/dl 22/500 352
9 A9 32 Thn P Petani 8,2 gr/dl 115/125 7360
10 A10 12 Thn P Pelajar 9,0 gr/dl 124/22 45090
11 A11 30 Thn L Petani 8,3 gr/dl 117/206 4544
12 A12 5 Thn L Belum 10,0 gr/dl 10/500 160
Sekolah
13 A13 12 Thn P Pelajar 11,0 gr/dl 12/502 191
14 A14 12 Thn L Pelajar 10,0 gr/dl 27/504 429
15 A15 50 Thn L Petani 11,2 gr/dl 25/504 396
16 A16 48 Thn P Petani 12,0 gr/dl 19/500 396
17 A17 13 Thn P Pelajar 8,3 gr/dl 89/500 1424
18 A18 5 Thn L Belum 11,0 gr/dl 23/500 368
Sekolah
19 A19 12 Thn P Pelajar 10,2 gr/dl 15/504 238

15
9
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian

16
0
Lampiran 6. Surat Keterangan Selesai Penelitian

16
1
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian
Pengambilan sampel darah kapiler dan pemeriksaan
kadar hemoglobin pada

penderita malaria falciparum

Pemeriksaan mikroskopis Malaria falciparum dan


hitung kepadatan parasit

16
2

Anda mungkin juga menyukai