Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah
Manajemen Produksi Syariah

Disusun Oleh

Kelompok 5 MBS-5C :

Julianda Wirsa Putri 3720072

Aufa Nabila 3720075

Tiwi Aprilia Amriani 3720101

Dosen Pengampu :

Yimmi Syavaredie,SE

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SJECH M.DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

2022 M /1443 H

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniya-Nya, sehingga penulis dapan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perencanaan Kapasitas
Produksi” tepat pada waktunya. Shalawat dan salam tak lupa penulis
sampaikan semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur
dalam mata kuliah Manajemen Produksi Syariah. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada bapak Yimmi Syavaredie,SE yang telah
membimbing dan memberikan tugas ini, serta pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik materi maupun cara penulisanya.
Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengentahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Oleh
karena itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang mebangun dari
pembaca guna untuk peningkatan pembuatan makalah lainya di waktu
mendatang. Akhirnya penulis berharap agar makalah ini dapat bermamfaat
bagi seluruh pembaca.

Bukittinggi, 25 Sptember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Jenis Kapasitas Produksi.....................................2


B. Arti Penting Perencanaan Kapasitas Produksi..............................4
C. Penentuan Kapasitas Produksi Menggunakan Analisi BEP.........5
D. Merencanakan Kapasitas Produksi Menggunakan Learning
Curve.............................................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................9
B. Saran.............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kapasitas produksi merupakan hasil produksi maksimum yang dapat
diproduksi atau dihasilkan dalam satuan waktu tertentu (Kusuma, 2009).
Permintaan konsumen dapat terealisasi seluruhnya di dalam jadwal
induk produksi jika didukung oleh kapasitas produksi yang sesuai
dengan kebutuhan produksi di dalam menghasilkan persediaan produk
jadi. Jadwal induk produksi dapat dengan mudah direalisasikan apabila
permintaan konsumen bersifat konstan, namun kenyataannya perusahaan
tak jarang mengalami fluktuasi permintaan yang cenderung meningkat
dan tidak stabil.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka tujuan penulisan


makalah ini antara lain:
1. Apa saja jenis kapasitas produksi?
2. Apak arti penting perencanaan kapasitas produksi?
3. Bagaimana penentuan kapasitas produksi menggunakan analis
BEP?
4. Bagaimana merencanakan kapasitas produksi menggunakan
learning curve?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan
makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui Jenis Kapasitas Produksi.
2. Untuk mengetahui arti penting perencanaan kapasitas produksi.
3. Untuk mengetahui penentuan kapasitas produksi menggunakan
analis BEP.
4. Untuk mengetahui rencana kapasitas produksi menggunakan
learning curve.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Jenis Kapasitas Produksi


Kapasitas adalah suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran
dalam periode tertentu, dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang
mungkin selama periode waktu itu (Handoko, 2012:297). Kapasitas
dapat disesuaikan dengan tingkat penjualan yang sedang berfluktuasi
yang dicerminkan dalam skedul produksi induk. Hubungan antara
kapasitas dan skedul-skedul induk adalah sangat penting. Karena skedul
produksi mencerminkan apa yang akan diproduksi organisasi,
kemampuan untuk memenuhi rencana ini tergantung pada kapasitas
yang tersedia sekarang atau dalam jangka pendek di waktu mendatang,
atau tergantung pada kemampuannya untuk memperluas kapasitas ini
dalam jangka waktu lebih panjang.
Salah satu masalah sehubungan dengan konsep kapasitas adalah unit
(satuan) keluaran. Unit produksi adalah tidak homogen oleh karena itu
perusahaan penting mempertimbangkan konsep campuran produk ketika
menyusun rencana untuk masa mendatang, yaitu dengan memerinci
kapasitas masing-masing jenis dan ukuran produk secara individual.
Waktu menimbulkan masalah lain dalam konsep kapasitas. Setiap
perusahaan akan berbeda-beda dalam menentukan berapa lama tingkat
keluaran yang harus dicapai. Konsep “tingkat pengoperasian terbaik”
perlu digunakan untuk mengatasi masalah yang ada.
1
Kapasitas produksi adalah suatu tingkat yang menyatakan batas
kemampuan, penerimaan, penyimpanan atau keluaran dari suatu unit,
fasilitas atau output untuk memproduksi dalam suatu periode waktu
tertentu. Kapasitas produksi menentukan berapa jumlah permintaan
yang harus dipenuhi dengan menggunakan fasilitas produksi yang ada.

1
Riadi, Muchlisin. (2020). Kapasitas Produksi (Pengertian, Aspek, Jenis,
Perencanaan dan Strategi). Diakses pada 25/9/2022, dari
https://www.kajianpustaka.com/2020/08/kapasitas-produksi.html

2
Kapasitas produksi biasanya berkaitan dengan luas produksi dan
volume produksi. Menurut Reksohadiprojo (2000), luas produksi adalah
ukuran terhadap apa dan berapa banyak barang yang diproduksi oleh
suatu perusahaan tertentu. Sedangkan jumlah atau volume produksi
adalah hasil produksi yang seharusnya diproduksi oleh suatu perusahaan
dalam satu periode (Prasetya dkk, 2009). Tujuan dari perencanaan
kapasitas, luas dan volume produksi adalah adalah untuk mengatur
banyaknya pesanan kerja yang datang dari pusat kerja untuk mencapai
suatu aliran yang sesuai dan seimbang.
Beberapa definisi dan pengertian kapasitas produksi dari beberapa
sumber buku:
 Menurut Handoko (1986), kapasitas produksi adalah suatu
tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam periode tertentu
dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin
selama periode waktu tertentu.
 Menurut Buffa (2006), kapasitas Produksi adalah kemampuan
pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu
tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran
(output) persatuan waktu.
 Menurut Yamit (2011), kapasitas produksi adalah jumlah
maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan waktu
tertentu.
2
Menurut Heizer dan Render (2015), terdapat tiga jenis kapasitas
produksi, yaitu:
1) Kapasitas desain.
Kapasitas desain merupakan output yang maksimum secara
teori pada suatu sistem dalam suatu periode waktu tertentu pada
kondisi idealnya. Kapasitas desain juga bisa diartikan kapasitas
yang mana suatu perusahaan mengharapkan untuk mencapai
hambatan operasional yang tersedia saat ini.
2) Kapasitas efektif (utilization).
2
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2015. Manajemen Operasi: Manajemen
Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Jakarta: Salemba Empat.

3
Kapasitas efektif menunjukan output maksimum pada tingkat
operasi tertentu. Kapasitas efektif adalah kapasitas yang
diperkirakan dapat dicapai oleh sebuah perusahaan dengan
keterbatasan operasi yang ada sekarang. Kapasitas efektif
biasanya lebih rendah daripada kapasitas desain karena fasilitas
yang ada mungkin telah dirancang untuk versi produk
sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
kapasitas efektif adalah rancangan produk, kualitas bahan yang
digunakan, sikap dan motivasi tenaga kerja, perawatan
mesin/fasilitas, serta rancangan pekerjaan.
3) Kapasitas efisien (efficiency).
Kapasitas efisien adalah persentase desain kapasitas yang
benar-benar tercapai. Bergantung pada bagaimana tempat
fasilitas dipergunakan dan dikelola. Kapasitas efisien mengukur
seberapa baik fasilitas atau mesin ketika digunakan.

B. Arti Penting Perencanaan Kapasitas Produksi


3
Perencanaan kapasitas produksi memiliki peranan penting, yaitu
digunakan untuk menentukan seberapa besar tingkat keluaran yang
mampu dihasilkan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi permintaan
pasar. Menurut Ma’arif dan Tanjung (2003), perencanaan kapasitas
adalah proses penentuan jumlah tenaga kerja, mesin, dan fasilitas fisik
lainnya yang diperlukan untuk mencapai sasaran keluaran tertentu.
Tujuan utama dari perencanaan kapasitas adalah menyediakan
manajemen dengan kerangka kerja analisis untung merancang sebuah
strategi kapasitas yang efektif.
Perencanaan kapasitas biasanya didasarkan pada permintaan dimasa
mendatang. Jika permintaan barang dapat diramalkan dengan tingkat
ketepatan yang cukup, maka penentuan kebutuhan kapasitasnya dapat
langsung dilakukan. Dengan adanya perencanaan kapasitas produksi

3
Riadi, Muchlisin. (2020). Kapasitas Produksi (Pengertian, Aspek, Jenis,
Perencanaan dan Strategi). Diakses pada 25/9/2022, dari
https://www.kajianpustaka.com/2020/08/kapasitas-produksi.html

4
yang baik di perusahaan maka perusahaan dapat menentukan
perencanaan kapasitas yang efektif dengan mempertimbangkan beberapa
unsur perencanaan kapasitas, yaitu jumlah tenaga kerja, mesin, dan
fasilitas fisik lainnya. mumnya, kapasitas ditunjukkan oleh dua ukuran,
yaitu:
    Ukuran berdasarkan output, dipilih oleh perusahaan yang berorientasi
pada product focused. Ukuran output akan tepat digunakan ketika
perusahaan menawarkan produk atau jasa yang standar dengan jumlah
yang relatif kecil. Contoh: perusahaan otomotif dan perusahaan
furniture.
    Ukuran berdasarkan input, dipilih oleh perusahaan yang berorientasi
pada process focus. Ukuran ini digunakan oleh perusahaan yang
menawarkan produk dan jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen
dan jumlah yang dihasilkan relatif banyak. Contoh: Rumah Sakit
mengukur kapasitas dengan ukuran jumlah pasien yang dilayani per
hari. Perusahaan photo copy mengukur kapasitas usahanya berdasarkan
mesin photo copy yang dimiliki.
Menurut Buffa (2006), hal-hal yang dilakukan pada proses
perencanaan kapasitas produksi adalah sebagai berikut:
a) Memperkirakan permintaan di masa depan, termasuk dampak
dari teknologi, persaingan dan hal lainnya.
b) Menjabarkan perkiraan itu dalam bentuk kebutuhan fisik.
c) Menyusun pilihan terencana kapasitas yang berhubungan dengan
kebutuhan.
d) Menganalisis pengaruh ekonomi pada pilihan rencana.
e) Memutuskan rencana pelaksanaan.
4
Menurut Handoko (1986), perencanaan kapasitas produksi dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Perencanaan kapasitas jangka panjang (long range) lebih dari
satu tahun. Dimana sumber daya-sumber daya produktif

4
Handoko, T. Hani. 1986. Manajemen. Yogyakarta: BEFE.

5
memakan waktu lama untuk memperoleh atau
menyelesaikannya, seperti bangunan, peralatan atau fasilitas.
b) Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi
dan persetujuan manajemen puncak. Perencanaan kapasitas
jangka menengah (intermediate range) rencana-rencana bulanan
atau kuartalan untuk 6 sampai 18 bulan yang akan datang. Dalam
hal ini, kapasitas dapat bervariasi karena alternatif-alternatif
seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan-
peralatan baru, sub contracting dan pembelian peralatan-
peralatan bukan utama.
c) Perencanaan kapasitas jangka pendek kurang dari satu bulan. Ini
dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau mingguan dan
menyangkut pembuatan penyesuaian-penyesuaian untuk
menghapuskan variance antara keluaran yang direncanakan dan
keluaran nyata. Keputusan perencanaan mencakup alternatif-
alternatif seperti kerja lembur, pemindahan personalia,
penggantian routing produksi.

C. Penentuan Kapasitas Produksi Menggunakan Analisi BEP


5
Break even point adalah posisi dimana perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Manajemen
memerlukan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
merencanakan laba peruasahaan. Dengan diketahuinya titik impas
(Break Even Point, manajeman dapat menetukan jumlah produksi atau
penjualan yang harus dilakukan, sesuai target laba yang ingin dicapai.
Analisa Break Even Point (BEP) adalah teknik analisa untuk
mempelajari hubungan antara volume penjualan dan profitabilitas.
Analisa ini disebut juga sebagai analisa impas, yaitu suatu metode untuk
menentukan titik tertentu dimana penjualan dapat menutup biaya,
sekaligus menunjukkan besarnya keuntungan atau kerugian perusahaan
jika penjualan melampaui atau berada di bawah titik. Matz, Usry dan
5
Heru Maruta, Analisa Break Event Point (BEP) Sebagai Dasar Perencanaan
Laba Rugi Manajemen,Hal 30-32

6
Hammer menjelaskan beberapa manfaat analisa break even untuk
manajemen, yaitu:
 Membantu pengendalian melalui anggaran.
 Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.
 Menganalisa dampak perubahan volume.
 Menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya.
 Merundingkan upah.
 Manganalisa bauran produk.
 Manerima keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan.
 Menganalisa margin of safety.

Metode Perhitung BEP :


1. Metode Persamaan
Metode Persamaan (equation method) adalah metode yang
berdasarkan pada pendekatan laporan laba rugi. Dengan
persamaan dasar sebagai berikut menurut Halim:
Penghasilan total = Biaya total
Penghasilan total = Biaya variabel + Biaya tetap
Persamaan tersebut dapat diuraikan dalam rumus berikut :
px = a + bx
Keterangan:
p = Harga jual per unit produk
x= Unit produk yang dijual/yang diproduksi
a= Total Biaya Tetap
b= Biaya variabel setiap unit produk
Dari persamaan diatas, dapat diuraikan menjadi rumus break
even point sebagai berikut :
a. Break even point dalam satuan uang penjualan
BEP Rupiah = a
1- bx
px

7
b. Break even point dalam unit produk
BEP (unit) = a
P–b
2. Metode Kontribusi Unit Menurut Simamora
Metode Kontribusi Unit merupakan variasi metode
persamaan. Setiap unit atau satuan produk yang terjual akan
menghasilkan BEP (Rupiah) = bx 1 - px a BEP (Unit) = p - b a
20 jumlah margin kontribusi tertentu yang akan menutup biaya
tetap. Metode kontribusi unit adalah metode jalan pintas dimana
harus diketahui nilai margin kontribusi.Margin Kontribusi adalah
hasil pengurangan pendapatan dari penjualan dengan biaya
variabel.Sedangkan rasio margin kontribusi adalah margin
kontribusi dibagi dengan penjualan. Untuk mencari titik Impas
rumusnya adalah sebagai berikut :
BEP Unit = Biaya Tetap
Margin Kontribusi per Unit

BEP (Rupiah) = Biaya Tetap


Rasio Margin Kontribusi
3. Metode Grafis
Manajer dapat menggambarkan titik impas melalui grafis.
Grafis titik impas akan menunjukkan volume penjualan pada
sumbu x atau garis horizontal dan biaya akan terletak pada
sumbu y atau garis vertikal. Sedangkan titik impas akan terletak
pada perpotongan antara garis pendapatan dan garis biaya. Garis
sebelah kiri garis impas menunjukkan sisi kerugian, sebaliknya
sisi kanan menunjukkan sisi laba usaha.
D. Merencanakan Kapasitas Produksi Menggunakan Learning Curve
6
Konsep “learning curve” menganggap bahwa praktek pengerjaan
suatu barang mengarah ke perbaikan. Bila seorang karyawan

6
Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi & Operasi. (Jakarta:
Penerbit Salemba Empat) hal 23

8
mengerjakan sesuatu yang belum pernah dia kerjakan, ada kemungkinan
keluaran kedua lebih memerlukan waktu sedikit dibanding keluaran
pertama, waktu yang diperlukan untuk keluaran ketiga lebih sedikit
daripada keluaran kedua, dan seterusnya. Semakin banyak pengalaman
pengerjaan suatu barang dapat selalu mengarahkan ke metode-metode
yang lebih ekonomik. Learning curve garis lurus secara matematik dapat
dinyatakan dalam fungsi garis eksponensial dengan rumusan sebagai
berikut:
Y = C XS  atau dalam fungsi logaritmik log Y = S log X + log C
Keterangan :
X = jumlah unit produk yang dibuat
C = jam tenaga kerja langsung yang diperlukan oleh produksi pertama
Y = Jumlah jam kerja rata-rata per unit
S = Slope atau log〖%-2 〗/ log 2
Learning curve dapat membantu dalam pembuatan keputusan
manajerial. Pertama, dengan cara menghitung jam tenaga kerja langsung
rata-rata per produk. Setelah mengetahui hasilnya, kemudian dapat
dilakukan penghitungan biaya langsung per produk. Jadi, perusahaan
akan mengetahui jumlah kontribusi laba serta kontribusi laba total. Atas
dasar ini manajer dapat membuat keputusan, dengan memperhatikan
factor-faktor lainnya yang relevan. Masalah ketiga adalah learning curve
mungkin membesar-besarkan penghematan tenaga kerja. Untuk
mencapai pengurangan biaya tenaga kerja langsung, diperlukan teknisi
industrial, para penyelia, dan lain-lain yang membuat perbaikan. Tetapi
mereka adalah tenaga kerja tidak langsung, dan biaya mereka biasanya
dimasukkan ke dalam biaya overhead bukan ke biaya tidak langsung.
Oleh karena itu banyak perusahaan mencoba memperhitungkan hal ini
dengan cara pembebanan waktu para spesialis pada pekerjaan tertentu.
Masalah yang terakhir adalah adanya kecenderungan salah intrepretasi
terhadap penghematan yang diperkirakan kecuali perusahaan merubah
caranya dalam menyusun laporan akuntasi biaya.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kapasitas produksi adalah suatu tingkat yang menyatakan batas
kemampuan, penerimaan, penyimpanan atau keluaran dari suatu
unit, fasilitas atau output untuk memproduksi dalam suatu periode
waktu tertentu.
2. Perencanaan kapasitas produksi memiliki peranan penting, yaitu
digunakan untuk menentukan seberapa besar tingkat keluaran yang
mampu dihasilkan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi
permintaan pasar.
3. Break even point adalah posisi dimana perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Manajemen
memerlukan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
merencanakan laba peruasahaan.
4. Konsep “learning curve” menganggap bahwa praktek pengerjaan
suatu barang mengarah ke perbaikan.

B. Saran
Dengan penulisan makalah ini diharapkan pembaca dapat
memperoleh pengetahuan tentang Estimasi Permintaan. Saya sebagai
penulis menyadari jika makalah ini terdapat banyak kesalahan, oleh
karena itu diharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay dan Render, Barry. 2015. Manajemen Operasi: Manajemen


Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Jakarta: Salemba Empat.

Handoko, T. Hani. 1986. Manajemen. Yogyakarta: BEFE.

Heru Maruta, Analisa Break Event Point (BEP) Sebagai Dasar


Perencanaan Laba Rugi Manajemen

Muchlisin R. (2020). Kapasitas Produksi (Pengertian, Aspek, Jenis,


Perencanaan dan Strategi). Diakses pada 25/9/2022, dari
https://www.kajianpustaka.com/2020/08/kapasitas-produksi.html

Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi & Operasi.


Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

11

Anda mungkin juga menyukai