Anda di halaman 1dari 4

Mikroba dan Lingkungan

2.2.3 Endofit
Jamur endofit hidup pada tanaman sehat dan mensintesis berbagai metabolit sekunder
yang berinteraksi dengan inangnya dan juga menguntungkan inangnya. Studi tentang jamur
endofit memberikan informasi bahwa adanya keanekaragaman spesies yang tinggi. Hubungan
jamur endofit dengan Cupressaceae sebagai habitat pada ekosistem dingin. Jamur endofit
pada ekosistem dingin hidup pada jaringan daun yang sehat, yaitu Cupressus arizonica,
Cupressus sempervirens dan Thuja orientalis. Jamur endofit yang terindentifikasi hidup pada
jaringan daun Cupressaceae ada 23 jamur termasuk jamur kelas Dothideomycetes. Semua
jamur yang diisolasi pada suhu 4°C mampu mensintesis metabolit sekunder. Hijau abadi pada
Cupressaceae dapat bermanfaat pada jamur endofit psikrofilik selama stress akibat suhu
dingin. Ada lima tumbuhan yang dominan sebagai habitat Jamur endofit pada ekosistem
dingin Gunung salju Baima (ketinggia 4000-4300 m) dan Cina Barat Daya. Ada empat puluh
tiga taksa yang teridentifikasi berdasarkan karakteristik morfologi dan sekuens Internal
transcribed spacer (ITS), di antaranya Cephalosporium, Sirococcus, Penicillium dan
Aspergillus adalah genus yang dominan. Uji suhu pertumbuhan menunjukkan bahwa 75%
isolat dari Gunung Salju Baima adalah psychrotrophs dan 14% adalah tipe transisi antara
psychrotrophs dan mesophiles, menunjukkan bahwa endofit dari Gunung Salju Baima
memiliki kemampuan luar biasa untuk beradaptasi dengan lingkungan dingin (Wang et al.,
2017).
2.2.4 Parasit
Jamur parasit adalah jamur mikro yang khusus menyerang tanaman, jamur lain dan
hewan termasuk manusia. kondisi lingkungan yang gelap dan lembab merupakan favorit bagi
perkembangan mikroorganisme yang beradaptasi dengan dingin. Jamur yang mapu
beradaptasi pada suhu dingin atau jamur salju dapat menyebabkan penyakit serius pada
tanaman yang tertutup salju ketika suhu pada antarmuka tanaman salju tetap sekitar 0 °C.
Jamur salju secara taksonomi beragam dan dapat menyerang rumput abadi dan sereal musim
dingin, rumput rumput dan bunga, serta tanaman kayu, seperti bagian bawah cabang pohon di
bawah salju. Umumnya jamur fitopatogen dapat bertahan hidup dalam bentuk spora dan
sclerotia. Beberapa jamur salju yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman yang hidup
di suhu dingin atau bersalju melalui tanah, yaitu: Microdochium [Fusarium] nivale, Typhula
idahoensis, Typhula ishikariensis, Typhula incarnata, Myriosclerotinia borealis, Pythium
iwayami, Pythium okanoganense. Typhula idahoensis, Typhula ishikariensis, Typhula
incarnata menyebabkan pembusukan akar dan mahkota gandum dan jelai tanpa adanya
lapisan salju.
3. Spesies jamur yang berdaptasi dengan dingin
3.1 Pseudogymnoascus destructan, pathogen menyebabkan sindrom hidung putih kelelawar
Pseudogymnoascus destructan merupakan jamur psikrofilik yang menyebabkan whitenose
syndrome (WNS) pada kelelawar yang berhibernasi dan berserang di gua, penyakit yang
menyebabkan hancurnya populasi kelelawar di beberapa bagian Amerika Serikat dan
Kanada. Pseudogymnoascus destructan atau jamur putih pada kelelawar tumbuh di wajah,
telinga atau sayap kelelawar yang terserang, infiltrasi hifa ke dalam membrane dan jaringan
menyebabkan kerusakan parah, Kelelawar yang terinfeksi oleh Pseudogymnoascus
destructan memiliki sedikit bahkan tidak ada cadangan lemak untuk kelangsungan hidup
mereka selama dan setelah hibernasi di musim dingin.
3.2 Ophiocordyceps sinensi, jamur yang digunakan sebagai obat tradisional di Tiongkok
Jamur ulat Cina (Ophiocordyceps sinensi) disebut juga cacing musim dingin dan
rumput musim panas dalam literatur Cina. Ophiocordyceps sinensi ditemukan di aderah
pegunungan di Dataran Tinggi Tibet antara 3000 dan 5000 m di sekitar gunung salju,
memiliki OGT pada 15-18 0C, tetapi juga dapat Bertahan pada suhu yang lebuh rendah dari
40 0C di musim dingin. Ophiocordyceps sinensi telah diterapkan untuk mengobati berbagai
penyakit termasuk kanker, kelelahan dan lain-lain. Ophiocordyceps sinensi hidup di suhu
dingin dan memiliki protein anti beku untuk meningkatkan akumulasi lipid dan
ketidakjenuhan asam lemak.
3.3 Mrakia psychrohila, Jamur yang mengungkapkan mekanisme Adaptasi Suhu Dingin
Mrakia psychrohila pertama kali ditemukan oleh Xin dan Zhou dari sampel tanha
yang dikumpulkan dari Semenanjung Fildes, Antartika dengan suhu optimum 10 0C dan 18
0
C. Mekanisme adapatasi jamur pada suhu dingin dapat dilihat dari mekanisme adaptasi
Mrakia psychrohila. Analisis genomic, komparatif dengan jamur psikrofiliki, termofiliki dan
mesofilik menunjukkan bahwa Mrakia psychrohila memiliki preferensi penggunaan kodon
tertentu, terutama untuk kodon Gly dan Arg dan famili gen transporter sebagai fasilator
utama. Berdasarkan analisis transkriptomik mengungkapkan bahwa gen yang terlibat dalam
ribosom, biosintesis asam lemak tak jenuh dan gliserol dan metabolism energi diregulasi pada
suhu 4 0C, menunjukkan bahwa adaptasi dingin Mrakia psychrohila dimediasi oleh sintesis
asam lemak tak jenuh untuk menjaga fluiditas membrane dan mengakumulasi gliserol
sebagai krioprotektan. Sementara itu, gen yang terlibat dalam pengikatan protein. Proses
protein dalam Retikulum Endoplasma, pengawasan proteasome, spliceosome dan mRNA
diregulasi pada 20 °C, menyebabkan kematian pada Mrakia psychrohila.
3.4 P. panorum, Sumber untuk Metabolit Baru
P. panorum adalah jamur penghambat tanah yang dikaitkan dengan suhu dingin. P.
panorum diisolasi dari Permafrost Arktik serta Antartika, tanah tepian gletser di beberapa
negara Asia. Jamur mempertahankan fungsi sel dan membaran pada suhu rendah dengan
meningkatkan kadar lemak tak jenuh dan senyawa dengan sifat krioprotektan, seperti
trehalose dan berbagai poliol pada suhu rendah. P. panorum adalah jamur adaptasi dingin
dengan pertumbuhan pada sushu 0 °C hingga -20 °C. Strain pulih dan berkecambah pada
suhu 2 °C setelah inokulasi 2-3 minggu. Komposisi asam lemak dan metabolisme P.
panorum berubah sebagi respons terhadap suhu lingkungan. P. panorum menghasilkan
berbagai ekstraseluler hydrolase termasuk lipase, kitinase, urease dan amilase. P. panorum
pada habitat dingin menghasilkan amilase yang banyak beradaptasi dengan dingin.
Daftar Rujukan

Wang, M., Tian, J., Xiang, M., & Liu, X. (2017). Living strategy of cold-adapted fungi with the
reference to several representative species. Journal Mycology, 8(3), 178–188.
 

Anda mungkin juga menyukai