Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dimas Aji Maulana

Kelas : PBSI 2B
NIPM : 0822015591

Taka Cuma Mimpi


(Drama Satu Babak)

Synopsis
Mimpi kedua anak Dimas dan Dika mereka bermimpi jika punya orang tua kaya raya mereka
tidak usah jualan Koran. Tiba – tiba ada lelaki tua ada kesakitan dan ditolong oleh mereka
berdua dan ternyata orang tua itu seorang pensiunan yang baru mengambil uang pensiunnya,
setelah sadar orang tua itu ingin membalas kebaikan kedua anak tersebut dan menawari uang
dan traktiran KFC tetapi ditolak mereka berdua, walaupun dengan sedikit marah dengan
tindkan Dimas tetapi Dika sadar bahwa menolong itu harus ikhlas tanpa pamrih.

Adegan I
Dika melamun dipinggir jalan. Tumpukan koran ada disampingnya, hari panas. Suara hiruk
jalanan bercampur dengan alunan biola yang merintih.
Dika : (sambil memandang langit) anadai kata bapakku kaya, naik mobil kinyis – kinyis,
rasanya tak mungkin aku menjual koran seperti ini
Dimas : (mengejutkan Dika dengan menepuk pundak Dika yang sedang melamun) hai,
mikirin apa dik?
Dika : jangkrik! Ganggu aja kamu, hai omong – omong kamu nggak ingin makan KFC itu?
Dimas : siapa yang gak ingin? Ingin sih ingin, tapi duit dari mana?
Dika : ya, ya. Andaikan ayah kita kaya raya…
Dimas : andaikan? Ngomong lainnya aja, dik!
Dika : apa salahnya berandai – andai, dim? Nyaman lho bermimpi…
Dimas : gila kamu! Bermimpi dibilang nyaman..

Adegan II
Seseorang melintas didepan mereka lelaki tua wajahnya terlihat pucat, tampak sakit. Dika dan
Dimas memandang penuh tanya. Sebelum sempat keheranannya terjawab, lelaki tua itu jatuh
tersungkur, sambil memegang dadanya, tanpa diberi aba – aba DIka dan Dimas segera
menolongnya.
Dika : waduh kenapa orang ini, dim?
Dimas : jangan banyak Tanya dulu. Kita angkat ke tempat duduk. (Dika dan Dimas berusaha
mengangkat lelaki tua itu, membawanya ke tepi jalan)
Dika : orang ini pasti sakit dim.
Dimas : ya, jelas sakit. Sudah jelas begitu masih ngomong lagi kamu ini (lelaki itu tiba – tiba
merintih)
Dika : memberikan sebotol air minum yang selalu dibawanya (lelaki tua itu meminumnya)
Lelaki : kalian anak – anak baik, jarang bapak jumpai anak – anak yang tulus seperti kalian.
Dimas : sudahlah, bapak istirahat saja, tampaknya bapak sakit.
Lelaki : bapak tadi dari bank, mengambil uang pension, tiba – tiba dada bapak sakit rasanya
gak tahan.
Dika : kalau gitunbiarkan bapak kami temani pulang
Lelaki : nggak usah. Bapak sudah kuat lagi sekarang. (lelaki itu memberikan sejumlah uang
kepada keduanya). Ini untuk kalian berdua. Bapak baru saja dapat uang pension.
Dimas : tidak terima kasih, pak. Orang tua kami melarang kami menerima uang dari orang.
Lelaki : kalau begitu, bagaimana jika sebagai gantinya kalian bapak traktir di KFC. (Dika
ingin ngomong “ya” tapi Dimas segera mendekap mulutnya)
Dimas : terima kasih pak. Kami baru saja makan, ini bungkusnya masih ada
Lelaki : ya sudah kalau begitu, bapak nggak memaksa kalian, terima kasih ya bapak pulang
dulu…..
(lelaki itu pergi. Dika merasa tidak senang dengan sikap Dimas yang menolak
pemberian lelaki itu) oh iya, nama kalian siapa ?
Dimas : saya Dimas pak.
Dika : Dika pak

Adegan III
Hari makin siang. Dika masih marah kepada Dimas.
Dika : dim, maumu itu apa sih?! Kita ini kan cari duit. Diberi duit malah nggak mau.
Dimas : (diam saja, menata korannya kedalam tas)
Dika : kamu tadi bilang mau makan KFC. Ditraktir disitu juga nggak mau.
Dimas : (tertawa)
Dika : tertawa lagi, apanya yang lucu?! Dasar kamu
Dimas : ya kamu itu yang lucu, dik jika kamu nolong orang tu yang tulus, yang ikhlas.
Jangan karena diberi duit lalu kamu semangat membantunya.

Sisimitos : ketika Dimas membayangkan KFC


Tiba – tiba ditawari makan di KFC
Tradisi : tolong menolong
Kritik social : lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran

Anda mungkin juga menyukai