Anda di halaman 1dari 9

Kata Pengantar

Assalamu'alaikum Wr Wb

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,Inayah,
Taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah

”pendidikan sebagai pelestarian nilai dan perubahan sosial” ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mengetahui pengertian tentang
teknologi pendidikan.
Dalam penyusunan mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak,karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Ketua STAIM T.Agung Nurul Amin,M.Ag
2. Dosen mata kuliah ‘‘FILSAFAT PENDIDIKAN'' yang telah memberikan kami kesempatan
untuk membuat makalah ini sebagai pedoman,acuan,dan sumber belajar.

3. Kedua orang tua.


4. Semua pihak yang berkecimpung dalam makalah ini.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr Wb

Tulungagung 1 April 2015


Penyusun
DAFTAR ISI
HOSER …………………………………………………...
KATA PENNANTAR …………………………………………...
DAFTAR ISI ……………………………………………………
@A@ I PENDAHVLVAN
1. Latar @elakang ………………………………………. 1
2. Rumusan Masalah ………………………………………. 1
@A@ II PEM@AHASAN
1. Pengertian Ibadah dan Hakikat Ibadah ………………............... 2
2. Kewajiban dan Fungsi Ibadah ………………………... 4
3. @entuk-bentuk Peribadatan Formal ………………………... 3
4. Tata cara Ibadah yang benar ………………………...
> @A@ III PENVTVP
1. Kesimpulan ………………………………………………... =
2. Saran ………………………………………………… =
DAFTAR PVSTAKA……………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman modern ini, manusia tak lepas dari unsur pendidikan. Pendidikan dinilai
sebagai aspek pengetahuan manusia untuk menunjang kehidupan selanjutnya. Bukan hanya
sebagai aspek pengetahuan saja akan tetapi pendidikan juga berfungsi sebagai pelestarian
nilai-nilai/norma yang sudah ada sejak zaman nenek moyang.
Semakin berkembangnya kecerdasan manusia dari masa ke masa serta perkembangan
IPTEK sangat mempengaruhi nilai-nilai/norma sosial dan akan terjadi perubahan-perubahan
sosial masyarakat. Pendidikan sebagai pelestarian nilai merupakan prinsip-prinsip sosial yang
dipakai dan diterima dalam suatu kelompok, kelas, maupun individu. Nilai disini
dimaksudkan yakni suatu yang menyebabkan hal itu pantas dikerjakan manusia.
Nilai erat kaitannya dengan kebaikan, meskipun keduanya memang tak sama,
kebaikan memang takselalu bernilai tinggi dan begitu juga sebaliknya. Nilaiberkaitan dengan
perilaku manusia. Manusia yang baik yaitu manusian yang tidakakan melakukan halyang
bertentangan dengan moral. Nilai itu berdiri sendiri namun bergantung dan berhubungan
dengan pengalaman manusia.
Selain pendidikan sebagai pelestarian sosial, pendidikan juga sebagai perubahan
sosial, selain pada penilaian perkembangan zaman juga akan berpengaruh pada perubahan
sosial yang terjadi dimasyarakat, tidak ada sekelompok manusiapun yang tidak akan
mengalami perubahan sosial. Perubahan tersebut akan berpengaruh dalam berbagai bidang,
misalnya perubahan dalam dunia politik, budaya , sosial maupun keagamaan.
Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat ini dipengaruhi oleh
banyak faktor dan juga perubahan dapat menuju kea rah positif maupun negatif. Dalam hal
ini, berarti perubahan dapat membuat lebih baik, namun juga sebaliknya. Akan tetapi yang
akan saya bahas kali ini dalam makalah saya yakni pelestarian nilai dan perubahan sosial
dalam aspek keagamaan yakni dalam bentuk ibadah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan hakekat ibadah?
2. Apa kewajiban dan fungsi ibadah bagi manusia?
3. Bagaimana bentuk-bentuk peribadatan formal?
4. Bagaiman cara beribadah yang benar?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ibadah Dan Hakikat Ibadah

Ibadah secara etimologi berasal dari kata Arab yakni “abida-


ya'budu-‘abdan-‘ibaadatan” yang berarti taat, tunduk, patuh dan merendahkan diri.
Kesemuaan pengertian itu mempunyai makna yang berdekatan. Seseorang tunduk, patuh, dan
merendahkan diri dihadapan yang disembah disebut “abdi” (yang beribadah). 1[1]
Ibadah adalah fenomena yang ada sepanjang sejarah manusia. Sebab, merupakan
kebutuhan manusia sepertimakan, minum, buang hajat, berkomunikasi, kawin, dan
sebagainya. IIbadah adalah manifestasi naluri beragama (gharizah tadayyun) yang dimiliki
setiap orang. Oleh karena itu dari masa ke masa diberbagia pelosok bumi ini ada orang yang
melakukan aktivitas ibadah terlepas dari benar atau salah ibadahnya seperti penyembahan
para dewa di kalangan orang-orang Yunani, Romawi, India, China dan bangsa-bangsa
lainnya. Ada yang menyembah matahari, menyembah bulan, menyembah bintang,
menyembah api, menyembah sapi, menyembah batu, menyembah kayu, dan sesembahan
lainnya.
Dalam konteks hokum syari'at Islam, Ibadah yang secara bahasa artinya taat, adalah
aktivitas berhubungan manusia sebagai hamba (abdi), dengan Alloh SWT sang pencipta Dzat
yang diibadahi (ma'buud). Alloh SWT sebagai penentu syari'at Islam (musyarri') telah
menurunkan hokum-hukumyang sangat rinci tentang ibadah dan ini dapat dirujuk pada
berbagai kitab fiqh yang membahas masalah-masalah ibadah seperti sholat, zakat, shaum
(puasa), haji dan lain-lain. Inilah yang disebut ibadah secara khusus.
Sedangkan secara umum, ibadah adalah taat kepada segala perintah Alloh dan
menjauhi segala larangan-Nya. Alloh SWT berfirman yang artinya:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah- Ku.(Qs.adz-Dzaariyaat: 56).2[2]
Para ahli di bidang akhlak mendefinisikan ibadah sebagai:
“Mengerjakan segala bentuk ketaatan badaniyah dan melaksanakan segala bentuk
syari'at (hukum)”.
Akhlakdan segala tugas hidup (kewajiban-kewajiban) yang diwajibkan atas pribadi,
baikyang berhubungan dengan diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat, termasuk kedalam
pengertian ibadah, seperti Nabi SAW bersabda yang artinya: a
“Memandang ibu dan bapak karena cinta kita kepadanya adalah ibadah” (HR. Al-
Suyuthi).
Nabi SAW juga bersabda:”Ibadah itu sepuluh bagian, Sembilan bagian diantaranya
terletak dalam mencari harta yang halal”.(HR. Al-Suyuthi).3[3]
Alloh menciptakan kita untuk ibadah. Apa makna ibadah? Seperti yang sudah
dijelaskan diatas dalam Qs.Adz-Dzariyyat (56) bahwa “Tidaklah Aku ciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”.

1[1] A Rahman Ritonga Zainuddin.FIQH IBADAH,(Jakarta:GayaMedia Pratama,l997,hal l

2[2] David Irawan,Pengertian Ibadah dalam petrukDavid.blogspot.com.diunggah pada Jum'at, 04

Maret 2011,pukul 18:51 WIB.


3[3] Ibid.,hal 2
Tujuan diciptakannya manusia dimuka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada Alloh
SWT. Ibadah dalam pengertian menurut Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah adalah sebuah
namayang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Alloh SWT berupa
perkataan atau perbuatan baik amalan batin maupun yang dhahir (nyata). Adapun hakikat
ibadah yakni:
1. Ibadah adalah tujuan hidup kita. Seperti yang terdapat dalamsuratAdz-Dzariyyat ayat 56,
yang menunjukkan tugas kita sebagai manusia adalah untuk beribadah kepada Alloh SWT.
2. Hakikat Ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Alloh cintai dan ridhoi dengan penuh
ketundukan dan perendahan diri kepada Alloh SWT.
3. Ibadah akan terwujud jika dengan cara melaksanakan perintah Alloh dan meninggalkan
larangan-Nya.
4. Hakikat ibadah sebagai cinta. Maksudnya cinta kepada Alloh dan Rasul-Nya yang
mengandung makna mendahului kehendak Alloh dan Rasul-Nya atas yang lainnya. Adapun
tanda-tandanya: mengikuti sunnah Rasul SAW.
5. Jihad dijalan Alloh (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang dicintai Alloh
SWT.
6. Takut, maksudnya tidakmerasakan ketakutan sedikitpun kepada segala bentuk dan jenis
makhluk melebihi ketakutannya kepada Alloh SWT.
Dengan demikian orang yang benar-benar mengerti kehidupan adalah yang mengisi
waktunya dengan berbagai macam bentuk kataatan, baik dengan melaksanakan perintah
maupun menjauhi larangan. Sebab dengan cara itulah tujuan hidupnya akan terwujud.4[4]
B. Kewajiban dan Fungsi Ibadah
Manusia dan jin diciptakan didunia ini tidak sia-sia apalagi sekedar bermain-main. Tugas
utama yang diemban adalah untukberibadah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ada
beberapahal yang mewajibkan manusia untuk beribadah kepada-Nya antara lain:
Pertama, karena memang tugas manusia dibumi ini hanya untuk beribadah kepada
Alloh SWT semata. Hal ini jelas seperti yang ditunjukkan dalam firman Alloh SWT dala Qs.
Adz-Dzariyyat : (56). Dalam surat inidijelaskan bahwa hakikat manusia hidup ini untuk
ibadah.
Kedua, sebagai tanda syukur kepada-Nya atas segala nikmat yang tak terhingga
besarnya dan tak terhitung jumlahnya. Mensyukuri nikmat Alloh SWT, berarti menempatkan
segala kenikmatan yang diberi itu sesuai pada tempatnya, sesuai dengan tuntunan yang
dianjurkan-Nya. Kelalaian dalammensyukuri nikmat yang diberikan-Nya, berarti sengaja
mengundang azab-Nya yang pedih untuk segera datang. Sebenarnya, apapun yang kita
lakukan untuk mensyukuri nikmat yang diberi-Nya, maka semua itu tidak akan pernah
sebanding dengan besarnya limpahan nikmat yang kita terima tersebut. Namun demikian,
bukan berarti Alloh SWT tidak menerima rasa syukur yang dipanjatkan manusia. Sebab
Alloh senang sekali kepada hamba-Nya yang banyak bersyukur.
Ketiga, manusia wajib beribadah, karena itu merupakan konsekwensi dari janjinya
kepada Alloh SWT saat berada didalam rahim. Sumpah setiaitu tertuang dalam firmannya
yang berarti:
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarka keturunan anak-anakadamdari sulbi mereka,
dan Alloh mengambil kesaksian terhadap mereka (seraya berfirman),”Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab,”Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.”(Kami
lakukan yang demikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sungguh kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (ke-Esa-an Alloh)”(Qs. Ibrahim:
172).
4[4]Yusuf Bahtiar,Pengertian dan hakikat ibadah dalam studi-agama-islam.blogspot.com diunggah
pada Minggu, 13 Oktober 2011,pukul 20:00 WIB.
Keempat, syarat untuk memperoleh rahmat Alloh. Setiap manusia, siapapun
orangnya, sangat membutuhkan rahmat Alloh SWT. Sebab hanya dengan rahmat Alloh saja
manusia bisa hidup didunia ini. Terlebih lagi bagi seorang mukmin, dalamsetiap do'a dan
sujud panjangnya ia selalu memohon agar dilimpahkan berbagai rahmat-Nya. Rahmat secara
umum bisa diartikan segalamacam pemberian Alloh kepada manusia, sebagai bentuk kasih
sayang.
Kelima, karena beribadah kepada Alloh merupakan sesuatu yang menjadi tugas para
rasul untuk kemudian diajarkan kepada manusia. Dalamhal ini, Alloh SWT telah
berfirman,”Dan sesungguhnya kami telah mengutus pada tiap-tiap umat Rasul
(untuk menyeru): “Sembahlah Alloh (saja) dan jauhilah thaghut itu”. (Qs. An Nahl : 36).
Keenam, karena Alloh-lah yang paling tepat untuk diibadahi (disembah). Dia-lah
yang telah menciptakan langit dan bumi, serta apa yang ada di antara keduanya, termasuk
manusia. Dan dia juga yang telah memenuhi segala kebutuhan manusia baik lahir maupun
batin. Karena itu, sudah menjadi kewajiban setiap manusia untuk beribadah kepada Alloh
SWT. Bukti bahwa Alloh itu Maha Kuasa atau segala sesuatu tertuang dalam firman-Nya
yang artinya, ”Alloh-lah yang menciptakan tujuh lapis langit dan juga bumi. Perintah
Alloh berlaku kepadanya, agar kamu mengetahui bahwasnya Alloh Maha Kuasa atas
segala sesuatu, dan sesungguhnya Alloh, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”.
(Qs. Ath Thalaq : 12).5[5]

Islam mendorong manusia untuk beribadah kepada Alloh SWT dalamsemua aspek kehidupan
dan aktivitas. Baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian masyarakat. Ada beberapa aspek
fungsi ibadah dalam islam:

1. Mewujudkan hubungan antara hamba dan Tuhannya.


Orang yang beriman dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu berupaya
menyesuaikan segala perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan sikap itu seseorang
muslim tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, serta menyandarkan
segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT.
2. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya.
Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota masyarakat yang
mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi nasihat. Oleh karena itu,
banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi ibadah menyebutkan juga dampaknya
terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat.
3. Melatih diri untuk berdisiplin.
Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk berdisiplin.
Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan sholat, mulai dari wudhu,
ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya, mengajarkan kita untuk
berdisiplin. Apabila kita menganiaya sesama muslim, menyakiti manusia baik dengan
perkataan maupun perbuatan, tidak mau membantu kesulitan sesama manusia, menumpuk
harta dan tidak menyalurkannya kepada yang berhak. Tidak mau melakukan “amar ma'ruf
nahi munkar”, maka ibadahnya tidak bermanfaat dan tidak bisa menyelamatkannya dari siksa
Allah SWT.6[6]

C. Bentuk-Bentuk Peribadatan Formal

5[5] Radio Islam,Kewajiban beribadah, dalam tausiyahhidup.blogspot.com diunggah pada Selasa, 12


Januari 2010, pukul 01:51 WIB.
6[6] Ibid,.hal 3
Bentuk-bentuk peribadatan formal sebenarnya sangat bervariasi tergantung pada
kepercayaan masing-masing. Akan tetapi yang akan kita bahas dalam pembahasan kali ini
saya akan membahas mengenai bentuk peribadatan formal dalam agama kita yakni Agama
Islam.
Bentuk-bentuk peribadatan formal dalam Islam antara lain:
1. Sholat
Makna Shalat, menurut bahasa shalat artinya do'a. Sedangkan menurut istilah syara', shalat
berarti perbuatan khusus seorang muslim yang berisi bacaan-bacaan dengan gerakan-gerakan
dan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan memenuhi syarat-syarat tertentu.
2. Zakat
Makna Zakat, secara bahasa artinya mensucikan.Secara istilah syara' zakat yaitu sesuatu
yang harus dikeluarkan darisebagian harta yang dimiliki seseorang kepada fakir miskin sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan syara'. Zakat dapat dikatakan sebagai usaha mensucikan
diri dari kemungkinan memiliki cinta berlebihan kepada harta dan dari kemungkinan
memiliki harta kotor yang disebabkan bercampurnya harta dengan hak fakir miskin yang
harus dikeluarkan.
3. Puasa
Makna puasa, secara bahasa menahan diri dari segala sesuatu. Menurut istilah syara', puasa
adalah menahan diri segala sesuatu yang membatalkan, seperti: makan, minum serta menahan
diri dari hawa nafsu yang dapat mengurangi nilai puasa, seperti: berkata dan berbuat keji dari
mulai terbit fajar sampai fajar sampai terbenam matahari.
4. Haji
Makna haji, secara bahasa artinya menyengaa sesuatu . Secara istilah syara', haji ialah
menyengaja mengunjungi ka'bah untuk melakukan rangkaian ibadah dengan syarat-syarat
tertentu. Haji termasuk kepada ibadah rohaniah, jasmaniah, dan materil, karena untuk pergi
haji memerlukan biaya yang cukup besar. Dikatakan ibdah rihaniah dan jasmaniah, karena
ketika melaksanakan haji banyak sekali rangkaian pelaksanaan ibadah yang menjadi sarana
untukmendekatkan diri kepada Alloh dan didalamnya juga banyak memerlukan tenaga dan
fisik yang kuat. 7[7]

D. Tata cara ibadah yang benar.


Tata cara beribadah dengan benar menurut islam yakni sesuai dengan syari'at islam
yang berpedoman kepada Al-qur'an dan hadist. Cara ibadahpun harus disertai dengan niat
dan harus ikhlas, ketika kita mengerjakan suatu ibadah yang tanpa adanya niat dan ikhlas
tidak akan mendapatkan pahala.
Cara beribadah saat ini sudah terpengaruhi oleh perubahan zaman, yakni antara lain:
sholat yang sering ditunda karena alasan pekerjaan, sibuk dll. Alat ibadah sekarang ini juga
telah mengalami perubahan contohnya, mukena pada zaman dahulu mukena hanya berwarna
putih dan saat ini sesuai dengan perkembangan zaman menjadi beraneka warna dan model,
disesuaikan dengan keinginan pemakai dan sangat diperhatikan setiap detail mukena yang
dipakai tidak hanya sekedar putih dan bersih, banyak juga mukena yang bergambar khusus
untuk menarik perhatian anak-anak untuk menggunakannya. Kadang saya berfikir mukena ini
untuk beribadah atau hanya style yang sedang mengikuti perkembangan zaman. Pada bulan
Ramadhan menjadi ajang perlombaan untuk membeli mukena yang terbaru bahkan tidak
memperhatikan cocok atau tidaknya digunakan untuk ibadah dan dengan memakai mukena
yang seperti itu dapat mengundang pandangan orang lain ketika sholat dan mengganggu
kekhusukkan dalam sholatnya.
BAB III
>[7]Bahrudin,Ibadah dalam file upe.edu.blogspot.com di unggah Senin, 10 November 2014, pukul
15:41 WIB.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ibadah yang secara bahasa artinya taat, adalah aktivitas berhubungan manusia sebagai
hamba (abdi), dengan Alloh SWT sang pencipta Dzat yang diibadahi (ma'buud). Alloh SWT
sebagai penentu syari'at Islam (musyarri') telah menurunkan hokum-hukumyang sangat rinci
tentang ibadah dan ini dapat dirujuk pada berbagai kitab fiqh yang membahas masalah-
masalah ibadah seperti sholat, zakat, shaum (puasa), haji dan lain-lain. Inilah yang disebut
ibadah secara khusus. Tujuan diciptakannya manusia dimuka bumi ini yaitu untuk beribadah
kepada Alloh SWT.
Kewajiban beribadah kepada Alloh SWT memang karena memang tugas manusia
dibumi ini hanya untuk beribadah kepada Alloh SWT semata. Sebagai tanda syukur kepada-
Nya atas segala nikmat yang tak terhingga besarnya dan tak terhitung jumlahnya. Manusia
wajib beribadah, karena itu merupakan konsekwensi dari janjinya kepada Alloh SWT saat
berada didalam rahim. Syarat untukmemperoleh rahmat Alloh. Setiap manusia. Karena
beribadah kepada Alloh merupakan sesuatu yang menjadi tugas para rasul untuk kemudian
diajarkan kepada manusia. Karena Alloh-lah yang paling tepat untuk diibadahi (disembah).
Dia-lah yang telah menciptakan langit dan bumi, serta apa yang ada di antara keduanya,
termasuk manusia. Dan juga fungsi ibadah bagi manuasia:
➢ Mewujudkan hubungan antara hamba dan Tuhannya.
➢ Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya.
➢ Melatih diri untuk berdisiplin.

Bentu-bentukperibadatan formal:
➢ Shalat
➢ Zakat
➢ Puasa
➢ Haji
Tata cara beribadah yang benar yakni sesuai dengan syari'at islam yang berpedoman
pada Al-qur'an dan Hadist.
2. Saran
Semoga dalam menghadapai perkembangan zaman serta perubahan sosial saat ini bentuk
peribadatan tidak terganggu dan semakin meningkat kualitas ibadahnya bukan malah
menurun dan hanya untuk mengikuti zaman.
DAFTAR PUSTAKA

Zainuddin, A Rahman Ritonga,1997, FIQH IBADAH,(Jakarta:GayaMedia Pratama).


Irawan, David, Pengertian Ibadah dalam petrukDavid.blogspot.com.diunggah pada Jum'at,
04 Maret 2011.
Radio Islam,Kewajiban beribadah, dalam tausiyahhidup.blogspot.com diunggah pada Selasa,
12 Januari 2010.
Bahrudin,Ibadah dalam file upe.edu.blogspot.com di unggah Senin, 10 November 2014.

Diposting oleh Unknown di 02.17


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog
• ▼ 2015 (1)
l ▼ Juni (1)
□ PENDIDIKAN SEBAGAI PELESTARIAN NILAI DAN
PERUBAHAN...

• ► 2014 (1)

Anda mungkin juga menyukai