Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANANDA BAGUS WIRAHADI KUSUMA

NIM : 18105020039
KELAHIRAN FILSAFAT ISLAM
Sejak awal kelahirannya, filsafat Islam menjadi tradisi intelektual yang sangat penting
bagi dunia Islam. Menurut Ensiklopedi Oxford, Filsafat Islam lahir dari spekulasi filsafat
Yunani yang diterjemahkan ke dalam B. Arab pada abad ketiga Hijriyah aau abad kesembilan
Masehi. Filsafat Islam berfokus pada filsafat kenabian yang yang merujuk pada sumber
sentral Al-Quran dan Hadist. Penerjemahan teks-teks Yunani semakin intens ketika masa
Dinasti Abbasiyah. Awal mulanya mereka hanya tertarik pada ilmu pengobatan, namun
ketertarikan bertambah ke dalam ranah filsafat. Pada masa Khalifah al- Ma’mun putra Harun
al-Rasyid, filsafat bekembang dan mejurus ke filsafat kenabian yang berpangkal Al-Quran
dan Hadits.
Mazhab filsafat pertama yang muncul adalah masyasya’un atau peripatetik yang
merupakan gabungan prinsip Islam dan filsafat Yunani, Aristotelianisme dan Neoplatonisme.
Pendirinya adalah Abu Yaqub al-Kindi. Sumber lain mengatakan bahwa Abbas Iransyhari
adalah muslim pertama yang menuliskan karya filsafat. Kemudian muncul Abu Nasr al-
Farabi lalu muncul juga Ibnu Sina. Filsafat Islam tidak hanya menyebar di dataran Arab,
namun hingga ke Spanyol. Filsuf lain yangterkenal pada masa awal adalah Ibnu Hazm yang
merupakan fiqh, teolog, filsuf, dan penulis.
Pada abad ke-16 berdiri Dinasti Shafawiyah di Persia. Masa ini adalah masa fase baru
filsafat Islam karean keberadaan mazhab baru yang bernama Isfahn yang didirikan Mir
Damad. Ia mempunyai murid bernama Shadr al-Din Syirazi atau dokenal dengan nama Mulla
Shadra. Beberapa cendekiawan yang mengikuti Mulla Shadra adalah Halim Mahmud dan
Muhammad Iqbal.
Kelahiran Filsafat Islam
Jumat , 24 Mar 2017, 09:33 WIB

students.ou.edu

Filsafat Islam (ilustrasi).

Rep: Ferry Kinsihandi Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak kelahirannya, filsafat Islam menjadi salah


satu tradisi intelektual penting di dunia Islam. Menurut Ensiklopedi Oxford Dunia
Islam Modern, filsafat Islam lahir dari spekulasi filosofis tentang warisan filsafat
Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada abad ketiga Hijriah atau
abad kesembilan Masehi.

Penerjemahan berlangsung intens ketika Dinasti Abbasiyah memegang kendali


pemerintahan. Dalam Ensiklopedi Islam disebutkan, semula mereka hanya tertarik
menerjemahkan naskah ilmu pengobatan Yunani. Tetapi, ketertarikan mereka juga
merambah pada teks-teks filsafat.

Perhatian pada filsafat meningkat pada pemerintahan Khalifah al-Ma’mun (813-833),


putra Harun al-Rasyid. Berbeda dengan orang Yunani, filsuf Islam berfokus pada
filsafat kenabian. Alquran dan hadis juga menjadi sumber sentral spekulasi filosofis
Islam selama berabad-abad.

Abad awal pertama filsafat Islam ditandai dengan munculnya sejumlah mazhab.
Salah satunya adalah masyasya’un atau peripatetik. Mazhab ini merupakan sintesis
antara prinsip Islam dan aliran filsafat Yunani, Arsitotelianisme dan Neoplatonisme.
Pendiri mazhab ini adalah Abu Yaqub al-Kindi.

Sejumlah sumber mengungkapkan, Abu al-Abbas Iransyhari merupakan Muslim


pertama yang menuliskan karya filsafat. Sayangnya, tak ada karyanya yang
bertahan. Berbeda dengan al-Kindi yang karya-karyanya diketahui banyak orang.
Dalam mengembangkan mazhab filsafatnya, ia menghadapi persoalan harmonisasi
antara iman dan akal.

Kemudian, muncul Abu Nashral-Farabi. Sejumlah kalangan menganggap al-Farabi


melebihi al-Kindi. Dan, Ibnu Sina muncul pula dengan beragam karyanya. Selain
adanya filasafat bermazhab, abad-abad awal perkembangan filsafat Islam juga
melahirkan filsuf independen. Mereka juga berpengaruh.

Salah satunya adalah Muhammad bin Zakariya al-Razi. Selain filsuf, dia dikenal
sebagai dokter terbesar setelah Ibnu Sina. Pada akhirnya, filsafat Islam tak hanya
berkembang di wilayah Arab ataupun Persia, tapi juga di Barat, yaitu Spanyol,
diawali oleh munculnya filsuf bernama Ibnu Masarrah.

Filsuf awal lainnya adalah Ibnu Hazm. Ia merupakan ahli fikih, teolog, filsuf, dan
penulis salah satu karya Muslim pertama mengenai perbandingan agama. Pada
masa selanjutnya, ada nama Ibnu Thufail. Ia terkenal dengan karya novel filsafatnya
dengan judul Hayy ibnu Yaqzhan.

Pada abad ke-16, bersamaan dengan berdirinya Dinasti Shafawiyah di Persia,


dimulailah fase baru dalam filsafat Islam. Ini berkaitan dengan keberadaan mazhab
Isfahan yang didirikan MirDamad. Ia mempunyai seorang murid yang sangat
terkenal bernama Shadral-Din Syirazi, yang biasa dikenal dengan panggilan Mulla
Shadra.
Mulla Shadra dan pengikutnya memiliki pengaruh di wilayah Persia, India Muslim,
lingkaran Syiah di Irak. Di India, filsafatnya diajarkan oleh tokoh ternama pula di
antaranya Syah Wali Allah dari Delhi. Pada masa berikutnya, Jamal al-Din al-
Afghani, salah satu murid mazhab Mulla Shadra, menghidupkan kajian filsafat di
Mesir.

Di sana, beberapa cendekiawan mengikuti pemikiran Mulla Shadra, seperti Abd al-
HalimMahmud. Di Pakistan, ada Muhammad Iqbal. Bahkan diungkapkan, Maulana
Maududi, pendiri Jamaat-i-Islami di Pakistan, pada masa mudanya menerjemahkan
sebagian al-Asfar karya Mulla Shadra ke dalam bahasa Urdu.

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/onasfk313

Anda mungkin juga menyukai