N DENGAN
DESTROYED LUNG SINISTRA EC TB, CHRONIC AIRWAY
OBSTRUCTION, PULMONY HIPERTENSION DI RUANG MICU RSUP
HASAN SADIKIN BANDUNG
Diajukan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah pada Stase Keperawatan
Kegawatdaruratan dan Kritis Program Profesi Ners XLIV
Ruang:
MICU
Pembimbing Akademik:
Donny Nurhamsyah, S.Kep.,Ners.,M.Kep
CI Ruangan:
Nory Setiani, S.Kep., Ners
Judul .............................................................................................................................. 1
Daftar isi ........................................................................................................................ 2
Pengkajian ..................................................................................................................... 3
1. Identitas klien dan keluarga ................................................................................ 3
2. Riwayat kesehatan .............................................................................................. 3
3. Pemeriksaan fisik ................................................................................................ 5
4. Pengkajian sosial dan spiritual .......................................................................... 10
5. Pengkajian resiko jatuh (mfs) ........................................................................... 11
6. Instrumen penapisan kasus paliatif ................................................................... 11
7. Pemeriksaan diagnostik .................................................................................... 13
8. Pemeriksaan foto thorax (09/02/23).................................................................. 14
9. Bundle vap ........................................................................................................ 15
10. Bundle cvc/iv catheter/...................................................................................... 15
11. Setting ventilator mekanik ................................................................................ 16
12. Terapi ................................................................................................................ 16
Analisis data ................................................................................................................ 18
Daftar diagnosa keperawatan ...................................................................................... 21
Rencana tindakan keperawatan ................................................................................... 23
Implementasi dan catatan perkembangan ................................................................... 28
Evaluasi keperawatan .................................................................................................. 34
Daftar pustaka ............................................................................................................. 37
2
PENGKAJIAN
3
selain sesak, nyeri dibagian tenggorokan karena terpasang TC yang
sudah terpasang 13 hari yang lalu. Saat ini klien terpasang ventilasi
mekanik yang sudah diganti sebanyak 3 kali (59 hari) dengan mode ST
dan setting ventilator FiO2 45%, RR 16x/mnt, volume tidal 200, minute
volume 7, PEEP 5, pressure control 18, NGT, CVC, dan infus pump.
3) Riwayat kesehatan dahulu:
Klien memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, dengan
tekanan sistolik paling tinggi mencapai 180 dan rata-rata tekanan
sistolik mencapai 160. Obat yang sering di konsumsi oleh klien yaitu
amlodipin yang diminum 1xsehari secara rutin. Selain riwayat
hipertensi, klien memiliki riwayat TB paru sejak 12 tahun yang lalu.
Klien menjalani pengobatan TB dengan tuntas dan sembuh. Klien
merupakan rujukan dari RS Santosa Bandung. Klien mengatakan
suaminya sering merokok di depan klien. Klien tidak memiliki riwayat
DM.
4) Riwayat kesehatan keluarga:
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang sama, namun
cucunya memiliki riwayat bronkhitis dan suami klien memiliki riwayat
penyakit jantung.
5) Genogram
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Perempuan meninggal
: Laki-laki meninggal
: Klien
: Hubungan suami-istri
: Hubungan anak
: Tinggal serumah
4
6) Riwayat ADL
Pemeriksaan Saat di rumah Saat di RS
Nutrisi
- Frekuensi - Makan 3x1 hari - 6x per hari
- Jenis - Nasi, lauk pauk seperti - Blander rice
daging, sayur, dan sebanyak 200 cc
buah-buahan.
Cairan
- Frekuensi - Kurang lebih 6 gelas - Terpasang infus
- Jenis perhari NaCl 0,9% (rate 40
- Air putih perjam)
Eliminasi
BAB BAB BAB : 1xsehari
- Frekuensi - 1 x sehari - Warna fases
BAK BAK kuning dan
- Frekuensi - 5 x sehari lembek
BAB
- Klien menggunakan
pampers dan
ditimbang ±123 cc
pada pukul 10.00
WIB
Istirahat dan
Tidur Klien tidur ± 7 jam Selama di RS klien
Kebiasaan hanya tirah baring
1 x sehari (malam hari) karena terpasang
Frekuensi ventilator
Aktivitas
Pekerjaan Klien merupakan Selama di RS klien
seorang IRT tidak melakukan
aktivitas/olahraga
apapun. Klien hanya
Olahraga Keluarga mengatakan miring kanan dan kiri.
klien jarang berolahraga
Personal Hygiene
- Mandi dan - 2 x 1 hari - Mandi di seka
gosok gigi - Berpakaian mandiri 1xsehari dan gosok
- Berpakaian - Berhias mandiri gigi 2xsehari
- Berhias - Berpakaian dibantu
- Berhias dibantu
3. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum :
Kondisi klien lemah dan terpasang ventilasi mekanik dengan mode ST.
Klien memiliki penampilan yang rapih, bersih, komunikatif dengan
5
gerakan bibir walaupun tidak bersuara karena terpasang TC dan
ventilator, orientasi terhadap tempat, waktu, dan orang baik.
Kesadaran : GCS E4M6VTc ➔ komposmentis
2) Tanda-Tanda Vital
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
95 x/mnt (07.00)
99 x/mnt (08.00)
113 x/mnt (09.00)
113 x/mnt (10.00)
Nadi 60-100 x/mnt
132 x/mnt (11.00)
120 x/mnt (12.00)
117 x/mnt (13.00)
121 x/mnt (14.00)
25 x/mnt (07.00)
30 x/mnt (08.00)
22 x/mnt (09.00)
22 x/mnt (10.00)
RR 16-20 x/mnt
33 x/mnt (11.00)
31 x/mnt (12.00)
20 x/mnt (13.00)
26 x/mnt (14.00)
36,50C (07.00)
36,30C (08.00)
360C (09.00)
36,10C (10.00)
Suhu 36,5-37,50C
36,60C (11.00)
36,50C (12.00)
36,70C (13.00)
36,20C (14.00)
6
95% (08.00)
97% (09.00)
98% (10.00)
94% (11.00)
96% (12.00)
96% (13.00)
95% (14.00)
𝑠𝑖𝑠𝑡𝑜𝑙 +2 𝑑𝑖𝑎𝑠𝑡𝑜𝑙
a. MAP : 3
129+2 (79)
: 3
287
: 3
: 95,6 mmHg (normal 70-100 mmHg)
b. Berat Badan dan tinggi badan :
BB : 37 kg
TB : 150 cm
IMT : 16.4 (kurang)
c. Kebutuhan lalori wanita = 655 + (9.6 × berat badan ideal) + (1.8 ×
tinggi badan) – (4.7 × usia)
= 655 + (9.6X 46.5) + (5 x 155) – (4.7 x 63)
= 655 + 446,4+ 775 – 296.1
= 1580.3 kkal
3) Intake dan Output
Output 612 cc/7 jam
Intake 780 cc/ 7jam
Balance cairan pukul 14.00 WIB negatif 168
4) Pengkajian nyeri CPOT (critical care pain observation tool)
No. Indikator Kriteria Skor Deskripsi
7
mengalami mulut terbuka
atau menggigit
endotrakeal tube)
Atau Atau
8
Menangis terisak - 2 Menangis, terisak - isak
isak
5) Pemeriksaan Persistem
a. Sistem Respirasi
Hidung simetris, terpasang NGT di hidung sebelah kanan, terpasang
ventilator dengan mode ST yang tersambung TC, cuping hidung (+),
otot bantu napas pada klavikula (+), irama pola napas reguler,
ekspansi dada maksimal, inspirasi dan ekspirasi 1:2, sonor pada area
paru, suara napas ronkhi di lapang kiri dan kanan
b. Sistem Kardiovaskular
Bentuk dada simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
edema di kedua ekstermitas atas dan bawah (-), nyeri dada (-), CRT
<2 detik, akral hangat. Bunyi jantung S1 S2 reguler. Nadi radialis,
brachialis dan dorsalis pedis teraba kuat.
c. Sistem Persarafan
N.I olfaktori : Klien mampu mencium bau makanan, dan minyak
kayu putih.
N.II optikus : Klien mampu membaca angka dengan jarak kurang
lebih 1 meter, tetapi untuk membaca jauh pandangan kabur.
N.III okulomotoris & N.IV troclearis :
Pupil bulat isokor, pupil mengecil saat diberikan rangsang cahaya
dan melebar saat tidak diberikan rangsang cahaya.
N.V Trigeminus : sensori : klien dapat merasakan ada sentuhan di
wajah. Motorik: klien memiliki kelemahan dalam menelan an
mengunyah sehingga asupan nutrisi diberikan secara NGT, namun
klien mampu menggerakan rahangnya.
N.VI Abdusen : Klien mampu menggerakan bola mata
N. VII Facialis : Klien mampu menggerakan wajahnya sesuai
dengan perintah
9
N.VIII Verstibulocochlearis : Pendengaran baik
N. IX glossofaringeal : Sulit dikaji
N.X Vagus : Klien memiliki kelemahan dalam menelan dan
mengunyah
N. XI Assesoris : Klien mampu menggerakan kepala ke arah atas,
bawah, kanan, kiri dan mampu mengangkat bahu
N.XII hipoglosus : Klien mampu menggerakkan lidah dengan baik
ke kanan dan ke kiri dan menjulurkan lidah
d. Sistem sensori
Pengelihatan : konjugtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
penglihatan baik namun jarak jauh pandangan kabur
Pendengaran : tidak ada lesi dan massa, pendengaran baik dan
menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diberikan
Penciuman : bentuk hidung normal, simetris, lubang hidung
kanan terpasang NGT, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan dan
bengkak, penciuman baik bisa mencium kayu putih
Perasa : lidah tidak ada trauma, bentuk lidah normal
e. Sistem Pencernaan
Mulut tampak sedikit kering, reflek menelan lemah, lesi (-),
abdomen datar, bising usus 8 x/mnt, klien BAB 1x
f. Sistem Endokrin
Deviasi trakea (-), JVP (-) , pembesaran kelenjar tiroid (-)
g. Sistem Muskuloskeletal
Edema kedua ekstremitas atas dan bawah (-). Kekuatan otot
ekstremitas atas kanan dan kiri 5/5, kekuatan otot ekstremitas bawah
kiri dan kanan 5/5.
h. Sistem Perkemihan
Klien menggunakan pampers. Tidak ada distensi kandung kemih.
Frekuensi BAK selama 7 jam 2 kali.
i. Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang dengan pigmentasi merata seluruh tubuh,
tidak ada lesi, turgor <2 detik, suhu tubuh hangat. Kulit teraba
kering.
4. PENGKAJIAN SOSIAL DAN SPIRITUAL
1. Sosial
Keluarga mengatakan Ny. N sering berkumpul dengan tetangga lainnya
sebelum sakit, namun saat ini Ny. N selama di ruang MICU hanya satu kali
dijenguk oleh keluarga dan itupun seorang, biasanya gantian untuk
menjenguk Ny. N setiap harinya.
2. Spiritual
Klien menganut agama islam. Keluarga mengatakan Ny. N sering
melakukan ibadah sholat wajib dan ikut pengajian di lingkungan rumah,
10
namun saat ini Ny. N hanya melakukan ibadah di tempat tidur. Klien tidak
ada pantangan dalam keyakinan, nilai-nilai, maupun kepercayaan baik
dalam hal perawatan, tindakan, ataupun makanan. Walaupun begitu, saat
menjenguk keluarga sering membacakan do’a untuk kesembuhan Ny. N
11
d Penyakit ginjal kronis e. kondisi atau komplikasi
e Penyakit jantung berat: CHF, CAD berat, lain
cardiomyopati Tiap poin bernilai skor 1
f HIV/AIDS Skor: 1
g Kelainan kongenital berat
Tiap poin bernilai skor 2
Skor: 2
4. Kriteria lain yang perlu
3. Status fungsional Klien dipertimbangkan
Menggunakan status performa ECOG (Eastern Skor 1 untuk tiap kondisi
Cooperative Oncology Group)
12
f. sering berkunjung
ke IGD atau RS lebih
0
dari 1x/bulan untuk
diagnosis yang sama
skor 3
g. Lebih dari 1x
untuk diagnosis
1
yang sama dalam 30
hari
TOTAL SCORE: 9
h. Memiliki lama
Interpretasi: perlu konsul paliatif perawatan tanpa
1
kemajuan
bermakna
j. Memiliki prognosis
0
yang jelek
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
Index Eritrosit
Ht 28.7 36.0-45.0 %
13
Eritrosit 3.05 4.5-5.1 juta/uL
pH 7.283 7.35-7.45
14
Kesan:
- Pneumonia bilateral, sedikit perbaikan
- Efusi pleura kiri dd/ penebalan pleura kiri belum perbaikan
9. BUNDLE VAP
Komponen Ya Tidak
Sore
Sore
Mencuci Tangan ✓
• Nyeri ✓
• Kemerahan ✓
• Bengkak ✓
• Pus ✓
Balutan Insersi ✓
15
Komponen Ya Tidak
Penggantian berkala
• Infus Set ✓
• Three Way ✓
• Valve Konektor ✓
Paraf/Nama
11. SETTING VENTILATOR MEKANIK
Tipe : ST
RR : 16 x/mnt
Inspirasi dan Ekspirasi : 1: 2
Tidal Volume : 200
Minute Volume : 7.1
PEEP: 5
FiO2/flow : 45%
ETT/TC : 0/21
12. TERAPI
Nama obat Dosis Manfaat Efek samping
16
Tinja berwarna
pucat atau
keabu-abuan
Hilang nafsu
makan
Lelah yang tidak
biasa
Penyakit kuning
17
Mual atau
muntah
18
2 Data Subjektif : Invasi Mycobacterium D.0001
Klien mengeluh sesak di bagian tubercolosis Bersihan
dada. Sesak dirasakan seperti ↓ jalan napas
tenggelam dalam air, sesak Bakteri mencapai alveolus tidak efektif
bertambah saat berbaring dan (paru-paru)
berkurang apabila duduk semi ↓
fowler. Sesak dirasakan secara Terjadi reaksi peradangan
terus menerus. ↓
Data objektif Stimulasi sel-sel goblet dan
- Sputum berlebih sel mukosa
- Pernapasan cuping hidung ↓
- Terdengar suara ronkhi di Terjadi pengeluaran secret
lapang paru kanan dan kiri mucus
- Penggunaan ventilasi ↓
mekanik dan TC Akumulasi secret dijalan
- RR 22-33 x/mnt nafas dalam waktu yang
- Klien beberapa kali minta lama
untuk di suction karena ↓
sesak. Penumpukan secret
↓
Terpasang TC dan
ventilator
↓
Sekret tidak bisa
dikeluarkan
↓
Obstruksi jalan napas
↓
Bersihan jalan napas
tidak efektif
3 Data Subjektif : Invasi Mycobacterium D.0056
Klien mengeluh sesak tubercolosis Intoleransi
Data objektif ↓ aktivitas
- Klien tampak lemah Bakteri mencapai alveolus
- Status hemodinamik tidak (paru-paru)
stabil diantaranya nadi ↓
paling tinggi 121 x/mnt Terjadi reaksi peradangan
(14.00) dan terendah 132 yang mengaktivasi
x/mnt (11.00). TD paling kekebalan serta
tinggi 129/79 (12.00) perkembangan sehingga
mmHg dan paling rendah membentuk granuloma
105/65 mmHg (14.00). RR ↓
paling rendah 20 x/mnt Granuloma mengalami
(13.00) dan paling tinggi 33 perubahan seluler untuk
x/mnt (11.00) membentuk sel epiteloid
- Hasil AGD asidosis ↓
respiratorik terkompensasi Bakteri tumbuh cepat dan
sebagian terjadi perluasan penyakit
19
- ADL dibantu oleh perawat dengan riwayat TB 12
tahun yang lalu
↓
Kerusakan pada paru-paru
(destroyed lungs)
↓
Gangguan proses difusi
↓
Suplai oksigen menurun
↓
Metabolisme anaerob
↓
Pembentukan ATP
menurun
↓
Kelelahan
↓
Intoleransi aktivitas
4 Data Subjektif : - Invasi Mycobacterium D. 0143
Data Objektif: tubercolosis Resiko jatuh
- Pengkajian resiko jatuh ↓
MFS yaitu 60 (resiko jatuh Bakteri mencapai alveolus
tinggi) (paru-paru)
- Klien tampak lemah ↓
- Usia 63 tahun Terjadi reaksi peradangan
yang mengaktivasi
kekebalan serta
perkembangan sehingga
membentuk granuloma
↓
Granuloma mengalami
perubahan seluler untuk
membentuk sel epiteloid
↓
Bakteri tumbuh cepat dan
terjadi perluasan penyakit
dengan riwayat TB 12
tahun yang lalu
↓
Kerusakan pada paru-paru
(destroyed lungs)
↓
Gangguan proses difusi
↓
Suplai oksigen menurun
↓
Metabolisme anaerob
↓
20
Pembentukan ATP
menurun
↓
Kondisi lemah dan usia 63
tahun
↓
Resiko jatuh
5 Data Subjektif: - Destroyed lung ec TB D.0142
Data Objektif: ↓ Infeksi
- Leukosit 11.59 (meningkat) Gagal napas dan
- Terdapat luka pemasangan kelemahan otot napas
TC ↓
- Terpasang ventilator Pemasangan ventilator
dengan mode ST selama 59 hari dan
- Terpasang CVC pemasangan TC sudah 13
- Terpasang infus pump hari serta prosedur invasif
- Terpasang NGT lainnya seperti CVC, infus
pump, dan NGT
↓
Resiko infeksi
14. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sumber : SDKI PPNI (2017)
1) Gangguan penyapihan ventilator b.d hambatan upaya napas dan riwayat
ketergantungan ventilator selama 59 hari ditandai dengan keluarga
mengatakan selain memiliki riwayat hipertensi, klien memiliki riwayat
TB paru sejak 12 tahun yang lalu, penggunaan otot bantu napas
meningkat pada klavikula, RR: 22-33 x/mnt, Ph : 7.283 (rendah), PCO2:
81,6 (tinggi), PO2: 74,9 (rendah), HCO3: 39,2 (tinggi), Interpretasi
AGD: Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian, penggunaan
ventilasi mekanik dengan mode Tipe : ST, setting RR : 16 x/mnt, tidal
volume : 200, minute volume : 7.1, PEEP: 5, FiO2/flow : 45%, TC : 21,
klien terpasang ventilasi mekanik yang sudah diganti sebanyak 3 kali
(59 hari), dan klien terpasang TC.
2) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sputum berlebih ditandai dengan
Klien mengeluh sesak di bagian dada. Sesak dirasakan seperti
tenggelam dalam air, sesak bertambah saat berbaring dan berkurang
apabila duduk semi fowler. Sesak dirasakan secara terus menerus,
ditemukan sputum berlebih, adanya pernapasan cuping hidung,
terdengar suara ronkhi di lapang paru kanan dan kiri, penggunaan
ventilasi mekanik dan TC, RR 22-33 x/mnt, klien beberapa kali minta
untuk di suction karena sesak.
3) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen ditandai dengan klien mengeluh sesak, klien tampak lemah,
status hemodinamik tidak stabil diantaranya nadi paling tinggi 121
21
x/mnt (14.00) dan terendah 132 x/mnt (11.00). TD paling tinggi 129/79
(12.00) mmHg dan paling rendah 105/65 mmHg (14.00). RR paling
rendah 20 x/mnt (13.00) dan paling tinggi 33 x/mnt (11.00), hasil AGD
asidosis respiratorik terkompensasi sebagian, ADL dibantu oleh
perawat.
4) Infeksi b.d pemasangan alat invasif qditandai dengan leukosit 11.59
(meningkat), terdapat luka pemasangan TC, terpasang ventilator dengan
mode ST, terpasang CVC, terpasang infus pump, terpasang NGT.
5) Risiko jatuh ditandai dengan pengkajian resiko jatuh MFS yaitu 60
(resiko jatuh tinggi), klien tampak lemah, usia 63 tahun.
22
15. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Sumber : SLKI PPNI (2017) dan SIKI PPNI (2017)
Nama Klien: Ny. N Ruangan: MICU
No medrek: 000209276 Nama mahasiswa: Devi Oktaviani Supendi
Tujuan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
1 Gangguan penyapihan L.01002 I.01021 Observasi
ventilator b.d hambatan upaya Penyapihan Penyapihan Ventilasi Mekanik 1. Indikasi penyapihan ventilasi mekanik,
napas dan riwayat Ventilator Observasi: dilihat dari beberapa parameter antara
ketergantungan ventilator Setelah dilakukan • Periksa kemampuan untuk lain proses penyakit, PaO2, PEEP,
selama 59 hari ditandai dengan tindakan keperawatan disapih meliputi FiO2, pH, Hb, kesadaran, suhu tubuh,
keluarga mengatakan selain selama 4x7 jam hemodinamik stabil, kondisi fungsi jantung, fungsi paru, jalan nafas,
memiliki riwayat hipertensi, penyapihan ventilator optimal, bebas infeksi, hasil obatobatan agen sedative atau agen
klien memiliki riwayat TB paru meningkat dengan AGD. paralisis, serta psikologis pasien
sejak 12 tahun yang lalu, kriteria hasil: • Monitor faktor kemampuan (Kusuma & Atmajaya, 2015).
penggunaan otot bantu napas 1. Penggunaan otot untuk mentolerir penyapihan 2. Faktor-faktor yang menyebabkan
meningkat pada klavikula, RR: bantu napas seperti tingkat kemampuan kegagalan dalam penyapihan
22-33 x/mnt, Ph : 7.283 klavikula menurun bernapas, kapasitas vital, dipengaruhi oleh pusat pengendali
(rendah), PCO2: 81,6 (tinggi), 2. Frukuensi napas volume tidal, dan kekuatan pernafasan, kekuatan otot pernafasan,
PO2: 74,9 (rendah), HCO3: membaik 16-20 inspirasi dan beban pada otot pernafasan
39,2 (tinggi), Interpretasi x/mnt • Monitor tanda-tanda (Kusuma & Atmajaya, 2015).
AGD: Asidosis respiratorik 3. Nilai AGD kelelahan otot pernapasan 3. Kelelahan dalam otot pernapasan dapat
terkompensasi sebagian, membaik (tidak ada (misal: kenaikan PaCO2 menghambat proses penyapihan karena
penggunaan ventilasi mekanik asidosis mendadak, napas cepat dan adanya indikasi pemasangan ventilator
dengan mode Tipe : ST, setting respiratorik dangkal, gerakan dinding mekanik.
RR : 16 x/mnt, tidal volume : terkompensasi abdomen paradoks), Terapeutik
200, minute volume : 7.1, sebagian) hipoksemia, dan hipoksia 1. Posisi head up 30-45 derajat dilakukan
PEEP: 5, FiO2/flow : 45%, TC jaringan saat penyapihan) untuk mencegah aspirasi dan membuka
: 21, klien terpasang ventilasi Terapeutik: jalan napas
mekanik yang sudah diganti • Atur posisi 30-45 derajat
• Lakukan suctioning
23
sebanyak 3 kali (59 hari), dan • Berikan fisioterapi dada 2. Suctioning dilakukan agar tidak ada
klien terpasang TC. • Lakukan uji coba penumpukan sekret yang menghambat
penyapihan 30-120 menit jalan napas
dengan napas spontan yang 3. Fisioterapi dada merupakan salah satu
dibantu ventilator tindakan untuk membantu
Edukasi: mengeluarkan dahak di paru dengan
Ajarkan cara pengontrolan napas menggunakan pengaruh gaya gravitasi.
saat penyapihan Edukasi:
Kolaborasi: Agar pasien mampu mengontrol
Kolaborasi pemberian obat yang pernapasan secara mandiri sehingga dapat
meningkatkan kepatenan jalan beradaptasi dengan kondisi tanpa
napas dan pertukaran gas ventilator.
Kolaborasi
Penggunaan obat nebulasi dapat
meningkatkan kepatenan jalan napas
dengan mencairkan sputum yang dapat
menghambat pernapasan.
3 Bersihan jalan napas tidak L.01001 I.01011 Terapeutik
efektif b.d sputum berlebih Bersihan jalan napas Manajemen Jalan Napas 1. Menjaga kebersihan jalan nafas klien
ditandai dengan klien Setelah dilakukan Terapeutik 2. Posisi membantu memaksimalkan
mengeluh sesak di bagian dada. tindakan keperawatan • Pertahankan kepatenan jalan ekspansi paru dan menurunkan upaya
Sesak dirasakan seperti selama 3x15 detik napas pernafasan. Ventilasi maksimal
tenggelam dalam air, sesak bersihan jalan napas • Posisikan semi fowler membuka area atelektasis dan
bertambah saat berbaring dan meningkat dengan • Lakukan penghisapan lendir meningkatkan gerakan sekret kedalam
berkurang apabila duduk semi kriteria hasil: kurang dari 15 detik dengan jalan nafas besar untuk dikeluarkan.
fowler. Sesak dirasakan secara 1. Produksi sputum tekanan 50-45 mmHg 3. Penghisapan lendir dilakukan untuk
terus menerus, ditemukan menurun • Lakukan hiperoksigenasi mengeluarkan sputum pada pasien
sputum berlebih, adanya 2. Tidak ada ronkhi sebelum pengisapan lendir tidak sadarkan diri agar tidak sesak
pernapasan cuping hidung, pada TC 4. Hiperoksigenasi adalah teknik terbaik
terdengar suara ronkhi di Observasi untuk menghindari hipoksemi akibat
lapang paru kanan dan kiri, • Monitor pola napas penghisapan dan harus digunakan pada
penggunaan ventilasi mekanik semua prosedur penghisapan.
24
dan TC, RR 22-33 x/mnt, klien • Monitor bunyi napas Observasi
beberapa kali minta untuk di tambahan 1. Untuk mendeteksi adanya tanda bahaya
suction karena sesak. • Monitor sputum 2. Penurunan bunyi nafas dapat
menunjukkan atelektasis. Ronki, mengi
menunjukkan akumulasi
sekret/ketidakmampuan untuk
membersihkan jalan nafas yang dapat
menimbulkan penggunaan otot
aksesori pernafasan dan peningkatan
kerja pernafasan
3. Pengeluaran sulit bila sekret sangat
tebal (mis. Efek infeksi dan/atau tidak
adekuat hidrasi). Sputum berdarah
kental atau darah cerah diakibatkan
oleh kerusakan (kavitasi) paru atau luka
bronkial dan dapat memerlukan
evaluasi/intervensi lanjut.
4 Intoleransi aktivitas b.d L.05047 I.05178 Observasi:
ketidakseimbangan suplai dan Toleransi Aktivitas Manajemen Energi Untuk mengetahui status kelelahan Klien
kebutuhan oksigen ditandai Setelah dilakukan Observasi: dan tingkat emosi
dengan klien mengeluh sesak, tindakan keperawatan Monitor kelelahan fisik dan
Terapeutik
klien tampak lemah, status selama 3x7 jam, emosional
hemodinamik tidak stabil diharapkan tingkat Terapeutik 1. Rentang gerak/Range Of Motion
diantaranya nadi paling tinggi intoleransi aktivitas 1. Lakukan rentang gerak aktif (ROM) adalah latihan menggerakkan
121 x/mnt (14.00) dan terendah meningkat dengan atau pasif bagian tubuh untuk memelihara
132 x/mnt (11.00). TD paling kriteria hasil: 2. Bantu klien memenuhi ADL fleksibilitas dan kemampuan gerak
tinggi 129/79 (12.00) mmHg 1. Frekuensi nadi seperti nutrisi, cairan, sendi. Latihan range of motion (ROM)
dan paling rendah 105/65 membaik (80- eliminasi, istirahat dan tidur, adalah latihan yang dilakukan untuk
mmHg (14.00). RR paling 100x/mnt) aktivitas dan personal hygiene
mempertahankan atau memperbaiki
rendah 20 x/mnt (13.00) dan 2. Kondisi umum Edukasi
paling tinggi 33 x/mnt (11.00), lemah membaik Anjurkan tirah baring untuk tingkat kesempurnaan kemampuan
hasil AGD asidosis respiratorik miring kanan dan kiri. menggerakan persendian secara normal
25
terkompensasi sebagian, ADL 3. Tekanan darah Kolaborasi dan lengkap untuk meningkatkan
dibantu oleh perawat. membaik (120/80 1. Kolaborasi dengan ahli gizi massa otot dan tonus otot.
mmHg) tentang cara meningkatkan 2. Untuk memudahkan dan membantu
4. Frekuensi napas asupan makanan
Klien dalam melakukan ADL (Active
membaik (16-
20x/mnt) Daily Living).
Edukasi
Perubahan posisi pasien rutin digunakan
selama di unit perawatan intensif. Tujuan
perubahan posisi tidak hanya untuk
meningkatkan transport oksigen, namun
juga untuk profilaksis, mengutamakan
kenyamanan, mencegah pembentukan
ulkus, mengurangi kejadian deep vein
thrombosis, emboli paru, atelectasis dan
pneumonia. Posisi lateral kiri dengan posisi
30 derajat mampu meningkatkan nilai
tekanan O2 (Hafifah, Rahayu, & Hakim,
2021).
Kolaborasi
Agar kondisi klien pulih dan stabil kembali
dengan adanya energi dari asupan makanan
sesuai dengan kebutuhannya.
5 Infeksi b.d tindakan invasif L.14137 I.14564 Observasi
ditandai dengan leukosit 11.59 Tingkat Infeksi Perawatan Luka TC dan 1. Mengetahui perkembangan
(meningkat), terdapat luka Setelah dilakukan CVC karakteristik dari luka
pemasangan TC, terpasang tindakan selama 2x3 Observasi 2. Adanya kemerahan dan rasa panas pada
ventilator dengan mode ST, hari tingkat infeksi • Monitor karakteristik luka luka merupakan menandakan adanya
menurun. Dengan (drainase, warna, ukuran, bau) infeksi.
26
terpasang CVC, terpasang kriteria hasil leukosit • Monitor tanda-tanda infeksi Terapeutik
infus pump, terpasang NGT. membaik (4.4-11.3) Terapeurik - Meningkatkan penyembuhan dan
• Lakukan perawatan luka menghindari infeksi pada luka operasi.
dengan tindakan aseptif - Dengan nutrisi yang baik dapat
• Berikan nutrisi via NGT meningkatkan daya tahan tubuh.
Kolaborasi Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik Dapat mencegah infeksi dan penyebaran
kejaringan sekitar aliran darah asalkan baik
cara dan dosis sesuai dengan keadaan klien
6 Risiko jatuh ditandai dengan L.14138 I.14540 Terapeutik
pengkajian resiko jatuh MFS Tingkat Jatuh Pencegahan Jatuh 1. Mencegah tempat tidur berpindah-
yaitu 60 (resiko jatuh tinggi), Setelah dilakukan Terapeutik pindah
klien tampak lemah, usia 63 tindakan keperawatan 1. Pastikan roda tempat tidur 2. Mencegah Klien jatuh dari tempat
tahun. 3x5 menit tingkat jatuh selalu terkunci tidur.
menurun dengan 2. Pasang handrail tempat tidur Observasi
kriteria hasil jatuh dari Observasi 1. Mengetahui faktor yang dapat
tempat tidur menurun 1. Identifikasi faktor risiko jatuh menyebabkan jatuh diantaranya usia 60
2. Identifikasi faktor lingkungan tahun, penurunan tingkat kesadaran,
yang meningkatkan risiko defisit kognitif, hipotensi ostostatik,
jatuh gangguan keseimbangan, gangguan
3. Hitung resiko jatuh dengan penglihatan, neuropati.
menggunakan skala setiap 2. Mengetahui situasi lingkungan sekitar
hari Klien yang dapat menyebabkan jatuh
3. Skala risiko jatuh dapat menggunakan
fall morse scale
27
16. IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN
29
stabil: TD sistolik 120-135, TD
diastolik 64-78, RR 20-30, suhu
masih normal, SpO2 82-99, nadi
87-98. TD tertinggi pada pukul
12.00 dan terendah pukul 11.00,
RR tertinggi pada pukul 10.00
dan terendah pukul 11.00, nadi
terendah pukul 09.00 dan
tertinggi pukul 13.00, SpO2
tertinggi pukul 11.00 dan
terendah pukul 08.00.
Dx 2 Senin, • Mempertahankan kepatenan jalan S:
13/02/23 napas Klien mengatakan tidak terlalu
10.00 • Memposisikan semi fowler sesak setelah di suction (berbicara
• Melakukan hiperoksigenasi tanpa suara karena terpasang TC
sebelum pengisapan endotrakeal dan ventilator)
• Melakukan penghisapan lendir O:
kurang dari 15 detik • Jalan napas bebas setelah
• Memonitoring sputum dilakukan suction
• Sebelum dilakukan suction,
diberikan oksigen 100% di
setting melalui ventilator
mekanik Devi Oktaviani
Selasa, • Memposisikan semi fowler • Suction dilakukan melalui TC Supendi
14/02/23 • Melakukan hiperoksigenasi sebanyak 2 kali
16.00 sebelum pengisapan endotrakeal • Pola napas reguler dengan
• Melakukan penghisapan lendir inspirasi dan ekspirasi 1:2, RR
kurang dari 15 detik 21 x/mnt
• Memonitoring sputum • Bunyi napas vesikuler setelah
• Memonitoring pola napas suction
• Memonitoring bunyi napas • Sputum berwarna bening sedikit
30
tambahan kekuningan
31
Rabu, 15/02/23 • Membantu klien memenuhi
07.35 kebutuhan ADL yaitu mengganti
pampers karena BAK dengan
berat 250 gram
• Membantu klien memenuhi
07.40 kebutuhan ADL yaitu pemberian
nutrisi rice blander via NGT
sebanyak 250 cc
• Membantu melakukan oral
hygiene
09.00 • Membantu klien memenuhi
kebutuhan ADL yaitu pemberian
cairan NaCl 0,9% melalui infus
pump dengan rate 40 cc
• Menganjurkan tirah baring untuk
miring kanan dan kiri.
33
18. EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
EVALUASI KEPERAWATAN
34
Dx 2 S:
Klien mengatakan tidak terlalu sesak setelah di suction (berbicara tanpa suara karena terpasang TC dan ventilator)
O:
• Jalan napas bebas setelah dilakukan suction
• Sebelum dilakukan suction, diberikan oksigen 100% di setting melalui ventilator mekanik
• Suction dilakukan melalui TC sebanyak 2 kali
• Suctioning dilakukan sebelum pemberian nutrisi
• Pola napas reguler dengan inspirasi dan ekspirasi 1:2, RR 21 x/mnt
• Bunyi napas vesikuler setelah suction, namun kembali ronkhi setelah beberapa jam suction
• Sputum berwarna bening kekuningan
A:
Masalah teratasi sebagian (Bersihan jalan napas b.d sputum berlebih)
P:
Manajemen jalan napas dilanjutkan
Dx 3 S:
Sulit dikaji karena pasien terpasang ventilator
O:
o GCS E4M6VTC
o TD sistolik 103-124, TD diastolik 63-67, RR 21-29, suhu masih normal, SpO2 85-96, nadi 102-114. TD tertinggi
pada pukul 21.00 dan terendah pukul 18.00, RR tertinggi pada pukul 17.00 dan terendah pkul 16.00, nadi
terendah pukul 16.00 dan tertinggi pukul 20.00, SpO2 tertinggi pukul 16.00 dan terendah pukul 18.00.
o Klien melakukan tirah baring miring kanan dan kiri
o ADL nutrisi 6xsehari rice blander 250 cc via NGT terpenuhi, eliminasi BAK dan BAB terpenuhi, personal
hygiene terpenuhi,
o Kondisi klien masih tampak lemah.
A:
Masalah teratasi sebagian (Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen)
35
P:
Toleransi aktivitas tetap dilanjutkan dengan memenuhi kebutuhan ADL.
Dx 4 S:
Sulit dikaji karena pasien terpasang ventilator
O:
o Ukuran luka TC 5 x 5 x 2cm
o Luka TC tampak kering
o Luka CVC tidak berbau dan tampak kering
o Luka TC dibalut dengan kassa sebelah kanan dan kiri
o Luka CVC dibalut dengan kassa steril dan hipafix
o Hasil lab (14/02/23) leukosit 19.34 (tinggi)
A:
Masalah belum teratasi (Infeksi b.d tindakan invasif)
P:
Manajemen perawatan luka dan pencegahan infeksi tetap dilanjutkan, kolaborasi pemberian antibiotik
Dx 5 S:
Sulit dikaji karena pasien terpasang ventilator
O:
• Roda tempat tidur terkunci
• Handrail terpasang
• MFS 60 (resiko jatuh tinggi)
A:
Masalah teratasi (Risiko jatuh ditandai usi 63 tahun)
P:
Pencegahan jatuh dilanjutkan
36
DAFTAR PUSTAKA
Hafifah, I., Rahayu, F. R., & Hakim, L. (2021). Studi Kasus: Evaluasi Status
Hemodinamik Pasien Dengan Ventilator Mekanik Pasca Mobilisasi Harian
(Supinasi - Lateral) di Ruang ICU RSUD Ulin Banjarmasin. Faletehan Health
Journal, 8(1), 51–57. http://doi.org/10.33746/fhj.v8i01.139
Kusuma, I. B. W. P., & Atmajaya, I. N. (2015). Penyapihan Ventilasi Mekanik.
Jurnal Kedokteran Universitas Udayana, 25, 42–47.
PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Defnisi dan
Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Defnisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Defnisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
37