Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.

S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CEDERA OTAK RINGAN (COR)
DI RUANG BOUGENVILLE RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN

DOSEN PEMBIMBING :

Yasin Wahyurianto, S.Kep.,Ns.,M.Si

DISUSUN OLEH :

1. Eva Riana (P27820517006)


2. Lailatul Muamanah (P27820517015)
3. Galuh Meta P. (P27820517033)
4. Dwi Maya Novitasari (P27820517036)
5. Nur Isnaini Wulan R. (P27820517039)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

PRODI DIII KPERAWATAN KAMPUS TUBAN

JALAN Dr.WAHIDIN SUDIROHUSODO NO. 02 TUBAN

2020
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN CEDERA OTAK TINGAN (COR)

A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Nama : Tn “S”
Usia : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Leran, Wetan
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Sopir
No. RM : 109216
Diagnosa Medis : Cedera Otak Ringan (COR)
Tanggal MRS : 14 November 2014 Pukul 19.50
Tanggal Pengkajian : 17 November 2014

2. Keluhan Utama
Pusing

3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga klien mengatakan bahwa klien kecelakaan di jalan Desa jatuh sendiri
pada pukul 18.00 WIB. Klien mengendarai motor tanpa menggunakan helm
dan dalam keadaan mabuk. Klien tidak sadarkan diri, kurang lebih beberapa
jam setelah kejadian klien sadar namun saat sadar klien mengeluh kaku di
tengkuk dan pusing, terlihat sangat lemah dan pucat. Terdapat luka babras di
wajah dan tangan kanan dan kiri klien.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga klien mengatakan bahwa klien pernah masuk ke RS dengan kejadian
yang sama, klien mengalami kecelakaan yang sama 13 tahun lalu, kaki kanan
klien patah dan pernah terpasang platina.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menular ataupun penyakit menular ataupun penyakit keturunan keluarga.

4. Pola Fungsi Kesehatan


1) Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Keluarga klien mengatakan jika klien ataupun anggota keluarga yang
sakit akan diobati dengan sendiri dengan pengobatan tradisional. Namun jika
tidsk dapat diatasi dibawa ke RS
2) Pola aktivitas dan olharaga
Sebelum MRS : klien mengatakan setiap hari bekerja sebagai supit mobil/ truk.
Klein dirumah sering berolahraga sepak bola bersama tetangga
Saat MRS : klien mengatakan hanya berbaring ditempat tidur, sulit
bergerak, kadang kepala terasa pusing. Aktivitas klien saat di RS menjadi
terganggu karena nyeri pada luka.
3) Pola istirahat dan tidur
Sebelum MRS : klien mengatakan biasanya istirahat siang 1-2 jam kalau tidak
menyopir. Dan tidur pada malam hari 7-8 jam. Klien mengatakn memiliki
kebiasaan memonton TV bersama keluarga sebelum tidur.
Saat MRS : klien mengatakn tidak ada gangguan pola tidur kecuali saat
pertama masuk RS karena badan terasa nyeri semua. Klien mengatakan di Rs
lebihlama tidur siangnya daripada dirumah
4) Pola nutrisi dan metabolism
Sebelum MRS : klien mengatakan kalau dirumah makan 3x sehari, makan
menu yang disediakan menu dirumah dan minum 6-8 gelas air putih setiap
hari
Saat MRS : klien mengatakan nafsu makannya masih baik seperti
dirumah. Klien di RS mendapatkan diet TKTP. Makan makanan yang
disediakan RS 3x sehari
5) Pola eliminisi
Sebelum MRS : klien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi baik dan
BK lancer dengan frekuensi yang normal
Saat MRS : klien mengatakan BAB dan BAK sama baik saat dirumah
6) Pola personal hygiene
Sebelum MRS : klien mengatakan mandi 2x sehari, menggosok gigi dan
membersihkan rambut secara rutin
Saat MRS : klien tetap membersihkan tubuh meskipun hanya dibersihkan
dengan air hangat menggunakan washlap dibantu dengan istri dan saudaranya
7) Pola kognitif
Daya ingat klien masih baik, hal ini dibuktikan dengan klien dapat
mengingat tanggal lahir klien, lulusan SD mana, nama klien lupa awal mula
sebelum terjadinya kecelakaan hingga klien dibawa RS saat tidak sadar dan
kepala pusing terus.
8) Pola konsep diri dan persepsi diri
Klien mengatakan perannya sebgaia kepala keluarga menjadi
terganggu Karen setelah kecelakaan dan selama dirawat di RS klien tidak
bekerja dan tidak bisa mendapat pengasihalan
9) Pola peran dan hubungan
Hubungan klien dan keluarga baik ataupun dengan masyarakat, hal ini
dibuktikan dengan banyaknya keluarga yang menjenguk klien saat dirawat di
RS
10) Pola pertahanan diri
Klien mengatakan bila ada masalah klien akan bercerita pada istrinya
11) Pola keyakinan dan nilai
Klien beragam Islam, sebelum MRS klien rutin menjalankan sholat 5
waktu, namun saat MRS klien tidak menjalankan ibadah sholat dengan rutin.

5. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran : menurun
GCS : E: 4 V:5 M: 6
TTV : TD 120/80mmHg Nadi: 88x/menit Suhu: 36,3oC
RR: 20x/menit
2) Kepala
Warna rambut hitam, nersih. Terdapat benjolan atau masa terdapat lesi dan
nyeri tekan, terdapat luka babras di pipi
3) Mata
Mata kanan dan kiri simetris, konjungtiva pucat, tidak ada lesi. Penglihatan
baik tidak memakai alat bantu penglihatan
4) Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada pembengkakan, terdapat lesi disekitar luar
hidung, tidak ada nyeri tekan, fungsi penciuman baik
5) Telinga
bentuk kedua simetris, tidak ada lesi dan nyeri tekan
6) Mulut
Tidak ada lesi, bibir lembab, fungsi pengecapan baik, tidak terdapat
perdarahan dan peradangan dan gangguan menelan juga tidak ada
7) Dada
Bentuk dada simetris, pergerakan dada normal, tidak terdapat benjolan, tidak
ada nyeri tekan, suara napas normal
8) Perut
Inspeksi : perut simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tidak ada asites/cairan
Auskultasi : peristaltic usus normal 16x/menit
9) Kulit
Turgor kulit baik, terdapat luka babras pada pipi dan kedua tangan
10) Genetalia
Klien berjenis kelamin laki-laki, klien mengatakan tidak ada gangguan pada
system reproduksinya
11) Ekstremitas
Atas : kedua tangan klien simetris, tangan kanan dan kiri dapat bergerak
dengan baik, namun kedua tangan klien terdapat luka babras yang masih
merah
Bawah : kaki klien simetris, kedua kaki bergerak dengan baik
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
No Jenis Pemeriksaan Metode Hasil Normal
Hematologi Rutin
1. Hemoglobin Cyanmeth 14,5 13,4-17,5 g/dl
2. PCV Autoanalisis 41 40-54%
3. Eritrosit Flowcytometri 4.440.000 4-6 Jt / cmm
4. Hitung jenis sel Mikroskopis   0-3/0-5/0-2/50-70/20-40/4-10
5. Leukosit Flowcytometri 23.100 4000-11000/cmm
6. Trombosit Flowcytometri 291.000 140.000-350.000 /cmm
7. MCV Autoanalisis 92,3 82-92 Fl
8. MCH Autoanalisis 32,7 27-31 Pg
9. MCHC Autoanalisis 35,4 32-37 g/dl
Glukosa
Glukosa darah
10. GOD-PAP 114 140 mg/dl
sewaktu

7. Terapi
1
- Infus D5 NS 500 ml 20tpm
2
- Injeksi Cefotaxim 2x1 gr IV
- Injeksi Ketorolax 3x30 mg IV
- Injeksi Ranitidine 3x50 mg IV
- Injeksi Piracetam 3x3 gr IV

8. Analisa Data
N Data Etiologi Masalah
O
1 Ds : - klien mengatakan post Adanya proses Potensial
kecelakaan pendesakan akibat terjadinya
- Klien mengatakan penumpukan cairan peningkatan
kecelakaan pada di otak tekanan intra
tanggal 14 nov 2014, kranial
klien jatuh sendiri Penurunan kesadaran
karena mabuk
- Klien mengatakan
tidak ingat kejadian
itu bisa terjadi
- Klien mengatakan
nyeri pada kepala

Do : - keadaan umum : cukup


- Kesadaran menurun
- GCS : 4 5 6
- TD : 120/80mmHg
- Nadi : 88x/menit
- Suhu : 36,3o C
- RR : 20x/menit
- Klien tampak lemas
dan pucat
2 Ds : - klien mengatakan Agen injuri fisik Nyeri akut
masih nyeri kepala
- Nyeri pada seluruh
tubuh apalagi di luka- Laserasi luka pada
luka tangan dan wajah kepala dan kulit
tubuh
Do : - keadaan umum : cukup
- Klien tampak meringis
kesakitan
- Skala nyeri 7
- Klien bedrest, lemas
- Terdapat perdarahan
luka di dahi, luka
babras di wajah dan
kedua tangan
- TTV :
TD : 120/80mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,3o C
RR : 20x/menit

9. Diagnosa Keperawatan
1. Potensial terjadinya peningkatan tekanan intracranial berhubungan dengan adanya
proses pendesakan akibat penumpukan cairan di otak (penurunan kesadaran).
2. nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik (adanya laserasi luka pada kepala
dan kulit tubuh).

10. Perencanaan Keperawatan

Dx1: Potensial terjadinya peningkatan tekanan intracranial berhubungan dengan adanya


proses pendesakan akibat penumpukan cairan di otak (penurunan kesadaran).

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan tekanan
intracranial kembali normal

Kriteria hasil :

1. Kesadaran baik GCS 4 5 6


2. Pupil tidak melebar, isokor
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal

Intervensi

1. Kaji status neurologis yang berhubungan dengan tanda-tanda peningkatan TIK


terutama GCS
Rasional : dapat di temukan secara dini adanya tanda-tanda peningkatan TIK sehingga
dapat menentukan arah tindakan selanjutnya.
2. Monitor tanda-tanda vital
Rasional : dapat mendeteksi secara dini adanya tanda-tanda peningkatan TIK
3. Monitor asupan dan pengeluaran setiap 8 jam sekali
Rasional : untuk mencegah kelebihan cairan yang dapat menambah odema cerebri
sehingga terjadinya peningkatan TIK
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan antiodema seperti
manitol, gliserol, dan lasix,
Rasional : obat-obatan tersebut berguna untuk menarik cairan dari intraseluler ke
ekstraseluler.

Seperti yang diuraikan pada intervensi di atas, status neurologis yang berhubungan
dengan tanda-tanda peningkatan TIK terutama yaitu pusing, terjadinya penurunan
kesadaran yang bisa terjadi resiko pasien jatuh. Untuk itu perlu adanya tambahan
tindakan keperawatan yaitu:
- Pertahankan posisi side rail (pagar tempat tidur) terkunci.
- Amankan lingkungan sekitar dengan mengunci bed dan pengaman pasien.
- Berikan gelang identifikasi pada pasien yang beresiko jatuh
- Berikan segitiga papan penanda (segitiga fall risk) yang diletakkan di sekitar bed
pasien

Dx2 : nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik (adanya laserasi luka pada kepala dan
kulit tubuh).

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri menurun
atau hilang

Kriteria hasil :

1. Pasien merasa nyaman


2. Pasien bisa tidur normal
3. Skala nyeri menurun

Intervensi

1. Jelaskan pada pasien tentang setiap tindakan yang akan dilakukan


Rasional : pasien mau bekerja sama dengan perawatan dengan setiap tindakan yang
dilakukan.
2. Kaji tingkat atau skala nyeri pasien
Rasional : mengetahui tingkat atau skala nyeri pasien sehingga mempermudah
melakukan tindakan dan pemberian terapi
3. Bantu pasien mendapatkan posisi yang paling nyaman
Rasional : menjaga pasien agar tetap merasa nyaman.
4. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : mengetahui kondisi perkembangan pasien
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi (analgesik)
Rasional : mempercepat penyembuhan pasien.

Dari beberapa intervensi diatas terdapat intervensi pemberian obat, dalam pemberian
obat harus diperhatikan minimal 7 benar dalam pemberian obat yang meliputi benar
pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute, benar dokumentasi, dan
benar informasi. Dalam hal ini harus di perhatikan supaya keselamatan pasien dapat
terjamin, sehingga peningkatkan keamanan obat yang perlu di waspadai adalah :

1. Benar Pasien:

- Gunakan minimal 2 identitas pasien.


- Cocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi tertulis.
- Anamnesis riwayat alergi.
- Anamnesis lengkap riwayat obat/ penggunaan obat saat ini dan buat daftar obat-obat
tersebut.
- Bandingkan pemberian obat saat ini dengan daftar obat yang digunakan pasien di
rumah (termasuk kelalaian, duplikasi, penyesuaian, kehilangan/ menghilangkan,
interaksi, atau tambahan obat).
- Identifikasi pasien yang akan mendapat obat dengan kewaspadaan tinggi dilakukan
oleh dua orang yang kompeten double check.
2. Benar Obat

- Beri label semua obat dan tempat obat dan larutan lain.
- Obat dan larutan lain di lokasi perioperatif atau ruang prosedur yang tidak akan segera
dipakai juga harus diberi label.
- Pemberian label di lokasi perioperatif atau ruang prosedur dilakukan setiap kali obat
atau larutan diambil dari kemasan asli ke tempat lainnya.
- Pada label, tuliskan nama obat, kekuatan, jumlah, kuantitas, pengenceran dan volume,
tanggal persiapan, tanggal kadaluarsa jika tidak digunakan dalam 24 jam dan tanggal
kadaluarsa jika kurang dari 24 jam.
- Semua obat atau larutan diverifikasi oleh 2 orang secara verbal dan visual jika orang
yang menyiapkan obat bukan yang memberikannya ke pasien. 
- Pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah obat disiapkan jika tidak segera
diberikan.
- Jangan memberi label pada syringes atau tempat kosong, sebelum obat disiapkan/
diisi. 
- Siapkan satu obat atau larutan pada satu saat. Beri label hanya untuk satu obat atau
larutan pada satu saat.
- Buang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada labelnya.
- Buang semua tempat obat berlabel di lokasi steril segera setelah operasi atau prosedur
dilakukan (ini berarti tempat obat orisinal disimpan sampai tindakan selesai).
- Saat pergantian tugas/ jaga, review semua obat dan larutan oleh petugas lama dan
petugas baru secara bersama. 
- Ubah daftar obat/ kardeks jika terdapat perubahan obat. 
- Kebenaran jenis obat yang perlu kewaspadaan tinggi di cek oleh dua orang yang
kompeten double check.
3. Benar Dosis

- Dosis/ volume obat, terutama yang memerlukan kewaspadaan tinggi, dihitung &
dicek oleh dua orang yang kompeten (double check). 
- Jika ragu konsultasi ke dokter yang menulis resep.
- Berkonsentrasi penuh saat menyiapkan obat, dan hindari gangguan.
4. Benar Waktu

- Sesuai waktu yang ditentukan: sebelum makan, setelah makan, saat makan.


- Perhatikan waktu pemberian: 3 x sehari tiap 8 jam, 2 x sehari tiap 12 jam, Sehari
sekali tiap 24 jam, Selang sehari tiap 48 jam
- Obat segera diberikan setelah diinstruksikan oleh dokter.
- Belum memasuki masa kadaluarsa obat.
5. Benar Cara/ Route Pemberian

- Cara pemberian obat harus sesuai dengan bentuk/ jenis sediaan obat: Slow-
Release tidak boleh digerus dan Enteric coated tidak boleh digerus.
- Obat-obat yang akan diberikan per NGT sebaiknya adalah obat cair/ sirup.
- Pemberian antar obat sedapat mungkin berjarak.
- Jadwal pemberian obat dan nutrisi juga berjarak.
6. Benar Dokumentasi

- Setiap perubahan yang terjadi pada pasien setelah mendapat obat harus
didokumentasikan.
- Setiap dokumen klinik harus ada bukti nama dan tanda tangan/ paraf yang melakukan.
- Setelah memberikan obat, langsung di paraf dan diberi nama siapa yang memberikan
obat tersebut.
- Setiap perubahan jenis/ dosis/ jadwal/ cara pemberian obat harus diberi nama & paraf
yang mengubahnya.
- Jika ada coretan yang harus dilakukan: buat hanya satu garis dan di paraf di
ujungnya. 
- Dokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan: Efek Samping Obat (ESO)
dicatat dalam rekam medik & Form Pelaporan Insiden + Formulir Pelaporan Efek
Samping Obat. Pelaporan Insiden dikirim ke Tim Keselamatan Pasien di Unit
Pelayanan Jaminan Mutu. Pelaporan Efek Samping Obat dikirim ke Komite Farmasi
dan Terapi. 
- Dokumentasikan Kejadian Nyaris Cedera terkait pengobatan à Form Pelaporan
Insiden ke Tim Keselamatan Pasien. 
- Dokumentasikan Kejadian Tidak Diharapkan (Form Pelaporan Insiden ke Tim
Keselamatan Pasien).
7. Benar Informasi

- Semua rencana tindakan/ pengobatan harus dikomunikasikan pada pasien & atau
keluarganya, termasuk pasien di ICU (hak pasien!).
- Jelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar.
- Jelaskan efek samping yang mungkin timbul.
- Rencana lama terapi juga dikomunikasikan pada pasien. 
- Tips: semua informasi yang telah diberikan pada pasien & keluarganya ini ditulis
dalam “Form Penjelasan & Pendidikan Dokter kepada Pasien” yang ada di dalam
paket rekam medik dan ditandatangani oleh dokter dan pasien/ keluarga pasien.
CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA DATA IMPLEMENTASI EVALUASI (Tgl EVALUASI (Tgl EVALUASI (Tgl
18/11 2014) 19/11 2014) 20/11 2014)
Dx1: Potensial Ds: 1. Mengobservasi S: S: S:
terjadinya - Klien status neurologs - Kien - Klien - Klien
penigkatan mengatakan (mengkaji GCS mengatakan mengatakn mengatakn
TIK b.d post klien) kepala masih pusing sudah pusing sudah
adanya proses kecelakaan 2. Mengobservasi pusing sekali hilang tapi hilang tapi
pendesakan - Klien TTV - Klien masih muncul timbul
akibat mengatkan 3. Memonitor input mengatakn sewaktu- kadang-
penumpukan kecelakaa cairan masih waktu kadang timbul
cairan di otak tanggal 14 4. Mengajak berusaha - Klien - Klien sudah
(penurunan November komunikasi klie mengingat mengatakan menjalin
kesadaran) 2014, klien saat waktu santai ingat kejadian sudah sedikit komunikasi
jatuh sendiri 5. Memberikan posisi kecelakaan ingat beliau dengan baik
karena mabuk yang nyaman saat kecelakaan dengan
- Klien istirahat 0: dimana keluarga
mengatakan 6. Kolaborasi dengan - Keadaan
tidak ingat tim medis untuk umum baik O: O:
saat kejadian pemberian terai - Kesadaran - Keadaan - Keadaan
terjadi yang telah composmentis umum baik umum baik
- Klien diberikan: - GCS: 4 5 6 - Kesadaran - Kesadaran
mengatakan - Inj. Cefotaxime - Klien suda composmentis composmentis
kepala sering 2x1 gr IV mau diajak - GCS: 4 5 6 - GCS: 4 5 6
pusing (nyeri) - Inj. Ketorolac bicara agak - Klien suda - Klien sudah
3x30 mg IV lama dan mau diajak mlai latihan
Do: - Inj. Ranitidin 3x50 menjawab bicara agak duduk dan
- Kedaan umum mg IV pertanyaan lama dan mobilisasi
cukup - Inj. Piracetan 3x3 - Klien masih menjawab - TTV: TD:
- Kesadaran gr IV tampak lemah pertanyaan 120/80
umum - TTV: TD: - Klien masih mmHg, Nadi:
- GCS: 4 5 6 120/80 tampak lemah 88 x/menit,
- TTV: TD: mmHg, Nadi: - TTV: TD: RR: 20
120/80 84 x/menit, 120/80 x/menit, Suhu:
mmHg, Nadi: RR: mmHg, Nadi: 37,50C
88 x/menit, 20x/menit, 80 x/menit,
RR: Suhu: 36,60C RR: 24 A: masalah belum
20x/menit, x/menit, Suhu: tertatasi sebagaian
Suhu: 36,30C A: masalah belum 35,70C
- Klien tampak tertasi A: masalah belum P: intervensi
lemah dan tertatasi sebagian dilajutkan
pucat P: intervensi
- Terdapat dilajutkan P: intervensi
perdarahan dilajutkan
dan luka di
dahi
Dx2 : nyeri Ds : 1. Menjelaskan pada S: S: S:
akut - Nyeri pada klien segala - klien - Klien - Klien
beruhubungan seluruh tubuh tindakan yang mengatakan mengatakan mengatakan
dengan agen apalagi di luka akan dilakukan nyeri nyeri sudah nyeri sudah
injury fisik kedua tangan 2. Mengkaji skala diseluruh menurun agak hilang,
(laserasi luka dan wajah nyeri yang tubuh, yang - Klien timbul
pada kepala - 7 Klien dirasakan klien paling sakit mengatakan kadang-kadag
dan kulit mengatakan , 3. Memotivasi klien didaerah luka tangannya bila luka
tubuh) masih nyeri untuk selalu - Klien sudah tidak tersenggol
kepala mobilisasi mengatakan kaku dengan benda
DO : 4. Mengobservasi sulit bergerak lain
- Keadaan TTV O: - Klien
umum cukup 5. Memberikan posisi O:- - Keadaan mengatakan
baik yang nyaman pada - keadaan umum baik tangannya
- Klien tampak klien umum cukup - Klien sudah mudah
meringis 6. Kolaborasi untuk - Klien masih berstirahat digerakkan
kesakitan melakukan rawat merintih dengan
- Skala nyeri 7 luka dan injeksi kesakitan nyenyak O:
- Klien bedrest analgesic pada - Skala nyeri 6 - Luka sudah - Keadaan
- Klien tampak klien - Luka masih mulai kering umum baik
belom kering - Skala nyeri 4 - Klien tampak
lemah
Klien 7bed - TTV: TD: latihan duduk
- Terdapat -
120/80 - Luka sudah
perdarahan rest dan
mmHg, Nadi: kering
luka di dahi, tampak lemah
88 x/menit, - Skala nyeri 4
luka babras di - TTV :
RR: 24 - TTV: TD:
wajah dan TD: 120/80
kedua tangan mmHg x/menit, Suhu: 120/80
- TTV : Nadi : 35,70C mmHg, Nadi:
TD : 120/80 84x/menit 88 x/menit,
mmHg S: 36,6 °C A: masalah teratasi RR: 20
Nadi : 88 RR : 20 sebagian x/menit, Suhu:
x/menit x/menit 37,50C
Suhu : 36,3 °C A: Masalah belum P: intervensi
RR : 20 teratasi dilanjutkan A: masalah teratasi
x/menit sebagian
P: intervensi
dilanjutkan P: intervensi
dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai