Disusun Oleh :
A. LATAR BELAKANG
Definisi sehat yang dikemukakan oleh World Health Organization (WHO)
merupakan keadaan lengkap fisik,mental dan kesejahteraan sosial dan tidak hanya tidak
adanya penyakit atau kelemahan. Batasan (WHO) tentang kesehatan ini menjelaskan bahwa
yang dimaksud sehat bukan hanya sekedar bebas dari penyakit atau kelemahan,melainkan
hadirnya tiga kriteria sehat yaitu: terbebas dari kekurangan (complete) secara fisik, mental
dan sejahtera social (Utami, 2017).
Keadaan sehat baik fisik,mental maupun sosial manusia tergantung seberapa
tingginya tingkat aktivitas dan mobilitas manusia.Indonesia merupakan negara berkembang
yang tingkat mobilitas dan kebutuhan warganya terus meningkat dari tahun ke tahun,pastinya
merasa kesulitan mengatur waktu karena waktu yang mereka miliki tidak sebanding dengan
aktifitas dan kebutuhan yang harus mereka lakukan,akibatnya terburu buru dan kurangnya
kehati-hatian dalam beraktivitas.Hal ini umumnya memicu terjadinya kecelakaan dalam
bekerja maupun kecelakaan bermotor yang akan menyebabkan cedera (Ririn Purwanti, 2017).
Cedera yaitu dampak dari agen eksternal yang menimbulkan kerusakan fisik maupun
mental.Cedera termasuk salah satu dari beberapa penyebab utama morbiditas dan mortalitas
di dunia.Prevalensi cedera pada tahun 2007 mencapai 7,5% dan mengalami peningkatan
tahun 2013 yaitu 8,5%.Melihat karakteristik perkembangannya toddler lebih beresiko
mengalami cedera.Hal ini dapat berdampak pada psikologis, terganggunya proses
pertumbuhan dan perkembangannya dikemudian hari,menimbulkan kecacatan bahkan lebih
fatal bisa menyebabkan kematian (Hastuti, 2017) cedera yang sering kita jumpai dari kejadian
tersebut adalah penyakit musculoskeletal, seperti tendinitis, ostheoarthritis dan fracture (Ririn
Purwanti, 2017).
Penyakit muskuloskeletal merupakan salah satu penyakit dan cedera yang banyak
ditemukan di hampir seluruh dunia,bahkan WHO sudah menetapkan bahwa dalam 10 tahun
terakhir sebagai “The Bone and Joint Decade”(Ramadhani et al., 2019). Cedera adalah
kondisi seseorang yang mempunyai gangguan fisik seperti hilangnya sebagian atau kurang
berfungsinya anggota badan sebagai akibat dari trauma yang pernah dialami (Kemenkes RI,
2018). Trauma merupakan suatu cedera atau rudapaksa yang dapat mencederai fisik maupun
psikis. Trauma jaringan lunak muskuloskeletal dapat berupa luka (vulnus),perdarahan, memar
(kontusio),regangan atau robekan parsial (sprain),putus atau robekan (avulsi atau rupture),
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah ini adalah
bagaimana Asuhan Keperawatan pada Klien dengan post operatif Fracture Di RS Roemani
Muhammadiyah Semarang Tahun 2022
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penulisan proposal karya tulis ilmiah ini dibedakan menjadi dua
tujuan yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang Asuhan
Keperawatan pada klien dengan Post operatif Fracture DI rs Roemani Muhammadiyah
Semarang tahun 2022
2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji klien dengan post operatif fracture di RS Roemani Muhammadiyah
semarang
b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan post opertif fracture di RS
Roemani Muhammadiyah semarang
c. Menyususn perencanaan keperawatan pada klien dengan post operatif fracture RS
Roemani Muhammadiyah semarang
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan post operatif fracture di RS
Roemani Muhammadiyah semarang
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan post operatif fracture di RS
Roemani Muhammadiyah semarang
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti
Hasil karya tulis ilmiah diharapkan dapat menjadikan pengalaman belajar di lahan praktik
dan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang asuhan keperawatan klien dengan
Post Operatif fracture yang dilakukan di RS Roemani Muhammadiyah semarang.
2. Bagi tempat penelitian Hasil karya tulis ilmiah diharapkan dapat memberikan masukan
atau saran dan bahan dalam merencanakan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Post
Operatif Fracture di RS Roemani Muhammadiyah semarang.
3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan Hasil karya tulis ilmiah diharapkan dapat
memperoleh gambaran tentang aplikasi teori Asuhan Keperwatan pada Klien dengan Post
Operatif Fracture secara langsung
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
2. Etiologi
a. Cedera dan benturan seperti pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter
mendadak, kontraksi otot ekstrim.
b. Letih karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti berjalan kaki terlalu
jauh.
c. Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis pada fraktur
patologis.
3. Patofisiologi
Fraktur bisa terjadi secara terbuka atau tertutup. Frak tur terbuka terjadi
apabila terdapat luka yang menghubung kan tulang yang fraktur dengan udara luar
atau permukaan kulit, sedangkan fraktur tertutup terjadi apabila kulit yang
menyelubungi tulang tetap utuh. Fraktur terjadi ketika kekuatan ringan atau minimal
mematahkan area tulang yang dilemahkan oleh gangguan (misalnya, osteoporosis,
kanker, infeksi, dan kista tulang) (Andra,2013).
4. Pathways
Trauma
Trauma Kondisi
langsung
tidak patologis
FRAKTUR Pergeseran
frakmen
Perubahan
Diskontinui
jaringan sekitar Nyeri
tas tulang
akut/kroni
Gg.
Integritas edema Memobilisasi
asam lemak
Penekanan
pembuluh darah Bergabung dgn
trombosit meny.
emboli
Perfusi jaringan
tdk efektif Menyumbat
pem.darah
5. Manifestasi Klinis
6. Pemeriksaan Penunjang
7. Komplikasi
a. Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh
dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut atau miring
b. Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus tetapi dengan
kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
c. Nonunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.
8. Penatalaksanaan
1. Pengkajian
a. Data Pasien
b. Keluhan umum. Pasien tidak dapat melakukan perge rakan, merasakan nyeri
pada area fraktur, rasa lemah dan tidak dapat melakukan aktivitas
c. Riwayat kesehatan sekarang. Kapan pasien mengalami fraktur, bagaimana
terjadinya dan bagian tubuh mana yang terkena.
d. Riwayat kesehatan sebelumnya, Apakah pasien pernah mengalami penyakit
tertentu yang dapat mempengaruhi kesehatan sekarang.
e. Riwayat kesehatan keluarga. Apakah anggota keluarga
Pasien memiliki penyakit keturunan yang mungkin akan mempengaruhi
kondisi sekarang.
f. Riwayat psikososial. Konsep diri pasien imobilisasi mungkin terganggu, oleh
karena ini kaji gambaran ideal diri, harga diri, dan identitas diri serta interaksi
pasien dengan anggota keluarga maupun dengan lingkungan tempat
tinggalnya.
g. Aktivitas sehari-hari. Pengkajian ini bertujuan melihat perubahan pola yang
berkiatan dengan terganggunya sistem tubuh serta dampaknya terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar pasien.
h. Pemeriksaan Fisik
1) Kondisi umum. Pasien imobilisasi biasanya meng alami, kelemahan,
kurangnya kebersihan diri dan penurunan berat badan.
2) Sistem Pernapasan. Pengkajian untuk mendeteksi sekret, gerak dada
saat bernapas auskultasi bunyi napas, dan nyeri tekan pada daerah dada
serta frekuensi napas.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
1.Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu(mis.tongkat,
kruk)
2.Fasilitasi
melakukan mobilitas
fisik, jika perlu
Edukasi
2.Anjurkan
melakukan ambulasi
dini
3.Ajarkan ambulasi
yang harus dilakukan
3.
Perfusi Jaringan Setelah dilakukan tindakan Perawatan sirkulasi
Perifer tidak efektif keperawatan 2x24 jam, (I.02079)
berhubungan dengan diharapkan perfusi perifer Observasi
penurunan aliran kembali efektif, dengan
arteri/vena (D.0009) kriteria hasil : 1.Identifikasi faktor
resiko gangguan
a.Edema perifer menurun perifer
Terapeutik
1.Hindari
pengukuran tekanan
darah pada
ekstermitas dengan
keterbatasan perfusi
2.Hindari
pemasangan infus
atau pengambilan
darah di area
keterbatasan perfusi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 november 2022
1. DATA UMUM
a. Identitas pasien
Nama : Ny. P
Umur : 71 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Gergaji I/I 55A Mugasari Jawa Tengah
Diagnosa medis : Susp. Fraktur os Radius
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. A
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Hubungan dengan pasien : anak
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh nyeri post jatuh dari kasur dengan tangan menahan
3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan post jatuh dari kasur dengan posisi tangan
menahan,terasa sangat nyeri.
4. RIWAYAT KESEHATAN LALU
Pasien belum pernah masuk rumah sakit
Pasien memilikitidak memiliki riwayat hipertensi,DM.
Pasien belum pernah jatuh sebelumnya.
Pasien memiliki alergi Penisilin.
Keterangan :
Laki – laki =
Perempuan =
Yang meninggal =
Pasien :
b. Tidak ada riwayat penyakit keluarga.
Keterangan :
Skor 0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung/ tidak mampu
C. Pengkajian Fisik
Keadaan umum : sadar penuh
Tingkat kesadaran : composmetis
Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36 c
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Respirasi : 20x/menit
Nadi :90x/menit
TB : 150 cm
BB : 45 kg
SPO : 95%
1. Kepala : tidak ada benjolan.
a. Rambut : warna putih,tipis,tidak ada ketombe
b. Mata : tidak memakai alat bantu penglihatan,konjungtiva tidak anemis.
c. Hidung : tidak ada sputum,tidak memakai nasal kanul.
d. Telinga : kemampuan mendengar cukup, tidak menggunakan alat bantu pen-
dengaran.
e. Mulut : mukosa bibir lembab.
f. Leher dan tenggorokan : tidak ada benjolan,tidak ada nyeri waktu menelan.
2. Dada dan thorak
a. Tidak ada luka,tidak menggunakan otot bantu pernapasan
b. Paru-paru :
Inspeksi : pengembangan paru simetris
Perkusi : sonor seluruh lapang dada
Palpasi : tidak ada nyeri dada
Auskultasi : suara napas teratur,tidak ada tambahan bunyi napas
(wheezing,ronchi)
c. Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Perkusi :pekak pada area jantung
Palpasi :ictus cordis teraba pada midclavicula isc 4 dan 5
Auskultasi : bunyi jantung lup dup
d. Adomen :
Inspeksi : cekung
Auskultasi : terdengar suara bising usus 12x/menit
Perkusi : tidak ada pembesaran hepar
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Genital dan anus
Tidak terpasang kateter,tidak ada hemoroid.
4. Ekstermitas
a. Kulit berwarna sawo matang,tidak ada edema
b. CRT 2 detik
c. Tidak menggunakan alat bantu.
d. Terpasang infus pada ekstermitas atas sebelah kiri. Tidak ada tanda-tanda in-
feksi pada area tusukan infus,tidak ada nyeri tekan.
5. Kulit
a. Kulit kering berwarna coklat,tidak ada edema,tidak ada luka.
D. Data penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 16 november 2022
Hb : 10.1
Gds : 118
Hbsag : negativ
Ureum : 25 mg/dl
Creatinin : 0.95 mg/dl
Kalium 3.7 meq/L
Natrium 135 meq/L
Chlorida 104 meq/L
Calcium 8.8 mg/dl
b. Rontgen
Tanggal 15 november 2022
Hasil : fraktur os radius 1/3 distal
c. Therapy obat
1. Inj ketorolac 30 mg/jam
2. Inj Omeprazole 1 amp/12 jam
E. Analisa Data
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit (D.0142)
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (D.0080)
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
Implementasi hari-2
Tgl/jam Nyeri akut Implementasi Respon
berhubungan
dengan agen
oecedera
fisik
17/11/2 D.0077 Mengidentifikasi skalaS:
2 nyeri pasien Pasien mengeluh nyeri
09.45 Mengajarkan teknikpost jatuh dari kasur
relaksasi nafas dalam dengan tangan menahan
untuk menurunkan skala P : nyeri timbul pada
nyeri saat bergerak
Q : nyeri cenut-cenut
R : nyeri pada tangan
kanan
S : skala nyeri 3
T : nyeri terus menerus
Setelah dilakukan
relaksasi nafas dalam
pasien merasa rileks
skala nyeri turun
menjadi 2
O:
Pasien tampak meringis
10.00 Memberikan therapi obat S :
melalui injeksi Pasien mengatakan
-Inj ketorolac 30 mg/jam bersedia diberikan
-Inj Omeprazole 1 amp/12 injeksi
jam O:
Pasien kooperatif
Resiko memonitor tanda dan S :
infeksi gejala infeksi Pasien mengeluh nyeri
berhubungan post jatuh dari kasur
dengan dengan tangan menahan
kerusakan O:
integritas Tampak deformitas
kulit pada tangan
(D.0142) kanan,angulasi (+) akral
teraba hangat,tidak ada
kemerahan pada tangan
kanan,psien terpasang
gips
Suhu 36 c
09.45 Ansietas Mengajarkan teknik S:
berhubungan relaksasi napas dalam Pasien mengatakan
dengan Memberikan posisi cemas berkurang dan
krisis nyaman optimis akan sembuh
situasional O:
(D.0080) Pasien tampak rileks
Implementasi hari-3
Tgl/jam Nyeri akut Implementasi Respon
berhubungan
dengan agen
oecedera
fisik
18/11/2 D.0077 Mengidentifikasi skala S:
2 nyeri pasien Pasien mengeluh nyeri
13.30 Mengajarkan teknik post jatuh dari kasur
relaksasi nafas dalam dengan tangan menahan
secara berulang untuk P : nyeri timbul pada
menurunkan skala nyeri saat bergerak
Q : nyeri cenut-cenut
R : nyeri pada tangan
kanan
S : skala nyeri 3
T : nyeri terus menerus
Setelah dilakukan
relaksasi nafas dalam
pasien merasa rileks
skala nyeri turun
menjadi 2
O:
Pasien tampak meringis
21.00 Memberikan therapi obat S :
melalui injeksi Pasien mengatakan
-Inj ketorolac 30 mg/jam bersedia diberikan
-Inj Omeprazole 1 amp/12 injeksi
jam O:
Pasien kooperatif
Resiko memonitor tanda dan S :
infeksi/d gejala infeksi Pasien mengeluh nyeri
kerusakan post jatuh dari kasur
integrasi dengan tangan menahan
kulit O:
(D.0142) Tampak deformitas
pada tangan
kanan,angulasi (+) akral
teraba hangat,tidak ada
kemerahan pada tangan
kanan,terpasang gips
Suhu 36 c
I. EVALUASI
3 17/11/2 D.0080 S:
2 Pasien mengatakan cemas berkurang dan
optimis akan sembuh
O:
Pasien tampak rileks
A : ansietas teratasi
P : hentikan intervensi
1 18/11/2 D.0077 S:
2 Pasien mengeluh nyeri post jatuh dari kasur
dengan tangan menahan
P : nyeri timbul pada saat bergerak
Q : nyeri cenut-cenut
R : nyeri pada tangan kanan
S : skala nyeri 3
T : nyeri terus menerus
Setelah dilakukan relaksasi nafas dalam
pasien merasa rileks skala nyeri turun
menjadi 2
O:
Pasien tampak meringis
A : nyeri akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Edukasi pasien untuk
melakukan teknik non far-
makologis untuk menu-
runkan nyeri secara
mandiri
2 18/11/2 D.0142 S:
2 Pasien mengeluh nyeri post jatuh dari kasur
dengan tangan menahan
O:
Tampak deformitas pada tangan
kanan,angulasi (+) akral teraba hangat,tidak
ada kemerahan pada tangan kanan,terpasang
gips
Suhu 36 c
A : resiko ingfeksi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Ajarkan pasien untuk
mendeteksi tanda gejala
infeksi secara mandiri
BAB IV
PENUTUP