Oleh :
Puspita Restu Mahalia
222310101045
Seorang wanita usia 38 tahun datang dengan keluhan nyeri pantat unilateral yang konstan
disertai penjalaran pada tungkai dan mengalami perburukan nyeri jika dilakukan perubahan
posisi tertentu, memiliki skala nyeri 8/10, tanpa disertai baal, kelemahan satu sisi, riwayat
makrotrauma maupun tumor sebelumnya. Pemeriksaan klinis ditemukan trigger point
piriformis positif dan minimal 2 uji provokatif berupa flexion adduction internal rotation
(FAIR), Freiberg, Pace, dan Beatty positif. Elektrodiagnostik dilakukan untuk
menyingkirkan adanya radikulopati lumbal atau pleksopati, pasien dilakukan blok
diagnostik dengan kombinasi anestetik lokal dan kortikosteroid dipandu ultrasonograf
(USG) dan menghasilkan pengurangan skala nyeri signifkan menjadi 2-3/10. Namun
demikian, pasien mengalami kekambuhan nyeri intensitas berat (NRS 8-10/10) pada sisi
yang sama kurang dari seminggu pascainjeksi. Selanjutnya, dengan persetujuan pasien,
dilakukan pemberian injeksi 100U BTX-A intramuskular otot piriformis dengan panduan
USG dan didapatkan penurunan skala nyeri yang besar.
Judul Praktikum : Pemberian Obat Melalui Injeksi Intramuskular pada Pasien
Sindrom Piriformis Rekuren dengan Obat Toksin Botulinum-A (100U BTX-A)
Tujuan Praktikum : Memberikan obat dalam jumlah yang lebih besar dari subkutan
dan memberikan obat dengan absorpsi yang lebih cepat dibandingkan melalui subkutan.
Indikasi :
1. Klien yang tidak bisa mendapatkan medikasi oral
2. Pemberian obat-obatan yang dapat terganggu absorpsinya oleh cairan lambung atau
saluran cerna.
Kontraindikasi :
1. Klien dengan gangguan mekanisme koagulasi
2. Klien dengan penyakit sumbatan pembuluh darah perifer, edema, shock
3. Setelah klien mendapatkan terapi trombolik
4. Selama periode infark miokard akut
Persiapan :
2. Persiapan pasien
Hasil :
Hasil setelah dilakukan injeksi : Terjadi penurunan skala nyeri menjadi 3/10 dari 8-
10/10 dan nyeri tidak merasakan nyeri selama 18 bulan pasca injeksi.
Respon Subyektif Pasien setelah diberikan injeksi : Pasien tidak terlalu merasakan
nyeri dengan skala nyeri 3/10 hingga 18 bulan setelah dilakukan injeksi
Berikut data subjektif dan objektif pasien sebelum dan sesudah dilakukan injeksi:
1. Data Subjektif
1. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan lalu siapkan alat dan bahan
2. Cek label obat dengan catatan pengobatan, ambil Obat Toksin Botulinum-A
dengan dosis 100U BTX-A Tentukan area yang akan diinjeksi dan lakukan
inspeksi terhadap area injeksi, letakkan obat dalam bak injeksi
7. Pegang spuit diantara ibu jari dan jari telunjuk dengan tangan dominan,
pegang dengan telapak tangan kebawah pada sudut 9- derajat terhadap tempat
injeksi
8. Tempatkan tangan non dominan pada tempat injeksi dan regangkan kulit
untuk membuatnya tegang. Injeksikan jarum secara lembut dan cepat
kedalam otot pada sudut 90 derajat
9. Pegang bagian ujung bawah badan spuit sampai ujung pengisap dengan
tangan tidak dominan lalu lakukan aspirasi. Apabila tidak ada darah
maka injeksikan obat perlahan lahan dengan kecepatan 10 detik/ml.
namun apabila ada darah saat aspirasi, lepas jarum dan buang obat lalu
mulai prosedur dari awal
10. Tarik jarum spuit dengan lembut tapi cepat dengan sudut 90
derajat. Usapkan swab alcohol dengan perlahan ditempat injeksi
lalu lakukan penekanan perlahan.
11. Tutup jarum dengan satu tangan dan letakkan pada bengkok lalu buang ke
tempat sampah khusus
Siahaan YMT, Ketaren RJ, Hartoyo V, Tiffani P. The Predisposing Factors of Piriformis Syndrome:
Study in a Referral Hospital. MNJ. 2019; 5(2): 76-9.
Wardoyo, A. vivaldi, Kurniawati, E., & ... (2022). Pengaruh Pemberian Injeksi
Intramuskular Sel Punca Mesenkimal Tali Pusat Manusia terhadap Gambaran
Histopatologi Hati Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Profession Journal of 12, 88–94.
http://journalofmedula.com/index.php/medula/article/view/406%0Ahttps://journalof
medula.com/index.php/medula/article/download/406/307